Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Carolina Paolin Kanaga
Abstrak :
ABSTRAK
Stress oksidatif merupakan dasar dari berbagai penyakit degeneratif dan kanker, termasuk asbestosis dan mesotelioma. Kedua penyakit tersebut terjadi akibat terinhalasinya serat asbes dalam jangka waktu lama dan jumlah pajanan yang tinggi. Penelitian potong lintang di Sekretariat Buruh Karawang bulan Oktober 2014 dilakukan untuk menilai korelasi asupan dan kadar vitamin C, E dengan kadar isoprostan. Lima puluh dua subjek yang bekerja di pabrik asbes selesai mengikuti seluruh protokol penelitian. Hasil menunjukkan bahwa asupan vitamin C dan kadar vitamin E berkorelasi negatif dengan kadar isoprostan, sedangkan asupan vitamin E dan kadar vitamin C berkorelasi positif dengan kadar isoprostan pekerja pabrik asbes. Korelasi tersebut secara statistik tidak bermakna. Penelitian lanjut diperlukan untuk menilai kadar isoprostan secara series, sehingga bila ada peningkatan yang signifikan dapat segera dikethui.
ABSTRACT
Oxidative stress is the base of various degenerative diseases and cancers, including asbestosis and mesothelioma. Both of them occur due to prolonged inhalation of asbestos fibers and high level of exposure. A cross-sectional study at a labor secretariat in October 2014 was performed to assess the correlations between intakes and levels of vitamin C and vitamin E and isoprostane level. Fifty two subjects working at an asbestos factory finished the study. The result showed that vitamin C intake and vitamin E level were negatively correlated with isoprostane level. Meanwhile, vitamin E intake and vitamin C level were positively correlated with isoprostane level in asbestos factory workers. These correlations were statistically insignificant. Asbestos factory workers should be educated to increase their intakes of vitamin C and vitamin E.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carolina Paolin Kanaga
Abstrak :
Latar Belakang: Gagal jantung kongestif merupakan penyakit tahap akhir yang disebabkan oleh multifaktor. Pada gagal jantung kongestif terjadi perubahan metabolisme dan perubahan neurohormonal, yang dapat menyebabkan asupan tidak adekuat. Selain itu, akibat obat-obatan yang sering digunakan, terjadi gangguan elektrolit. Terapi nutrisi sejak dini, dapat mendukung proses penyembuhan pasien dan mencegah terjadinya malnutrisi. Kasus: Dalam serial kasus ini terdapat empat kasus pasien gagal jantung kongestif dengan berbagai faktor risiko, diantaranya obesitas, diabetes melitus, hipertensi, dan acute on chronic kidney disease. Pada awal pemeriksaan didapatkan asupan pasien yang kurang dari kebutuhan, kadar glukosa darah yang tidak terkontrol, gangguan elektrolit dan penurunan kapasitas fungsional. Terapi nutrisi diberikan sesuai dengan klinis, hasil laboratorium, dan asupan terakhir masing-masing pasien. Hasil: Tiga pasien mencapai kebutuhan energi total dan satu pasien mencapai 85 kebutuhan energi total, kadar glukosa darah terkontrol, terdapat perbaikan kapasitas fungsional pada semua pasien. Kesimpulan: Terapi nutrisi yang adekuat dan sesuai dengan kondisi pasien gagal jantung dapat mendukung perbaikan klinis pasien, perbaikan kadar glukosa darah, perbaikan kapasitas fungsional, sehingga dapat mempercepat lama rawat di rumah sakit dan mencegah terjadinya malnutrisi. ...... Background: Congestive heart failure is an end stage disease caused by a multifactor. In congestive heart failure changes in metabolism and neurohormonal changes, which can cause inadequate intake. In addition, due to frequently used drugs, electrolyte disorders occur. Early nutrition therapy, can support the process of healing the patient and prevent the occurrence of malnutrition. Case: In this case series there are four cases of patients with congestive heart failure with various risk factors, including obesity, diabetes mellitus, hypertension, and acute on chronic kidney disease. At the beginning of the examination was obtained less patient intake of the need, uncontrolled blood glucose levels, electrolyte disorders and decreased functional capacity. Nutritional therapy is given in accordance with clinical, laboratory outcomes, and the patient's final intake. Result: Three patients achieved total energy requirements and one patient achieved 85 of total energy requirements, controlled blood glucose levels, and improved functional capacity in all patients. Conclusion: Adequate nutritional therapy appropriate to the condition of patients with heart failure can support patient clinical improvement, improvement of blood glucose levels, functional capacity improvement, so as to accelerate hospital stay and prevent malnutrition.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library