Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bastian Okto Bangkit Sentosa
"Semen Portland Pozzolan (SPP) adalah suatu bahan perekat hidrolis yang dibuat dengan menggiling halus klinker semen Portland dengan pozzolan, atau suatu campuran yang merata antara bubuk semen Portland dan bubuk pozzolan selama penggilingan atau pencampuran. SPP untuk mencapai kekuatannya membutuhkan waktu relatif lebih lambat dibandingkan dengan semen Portland lainnya meskipun ultimate strenght yang dicapai SPP mungkin sama atau lebih besar dari yang terbuat dari semen Portland. Dalam penelitian ini, faktor air semen (FAS) yang digunakan bervariasi diantara 0,3; 0,35; 0,45; 0,55; 0,65; 0,75; dan 0,8 serta diamati pengaruhnya terhadap kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur pada beton menggunakan SPP. Pengujian kuat tekan, kuat tarik belah, dan kuat lentur dilakukan pada umur 7, 14 dan 28 hari.
Hasil pengujian diolah dengan dua metode yaitu metode rata-rata dan chi-square untuk membandingkan metode mana yang paling akurat. Kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur bertambah seiring dengan pertambahan umur beton pada semua FAS. Namun kenaikan FAS berbanding terbalik dengan kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur beton. Kenaikan kuat tekan akan diikuti dengan kenaikan kuat tarik belah dan kuat lenturnya sehingga kenaikan kuat tarik belah akan mengikuti kenaikan kuat lentur dan sebaliknya.

Pozzolan Portland Cement (PPC) is an hydraulic adhesive which made by grinding Portland cement clinker with Pozzolan, or an equal mixture of Portland cement powder and powder Pozzolan during milling or mixing. PPC to achieve the strength it took relatively more slowly than other portland cement, although the ultimate PPC strenght achieved equal or perhaps greater than that made from portland cement. In this research, water cement ratio which is used variation from 0,30 0,3; 0,35; 0,45; 0,55; 0,65; 0,75; and 0,8 also observed the influent of compressive strength, splitting tensile strength, and flexural strength concrete using SPP. Compressive strength, splitting tensile strength and flexural strength test is done on 7, 14, and 28 days.
The test result is processed by two methods which are average method and chi square method for comparing the best accuracy method. Compressive strength, splitting tensile strength, and flexural strength increase following concrete age on all water cement ratio. However, increasing water cement ratio is inversely with compressive strength, splitting tensile strength, and flexural strength. Increasing compressive strength will be followed by splitting tensile strength and flexural strength so that increasing splitting tensile strength will follow increasing flexural strength."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50594
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bastian Okto Bangkit Sentosa
"ABSTRAK
Penelitian ini mencoba untuk membuat model numeik dan memilih
parameter yang sesuai dari data eksperimental dari sistem angkur pada beton
pada tahun 2007 di LGCIE INSA Lyon. Dalam penelitian ini menggunakan metod
elemen hingga dengan software CAST3M yang mana elemen yang digunakan 2D.
Ada dua elemen penting, pertama elemen beton berupa QUA4 dan elemen baja
terbentuk dari elemen BARR. Rangkaian elemen ini terbentuk dari 3 ukuran untuk
melihat konvergensi dari perhitungan.
Hasil ditunjukkan pada kurva gaya-perpindahan dan diagram teganganregangan.
Hasil gaya maksimal yang muncul dekat satu sama lain yaitu 251.25-
258.62 kN dan juga perpindahan maksimum ialah 12mm. Angkur pada beton ini
runtuh pada baja sesuai dengan hasil eksperimental.

ABSTRACT
This internship wants to try building a model of numeric and choice the
right parameter from the experimental data of anchor system in concrete in 2007
at LGCIE INSA Lyon. It uses the finite element method in software CAST3M
which the elements are in 2D. There are two elements important, firstly concrete
element is taken from QUA4 and after for steel element is formed by element
BARR. The mesh is formed in 3 sizes for regarding the calculation convergence.
Results are shown in force-displacement curve and stress-deformation
diagram. The maximum forces which appear are close to each other, that are
251.25-258.62 kN and also the maximum displacement are 12mm. The concrete
anchor is failed by shank fracture that is similar with the results of experimental."
2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library