Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bakir
"Sintesis nanopartikel perak dilakukan dengan metode biologi menggunakan air rebusan daun bisbul (Diospyros blancoi), yang berperan sebagai agen pereduksi Proses pembentukan nanopartikel perak dipelajari dan dimonitor dengan mengamati spektrum absorpsi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil pengamatan menunjukkan nilai absorbansi semakin besar seiring dengan bertambahnya waktu reaksi. Puncak absorbsi spektrum UV-Vis dari sampel biosintesis nanopartikel perak tanpa dan dengan stirer masing-masing di panjang gelombang 414-418 nm dan 414-419 nm selama 2 minggu. Efek mekanik dalam proses biosintesis nanopartikel perak cenderung mempercepat pembentukan nanopartikel perak. Pendeteksian ion logam berat tembaga (II) secara sederhana, cepat, dan selektif menggunakan nanopartikel perak yang dimodifikasi dengan polivinil alkohol (PVA) telah dikembangkan. Penambahan PVA ke dalam sistem AgNO3 dan air rebusan daun bisbul dilakukan dengan variasi waktu pada 0, 1, dan 24 jam. Puncak absorbsi spektrum UV-Vis masing-masing di panjang gelombang 412-423 nm, 415-417 nm, dan 414-420 selama 2 minggu. PVA memperlambat pembentukan nanopartikel perak. Larutan indikator berubah dari kuning ke ungu muda hingga merah saat mendeteksi ion Cu2+ dan tidak berubah warna ketika mendeteksi ion Mn2+, Pb2+, dan Zn2+. Larutan indikator mulai berubah warna ketika mendeteksi konsentrasi 1000 ppm Cu2+. Hasil karakterisasi UV-Vis dari larutan indikator dan ion Cu2+ menunjukkan pita absorbansi baru pada panjang gelombang sekitar 500 nm.

Synthesis of silver nanoparticles was conducted with biological method using water of boiled bisbul (Diospyros blancoi) leaf, which acted as reducing agent. Process formation of silver nanoparticles was studied and monitored by observing absorption spectrum using UV-Vis sphectrophotometer. The result of the observation shows that absorbance value increases with increasing time reaction. Peak of UV-Vis absorption spectrum of biosynthesis sample of silver nanoparticles without and with stirring each in wavelength of 414-418 nm and 414-419 nm for two weeks. Mechanical effect in biosynthesis process of silver nanoparticles tends to speed up the formation of silver nanoparticles. Detection of copper (II) ion in simple, rapid, and selective way using silver nanoparticles modified with polyvinl alcohol (PVA) has been developed. The addition of PVA into system of AgNO3 and water of boiled bisbul leaf was conducted with variation of time at 0, 1, and 24 hours. Peak of absorption spectrum each in wavelength of 412-423 nm, 415-417 nm, and 414-420 nm for two weeks. PVA slows down the formation of silver nanoparticles. Indicator solution changes from yellow to purple until red when detecting Cu2+ ion and does not change colour when detecting Mn2+, Pb2+, and Zn2+ ions. Indicator solution starts to change when detecting 1000 ppm of Cu2+. The result of UV-Vis characterization of indicator solution and ion Cu2+ shows new band absorbance in wavelength around 500 nm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1064
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Bakir
Jakarta: Magister Ilmu hukum UNTAR, 2004
340.1 HER a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Bakir
Bandung: Refika Aditama, 2009
340.1 HER f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Bakir
Bandung: Aditama, 2007
340.1 HER f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Suyoto Bakir
Tangerang: Karisma, 2012
425 SUY b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suyoto Bakir
Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group, 2012
425 SUY b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfuady Bakir
"Sebagai pengadilan konstitusi, Mahkamah Konstitusi memiliki empat kewenangan dan satu kewajiban sebagaimana ditentukan oleh Pasal 24C Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Diantara kewenangan yang dimiliki oleh Mahkamah Konstitusi, kewenangan memutus pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar dapat dikatakan sebagai kewenangan utama dari sisi teori dan sejarah. Dalam praktiknya, sejak berdirinya hingga sekarang Mahkamah Konstitusi telah memutus banyak perkara pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar. Akan tetapi tidak terdapat satu putusan yang mengabulkan pengujian undang-undang secara formil. Dalam penelitian ini menganalisis bagaimana penyelesaian pengujian formil undang-undang terutama melihat pertimbangan-pertimbangan Hakim Konstitusi dalam dalam memutus pengujian perkara secara formil. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain analisis deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa dalam memutus perkara pengujian formil, Mahkamah Konstitusi tidak hanya mempertimbangkan aspek-aspek formil prosedural dari pembentukan undang-undang.

As a constitutional court, the Constitutional Court has four powers and one obligation as stipulated by Article 24C of the 1945 Constitution. Among the powers possessed by the Constitutional Court, the authority to decide judicial review of the Constitution can be said to be the main authority in terms of theory and history. In practice, since its establishment until now the Constitutional Court has decided many cases of judicial review against the Constitution. However, there are no decisions that grant formal judicial review. In this research, it analyzes how the completion of the formal judicial review, especially looking at the considerations of the Constitutional Justices in deciding formal judicial review. This research is a qualitative research with a descriptive analysis design. The research found that in deciding formal review cases, the Constitutional Court did not only consider formal procedural aspects of the formation of laws."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library