Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asti Rahmawati
"Daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) mengandung senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas penumbuh rambut. Fitosom merupakan suatu sistem pembawa yang mengandung fitokonstituen bioaktif dari ekstrak tanaman yang dikelilingi dan diikat oleh lipid. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat dan memperoleh karakteristik fitosom yang terbentuk melalui metode hidrasi lapis tipis serta untuk memformulasikan dan menguji stabilitas fisik dari sediaan gel fitosom yang mengandung fraksi etil asetat daun mangkokan dengan konsentrasi yang bervariasi, yaitu 1%, 0,5% dan 0,25%. Pembuatan fitosom dengan perbandingan fraksi etil asetat dan fosfatidilkolin sebesar 1 : 2 menunjukkan nilai efisiensi penjerapan sebesar 74,37% dengan nilai distribusi ukuran partikel sebesar 335,4 nm, nilai polidispersitas sebesar 0,252 dan nilai potensial zeta sebesar -3,50 mV. Selanjutnya dilakukan uji stabilitas fisik terhadap gel fitosom yang dilakukan selama 8 minggu dengan uji stabilitas dipercepat. Hasil uji stabilitas menunjukkan bahwa gel dengan konsentrasi fitosom sebesar 0,5% terbukti paling stabil dalam berbagai suhu penyimpanan dan cycling test.

Nothopanax scutellarium leaves contains flavonoid compounds which have hair growth activity. Phytosome is a carrier system which contains bioactive phytoconstituent of plant extract which surrounded and bonded by lipid. The aims of this research were to make and obtain phytosome characteristic which formed by thin layer hydration method and to formulate and examine the physical stability of phytosome gel containing ethyl acetate fraction of Nothopanax scutellarium with various concentration, that is 1%, 0,5% and 0,25%. Phytosome formulation by ethyl acetate fraction and phosphatydilcholine ratio was 1 : 2 indicated the entrapment efficiency value 74,34% with particle size distribution value 335,4 nm, polidispersity index 0,252 and zeta potential value -3,50 mV. Subsequently physical stability test was performed for phytosome gel during 8 weeks with accelerated stability test. The result of stability test indicated that gel with 0,5% phytosome concentration proved to be the most stable in various temperature storage and cycling test."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Rahmawati
"Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas pelaksanaan penyelenggaraan dan pengembangan upaya kesehatan. Suku Dinas Kesehatan Kota memiliki tugas pokok untuk melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap pelayanan kesehatan, termasuk sarana pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan. Apoteker memiliki peran dan fungsi di Suku Dinas Kesehatan yang berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman dan aplikasi mengenai kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian sarana pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan, khususnya untuk pelaksanaan teknis kefarmasian. Untuk dapat menjalankan seluruh tanggung jawab Apoteker di Instansi Pemerintahan, seorang Calon Apoteker perlu dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman mengenai profesinya, salah satunya melalui pelaksanaan Praktek Kerja Profesi. Tujuan utama dalam praktek kerja profesi calon Apoteker adalah agar mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab Apoteker di salah satu instansi pemerintahan, yaitu Suku Dinas Kesehatan. Penulis melakukan praktek kerja profesi di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat selama 3 minggu pada program Farmasi, Makanan dan Minuman. Kesimpulan dari praktek kerja profesi Apoteker di Suku Dinas Kesehatan Kota Adminitrasi Jakarta Barat ini adalah memahami peran dan tanggung jawab Apoteker dalam melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian sarana farmasi, makanan dan minuman di wilayah Jakarta Barat serta melakukan pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan pakai habis.

Government and Local Government is responsible for health execution and development. Suku Dinas Kesehatan Kota has a fundamental duty carry out health care development, supervision and control, including health care facilities and health care provider. Pharmacist has role and function at Suku Dinas Kesehatan related to knowledge, comprehension and application for development, supervise and control health care facilities and health care provider, especially for pharmaceutical care. To be able to undertake all of the Pharmacist responsibilities at Government agency, a Pharmacist candidate need to be provided with knowledge and comprehension about this responsibilities through internship activities. The internship main purpose to understand Pharmacist role, duties, and responsibilities at one of government agencies, such as Suku Dinas Kesehatan. The author has undertook the internship at Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat for 3 weeks, in Pharmacy, Food and Beverages program. The conclusion from the intership is understand Pharmacist role and responsibilities in development, supervise and control Pharmacy, Food and Beverages facilities at Jakarta Barat, and also perform drug and medical supplies management.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Rahmawati
"ABSTRAK
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, di bidang kefarmasian telah terjadi pergeseran orientasi pelayanan kefarmasian dari pengelolaan obat sebagai komoditi kepada pelayanan yang komprehensif. Hal ini berarti peran Apoteker tidak saja sebagai pengelola obat namun dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Oleh sebab itu, setiap calon Apoteker perlu dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman, salah satunya dengan praktek kerja profesi. Tujuan utama dalam praktek kerja profesi calon Apoteker di Apotek adalah untuk mengetahui dan memahami peran serta tanggung jawab Apoteker di Apotek. Penulis melakukan praktek kerja profesi di Apotek Hidup Baru, Gandaria Utara, Jakarta Selatan selama 5 minggu, sebagai Apoteker Pendamping (Aping). Kesimpulan dari praktek kerja profesi di Apotek Hidup Baru ini dapat dipahami bahwa seorang Apoteker di sebuah Apotek memiliki peran dan tanggung jawab dalam seluruh pelayanan kefarmasian yang meliputi kegiatan yang bersifat non teknis kefarmasian, seperti keuangan dan manajerial, serta pelayanan farmasi klinik berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

ABSTRACT
Pharmacy is one of pharmaceutical care facilities for Pharmacist undertake pharmaceutical practice. In line with the development of science and technology, in the field of pharmacy has been a shift in the orientation of pharmaceutical care from medicine management as a commodity to a comprehensive care. It shows that Pharmacist role not only as medicine manager, but have to improve knowledge, skills and behavior in order to permit interaction with patient directly. Therefore, a Pharmacist candidate needs provided with knowledge and experiences, one of them is internship. The main purpose internship at Pharmacy to learn and understand about Pharmacist roles and responsibilities at Pharmacy. The author has undertook the internship at Apotek Hidup Baru, Gandaria Utara, Jakarta Selatan for 5 weeks, as Apoteker Pendamping (Aping). The conclusion from this internship at Apotek Hidup Baru could be understand that a Pharmacist at Pharmacy has roles and responsibilities with the overall pharmaceutical care which consist of non- pharmaceutical activities, such as finance dan managerial, and clinical pharmaceutical care based on applicable legislation."
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Rahmawati
"ABSTRAK
Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. CPOB adalah cara pembuatan obat yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunaannya. Terkait dengan pentingnya pelaksanaan CPOB dalam suatu Industri Farmasi, Apoteker merupakan salah satu komponen penting dalam pengembangan produk obat yang memenuhi syarat khasiat, mutu dan keamanan yang baik. Oleh sebab itu, setiap calon Apoteker perlu dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman, salah satunya dengan praktek kerja profesi. Tujuan utama dalam praktek kerja profesi calon Apoteker adalah untuk mengetahui dan memahami peran serta tanggung jawab Apoteker di Industri Farmasi. Penulis melakukan praktek kerja profesi di GlaxoSmithKline Indonesia, Pulogadung, selama 8 minggu pada Departemen Pengawasan Mutu. Kesimpulan dari praktek kerja profesi Apoteker di industri ini dapat dipahami bahwa peran utama seorang Apoteker pada bagian pengawasan mutu, yaitu menyetujui dan menolak pelulusan bahan baku dan bahan pengemas; memastikan bahwa seluruh pengujian yang diperlukan telah dilaksanakan; memberi persetujuan terhadap spesifikasi, petunjuk kerja pengambilan sampel, metode pengujian dan prosedur pengawasan mutu lain; pelaksanaan uji stabilitas, penyimpanan retained sample serta terlibat dalam penyelesaian masalah-masalah terkait mutu produk.

ABSTRACT
Pharmacy industry is a corporante which has license from Health Ministry for doing drug or raw material manufacturing. GMP is a drug manufacturing guidelines which has purpose to ensure drug quality conform with the standard and the indication. As the importance of GMP implementation in pharmacy industry, Pharmacist is one of the keys in product development which comply with the indication, quality and safety. Therefore, Pharmacist candidate needs provided with knowledge and experiences, one of them is internship. The main purpose in this internship to learn and understand about Pharmacist responsibility in Pharmacy Industry. The author has undertook the internship at GlaxoSmithKline Indonesia, Pulogadung site, for 8 weeks in Quality Control Department. The conclusion from this internship at Pharmacy Industry could be understand that main Pharmacist role in Quality Control are approve and reject raw material and packaging material; ensure all of the required testing has been carried out; give approval against the specifications, sampling procedure, analysis method and another quality control procedures; stability testing; retained sample storage and get involved in quality product problem solving."
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library