Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Suryo Aji
"Latar Belakang: Pengaruh sering kontak dengan white spirit di lingkungan kerja menjadi salah satu hal yang dicurigai sebagai pencetus penurunan atensi/konsentrasi/ingatan para mekanik sehingga terjadinya kecelakaan. Dari toxicological profilenya zat tersebut memiliki efek terhadap susunan saraf pusat yang kronis salah satunya adalah gangguan memori jangka pendek.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Subjek penelitian para mekanik kontraktor pertambangan batubara PT.A di Kalimantan Selatan, berjumlah 80 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, pemeriksaan fisik, pemberian kuesioner serta pemeriksaan fungsi memori dengan RAVL dan ROCF test.
Hasil: Dari 80 sampel 57 (71,3%) mengalami gangguan memori jangka pendek. Tingkat pajanan ≥2,64 memiliki risiko 3,1 kali terjadi gangguan memori jangka pendek dibanding tingkat pajanan <2,64 (nilai p=0,048; OR=3,109; CI=1,012-9,551). Secara statistik faktor risiko yang bermakna adalah status gizi (nilai p=0,026; OR=0,276; CI=0,089-0,858) dan usia (nilai p=0,045; OR=0,310; CI=0,099-0,972)
Kesimpulan: Prevalensi gangguan memori jangka pendek para mekanik kontaktor PT.A sebesar 71,3%. Tingkat pajanan ≥2,64 memiliki risiko gangguan memori jangka pendek 3,1 kali lebih besar dari tingkat pajanan <2,64. Secara statisitik status gizi dan usia bermakna dalam risiko gangguan memori jangka pendek.
Kata kunci: gangguan memori jangka pendek, white spirit, tingkat pajanan.

Background: The effect of white spirit chemicals suspected as the cause of
attention/concentration/memories decreasses of mechanics. It can occurs the accidents. Having known of the toxicological profile that these chemicals have chronical effects on the central nervous system. Then one of the disorders examined is something related to the function of the central nervous system is impaired of short-term memory. Methods: This study used a cross-sectional design. The subjects are PT.A coal contractor mechanics in South Borneo, totaling 80 people. Data collected through interviews, physical examinations, questionnaires and examination administration with memory function RAVL and ROCF test.
Results: There are 80 samples of 57 (71.3%) experiencing short-term memory impairment. The white spirit exposure level ≥2,64 has risk 3,1 times bigger than white spirit exposure level <2,64 become a short term memory loss (p value=0,048; OR=3,109; CI=1,012-9,551). Statistically the factors that has a significant association are nutritional status (p value=0,026; OR=0,276;
CI=0,089-0,858) and age (p value=0,045; OR=0,310; CI=0,099-0,972)
Conclusion: 57 (71.3%) from 80 people experiencing short-term memory impairment. White spirit exposure level ≥2,64 has risk 3,1 times bigger than white exposure level <2,64 become a short term memory loss There are statistics relations between age dan nutritional status with short term memory loss.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Suryo Aji
"Karyawan dengan End Stage - Chronic Kidney Disease (CKD) yang menerima terapi Peritoneal Disease (PD), khawatir untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik karena kondisi PD pada diri pasien. Pasien PD umumnya disarankan untuk menghindari latihan ketahanan yang berat. Latihan tertentu, terutama olahraga kontak, dapat menyebabkan trauma dan ketegangan pada kateter PD, dan peningkatan risiko infeksi, atau, yang jarang terjadi, ruptur kateter. Studi Evidence Based Case Report ini bertujuan untuk mengetahui potensi efek berbahaya dari latihan fisik pada pasien PD. Pencarian literatur dilakukan untuk menjawab pertanyaan klinis menggunakan basis data elektronik dari PubMed dan Embase. Kata kunci yang digunakan adalah Penyakit Peritoneal, Latihan, Kejadian yang tidak diinginkan, Infeksi, Risiko, dan Keamanan. Dua artikel diidentifikasi dalam penelitian literatur, satu berfokus pada kejadian yang tidak diinginkan terkait dengan latihan pada pasien PD dan yang lainnya pada studi yang menguji kelayakan program latihan untuk pasien PD. Studi Systematic Review mengungkap 50 kejadian yang tidak diinginkan terjadi selama intervensi latihan pada pasien PD dan studi Randomized Control Trial mengkonfirmasi keamanan dan kelayakan program latihan gabungan ketahanan dan kardiovaskular untuk pasien PD. Meskipun penelitian menunjukkan bahwa olahraga bermanfaat bagi pasien PD, dan memberikan informasi positif bagi karyawan dengan CKD yang menjalani PD, menjadi perhatian dari kurang memadainya studi perihal keragaman populasi dalam studi Systematic Review dan ukuran besar sampel dalam studi Randomized Control Trial. Karyawan yang menjalani PD dapat melakukan latihan fisik dengan aman; namun, penelitian lebih lanjut dengan keragaman yang lebih banyak dari populasi sampel dan ukuran sampel yang lebih besar diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan pada protokol latihan yang direkomendasikan.

End Stage Kidney Disease employee who is receiving Peritoneal Dialysis (PD) therapy, worried about participating in physical activities because of his PD conditions. This Evidence- Based Case Report study aims the potential harmful effects of exercise on PD patients. Two articles were identified in the literature research, one focusing on adverse events related to exercise in PD patients and the other on a study testing the feasibility of an exercise program for PD patients. Systematic review study uncovered 50 adverse events during exercise interventions in PD patients and randomized control trial study confirmed the safety and feasibility of combined resistance and cardiovascular exercise programs for PD patients. Although research indicates that exercise is advantageous for Peritoneal Dialysis patients, and provide positive information for employees with CKD who are receiving PD, the reporting are insufficient in studies regarding population diversity in systematic reviews study and sample size in randomized controlled trials study. Therefore, employees receiving PD should be able to engage in physical exercise; however, further research with more diversity and larger sample sizes is necessary to improve the recommended exercise protocol."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library