Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widya Ayu Puspita
"Sejalan dengan gencarnya isu reformasi, desentralisasi dalam bcntuk otouomi
daerah menj adi tuntutan banyak pihak_ Pada akhirnya, pemberlakuan otonomi daerah ini
akan membawa dampak hagi bidang kesehatan, yang sa\ah satunya adalah Puskesmas.
Maka dari itu, mengantisipasi kemungkinan timbulnya masalah yang lebih besar,
Puskesmas diarahkan menj adi unit swadana daerah.
Berkaitan dengan hal di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengidentiiikasi
transformasi Puskesmas Swadana, dengan fokus kajian pada proses perencanaan dan
pengeiolaan penerimaan fungsionnl pada Puskcsmas Swadana di DK] Jakarta, tepatnya
di Puskesmas Kecamatan Tebet dan Jatinegam. Proses perencanaan dan pengclolaan
pcnerimaan fungsional ini akan dibandingkan secara vertikal dan horisontal
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan menggmmakan pendekatan
kualitatif Data diperoleh melalui observasi, penelusuran data sekunder, dan wawanoara
mendalam dengan 10 [nforman di Puskesmas Kecamatan Tebet dan 6 informan di
Puskesmas Kecamatan Jatinegnra. Informan ini adalah orang-orang yang berkepentingan
dan memahami proses pembahan yang texjadi di kedua Puskesmas ini ketika menjadi
Puskesmas Swadana - meskipun dalam SK Gubemur No. 39 Tahun 2000 masih disebut
sebagai uji coba unit swadana daerah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara persamaan antara sebelum
dan sesudah swadana adalah proses perencanaan mengikuti tahapan-tahapan mulai dad
analisis situasi sampai pada penyusmman rencana operasional dan sumber peneximaan fungsional berasal dan reuibusi pasien. Sementara ing perbedaan antara sebelum dan
sesudah menjadi Puskesmas Swadana antara lain bahwa setelah menjadi Puskesmas
Swadana terdapat kemandirian dalam proses percncanaan (bottom up planning;
integrated planning with budgetting dan target-based budgettfng), pengelolaan 100%
penerimaan fimgsional, berlaku reward system, kapasitas sumber daya manusia
diperhatikan, dan perubahan struktur organisasi yang lebih disesuaikan dengan
kebutuhan, dibandingkan bila sebelum swadana, tidak ada kemandirian dalam proses
perencanaan (top dawn planning, _fragmented planning with budgetting dan budget-
based activities), tidak memiliki wewenang dalam xnengelola penerimaan fmmgsional
(l00% disetor kc kas daerah), tidak berlaku reward system secara jelas, pautisipasi staf
rendah dan struktur organisasi sama dengan struktur organisasi Puskesmas lainnya di
Indonesia.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa di antara kedua Puskcsmas swadana
jugs mcmiliki persamaan mendasar, antara lain kemandirian proses perencanaan
(bottom up planning, integrated planning with budgetting target-tiased activities),
pengelolaan pcnerimaau imgsional (sistem sam pintu, transparan, ada kriteria
pexnbagian insentif), proses dimulainya keswadanaan (1 April 2000), legal aspect (SK.
Gubernur No. 39 Tahun 2000) dan tahapan-tahapan yang dilalui untuk mcnjadi
Puskesmas Swadana (tahap intemal dan ekstemal). Sementara itu, perbedaannya terletak
pada optimalisasi partisipasi staf pada proses permcanaan (tinggi vs. cukup tinggi,
teamwork solid vs. kurang solid, dukungan tinggi vs. rendah, manajemen partisipatif vs.
representative), pola dalam pengelolaan pcnedmaan fungsional (sentralistik vs_
desentralistik), kedisiplinan staf (ketat vs. longgar, sistem amano vs. absen tertulis),
teknik pencatatan keuangan (komputerisasi vs manual), proses keswadanaan (sudah slap
sebelumnya vs. bclum begitu siap sebelumnya), perubahan (segmental vs. mcnyeluruh),
serta pola pembagian insentif Pada dasamya, Puskesmas Swadana membawa banyak
manfaat, - texutama bagi peningkatan kemandirian dan mutu pelayanan -, sehingga dapat
dikembangkan lcbih lanjut pada masa mendatang.

Abstract
Reformation issues has pointed desentralization willing in an district
autonomous type being larger. At last, this district autonomous will bring some impacts
to health sector, like public health centre. Therefore, to anticipate the bigger problems,
public health centre is directed to self financed organization.
This research aims at identifying self financed public health centre
transformation, focused at planning and revenue management process. This reaserch is
located at self financed public health centre in Jakarta, those are Tebet and Jatinegara.
Both of process will be compared lvertically and horizontally.
This research is case study with qualitative approach It used observation,
secondary data collection, and indepth interview to collect data. Indepth interview was
conducted with ten informants in Tebet Public Health Centre and six informants in
Iatinegara Public Health Centre. They were chosen because they had been considered
lmow well about the process explored. For information, these Public Health Centres is
called self iinanced, although the Decree of District Government is still in the process.
The results show that generally, there are the some processes that similar before
and afier become self financed public health centre, they are 1). Planning process
follows the same steps from situational analysis to plan of action arrangement and 2).
The revenue is gotten hom patients retribution. The diierences are that alter become an
self financed organization their planning process use bottom up planning approach more,
integrated planning with budgetting and target-based budgetting, 100% of their revenue is managed by themselves, reward system, care of human resources capability, and the
change of organizational structure is suitable with the needs. Before become a self
financed organization, their planning are dominated by top down planning approach,
fiagmented planning with hudgetting and budget-based activities, have no authority to
managed their own revenue (I00% is given to the district government), there are no
clear reward system, lower staffs participation and the same of organizational structure
with another public health centre in Indonesia.
Beside that, the result also shows that between them have the basic same,
comprises of planning process (bottom up planning, integrated planning with budgetting,
target based activities, revenue management (a door, more transparant, using incentive
criterions), the beginning of self financed process (1 ? of April 2000), legal aspect
(District Govemment No. 39/2000) and the stage (intern and extern stage). The
diEerencess between them are optirnalization of staifs participation in planning process
(higher vs. lower, solid teamwork vs. not, higher support vs. lower, participative vs.
representative management), revenue management form (sentralized vs. decentralized),
staH`s discipline (higher vs. lower, amano va manual), financial recording and reporting
system (computerized vs. manually), self Hnanced process (ready vs. not ready),
gradation of change (segmental- vs comprehensive) and reward system formula.
Basically, the change being self financed public health centre is very useiiill., - mainly to
increase their autonomy and quality of care - , so that can be developed more in the
future."
Universitas Indonesia, 2001
T5640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Puspita
"Skripsi ini meneliti mengenai motivasi tanggungjawab sosial perusahaan (TSP) pada PT Telekomunikasi Selular. Tujuan penelitian adalah untuk melihat motivasi kegiatanTSP dan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan TSP di Telkomsel. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data studi literatur dan wawancara.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa motivasi pelaksanaan TSP di Telkomsel mengalami perubahan dari tahapan karikatif menuju filantropis. Selain itu, pelaksanaan TSP juga dipengaruhi oleh faktor sekedar basa-basi dan keterpaksaan, upaya pemenuhan kewajiban dan adanya internal driven. Pelaksanaan TSP di Telkomsel dipengaruhi oleh keputusan Direksi. Untuk itu, saran dari penelitian ini adalah pembuatan kebijakan perusahaan mengenai pelaksanaan TSP dan pembentukan divisi TSP yang bertanggungjawab ke Direksi.

The focus of this study is to describe motivation of the implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) at PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). The purpose is to describe motivation of CSR program and influence factor during the CSR implementation program at Telkomsel. The data were collected by literature study and means of interview.
The output showed that implementation CSR have moved on from charity to philantropy phase. Implementation CSR also influenced by responsibility, and internal driven. Implementaton of CSR based on Director?s decision. This research suggest that Telkomsel must have a CSR policy and CSR division that responsible directly to Director."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Ayu Puspita
"Penelitian ini membahas persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan di Peprustakaan Ali Alatas Kementerian Luar Negeri RI. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei. Dimensi kuesioner untuk mengetahui persepsi pemustaka adalah dengan mengukur persepsi terhadap layanan perpustakaan, persepsi terhadap koleksi perpustakaan, persepsi terhadap sumber daya manusia perpustakaan,dan persepsi terhadap gedung dan fasilitas.
Hasil penelitian menyatakan bahwa 30 responden berpersespi baik, dengan nilai 2,94, terhadap keseluruhan layanan perpustakaan di Perpustakaan Ali Alatas berdasarkan pada penghitungan yang dilakukan. Persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan adalah baik dengan nilai 2,79, persepsi pemustaka terhadap koleksi perpustakaan adalah baik dengan nilai 2,78, persepsi pemustaka terhadap sumber daya manusia adalah sangat baik dengan nilai 3,28, dan persepsi pemustaka terhadap gedung dan fasilitas perpustakaan adalah baik dengan nilai 2,9.

This study discusses library users’ perception of library services at Ali Alatas Library of Ministry of Foreign Affairs of Republic of Indonesia. This research is quantitative research by using survey method. The dimension of questionnaire is to know library users perception by measuring perception of library services, library collection,human sources at library, and perception of its building and facilities.
The result of this research states that 30 respondens have good perception, with score 2,94, to overall library services at Ali Alatas Library based on calculation done. Users perception of library services is good with score 2,79, users perception of library collection is good with score 2,78, users perception of human sources at library is very good with score 3,28, and users perception of its’ building and facilities is good with score 2,9.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayu Puspita
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh merek kota city branding ldquo;Jogja Istimewa rdquo; terhadap minat berkunjung kembali revisit intention wisatawan mancanegara padaYogyakarta. Penelitian ini menggunakan mixed method. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 wisatawan mancanegara yang berusia 18 tahun keatas, yang pernah mengunjungi Jogja minimal satu kali kunjungan. Metode penelitian penerikan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling, dengan teknik purposive. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner dan juga wawancara dengan stakeholder pariwisata untuk mendapatkan perspektif lain. Data dianalisis menggunakan regresi linear. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa city branding memiliki pengaruh terhadap revisit intention sebesar 88,1 dan sisanya sebesar11,9 dipengaruhi oleh faktor lain, seperti kepuasan saat berlibur dan ingin mengenang kenangan saat berlibur, hasil wawancara menunjukkan bahwa merek kota ldquo;Jogja Istimewa rdquo; dipilih karena sesuai dengan visi misi Yogyakarta dan menggambarkan keaadan kota yang sebenarnya.

ABSTRAK
This research aims to analyze the relationship between city branding factors to tourists revisit intention to visit Jogja, with city branding as the independent variable, and revisit intention as the dependent variable. The sample in this study were 100 foreign tourists aged 18 and over, who have visited Yogyakarta minimum once. The method used is non probability sampling, and purposive sampling techniques. The relationship between variables was using path analysis and SPSS software. The author developed a questionnaire to get the primary data and also conducted interview with the tourism stakeholders to get the different perspective.The results of this study indicate that city branding has an influence on revisit intention amounted to 88.1 and the remaining 11.9 is influenced by other factors, such as satisfaction while on vacation and to remembering the memories."
2017
S67061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Ayu Puspita
"ABSTRAK
Kebijakan sistem zonasi digunakan dalam proses penyeleksian penerimaan peserta didik baru (PPDB) untuk jenjang pendidikan SMP dan SMA yang diselenggarakan oleh negara. Tujuan kebijakan ini sebagai upaya pemerintah dalam melakukan pemerataan pendidikan di Indonesia untuk menghapus stigma eklusivitas sekolah unggulan dan sekolah non-unggulan. Dalam pelaksanaan penerimaan peserta didik baru tahun 2017 dan tahun 2018 masih ditemukan tindak kejahatan; tindak jual-beli kursi, kasus pungutan liar dan kasus pemalsuan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang baru muncul sejak diterapkan PPDB sistem zonasi. Dalam penulisan ini menggunakan Routine Activity Theory untuk mengidentifikasi dan menganalisis bagaimana peluang membentuk beberapa kasus kejahatan dalam proses pelaksanaan PPDB. Pengumpulan data diperoleh dari berbagai sumber laporan dan berita, serta wawancara. Hasil penelitian ditemukan bahwa peluang kejahatan terbentuk akibat rentannya target, para pelaku yang termotivasi untuk melakukan tindak kejahatan dan lemahnya pengawasan yang cakap.

ABSTRACT
The school zoning system policy is applied in the process of selecting new student admissions (PPDB) for the level of junior and senior high school education held by the state. The purpose of the school zoning system is one of the government efforts inequitable education in Indonesia to eliminating the stigma of exclusivity in schools. In the implementation of new student admissions in 2017 and 2018, crimes are still found; seat purchases, extortion, and relief letter for students from disadvantaged families (SKTM) Forgery that has emerged since the PPDB zoning system were implemented. This writing is using the Routine Activity Theory to identify and analyze how opportunities form several criminal cases in the process of implementing PPDB. Data collection is obtained from various sources of reports and news, as well as an interview. The result found that chances of crime formed are due to the vulnerability of the targets, the motivated offenders who willing to commit crimes and lack of capable guardians."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Puspita
"Penelitian ini menyajikan kondisi keterikatan kerja di kalangan tenaga kesehatan di pulau Jawa dan Bali dalam melakukan pekerjaannya. Keluhan yang ditujukan kepada tenaga kesehatan atas kurangnya pelayanan yang diberikan di fasilitas kesehatan di tujuh provinsi pada pulau Jawa dan Bali. Penelitian ini akan membahas beberapa variabel yang mempengaruhi keterikatan kerja tenaga kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode empiris untuk melihat pengaruh kepemimpinan transformasional pimpinan fasilitas kesehatan, modal psikologis tenaga kesehatan, dan kondisi mindfulness tenaga kesehatan dalam melakukan pekerjaannya, yang mana variabel-variabel tersebut dikaitkan dengan mediator kepuasan kerja. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner  dan didapatkan 495 responden. Namun data yang dapat digunakan adalah sebanyak 429 sampel akibat adanya data yang tidak sempurna sehingga tidak dapat digunakan dalam penelitian. Data yang terhimpun dianalisis menggunakan metode Covariance-Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) dengan aplikasi LISREL 8.8. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara variabel-variabel tersebut dengan keterikatan kerja petugas kesehatan. Temuan ini dapat digunakan untuk meningkatkan keterikatan kerja mereka dengan mengeksplorasi lebih dalam penggunaan kepemimpinan transformasional, modal psikologis, dan mindfulness yang mengarah pada kepuasan kerja dan pada akhirnya meningkatkan keterikatan tenaga kesehatan itu sendiri dan layanan yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan job satisfaction mempengaruhi work engagement serta menjadi variabel mediasi yang mempengaruhi hubungan antara transformational leadership, psychological capital dan mindfulness. Psychological capital secara positif mempengaruhi work engagement tenaga kesehatan. Penelitiani ini memberikan wawasan dan informasi terkait dengan efek dari faktor eksternal dan internal terhadap keterikatan kerja dan kepuasan kerja dan bagaimana melakukan optimalisasi dari faktor eksternal dan internal untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang terletak di Pulau Jawa dan Bali.


This study presents the condition of work engagement among health workers in Java and Bali Island in doing their jobs. Complaints against health workers for the lack of services provided at health facilities in seven provinces on the islands of Java and Bali. This study will discuss several variables that affect the work engagement of health workers. This research uses empirical methods to see the influence of transformational leadership of health facility leaders, psychological capital of health workers, and the state of mindfulness of health workers in doing their work, which these variables are associated with the mediator of job satisfaction. The research data was collected using a questionnaire and 495 respondents were obtained. However, the data that can be used is 429 samples due to imperfect data that cannot be used in research. The collected data were analyzed using the Covariance-Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) method with the LISREL 8.8 application. The results showed a relationship between these variables and health workers' work engagement. The findings can be used to improve their work engagement by exploring more deeply the use of transformational leadership, psychological capital, and mindfulness that lead to job satisfaction and ultimately improve the engagement of health workers themselves and the services provided. The results showed that job satisfaction influences work engagement as well as being a mediating variable that affects the relationship between transformational leadership, psychological capital and mindfulness. Psychological capital positively affects the work engagement of health workers. This study provides insight and information related to the effects of external and internal factors on work engagement and job satisfaction and how to optimize external and internal factors to improve service quality in health care facilities located in Java and Bali.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Yudith Ayu Puspita
"ABSTRAK
UUD 1945 pasal 28 H menetapkan bahwa kesehatan adalah hak
fundamental setiap warga. Negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhinya
hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak
mampu. UU no.36 Tahun 2009 pasal 50 ayat 4 menjelaskan, dalam meningkatkan
dan mengembangkan pelayanan kesehatan berdasarkan fungsi sosial,
dilaksanakan melalui kerjasama antar Pemerintah dan antar lintas sektor. RSUD
Kab. Bekasi mengalami permasalahan dalam hal pemulangan dan penguburan
pasien PGOT. Penelitian ini menggunakan pendekatan dari William N. Dunn dan
David Easton serta Azrul Azwar. Wawancara mendalam dan FGD digunakan
dalam mencari akar permasalahan dalam siklus masukan-proses-keluaran.Hasil
penelitian menunjukkan dalam proses pemulangan dan penguburan pasien PGOT
diperlukan kebijakan lintas sektoral antara RSUD Kab. Bekasi dengan Dinas
terkait salah satunya Dinas Sosial. Diperlukan peran serta stake holder,
masyarakat dan komitmen pemerintah, karena PGOT Kab. Bekasi dalam keadaan
hidup ataupun meninggal merupakan warga Negara Indonesia yang perlu
diperhatikan nasibnya.

Abstract
UUD 1945 pasal 28 H stipulates that health is a fundamental right of every
citizan. State is responsible for arranging the fulfillment of the rights of healthy
life for its residents including the poor and unable. Law no.36 of 2009 article 50
paragraph 4 explained, in improving and developing health services based on
social function, implemented through cooperation between governments and
between sectors. RSUD district of Bekasi have a problem in terms of repatriation
and burial of patients PGOT. This study uses the approach of William N. Dunn
and David Easton and Azrul Azwar. In-depth interviews and FGDs used in finding
the root causes of the problem in the cycle of the input-process-output. The results
showed in the process of repatriation and burial PGOT patients required intersectoral
policies, between the Hospital District of Bekasi associated with related
agency, Department of Social Services is one of them. Participation from
stakeholders, community and government commitment is required. Because
PGOT from Bekasi distric, alive or dead is a citizen of Indonesia to consider his
fate."
2012
T31435
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library