Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Siswanto
"Proses penggerusan dan pemanasan dalam pembuatan bahan sampel CaMnO3 telah dilakukan dengan menggunakan ball-mill dan furnace pada suhu 4000C, 6000C, 8000C dan 10000C dengan lama penggerusan 3, 6, 9 dan 12 jam serta lama pemanasan 3, 6 dan 9 jam. Bahan baku utama yang digunakan untuk pembuatan sampel adalah CaCO3 dan MnO2 serta katalis 2-propanol. Semua bahan baku dalam bentuk serbuk dengan tahapan mixing, milling dan pemanasan. Adapun reaksi kimia yang terjadi selama proses penggerusan dan pemanasan adalah sebagai berikut: CaCO3 + MnO2 CaMnO3 + CO2.
Dari hasil identifikasi fasa melalui difraksi sinar X diperoleh bahwa, fasa baru CaMnO3 terbentuk pada milling 12 jam dan pemanasan 1000°C selama 9 jam. Karakteristik sifat magnetik ditentukan dengan peralatan Vibrating Sample Magnetometer (VSM) yang terdapat di P3IB-BATAN dan di Departement Of Physics, Faculty of Sciences Tokyo Institute of Teknology Japan. Dari hasil percobaan didapatkan karakteristik sifat magnetik terlihat pada pengukuran suhu ~121 K baik pada sampel pemanasan 800°C maupun 1000°C.
Hasil analisis sifat magnetik sampel pemanansan 1000°C diketahui terdapat peningkatan koersivitas dan remanen sebesar 0,74 tesla dan 3.71 emu/gram dengan suhu pengukuran 1.8K. Dan terjadi anomali pada pemanasan 10000C terlihat penurunan magnetisasi pada suhu ~32K , kembali mengalami titik balik kenaikan magnetisasi pada suhu ~ 4K. Sedangkan pada pemanasan 8000C terlihat mulai terjadi kenaikan magnetisasi pada suhu ~123K tetapi kenaikannya tidak begitu besar kemudian pada suhu ~48K mulai terjadi kenaikan magnetisasi yang mencolok. Hal ini dimungkinkan karena pada pemanasan 8000C belum terbentuk fasa mayoritas CaMnO3.
......Milling and annealing process in making materials of sample CaMnO3 have been by using and ball-mill of furnace at temperature 400°C, 600°C, 800°C and 1000°C with milling time 3, 6, 9 and 12 hours and also time annealing 3, 6 and 9 hours. Basic substances of CaMnO3 are CaCO3 and MnO2 with catalyst 2-propanol. All basic substances in powder form with mixing, milling, and annealing procedure. The chemical reaction occurred during milling and annealing process is as follows: CaCO3 + MnO2 CaMnO3 + CO2.
From the experiment it was identified with X-ray diffraction, we found new phase of CaMnO3 milling 12 hours, and annealing with 10000C for 9 hours. The compounds were characterized by Vibrating Sample Magnetometer (VSM) at P3IB-BATAN and Department Of Physics, Faculty of Sciences Tokyo Institute of Technology Japan. From the experiment we found the magnetic characteristic at ~121 K from annealing sample at 800°C and also at 1000°C.
The result of magnetic characteristic with annealing sample at 1000°C we know that there are coersivity improvement and 0,74 tesla and 3,71 emu/gram remanen with the measurement of temperature at 1.8K. And there are anomaly in annealing at 1000°C we found that there is magnetization degradation at ~32K, and again experience of a turning point increase of magnetization at 4K. While in annealing at 800°C seen to take its rise increase of magnetization at ~123K but increase of it not so big, then at 48K taking its rise increase of magnetization which striking. This matter is enabled because in annealing at 800°C not yet been formed by majority phase of CaMnO3."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Budi Siswanto
"Untuk menilai peranan pemeriksaan apolipoprotein A-1 dan B dalam hubungan dengan adanya dan luasnya PJK,dilakukan penelitian pada 30 laki-laki ( berusia 30-60 tahun, rata-rata 46 tahun) yang diperiksa angiografi koroner di RS Jantung Harapan Kita, Jakarta, antara bulan Desember 1989 sampai dengan akhir Februari 1990.
Apolipoprotein diperiksa secara nephelonetry immunoassay'sesuai 'Lipid Research Centre'. Selain itu diperiksa juga kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL, kolesterol LDL, rasio kolesterol total / kolesterol HDL, serta beberapa faktor risiko.
Pada 30 angiogram koroner yang diteliti, 21 penderita (70%) ditemukan stenosis koroner dan 9 penderita (30%) tak ditemukan stenosis koroner. Kadar apo A-1, apo B, rasio apo B/A-1, kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, rasio kolesterol total/kolesterol HDL dan rokok berbeda bermakna antara kelompok penderita dengan stenosis dan tanpa stenosis (p < 0,05 ).
Dengan analisis multivariat model diskriminan didapatkan bahwa yang dapat menjadi prediktor independen ada tidaknya PJK secara angiografi ialah : apo A-1, rasio kolesterol total/kolesterol HDL, rokok, apo B dan rasio apo B/A-1. Dengan analisis varians antar kelompok stenosis, rasio apo B/A-1 paling baik nembedakan luasnya stenosis.
Disimpulkan bahwa pemeriksaan apolipoprotein bermanfaat sebagai prediktor independen adanya dan luasnya PJK secara angiografi.
......To assess the potensial use of serum apolipoprotein A1 and B as predictor for coronary artery disease, these apolipoproteins were quantified by rate nephelometry in 30 male patients ( age 30 to 60 years, mean 46,5 years } who underwent coronary angiography in the National Cardiac Centre, Jakarta.
In addition, we analysed lipoprotein profile including serum total cholesterol, triglyseride, HDL cholesterol and LDL choleste rol levels by enzymatic method, and also some other risk factors.
There were 21 patients with angiographycally documented coronary atherosclerosis and 9 patients without coronary artery atherasclerosis.The levels of apolipoprotein A1, apolipoprotein B, total cholesterol; HDL cholesterol, LDL cholesterol and smoking were significant difference between the two groups ( p < 0,05 ).
Using multivariate discriminant analysis, there were 5 independent predictors for the presence or absent of angiographycally documented coronary artery disease: the level of apolipoprotein A1, the ratio of total cholesterol / HDL cholesterol, smoking, level of apolipoprotein B and the ratio of apolipoprotein E / A1. Analysis of variance between the groups of stenoses showed that the resio of apolipoprotein B/A-1 was a good discriminator between no stenose or 1, 2, 3 vessels disease.
Results of this study indicate that measurement of apolipoprotein can serve as a good predictor for coronary artery disease."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Siswanto
"Papan semen partikel, sebagai material yang mengarah pada bahan komposit organik (semen dan limbah kayu sengon). Yang merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi tingkat radiasi matahari. Sementara radiasi matahari merupakan faktor utama perbedaan iklim, jumlah yang diterima oleh permukaan bumi tergantung pada energi radiasi matahari, yang pada akhirnya membentuk apa yang disebut Radiation Balance. Untuk mengurangi tingkat radiasi matahari maka suatu permukaan diharapkan memiliki nilai reflectivitas dan emmisivitas yang relevan, hal ini dapat dilakukan pada iklim tropis lembab. Dan berdasarkan pengujian kualitas nilai conductivity dan conductance, material hasil olahan limbah organik kayu ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan termal.
Dengan metode kuantitatif dan observasi-eksperimental dalam melakukan pengambilan data pada penelitian ini. Kemudian dilakukan perlakuan pada dinding koridor lingkungan dengan menambah papan semen partikel. Dari perlakuan dinding papan semen partikel, diukur reduksi temperatur luar yang dihasilkan. Setelah dihitung temperatur sol-air pada dinding papan semen partikel dan dinding existing. Selanjutnya, dinding papan semen partikel dibandingkan hasil reduksi temperatur dan temperatur sol-airnya dengan koridor yang menggunakan dinding existing. Sementara sebagai alat bantu yang digunakan dalam observasi penelitian adalah simulasi komputer ecotect, alat uji hot-wire, dan pyranometer weather station.
Hasil yang didapatkan, temperatur luar (TO) dinding existing dan temperatur luar (TO) dinding papan semen partikel terdapat selisih 1,906°C, (temperatur luar dinding papan semen partikel lebih rendah). Konsekuensinya adalah pada pemakaian papan semen partikel, temperatur nyaman (23-29°C) lebih lama bertahan 1 jam dibandingkan dinding existing. Pada data temperatur sol-air dinding papan semen partikel lebih rendah, dengan kisaran selisih antara 1,9-9,19°C. Selisih yang fluktuatif ini disebabkan penerimaan radiasi dan kecepatan angin yang berbeda setiap jamnya. Hal ini akan mereduksi penggunaan listrik untuk pendinginan sebesar 50% dari pola yang dihasilkan material batu bata sehingga terjadi penghematan yang mendukung mitigasi climate change.
......Cement boanded board, as material leading to organic composite material (cements and timber raffle sengon). Which is one of alternative of lessen level of radiation of the sun. Whereas radiation of the sun is different climate primary factor, amount received by equiamplitude surface of ground depend on the sun radiant energy, in the end forms is so-called radiation balance. To lessen level of radiation of the sun hence an equiamplitude surface is expected to has relevant reflectivity value and emmisivity, this thing can be done at damp tropical climate. And based on assaying of quality of value conductivity and conductance, material result of organic raffle processing of this timber expected able to increase comfort is mall.
With quantitative method and observation-experimental in doing retrieval of data at this research. Then is done treatment at environmental passage way wall by adding cement boanded board. From treatment of cement boanded board wall, measured reduction of temperature outside yielded. After calculated temperature sol-air at cement boanded board wall and wall existing. Hereinafter, cement boanded board wall compared to result of reduction of its the temperature and sol-air temperature with passage way using wall existing. While as a means of assists applied in observation of research is computer simulation ecotect, test device hot-wire, and pyranometer weather station.
Result got, outdoor temperature (TO) wall existing and outdoor temperature (TO) cement boanded board wall there is difference 1.906°C, (temperature outdoor lower cement boanded board wall). Its the consequence is at usage of cement boanded board, balmy temperature (23-29°C) longer stayed 1 hour compared to wall existing. At temperature data sol-air lower cement boanded board wall, with the range of difference between 1.9-9.19°C. Difference which this fluktuatif caused receiving of different radiation and wind velocity every its(the hour(clock. This thing will reduce electrical usage for cooling equal to 50% from cupola yielded by brick material so that happened thrift that is supporting mitigasi climate change."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T41199
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Budi Siswanto
"ABSTRAK
Gagal jantung merupakan penyakit jantung yang sering ditemukan, sering rawat ulang sehingga biaya tinggi dan sering menyebabkan kematian. Unuk itu diperlukan peramal kematian dan rawat ulang yang akurat dan pratis dipakai. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kematian dan rawat ulang anamnesis, klinis, laboratorium, EKG, ekokardiografi, roentgen dada, etiologi, obat-obat, dan intervensi, perlu dibandingkan dengan pemeriksaan bau NTproBNP, hsCRP dan laktat yang diduga menjadi peramal yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan mencari peramal kematian dan rawat ulang penderita gagal jantung yang akurat dan praktis serta menilai peran pemeriksaan NT pro BNP yang baru ada di Indonesia.
Hipotesis:
NT proBNP merupakan peramal kematian dan rawat ulang yang akurat.
Bahan dan cara kerja:
Semua penderita gagal jantung kelas fungsional III dan IV yang memenuhi kriteria studi GJ-Framingham yang dirawat lewat UGD PJN HK bulan Mei sampai November 2005, secara konsekutif ditawarkan ikut dalam penelitian ini serta menanda tangani ijin diteliti. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, EKG, Roentgen dada, ekokardiografi, laboratoriu standar serta NT proBNP, laktat dan hsCRP. tidak diikutsertakan dalam penelitian ini bila tidak bersedia diperiksa lengkap atau terdapat penyakit lain yang juga mungkin menyebabkan kematian dan rawat ulang. Penderita yang dirawat, diobati menurut standar PJN HK, Kadar NT proBNP, laktat serta hsCRP saat masuk dan pulang tidak diketahui oleh peneliti, dokter yang merawat serta nurse. NT proBNP diperiksa dengan cara imuno esai dengan reagen Roche cat-lot 03121640122 dan alat automatik Elecys 1010. Semua pasien diikuti selama lebih kurang 6 bulan di poli dan UGD ataupun lewat telpon dan surat untuk mencari peramal kematian dan rawat ulang. Lima puluh parameter dianalisis menurut statistik yang sesuai, untuk membuat model prediktor. Perbedaan bermakna pada p<0,05."
2006
D636
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Budi Siswanto
"ABSTRAK
Gagal jantung merupakan penyakit jantung yang sering ditemukan, sering rawat ulang sehingga biaya tinggi dan sering menyebabkan kematian. Unuk itu diperlukan peramal kematian dan rawat ulang yang akurat dan pratis dipakai. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kematian dan rawat ulang anamnesis, klinis, laboratorium, EKG, ekokardiografi, roentgen dada, etiologi, obat-obat, dan intervensi, perlu dibandingkan dengan pemeriksaan bau NTproBNP, hsCRP dan laktat yang diduga menjadi peramal yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan mencari peramal kematian dan rawat ulang penderita gagal jantung yang akurat dan praktis serta menilai peran pemeriksaan NT pro BNP yang baru ada di Indonesia.
Hipotesis:
NT proBNP merupakan peramal kematian dan rawat ulang yang akurat.
Bahan dan cara kerja:
Semua penderita gagal jantung kelas fungsional III dan IV yang memenuhi kriteria studi GJ-Framingham yang dirawat lewat UGD PJN HK bulan Mei sampai November 2005, secara konsekutif ditawarkan ikut dalam penelitian ini serta menanda tangani ijin diteliti. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, EKG, Roentgen dada, ekokardiografi, laboratoriu standar serta NT proBNP, laktat dan hsCRP. tidak diikutsertakan dalam penelitian ini bila tidak bersedia diperiksa lengkap atau terdapat penyakit lain yang juga mungkin menyebabkan kematian dan rawat ulang. Penderita yang dirawat, diobati menurut standar PJN HK, Kadar NT proBNP, laktat serta hsCRP saat masuk dan pulang tidak diketahui oleh peneliti, dokter yang merawat serta nurse. NT proBNP diperiksa dengan cara imuno esai dengan reagen Roche cat-lot 03121640122 dan alat automatik Elecys 1010. Semua pasien diikuti selama lebih kurang 6 bulan di poli dan UGD ataupun lewat telpon dan surat untuk mencari peramal kematian dan rawat ulang. Lima puluh parameter dianalisis menurut statistik yang sesuai, untuk membuat model prediktor. Perbedaan bermakna pada p<0,05."
2006
D769
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Budi Siswanto
Depok: UI-Press, 2014
PGB 0060
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library