Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azzahra Fadhilah
"Stres dan burnout yang dapat berujung pada depresi banyak terjadi padamahasiswa kedokteran karena tuntutan lingkungan akademik dan non-akademik. Meskipun idealnya kejadian depresi akan berkurang saat mahasiswa mendekati akhir tahun praklinis karena mekanisme koping yang lebih baik, prevalensi gejala depresi akan meningkat saat mereka berada di rotasi klinik. Stres yang menumpuk dan tidak teratasi dari tahun praklinis dapat bertahan sampai memasuki rotasi klinik, dan nantinya akan mempengaruhi kinerja mereka terhadap pasien mereka kelak. Psikoedukasi diperlukan untuk mempersiapkan mahasiswa kedokteran untuk mengatasi dan membantu mengatasistres mereka yang tersisa dan yang akan datang dalam rotasi kepaniteraan mereka.
Metode: Studi potong lintang ini bertujuan untuk mengetahui dampak dan kemanjuran webinar promosi kesehatan mental dalam mengurangi gejala depresi yang ditemukan pada mahasiswa kedokteran tahun ketiga di Universitas Indonesia dengan menganalisis data sekunder skor PHQ-9 peserta, baik dari mereka yang datang ke webinar, maupun yang tidak sebagai pembanding. Skor PHQ-9 diisi oleh peserta sebelum dan sesudah sesiwebinar yang hanya diadakan sekali sebagai pre-test dan post-test.
Hasil: Pada data penialian dasar yang diambil dari skor pretes PHQ-9, kelompok yang mengikuti dan tidakmengikuti webinar tidak menunjukkan adanya perbedaan skor (p=0,512). Pada hasil postes, kedua kelompok masih menunjukkan tidak ada perbedaan (p=0,435) dan perbaikan skor dari pre-test ke post-test juga tidak terlalu ditemukan (kelompok peserta webinar p=0,606; kelompok pembanding p=0,063).
Kesimpulan: Webinar promosi kesehatan jiwa jika hanya diberikan satu kali tidak efektif dan berdampak dalam mengurangi gejala depresi pada mahasiswa kedokteran tahun ketiga.

Background: Stress and burnout, which can lead to depression, is prevalent amongst medical students due to demanding academic and non-academic environment. Althoughideally the occurrence of depression will decrease as the students approach late preclinicalyear due to better coping mechanism, the prevalence of burning out and depressive symptoms will increase as they reach clerkship rotations. Piling up and unresolved stressfrom preclinical year can remain until entering clerkship rotations, and later will affect their performance towards their future patients. Psychoeducation is needed to prepare themedical students to cope and help solve their remaining stress and upcoming stress in their clerkship rotations.
Methods: This cross-sectional study wants to find out the impactand efficacy of mental health promotion webinar in reducing depressive symptoms foundin third-year medical students of Universitas Indonesia by analysing secondary data of PHQ-9 score of the participants both from those who came to the webinar and those whodid not as the comparison. PHQ-9 score was filled by the participants before and after a one-time webinar session as pre-test and post-test.
Results: At the baseline data, taken from PHQ-9 pre-test score, groups that attended webinar and did not shows no score discrepancy (p=0.512). Derived from post-test result, both groups still indicates no difference (p=0.435) and the score improvements from pre-test to post-test also not remarkably found (webinar attendee group p=0.606; comparison group p=0.063).
Conclusion: Mental health promotion webinar if only given once is not effective and impactful in reducing depressive symptoms in third-year medical students.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Fadhilah
"Pada penggunaan secara tunggal, daim jamblang dan kayu secang telah digunakan sebagai pengobatan antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan ekstrak daun jamblang dan kayu secang (JASE) dalam kombinasi sebagai antidiabetes. Menganalisis aktivitas kombinasi ekstrak Syzigium cumini dan Caesalpinia sappan sebagai herba antidiabetes dan mengevaluasi keamanan melalui uji toksisitas akut. Uji aktivitas antidiabetik, menggunakan tikus model diabetes yang diberi pakan diet tinggi lemak High Fat Diet (HFD) kemudian diinduksi dua kali dengan Streptozotocin (STZ) dosis 35 mg/kgBB secara intraperitoneal. Pemberian STZ ke-2 selang seminggu. Subjek penelitian adalah tikus {Ratus novergicus) jantan galur Sprague-Dawley, sebanyak 45 ekor dibagi dalam 9 kelompok yaitu kontrol normal, negatif, positif (metformin 250 mg/kgBB), ekstrak jamblang (JA) 50 dan 100 mg/kgBB, ekstrak secang (SE) 50 dan 100 mg/kgBB, serta ekstrak JASE (1:1) 100 dan 200 mg/kgBB. Uji keamanan kombinasi ekstrak JASE (1:1) dilakukan dengan metode Fixed Dose sesuai Perka BPOM tahun 2014 yang mengacu pada OECD 420 tahun 2001. Subjek penelitian yang digunakan adalah mencit putih {Mus musculus) galur DDY betina. Pemberian JASE oral memiliki aktivitas anti hiperglikemik melalui proliferasi sel p-pankreas. JASE dalam penggunaan ekstrak tunggal maupun kombinasi ekstrak dapat menstimulasi pembentukan BAT {Brown Adipose Tissue) sebagai mekanisme termogenik dan mencegah hiperplasia pada patofisiologi diabetes tipe 2. Toksisitas akut kombinasi ekstrak JASE (1:1), masuk dalam kategori GHS {Globally Harmonized Classiifcation System for Chemical Substances and Mixtures) tipe-5 yang memiliki LDso berkisar pada dosis 5-15g/kg atau praktis tidak toksik, tetapi jika dilihat dari nilai AST dan ALT serta profil histopatologi, potensi hepatotoksisitas dan nefrotoksisitas dalam penggunaan kombinasi ini dalam jangka panjang hams diwaspadai.

Singly, jamblang and secang wood have been used as antidiabetic treatment. This study aims to evaluate the effectiveness and the safety of the jamblang leaf extract and secang wood in combination as an antidiabetic. Evaluate Effecticity of Syzygium cumini and Caesalpinia sappan combination as anti-diabetic herb and Its safety for use. The antidiabetic activity test, used an animal model which gaven food a high fat diet High Fat Diet (HFD) then it was induced with Streptozotocin injected intraperitoneally. The subjects used in the study were rats {Ratns novergicus) male strain Sprague-Dawley. The safety test of the combination ofjamblang leaf and secang wood extract was carried out using the Fixed Dose lisenced by Perka BPOM tahun 2014 base on OECD 420, 2001. The research subjects used were white mice {Mus musculus) DDY strain female mice. Oral administration of Jase has anti hyperglycemic activity through proliferation of P-pancreatic cells. Jase in single extract use or in combined extract can stimulate the forming of BAT (Brown Adipose Tissue) as thermogenic mechanism and prevent hyperplasia in the pathophysiology of type 2 diabetes. In the safety test for the combination of jamblang leaf and secang wood, regarding GHS {Globally Harmonized Classiifcation System for Chemical Substances and Mixtures) is categized in GHS 5 which has LD50 ranging in the dose of 5-15 g/g BW or practically non-toxic, but when viewed from the AST and ALT values and histopathological profile, the potential for hepatotoxicity and nephrotoxicity in the use of this combination in long term must be warned.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T59215
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library