Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Betty Yosephin
Abstrak :
Anak sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Merupakan kelompok usia yang sedang mengalami proses tumbuh kembang fisik dan psikosostal yang pesat. Salah satu masalah gar yang senng terjadi adalah anemia gizt. Anemia gizi best dapat menimbulkan berbagal dampak pada anak sekolah antara lain kesakitan dan kemattan akan meningkat, perkembangan otak dan pertumbuhan tisik teriambat, perkembangan motonk, mental, kecerdasan terhambat, daya tangkap belajar menurun. Revalensi anemia anak sekolah menurut laporan SKK 1 tahun 1995 sebesar 47,2%. Sedangkan hasil SKKRT 2001 menunjukkan prevalensu anemia pada kelompok umur - 14 tahun sebesar 28,3%. Salah satu strategi untuk mencegah dan menanggulangi masalati anemia jangka pendek yang telah dilakukan oleh pemenntah maupun non pemenntah diarahkan untuk membenkan suplementasi tablet besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembenan suplementasi tablet besi dua Kali seminggu selama 12 minggu terhadap perubahan status anemia gizi dan taktor-taktor yang berhubungan dengan status anemia akhir anak SD di SU Jakarta Mara. Data yang digunakan adalah data sekunder dan studs data dasar pembenan suplementasi tablet best yang dilakukan oleh Yayasan Kusuma Buana ( YKB) tahun LUUS pada 6 SD di Jakarta Mara dengan rancangan one group pre post test tanpa ada kelompok kontrol. Sampel berjumlah 144 anak, dengan kriteria siswa yang mendenta anemia dare kelas 111 sampai dengan kelas V, mendapat suplementasi tablet besi, ketika wawancara tidak sakit, dan belum menarche. Hasil penelitian mi menunjukkan baflwa anemia anak sekolah sebelum mendapat suplementasi 144 anak (1 N%) sedangkan anemia setelah suplementasi menurun menjadi 17 anak Hasil analisis bivariat mendapatkan adanya hubungan yang bermakna antara kebiasaan makan utama, dengan nilai p = 0,006 (nilai RR 1,618; 95% C1: 1,146-2,285), konsumsi sumber zat besi hem dengan nilai p= 0,021 (nilai RR 1,482; 95%CI : 1,075- 2,043 ), besar keluarga dengan nilal p = 0,045 (nilai RR 1,503; 95% 1,0114 - 2,249), pendidikan ibu dengan nilai p = 0,017 (nilai RR 1,538; 95% CI: 1,078- 2,196) terhadap status anemia akhir. Disarankan agar pemenntah (Departemen Kesehatan dan DinasKesehatan Jakarta utara) menjadikan anak sekolah sebagai salali satu prioritas sasaran program penanggulangan anemia mengingat prevalensi anemia anak sekolah masih linggi, melakukan sosialisasi tentang tmgginya prevalensi pada anak sekolah dan dampak yang ditimbulkannya. Yalu dilalcukan penyuluhan terhadap anak sekolah dan orangtua tentang kebiasaan sarapan pagi, makanan jajanan, bahan makanan sumber zat besi, penyebab dan dampak anemia. Diperlukan pula penelitian lebih lanjut mengenai suplementasi zat besi dengan menggunakan kelompok pembanding (kontrol).
Schoolchild is nation investment because they are nation next generation. It was age group that experiencing rapid physical and psychosocial development. One of the nutrition problems that often occur is nutrition anemia. Ferrum anemia could emerge various impacts to schoolchild such as sickness and death will increase, brain development and physical development pursued, motorik, mental and intelligence development pursued, and learning adding capacity decrease. Anemia prevalence of schoolchild according to SKRT 1995 is 47,2%. While SKRT 2001 result shows anemia prevalence on 5-14 years old age group 28,3%. One of the strategy to prevent and overcome short-term anemia problems that conducted by whether government or non-government suggested to give ferrum supplementation. This research was aimed to found the influence of ferrum tablet supplementation distribution twice a week for 12 weeks toward nutrition anemia status change and factors that related with last anemia status of elementary school children in six North Jakarta elementary schools. Data used is secondary data from basic data study of ferrum supplementation distribution that conducted by Kusuma Buana Foundation (YKB) year 2005 on 6 North Jakarta elementary schools using one group pre-post test design without control group. Total research subject are 144 children, using criteria of students who suffer anemia from Ill`d grade to grade, getting ferrum supplementation, when conducting interview not in sick condition and not yet menarche. This research shows that schoolchild anemia cases before getting 144 children supplementation (100%) while anemia cases after supplementation decrease to 77 children (53,5%). From bivariate analysis result obtained significant relation between main eat behavior, with p = 0,006 (RR value 1,618; 95% CI; 1,146-2,285), hem ferrum source consumption with p = 0,045 (RR value 1,503; 95% Cl; 1,004-2,249), mother education with p = 0,017 (RR value 1,538; 95% CI; 1,078-2,196) toward last anemia status. Government suggested (North Jakarta Health Department and Health Official) making schoolchild as one of the anemia prevention program target considering that schoolchild anemia prevalence still high, conducting socialization toward high prevalence of schoolchild and emerged influence. Need conducted counseling toward elementary school child and parents about breakfast behavior, snack food, food substances with ferrum source, anemia cause and impact. Further research also needed toward ferrum supplementation and using control group.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20073
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Betty Yosephin
Yogyakarta: Rapha Publishing, 2022
618.92 SIM m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Betty Yosephin
Abstrak :
Sinar ultraviolet B adalah sumber utama vitamin D, tetapi wanita usia subur yang bekerja di dalam ruangan mempunyai vitamin D yang rendah meskipun Indonesia negara tropis. Tujuan penelitian ini untuk mengevalua- si peranan paparan sinar matahari pada wanita usia subur terhadap status vitamin D dan tekanan darah. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen tanpa kelompok kontrol pada 21 wanita sehat. Penelitian ini membandingkan status vitamin D dan tekanan darah sebelum dan setelah mendapat paparan sinar matahari pada wajah dan lengan tiga kali seming- gu selama 12 minggu. Analisis data menggunakan uji t-berpasangan. Paparan sinar matahari dapat meningkatkan vitamin D. Serum 25(OH)D meningkat 15,9% dari 15.7 ng/dL menjadi 18,2 ng/dL. Paparan sinar mata- hari menurunkan tekanan darah sistolik (nilai p = 0,004) dan diastolik (ni- lai p = 0,011). Ultraviolet B dari sinar matahari 30 menit tiga kali seminggu selama 12 minggu dapat memperbaiki status vitamin D dan tekanan darah.

Ultraviolet B sunlight exposure is a primary source of vitamin D, but women of childbearing age who worked in room every day had low serum vitamin D despite Indonesia is a tropical country. The objective of this study was to evaluate the role of sun exposure in women of childbearing age on vitamin D status, and blood pressure. An intervention before-after study without group control was conducted on 21 healthy women. This study compared vitamin D status, and blood pressure before and after receiving ultraviolet B (UVB) from sun exposure on the face and both arms three times a week for 12 weeks. Anthropometric parameter and blood pressure were mea- sured, were determined at baseline and after 12 weeks of sun exposure. The effect of sun exposure can improve vitamin D. Serum 25 (OH)D in- crease 15.9% from 15.7 ng/dL to 18.2 ng/dL. Sun exposure significantly re- duced systolic blood pressure (p value = 0.004), and diastolic blood pres- Peranan Ultraviolet B Sinar Matahari terhadap Status Vitamin D dan Tekanan Darah pada Wanita Usia Subur The Role of Ultraviolet B from Sun Exposure on Vitamin D Status and Blood Pressure in Women of Childbearing Age Betty Yosephin* Ali Khomsan** Dodik Briawan** Rimbawa sure (p value = 0.011). Ultraviolet B from sun exposure for 30 minutes, 3 times a week for 12 weeks improves the vitamin D status, and blood pres- sure.
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Betty Yosephin
Abstrak :
ABSTRAK
Toddler period, especially the first two years of life is considered as golden age for children because of their rapid growth and development. Therefore, the occurrence of nutritional disorders in the period can be permanent and irreversible. This study tried to assess correlation between early initiation of breastfeeding and vitamin A with nutritional status. The total of samples analyzed in this study was 1,592 toddlers aged 6-59 months that were drawn from 2015 Indonesia Nutritional Status Monitoring Survey in Bengkulu. Data including age, sex, early initiation of breastfeeding, birth length, birth weight, vitamin A supplementation were collected by using questionnaire. Weight and height of children were obtained through anthropometric measurements. More than half of the toddlers (54.6%) did not get early initiation of breastfeeding. Based on multivariate analysis results, most dominant variables related to weight/age, height/age and weight/height indicators were early initiation of breastfeeding and Vitamin A supplementation. Toddlers who did not get early initiation of breastfeeding are at risk of 1.555 times stunting compared to toddlers who got early initiation of breastfeeding. The most dominant variable related to height/age is vitamin A supplementation. Children who do not get vitamin A supplementation are at risk of stunting 2.402 times compared to children who get vitamin A supplementation.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
613 KESMAS 12:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library