Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Rachmat
Abstrak :
Tests ini membahas tentang hubungan budaya organisasi dengan kinerja Personel Polsek Metro Kelapa Garling. Penelitian ini adalah penelitian k:uantitatif yang menggunakan rnetode korelasionai yang bertujuan untuk rnenggambarkan hubungan budaya organisasi dengan kinerja polsek, Langkah untuk mencapai tujuan tersebut menggunakan desain penelitian korelasional dengan melibatkan 55 responden dari total populasi sebanynk 130 orang melalui pengambilan sampel secara tehnik acak sederhana. Pengwnpulan data menggunakan knesioner yang sebelumnya telah diuji vaJiditas dan reliabilhasnya oleh 30 sampel. Uji validitas dan reliabilitas melibatkan 55 responden yang dianalisa dengan mernakai Koefisien Korelasi Product Moment Pearson. Data yang terhimpun sebanyak 55 sampel tersebut dianalisa dengan Program SPSS Versi 16.00. Hasil uji validitas dan reliabilitas menyatakan bahwa seluruh pernyataan dalam kedua variabel yaitu 25 item budaya organisasi valid (0.349-0.805) dan reliabel (0.900}, serta 16 item kinetja valid (0.386-0.841) dan reliabel (0.901). Hasil pengujian korelasi kedua variabel tersebut diperoleh bahwa budaya organisasi mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja polsek sebanyak 0.766. Nilai koefisien korelasi 0.766 ini sesuai derajat kuat lemahnya koefisien korelasi mengandung ani bahwa budaya organisasi berkorelasi sangat kuat dengan kinerja Polsek Metro Kelapa Gading Jakarta Utarn. Sebingga semakin kuat budaya organisasi,...maka akan semakin tinggi kinerja personeJ polsek. Adapun besamya kontribusi variabel budaya organisasi terhadap variabel kinerja adalah (0.766)' x 100% = 5.8.68%. Artinya variabel Budaya Organisasi Ielah memberikan kontribusi sebesar 58.68% kepada variabel Kinerja dan sisanya sebesar 41.32% berhubungan dengan variabei lainnya. sepefli: kepemimpinan, motivasi, dan semangat ketja. Dengan demikian untuk meningkatkan kinetja polsek barns memperkuat dahulu budaya organisasinya. Penguatan budaya organisasi meliputi ketujuh karakteristiknya. Pertama, inovasi berupa peningkatan pelayanan kepolisian dan keberanian dalam pangambilan resiko. Kedua, perbatian terhadap detail tentang pertelaan tugas anggota dan kondisi sarana prasarana pendukung. Ketiga. orientasi hasil dengan pembuat......This thesis discussed about relations of the organization culture with personnel performance of Kelapa Gading Metropolitan Sector Police North Jakarta. This research was quantitative research that used correlation method that aimed at depicting relations of organization culture with Sector Police personnel performance. The step achieve this aim to use the research design of correlation by involving 55 respondents from the totally population is 130 people to through the taking sample by simple random technicalty. The data collection used the questionnaire that beforehand was tested by their validity and reliability by 30 samples. The validity and reliability test involved 55 respondents who were analyzed by using the Coefficient Correlation Pearson Product Moment. The data that was assembled totally 55 samples was analyzed with the Program SPSS Version 16,00. Results of the validity and reliability test said that all the statement in the two variables that is 25 item of the organization culture valid (0,349-0,805) and reliable (0,900), as well as 16 item of the personnel performance valid (0,386-0,841) and reliable (0,901). Testing results of the correlation two variables were received that the organization culture had relations that were positive and significant with personnel performance of Sector Police as many as 0,766. The value of this correlation coefficient 0,766 in accordance with their strong weakness level of the correlation coefficient contained meaning that the organization culture had a very strong correlation with the personnel perfonnance of Ke1apa Gading Metropolitan Sector Police North Jakarta. So as increasingly strong of organization culture, then will be increasingly high personnel performance of the Sector Police. As for their total contribution of the organization culture variable against the personnel performance variable was (0,766) )' x 100% 58.68%. Their meaning, the organization culture variable gave the contribution of 58 68% of them of 41,32% were correlated with the other variable, like: leadership, the motivation, and the spirit of the work. Therefore to increase the Sector Police personnel perfonnance must reinforce beforehand their organization culture. The strengthening.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Rachmat
Abstrak :
Perjuangan kaum Nasionalis telah berhasil menggulingkan Dinasti Qing. Namun demikian mereka belum berhasil mendirikan pemerintahan yang demokratis sesuai dengan Tiga Prinsip Rakyat. Karena sejak kematian Yuan Shikai kekuasaan di Cina jatuh ke tangan para warlord. Para warlord dapat berkuasa karena mereka mendapat dukungan dari negara-negara barat. Masa berkuasaanya para warlord di Cina dikenal dengan sebutan Masa Pemerintahan Warlord. Pada.masa tersebut pemerintahan di Cina yang mendapat pengakuan dari negara lain adalah pemerintahan yang berkedudukan di Beijing. Kaum nasionalis kemudian bekerjasama dengan beberapa warlord di Cina. Selatan membentuk Pemerintahan Militer di Guangzhou, dan meneruskan perjuangannya untuk menggulingkan kaum warlord. Akan tetapi kerjasama tersebut tidak berlangsung lama, karena pemerintahan militerpun jatuh ke tangan warlord. Selain itu usaha kaum nasionalis untuk memperoleh bantuan dari negara-negara barat juga gagal. Sementara itu PKC telah berdiri dengan bantuan dari Rusia, khususnya Komintern PKC segera menyerukan pada PNC untuk membentuk front persatuan dalam menciptakan pemerintahan yang demokratis di Cina. Dilain pihak Rusia bersedia membantu perjuang kaum nasionalis jika PNC mau membentuk kerjasama dengan PKC. Pada tanggal 20 Januari 1924, dengan diadakannya Kongres Pertama PNC, Front Persatuan Revolusioner PNC-PKC terbentuk. Dengan terbentuknya front persatuan PNC berharap dapat memperoleh bantuan dari Rusia untuk menggulingkan kekuasaan para warlord. Sedangkan pihak PKC berharap dapat menyebarluaskan pengaruh mereka di Cina. Setelah terbentuknya front persatuan segera didirikan Akademi Militer Whampoa dan Ekspedisi ke Utara untuk menggulingkan kekuasaan warlord juga dipersiapkan. Dengan dibantu oleh tentara Feng Yuxiang, tentara Yan Xishan Ekspedisi ke Utara dapat dilaksanakan dengan baik oleh Tentara Revolusi Nasional. Pada bulan Desember 1928 para warlord dapat dikalahkan, Cina dapat dipersatukan dan Pemerintah Nasional Cina mendapat pengakuan interna-sional. Front Persatuan Revolusioner PNC-PKC telah berhasil menggulingkan kekuasaan warlord di Cina, namun demikian kerjasama PNC-PKC tidak dapat dipertahankan. Sejak awal berdirinya front persatuan telah timbul pertentangan terhadap kerjasama tersebut, terutama dalam tubuh PNC. PNC kanan sejak awal berdirinya front persatuan telah menentang kerjasama tersebut, karena mereka menuduh bahwa kaum komunis (PKC) hanya ingin menggunakan PNC untuk tujuan dan kepentingan mereka sendiri. Pertentangan terhadap kerjasama PNC-PKC dapat dihindarkan selama masa kepemimpinan Sun Yatsen. Tetapi setelah kematian Sun Yatsen pertentangan tidak dapat dihindarkan lagi. Sementara itu sejak dilaksanakannya Ekspedisi ke Utara peranan pihak militer dalam Pemerintah Militer Guangzhou telah meningkat. Pada akhirnya pihak militer menjadi pihak yang menentukan dalam pertentangan tersebut. Dengan berakhirnya Front Persatuan Revolusioner PNC-PKC, kaum komunis telah gagal mencapai tujuan mereka. Demikian juga dengan Rusia (Komintern). Sedangkan pihak nasionalis dapat mencapai keberhasilan mereka dengan mendirikan dan menguasai Pemerintah Cina
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Rachmat
Jakarta: Pradnya Paramita, 2005
658.15 RAC m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library