Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chintya Hanindhitakirana Wirawan
"Studi ini melakukan riset terkait analisis semiotika kebaya encim terhadap perempuan betawi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu dan mengkaji kekhasan yang terdapat di dalam pakaian kebaya encim yaitu berupa model, warna, dan pelengkapnya, serta menganalisis makna-makna yang terkandung dibalik setiap komponen pada pakaian kebaya encim Betawi. Studi ini menggunakan model analisis semiotika dengan basis segitiga semiotika Charles S. Peirce (1902) yang dikembangkan oleh Ogden & Richards (1923). Studi ini menggunakan data kualitatif yang diperoleh melalui sumber-sumber kajian pustaka dari buku, penelitian terdahulu, jurnal penelitian, artikel-artikel, dan situs web. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model, warna, dan pelengkap kebaya encim, memiliki makna yang penting dan tersendiri, yang menjadikan kebaya encim sebagai salah satu simbol atau ikon yang menunjukan keanggunan dan kehormatan bagi perempuan Betawi.

This study conducted research related to the semiotic analysis of the kebaya encim of Betawi women. The purpose of this study was to find out and examine the characteristics contained in the kebaya encim clothing in the form of models, colors, and procedures for its use, as well as analyze the meanings contained behind each component of the Betawi’s kebaya encim clothing. This study uses a semiotic analysis model based on the semiotic triangle of Charles S. Peirce (1902) developed by Ogden & Richards (1923). This study uses qualitative data obtained through literature review sources from books, previous studies, research journals, articles, and websites. The results of this study indicate that the model, color, and complements for wearing the kebaya encim, have an important and separate meaning, which makes the kebaya encim one of the symbols or icons that show elegance and honor for Betawi women."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chintya Hanindhitakirana Wirawan
"J-pop dan K-pop merupakan dua budaya populer yang berkembang di era globalisasi. Dalam penelitian ini, penulis menganalisis dinamika perkembangan J-pop dan K-pop di Jepang dan Korea Selatan di era globalisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis J-pop yang dapat menjadi inspirasi bagi Korea Selatan dalam membangun K-pop, menganalisis K-pop yang dapat menyaingi kepopuleran J-pop sebagai pendahulunya di tengah globalisasi, serta menganalisis upaya yang dilakukan pelaku industri musik J-pop dalam menyikapi pesatnya perkembangan industri musik K-pop di tengah globalisasi. Studi ini menggunakan teori globalisasi yang diungkapkan oleh Giddens (1990) dengan konsep modernitas refleksif. Studi ini menggunakan data kualitatif yang diperoleh melalui sumber-sumber dari buku, jurnal, dan artikel dalam situs web. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam rentang waktu 1990 hingga 2022, J-pop dan K-pop saling menginspirasi untuk terus berkembang dan menciptakan konten yang menarik bagi penggemar mereka. Interaksi antara kedua budaya populer ini menciptakan hubungan saling menguntungkan antars Jepang dan Korea Selatan.

J-pop and K-pop are two popular cultures that developed in the globalization era. In this research, the author analyzes the dynamics of the development of J-pop and K-pop in Japan and South Korea in the globalization era. The purpose of this study is to analyze J-pop that can be an inspiration to South Korea in establishing K-pop, analyze K-pop that can challenge the popularity of J-pop as its predecessor in the midst of globalization, and analyze the efforts made by J-pop music industry players in responding to the rapid development of the K-pop music industry in the midst of globalization. This study uses the globalization theory expressed by Giddens (1990) using the concept of reflexive modernity. This study uses qualitative data obtained through sources from books, journals, and articles on websites. The results of this study show that from 1990 to 2022, J-pop and K-pop inspired each other to grow and create engaging content for their fans. The interaction between these two popular cultures created a mutually beneficial relationship between Japan and South Korea."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library