Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Badrul Munir
Abstrak :
Background of this research is the interest to journalist's rampant attitude by tolerating "thank you envelope" where the often poorly-paid reporter is passed an envelope of money after an interview or media conference in exchange for for favorable coverage. Whilst Jumalist Ethical Code of Pers Council (Dewan Pers, Pasal 6) is strickly prohibit journalist for receaving money from sources. This attitude could cause a very serious problem to our democracy. Inspite of playing their role as the fourth pilar of democracy, journalist-with this attitude shift to be the fourth parasites to democracy together with corruption, colution and nepotism.

Mass media companies contribute to this situation by tolerating their journalist to receive money from their source. Only view mass media companies punish their journalist who is found to receive money from their source.

This case study is using qualitative approach in data gathering and analyzing methode. Data is collected mainly by conducting structural, non-structural and indepth interviews to subjects of research, who are categorized as follow: 1. journalist of 4 (four) different mass media; 2.. officer in one of state insitution"X", and; 3. staff from different sections on the institution. Subject of interview are limited to journalist, the member and staffs in state institution "X° during March to May 2006. supporting data is gathered through observation to the relation between subjects around the house during first semester of the year 2006.

Result of the study, at first, gives a background picture of the rampant attitude among journalist. The picture is about a complexity of journalist life, like the low payment they received from their mass media company, the mass media bussines competion which in turn put mass media companies to fight against each other to gain income from advertisement and lose application of journalist ethical code. These three factors have put journalist in situations to "innovate" their strategy in survival or increasing their wealth.

From this study, also found a patern of systemic interactions, which involves journalist and promoter for state institution "X". in most case, they give service in popularity promotion for individual the member of state institution "X", news brokers or provide

Public service relation" for the sections of state institution °X", information seller to the member of state institution °X" and even black mailing. This situation should be a signal for mass media companies to increase salary for their journalists. Discourse for increasing salary fot journalist to Rp. 3 millions at least which is introduced by AJI (aliansi Jurnalis Independen), should be appreciated by mass media companies. At the same time, ethic code should also be conducted strictly.

A progressive action could be taken by Pers Council (Dewan Pers) - if willing to do so - is to name to public mass media and journalist who tolerate money from source. If mass media had contribute to democracy in this country by publishing black/dirty politiciants, it should also be possible and fair to compaign against mass media companies by publishing names of mass media companies who tolerate money from sources.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Badrul Munir
Abstrak :
Titanium dan paduannya merupakan logam yang paling banyak digunakan setelah aluminium, besi-baja dan magnesium. Dengan sifat-sifatnya yang cukup baik, titanium banyak dipakai dalam berbagai aplikasi, salah satunya yaitu sebagai material gasket. Gasket adalah ring yang digunakan pada sambungan pipa atau logam yang banyak digunakan dalam industri perminyakan dan petrokimia. Syarat yang harus dipenuhi titanium sebagai produk gasket adalah keuletan yang tinggi, ketahanan korosi serta ketahanan terhadap temperatur operasi yang cukup tinggi. Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk gasket. Diantaranya adalah dengan perlakuan panas anil untuk menuru nkan kekerasannya yang berarti meningkatkan sifat keuletan. Dalam penelitian ini dilakukan perlakuan panas anil terhadap titanium gasket dan material awal dalam bentuk plat dengan variasi temperatur dan waktu tahan anil terhadap perubahan nilai kekerasan dan struktur nilai. Diperoleh adanya penurunan nilai kekerasan dengan meningkatnya temperatur dan waktu tahan anil. Juga diperoleh perubahan struktur mikro pada tiap-tiap variabel yang mendukung perubahan nilai kekerasan tersebut.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Badrul Munir
Abstrak :
Sifat-sifat yang sangat beragam yang dapat dikembangkan dari material baja telah membuat material ini dipilih untuk aplikasi pada temperatur tinggi. Aplikasi dari baja ini antara lain terdapat pada industri petrokimia, yaitu pada sistem pipa dengan temperatur tinggi. Pada aplikasi ini, ada kemungkinan terjadi karburisasi pada bagian dalam pipa karena adanya aliran bahan organik seperti gas atau minyak dengan temperatur tinggi yang dapat menyebabkan difusi karbon pada pemukaan pipa. Pada temperatur tinggi, kekuatan material sangat bergantung pada laju regangan dan lamanya penggunaan material tersebut, dimana pada temperatur tinggi, dengan adanya mobilitas atom dan dislokasi akan menyebahkan terjadinya suatu ketidak-stabilan pada material sehingga bila ada suatu beban yang bekerja secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya pemuluran pada material. Gejala ini disebut sebagai creep. Dengan adanya tambahan proses karburisasi selain berpengaruh terhadap sifat mekanis dan struktur mikro, juga akan mempengaruhi perilaku creep dari baja. Pengujian diarahkan dengan melakukan proses karburisaisi pada tiga benda uji dan dilihat perilaku creep-nya. Benda uji terdiri dari benda uji awal, dan benda dikarborisasi pada temperatur 8500 dan 10950 f dengan waktu tahan 1 jam, kemudian untuk menguji perilaku creep material hasil karburisasi ini dilakukan pengujian creep dengan metode laju creep yang dipercepat dengan mengambil beban 60% dari nilai tegangan luluh baja AISI 1017, sebesar 500 N pada temperatur 500 °C. Hasil pengujian menunjukkan baja AISI 1017 yang dikarburisasi pada temperatur 10950 mempunyai ketahanan creep paling baik. Hal disebabkan pada temperatur ini difusi karbon yang terjadi paling banyak sehingga akan terjadi peningkatan kekerasan dan penguatan yang akan menciptakan penghalang yang kuat untuk pergerakan dislokasi. Namun dengan adanya peningkatan kekerasan ini akan mengakibatkan turunnya elongasi yang terjadi menuju perpatahan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Badrul Munir
Abstrak :
Lapisan tipis indium timah oksida (ITO) dideposisikan pada substrat gelas corning dengan metode sputtering menggunakan gas argon. Parameter deposisi dan penambahan oksigen dalam gas sputtering dioptimasi untuk mendapatkan tingkat transparansi lapisan tertinggi dan resistivitas listrik terendah melalui pengamatan struktur, sifat listrik dan sifat optik. Peningkatan laju deposisi dan ketebalan lapisan menghasilkan perubahan orientasi kristalografi dari (222) ke (400) dan (440), serta peningkatan kekasaran permukaan lapisan. Pemanasan substrat sangat diperlukan untuk mendapatkan lapisan tipis dengan kristalinitas yang lebih baik. Nilai resistivitas lapisan cenderung naik dengan penambahan oksigen hingga 2% dalam gas sputtering , dengan nilai resistivitas terendah sebesar 5.36 x 10-4Ω?cm dapat dicapai pada ketebalan lapisan 750 nm. Semua lapisan tipis yang dideposisi pada penelitian ini menunjukkan transparansi lebih dari 85% sehingga memungkinkan untuk diaplikasikan pada divais fotovoltaik dan display. ......Indium tin oxide (ITO) films were sputtered on corning glass substrate. Oxygen admixture and sputtering deposition parameters were optimized to obtain the highest transparency as well as lowest resistivity. Structural, electrical and optical properties of the films were then examined. In creasing deposition rate and film thickness changed the crystallographic orientation from (222) to (400) and (440), as well as higher surface roughness. It was necessary to apply substrate heating during reposition to get films with better crystallinity. The lowest resistivity of 5.36 x 10-4Ω?cm was obtained at 750 nm film thickness. The films resistivity was increased by addition of oxygen up to 2% in the argon sputtering gas. All films showed over 85% transmittance in the visible wavelength range, possible for applications in photovoltaic and display devices.
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library