Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cynthia Michelle Anggraini
Abstrak :
Studi ini fokus membahas tentang variasi anatomis normal pada mukosa oral. Tujuan dari studi ini dalah untuk menentukan prevalensi dan distribusi lesi pada 312 pasien yang mengunjungi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Studi ini dilakukan dengan survei epidemiologi dan menggunakan pendekatan potong lintang. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat 7 (2,2%) pasien dengan leukoedema, 69 (22,1%) pasien dengan fordyce granules, dan 207 (66,3%) pasien dengan linea alba pada mukosa oral mereka. Semua lesi lebih banyak ditemukan secara bilateral. Leukoedema dan fordyce granules lebih banyak ditemukan pada pria, sedangkan linea alba lebih banyak pada wanita. Leukoedema dan fordyce granules paling banyak ditemukan pada kelompok usia 69-76 tahun, sedangkan linea alba paling banyak ditemukan pada usia 13-20 tahun.
This study is focused on variations of anatomic structures of oral mucosa. The purpose of this study is to determine the prevalence and the distribution of these lesions in 312 patients who visited University of Indonesia Dental Hospital according to the location, age and gender. This study has been done by cross sectional descriptive epidemiological survey. The result showed that there were 7 (2.2%) people who had leukoedema, 69 (22.1%) people who had fordyce granules, and 207 (66.3%) people who had linea alba on their oral mucosa. All lesions were more common in bilateral location. Leukoedema and fordyce granules were more common among males, while linea alba were more common among females. Leukoedema and fordyce granules had the highest prevalence in 69-76 years age-group, while linea alba was highest in 13-20 years age-group.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Michelle Anggraini
Abstrak :
ABSTRAK
Obstruksi saluran napas atas OSNA pada anak merupakan kondisi abnormal yang menyebabkan terjadinya kebiasaan bernapas melalui mulut. Studi potong lintang analitik dengan metode consecutive sampling dilakukan pada anak laki-laki dan perempuan yang memiliki riwayat rinitis alergi, rinosinusitis, polip nasal, hipertrofi adenoid, dan obstructive sleep apnea. Studi ini menganalisis perbandingan antara kejadian maloklusi pada anak / remaja dengan OSNA yang ada di Klinik Respirologi dan Klinik Imunologi Alergi Kiara Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sebagai kelompok subjek dan anak sehat tanpa OSNA dengan usia dan jenis kelamin yang sama dengan kelompok subjek di Klinik IKGA RSKGM FKG UI sebagai kelompok kontrol. Pencetakan rahang atas maupun bawah dilakukan dan jangka sorong dengan ketepatan 0,1 mm digunakan untuk pemeriksaan oklusi. Beberapa tipe maloklusi seperti maloklusi kelas 2 divisi 1, anterior open bite, dan posterior crossbite ditemukan pada subjek dengan kebiasaan bernapas melalui mulut dengan OSNA. Analisis data dengan metode chi-square menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kejadian maloklusi anak dengan OSNA dibandingkan dengan anak pada kelompok kontrol p 0,001 . Dari hasil studi ini, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan bernapas melalui mulut pada pasien anak dengan OSNA memiliki peran dalam perkembangan maloklusi.ABSTRACT
Upper airway obstruction is an abnormal condition in children which can cause mouth breathing habit. Cross sectional analitic study was conducted with consecutive sampling method on children adolescents having allergic rhinitis, rhinosinusitis, nasal polyp, adenoid hypertrophy, and obstructive sleep apnea syndrome. This study analyzed comparation between malocclusion in children diagnosed with upper airway obstruction attending Pediatric Respirology and Immunology Allergy Outpatient Clinic Kiara Maternal and Child Health Center at Cipto Mangunkusumo Hospital as subject group and healthy children without upper airway obstruction with same age and gender with the subjects at Pediatric Dental Clinic Universitas Indonesia Dental Hospital in Jakarta as control group. Impression was taken and Vernier caliper at a precision of 0.1 mm was used to analyze the occlusion. Several types of malocclusion such as malocclusion class 2 division 1, anterior open bite, and posterior crossbite were found in mouth breathing subjects from this study. Chi square test showed significant difference on malocclusion occurrence between children with upper airway obstruction p 0,001 and children in control group. From this study, we can conclude that mouth breathing habit in children with upper airway obstructions may contributes in the development of malocclusion.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library