Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bianti Ayu Dwiputri
"Kemoterapi sebagai salah satu tatalaksana utama pada pasien dengan Neuroblastoma dapat menyebabkan munculnya efek samping pada anak, salah satunya yaitu mual dan muntah. Manajemen mual muntah merupakan salah satu tindakan asuhan keperawatan perlu dilakukan oleh perawat. Salah satu manajemen mual yang dapat dilakukan perawat adalah dilakukannya tindakan non-farmakologis berupa pemberian aromaterapi untuk mengoptimalkan penanganan mual-muntah akibat kemoterapi. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh aromaterapi jenis peppermint untuk menurunkan risiko keluhan mual pada pasien anak yang mendapatkan kemoterapi. Studi kasus ini melibatkan An. A sebagai pasien anak dengan neuroblastoma yang mengalami keluhan mual dan muntah sebagai efek samping kemoterapi yang dilaksanakan. Selama tiga hari pasien mendapat kemoterapi, dilakukan tindakan keperawatan berbasis bukti yaitu pemberian aromaterapi jenis peppermint untuk menurunkan risiko keluhan mual pada pasien. Hasil dari pemberian aromaterapi jenis peppermint sebelum, saat, dan setelah pasien melaksanakan kemoterapi secara berturut-turut didapatkan penurunan respon non-verbal mual, ditunjukkan dengan skor Keller Instrument of Nausea pada hari pertama yaitu 10-9-8, hari kedua yaitu 4-9-5-2, dan hari ketiga yaitu 3-7-4-1. Melihat keefektifan pemberian aromaterapi jenis peppermint ini diharapkan dapat menjadi variasi tindakan keperawatan mandiri bagi perawat untuk manajemen mual muntah pada pasien anak yang mendapat kemoterapi.

Chemotherapy as one of the main treatments for patients with neuroblastoma can cause side effects in children, one of them is nausea and vomiting. Management of nausea and vomiting is one of the nursing care actions that need to be carried out by nurses. One of the nausea management that nurses can do is to take non-pharmacological actions in the form of giving aromatherapy to optimize the treatment of nausea and vomiting due to chemotherapy. The purpose of writing this scientific paper is to identify the effect of peppermint aromatherapy to reduce the risk of nausea in pediatric patients who receive chemotherapy. This case study involves Child A, a pediatric patient with neuroblastoma who complains of nausea and vomiting as a side effect of chemotherapy. For three days the patient received chemotherapy, evidence-based nursing actions were carried out, which is giving peppermint aromatherapy to reduce the risk of nausea complaints in patients. The results of giving peppermint aromatherapy before, during, and after the patient underwent chemotherapy successively decreased non-verbal responses, as indicated by the Keller Instrument of Nausea score on the first day of 10-9-8, the second day of 4-9 -5-2, and the third day is 3-7-4-1. Seeing the effectiveness of giving peppermint aromatherapy, it is hoped that it can be a variation of independent nursing actions for nurses for management of nausea and vomiting in pediatric patients receiving chemotherapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bianti Ayu Dwiputri
"Pelaksanaan hemodialisis anak, utamanya remaja dapat menyebabkan munculnya
kecemasan pada remaja pelaksana dan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi perbedaan skor kecemasan pasien dan orang tua pasien terhadap
pelaksanaan hemodialisis anak pada remaja di salah satu rumah sakit nasional di
Jakarta. Sampel penelitian ini adalah 24 orang tua dan 24 orang remaja pelaksana
hemodialisis, dengan teknik pengambilan sampel non probabilitas dengan desain
penelitian studi cross sectional dan analisis bivariat independent t-test. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor kecemasan antara orang tua pasien dan
pasien remaja terhadap pelaksanaan hemodialisis (0,032<0,05). Kesimpulan dari hasil
penelitian adalah terdapat perbedaan skor kecemasan antara orang tua pasien dan pasien
remaja terhadap pelaksanaan hemodialisis.

The implementation of pediatric haemodialysis, especially in teenagers can cause
anxiety in teenagers and their parents. This study aims to identify the score of anxiety in
patient and patient’s parents on the implementation of pediatric hemodialysis in
teenagers at one of national hospital in Jakarta. The samples of this study were 24
parents and 24 teenagers who undergo hemodialysis, using a non-probability sampling
technique with cross sectional study and independent t-test bivariate analysis. The
result of the study shows that there is difference in the score of anxiety between the
patient's parents and teenage patients on the implementation of hemodialysis (0.032
<0.05). Thus, the conclusion is there are differences in the anxiety score between
patients’ parents and adolescent patients regarding the implementation of hemodialysis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library