Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astrid Yunita
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikinerjaDokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) sebagai staf pengajar oleh peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada bulan Januari hingga Juni 2013 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode Desain penelitian ini adalah potong lintang menggunakan kuesioner yang sudah divalidasi, dengan responden peserta PPDS di ruang rawat, poliklinik, dan instalasi gawat darurat Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM pada bulan Januari - Juni 2013. Hasil Penelitian ini menghasilkan 131 kuesioner yang diisi oleh 40 peserta PPDS. Sebanyak 58.78% responden menyatakan kinerja DPJP sebagai pembimbing sudah baik, sementara 46.56% menyatakan fungsi DPJP sebagai pendidik sudah sangat baik. Terdapat hubungan antara lamanya DPJP menjadi konsultan dengan kinerja DPJP, bahwa DPJP yang menjadi konsultan kurang atau sama dengan 10 tahun dinilaimemilikikinerja lebih baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara cara komunikasi langsungdan sering dengan kinerja DPJP yang sangat baik. Faktor lain yang dinilai pada penelitian ini, yaitu tahap PPDS, tempat penugasan DPJP, dan jabatan DPJP tidak menunjukkan hubungan yang bermakna. Kesimpulan Secara keseluruhan, dari ketiga fungsinya, kinerja DPJP dinyatakan baik. Hasil ini dinilai dari 2 sisi yaitu dari faktor DPJP maupun faktor PPDS, dan diketahui bahwa kinerja DPJP dipengaruhi oleh lamanya menjadi konsultan, dan juga intensitas dan cara diskusi dengan PPDS. ......Objective To assess the performance of Doctors-In-Charge of Patients (DICPs) as teaching staffby doctors enrolling in the Specialty Doctor Education Program (PPDS) in The Department of Obstetrics and Gynecology of Ciptomangunkusumo Hospital during the period of January to June 2013 as well as to explore the factors influencing their performance. Study design It is a cross-sectional study using a validated-questionnaire. Respondents of the study are doctors enrolling in the Specialty Doctor Education Program (PPDS) or generally referred to as residents in the inpatient rooms, outpatient clinic and emergency department of the Department of Obstetrics and Gynecology of Ciptomangunkusumo Hospital (RSCM) on January - June 2013. Results The study outcome was 131 questionnaires filled by 40 residents. The result showed that 58.78% of respondents stated that the performance of DICP as a counselor had been good, while 46.56% stated that DICP’s function had been very good. There was a relationship between the duration of DICP’s role as consultants with their performance, in which DICPs who had been consultants for 10 years or less were assessed to have better performances. There was also a significant relationship between the communication methodand frequency of DICPs and their performance. Other factors assessed are resident’s level of PPDS education, point of DICP’s assignment, and job position of DICPs did not show significant relationship. Conclusion Among its three functions, DICPs’ performance was considered as good. The result was assessed from two sides, including DICP factors and residents’ factors, and it was known that the performanceof DICP was influenced by the duration of their role as consultants; and their intensity of interaction and way of discussions with their residents.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Yunita
Abstrak :
Inkontinensia urin tekanan sering ditemukan padakehamilan dengan prevalensi tertinggi pada empat minggu terakhir kehamilan. Diketahui bahwa kelemahan otot dasar panggul merupakan salah satu penyebab inkontinensia urin tekanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekuatan otot dasar panggul dengan inkontinensia urin tekanan pada perempuan hamil trimester ketiga akhir, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan melibatkan perempuan hamil 36-40 minggu di poli Obstetri dan Ginekologi RSUK TebetJakarta. Data yang diperoleh berupa hasil anamnesis, Questionnaire for Urinary Incontinence Diagnosis QUID , pemeriksaan fisik, perineometer, dan tes batuk. Sampel berjumlah 142 orang dengan 54,2 diantaranya mengalami inkontinensia urin tekanan. Diketahui bahwa kekuatan otot dasar panggul dan taksiran berat janin memiliki perbedaan bermakna dengan inkontinensia urin tekanan p = 0,002, < 0,001, secara berurutan . Uji multivariat menunjukkan bahwa kekuatan otot dasar le; 25,5 cmH2O panggul dan TBJ ge; 3.100 gram paling mempengaruhi kejadian inkontinensia urin tekanan OR = 2,52, p= 0,021 dan OR = 3,34, p= 0,001, secara berurutan . Uji probabilitas menunjukkan bahwa apabila TBJ >3.100 gram dan kekuatan otot dasar panggul
Stess urinary incontinence is the most frequent found during pregnancy with the highest prevalence in the last four weeks of pregnancy. It is known that weaken pelvic floor muscle is one of the causes of stress urinary incontinence. This study aims to know the relationship between the strength of pelvic floor muscle and stress urinary incontinence in late third trimester of pregnancy and its associated factors.A cross sectional study was conducted involving women with 36 until 40 weeks of pregnancy at Obstetric and Gynecology clinic of Tebet Subdistrict Hospital, Jakarta. Collected data included medical interview, Questionnaire for Urinary Incontinence Diagnosis QUID , physical examination, perineometer, and cough test. Among 142 samples, 54.2 had stress urinary incontinence. Discovered that pelvic floor muscle, and estimated fetal weight had significant differences with SUI p 0.002, 0.001, respectively . Multivariate analysis showed the strength of pelvic floor muscle le 25.5 cmH2O , and EFW ge 3,100 gram were the most influenced factors for SUI OR 2.52, p 0.021 dan OR 3.34, p 0.001, respectively . The likelihood of SUI was 75.39 if the strength of PFM was le 25.5 cmH2O,and EFW ge 3,100 gram. Weaken pelvic floor muscle, and EFW were the factors influencing SUI.
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Yunita
Abstrak :
ABSTRAK
Inkontinensia urin tekanan sering ditemukan padakehamilan dengan prevalensi tertinggi pada empat minggu terakhir kehamilan. Diketahui bahwa kelemahan otot dasar panggul merupakan salah satu penyebab inkontinensia urin tekanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekuatan otot dasar panggul dengan inkontinensia urin tekanan pada perempuan hamil trimester ketiga akhir, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan melibatkan perempuan hamil 36-40 minggu di poli Obstetri dan Ginekologi RSUK TebetJakarta. Data yang diperoleh berupa hasil anamnesis, Questionnaire for Urinary Incontinence Diagnosis QUID , pemeriksaan fisik, perineometer, dan tes batuk. Sampel berjumlah 142 orang dengan 54,2 diantaranya mengalami inkontinensia urin tekanan. Diketahui bahwa kekuatan otot dasar panggul dan taksiran berat janin memiliki perbedaan bermakna dengan inkontinensia urin tekanan p = 0,002, < 0,001, secara berurutan . Uji multivariat menunjukkan bahwa kekuatan otot dasar le; 25,5 cmH2O panggul dan TBJ ge; 3.100 gram paling mempengaruhi kejadian inkontinensia urin tekanan OR = 2,52, p= 0,021 dan OR = 3,34, p= 0,001, secara berurutan . Uji probabilitas menunjukkan bahwa apabila TBJ >3.100 gram dan kekuatan otot dasar panggul ABSTRACT
Stess urinary incontinence is the most frequent found during pregnancy with the highest prevalence in the last four weeks of pregnancy. It is known that weaken pelvic floor muscle is one of the causes of stress urinary incontinence. This study aims to know the relationship between the strength of pelvic floor muscle and stress urinary incontinence in late third trimester of pregnancy and its associated factors.A cross-sectional study was conducted involving women with 36 until 40 weeks of pregnancy at Obstetric and Gynecology clinic of Tebet Subdistrict Hospital, Jakarta. Collected data included medical interview, Questionnaire for Urinary Incontinence Diagnosis QUID , physical examination, perineometer, and cough test. Among 142 samples, 54.2 had stress urinary incontinence. Discovered that pelvic floor muscle, and estimated fetal weight had significant differences with SUI p = 0.002, < 0.001, respectively . Multivariate analysis showed the strength of pelvic floor muscle le; 25.5 cmH2O , and EFW ge; 3,100 gram were the most influenced factors for SUI OR = 2.52, p = 0.021 dan OR = 3.34, p = 0.001, respectively . The likelihood of SUI was 75.39 if the strength of PFM was le; 25.5 cmH2O,and EFW ge; 3,100 gram. Weaken pelvic floor muscle, and EFW were the factors influencing SUI.
2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library