Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dahlan
"Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Pada tanggal 30 Nopember 1957, Presiden Soekarno mengunjungi Perguruan Cikini di Jalan Cikini no. 76 Jakarta Pusat. Di perguruan yang jenjang pendidikan dasar dan menengah itu banyak pejabat tinggi negara yang memasukkan putra-putrinya untuk belajar.1
Kunjungan Presiden Soekarno untuk memenuhi undangan Johan Sirie ( Direktur Percetakan Gunung Sari) dan Sumadji Muhammad Sulaimani (Kepala Perguruan Cikini) sebagai panitia penyelenggara,2 sehubungan dengan putra-putrinya (Muhammad Guntur Soekarnoputra dan Megawati Soekarno Putri) yang belajar di sekolah tersebut, untuk menyaksikan Lustrum III , yaitu perayaan 15 tahun berdirinya Perguruan Cikini. Dalam perayaan tersebut, selain sebagai anggota panitia penyelenggara, juga Megawati sebagai penjaga stand.3"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T1607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlan
1985
T36456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endes N. Dahlan
Jakarta: Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia, 1992
574.526 END h (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dahyunir Dahlan
"The effect of Fe substitution on AI of garnet ceramic with chemical formula Y3Fe5_5XAl5 O12, where x (synthesis) of 0, 0.05, 0.15, and 0.25, has been investigated. Sample in this study were synthesized using wet oxydation method, Hot Kerosene Drying (HKD). All constituents were used in liquid form from YCI3.6H2O, AIC13, and Fe2O3 and HCI, which were reagents with purity better than 99%. Thermal 'analysis (DTA) was used to investigate calcination and sintering temperature. The resultant powders were calcined at 1250°C and sintered 1350°C and 1400°C. The X-ray diffractogram, which were obtained at room temperature, were refined using crystallographic software package GSAS. The samples contain at least 85% garnet phase with the remaining Fe2O3 impurity phase. In those garnet phases, 0 atom slightly shift. As a concentration increases theoretical densities decreases. For increasing x (synthesis) above, the theoretical densities and unit cell volume, respectively are of 5.148 grlcm3, 4.951 grlcm3, 4.946 grlcm3, 4.918 grlcm3 and 1.890x10-21 cm3, 1.885x10' 1 cm3, 1.874x10-2i cm3, 1.856x10-21 cm3 for the sample sintered at 1350°C. Similarly, at 1400°C, the theoretical densities and unit cell volume, respectively, are of 5.136 grlcm3, 5.100 grlcm3, 5.021 grlcm3, and 1.891x10-21 cm3 1.885 x10-21 cm3 1.875x10-21 cm3 without x (synthesis) of 0.25 . The formula of resultant garnets, respectively, are of Y3Fe4.88O12, Y3Fe3.77A11.23012, Y3Fe3.61A11,39012, and Y3Fe3.25Al1.7512 for the samples sintered at 1350°C. Similarly, at 1400°C, The formula of resultant garnets, respectively, are of Y3Fe4.33O12, Y3Fe4.51A10.89O12, Y3Fe3A12O12. Based on macroscopic measurements, the average bulk density and porosity respectively, are of 3.458 grlcm3 and 27.32%, which confirms the X-ray diffraction (microscopic) measurement.

Telah dilakukan penelitian terhadap keramik garnet dengan rumus kimia Y3Fes-5 AI5xO12. Nilai sintesis x adalah 0; 0,05; 0,15 dan 0,25. Sintesa dilakukan dengan metoda oksidasi basah, yaitu Hot Kerosene Drying (HKD). Bahan dasar yang digunakan adalah YCI3.6H20, AICI3, Fe203, dan HCl dengan kemurnian diatas ± 99%. Setelah sintesa dilakukan analisa termal (DTA) untuk mengetahui temperatur kalsinasi dan temperatur sintering: Sampel dikalsinasi pada pada temperatur 1250°C dan disintering pada temperatur 1350°C dan 1400°C. Analisa difraksi dilakukan pada masing-masing sampel dan diolah dengan perangkat lunak GSAS. Didapatkan persentase garnet yang terbentuk diatas 85% untuk seluruh sampel, dengan fasa pengotor adalah Fe203. Posisi atom-atom penyusun garnet hasil sampel yang disintesa menunjukkan tidak ada perubahan, kecuali pada atom 0 ada sedikit pergeseran posisi atom. Densitas teoritis menurun dengan semakin tingginya konsentrasi Al pada garnet. Dari harga nominal x diatas didapatkan densitas teoritis dan volume per unit selnya berturut-turut: 5,148 gr/cm3, 4,951 gr/cm3, 4,946 grlcm3, 4,918 gr/cm3 dan 1,890x10-1 cm3, 1,885x10-21 cm3, 1,874x10-1 cm'', 1,856x10'21 cm3 untuk temperatur sintering 1350°C serta 5,136 Tice, 5,100 grlcm3, 5,021 grlcm3, dan 1,891x10-21 cm3, 1,885 x10'21 cm3, 1,875x10-1 cm3 untuk temperatur 1400°C (tanpa nilai sintesis x=0,25). Sedangkan rumus kimia garnet yang terbentuk berturut-turut adalah Y3Fe4,88012, Y3Fe3.77A11.23012, Y3Fe3.61A1i.39012, Y3Fe3.25A11.75012 untuk temperatur sintering 1350°C dan Y3Fe4888012, Y3Fe4.51AI0.89012, Y3Fe3A12O12 untuk temperatur sintering 1400°C. Dihitung pula secara makroskopik densitas bulk dan porositas, dengan harga rata-rata 3,458 grlcm3 untuk densitas bulk serta 27,32% untuk porositas."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T1460
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Dahlan
"Environmental factors in connection with the TB Lung BTA (+) (case control study) in the city of Jambi 2000-2001As a living place, house is one of key basic need of human beings. A live able and healthy house is very important for people; a healthy one should fulfill health requirements such as physiological need, contagious disease and accident prevention. A sufficient lighting is a vital need of human in a cleaning house. The contagion of tuberculosis disease has tight relation to ventilation and lighting in the house. A house which doesn't have enough ventilation, a lack of lighting gives the bacteria an opportunity to breed, if there is a patient of tuberculosis in it, so it eases the contagion to other people living in it.
TB Lungs Disease is still a problem of health; the generation of TB Lungs derives from contribution of some physical environment of house and respondents characteristics. Tuberculosis is a contagious disease that is generated by Mycobacterium tuberculosis germs; they usually enter the human body system via respiration to the lungs. The TB patients are much founded in unhealthy settlement, and lack of lighting and ventilation one that is under the health requirement. The objective of this research is to recognize the risk of contribution factors of physical environment of house and respondent characteristic toward TB Lungs patients in the city of Jambi.
The methods of research design the control case. The samples were taken proportionally from 7 (seven) referred microscopic public health center (puskesmas), with 50 cases and 100 controls. The data are analyzed to verify hypotheses with univariate, bivariate and multivariate analyses phase. Independent research variables for respondents characteristics; age, gender, length of living, nutrition grade, knowledge, and physical factors of house: ventilation, crowd of settlement, humidity, and lighting.
The result of research shows respondents in Referred Microscopic Public Health Center (PRM); Pakuan Baru 26 % and 19 % controls, Putri Ayu 22% cases and 20% controls, Simpang Kawat 22% cases and 11 % controls. While PRM ; Koni, Simpang IV Sipin, Tanjung Pinang, and Olak Kemang 30% and 59 % controls. The result of bivariate analyses show the length of living, nutrition grade, knowledge, ventilation, crowd of settlement, bedroom and living room lighting, that statistically have significant connection for the appearance of TB Lungs with Odd Ratio 2.7 value (p3.021), 2.6 (p:1.008), 3.9 (p=0.001), 4.6 (p=4.0000) 3.S(p=0.000). 3.3(p).001), and 2.3 (p=0.015). From the result of multivariate analyses it is proved that house ventilation is the most contributed variable that arranges room temperature quality for the appearance of TB Lungs, statistically it shows significant relation p < 0.05 with Odd Ration 8.8 (p=0.000).
It is suggested that a healthy house program should be promoted based on environment to perish TB Lungs. The renovation of TB Lungs patient, mostly, by building windows and glass made roof utilization and also performing intensive information spreading about tuberculoses disease knowledge through direct or indirect information sharing."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1477
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Axcel Dahlan
"Pertumbuhan ekonomi suatu negara selalu bersifat dinamis. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi suatu bangsa adalah faktor industri konstruksi. Di dalam faktor industri konstruksi tersebut terdapat aspek tenaga kerja, dimana tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pendapatan tenaga kerja yang terdapat pada sektor industri konstruksi terhadap pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur dalam industri konstruksi pada tesis ini dibagi kedalam empat (4) kategori sub-sektor industri konstruksi, yakni sub-sektor communication system (komunikasi), sub-sektor power supply (tenaga listrik), sub-sektor transportation system (transportasi) dan sub-sektor water supply (pengairan). Data yang diambil dari BPS (Biro Pusat Statistik), dikompilasi ke dalam empat kelompok sub-sektor industri konstruksi, dan dihitung nilai konstan dari setiap data yang diperoleh, kemudian diolah dengan paket program statistik (SAS/ETS system), dimana data-data dikelompokkan dalam beberapa variabel. Dalam proses perhitungan forecasting, dilakukan banyak pengulangan-pengulangan untuk memperoleh model yang akurat dan logis. Hasil yang diperoleh memberikan gambaran bahwa relatif kecil pengaruh kontribusi pertumbuhan ekonomi akibat perubahan pendapatan (upah) tenaga kerja pada setiap sub-sektor industri konstruksi. Terbukti bahwa industri konstruksi bersifat cyclical (siklus) dengan adanya gambaran bahwa sektor industri konstruksi diprediksi akan mengalami puncak kegiatan antara tahun 2007 sampai tahun 2011, untuk kurun waktu penelitian dari tahun 2001 sampai tahun 2013. Dari segi besarnya konsumsi, maka urutan sub-sektor kontruksi yang memiliki nilai paling besar adalah sub-sektor transportation system (transportasi), kemudian sub-sektor water supply (pengairan), selanjutnya sub-sektor power supply (tenaga listrik) dan yang terakhir adalah sub-sektor communication system (komunikasi). Dari segi rata-rata besarnya pertumbuhan, maka urutan sub-sektor yang paling besar adalah sub-sektor transportasi (- 12%), kemudian sub-sektor pengairan (± 8 %), selanjutnya sub-sektor komunikasi (± 5%), dan terakhir sub-sektor tenaga listrik (± 1 %). Bagi pelaku bisnis dalam industri konstruksi, temuan ini dapat menjadi informasi untuk mempersiapkan keterampilan tenaga kerjanya dalam mengantisipasi kondisi industri konstruksi antara tahun 2003 sampai 2013. Bagi ilmu manajemen konstruksi, dengan penelitian ini dapat memberikan wawasan dan gambaran tentang kondisi industri konstruksi dilihat dari segi ekonomi makro, dan menyadari peranan serta kontribusi ilmu ekonomi dalam perkembangan bidang ilmu manajemen konstruksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T7551
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dahrizal Dahlan
"Bagi bank syariah yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil, keberhasilan dalam manajemen aset liabilitas sangat ditentukan oleh kualitas aset. Kebijakan pembiayaan, sebagai bagian dari aktifitas manajemen aset liabilitas, berperan memberikan arah atau pedoman dalam kegiatan kredit dalam rangka tercapainya tujuan penyaluran kredit, yakni memaksimalkan laba dan meminimalkan risiko. Tercapainya tujuan tersebut akan tercermin dari kualitas aset.
Kualitas aset akan menentukan bonus dan bagi hasil yang diberikan kepada nasabah penyimpan dana dan selanjutnya, akan menentukan kemampuan bank untuk menghimpun dana. Hal sedemikian tidak berlaku bagi bank konvensional, dimana imbalan kepada nasabah penyimpan dana didasarkan pada suku bunga yang telah ditentukan terlebih dahulu tanpa mempertimbangkan kualitas aset.
Diversifikasi pembiayaan merupakan implementasi dari kebijakan pembiayaan (kredit) khususnya kebijakan dalam menentukan target pembiayaan (kredit), berupa, jumlah, jenis (types) dan komposisi dari pembiayaan (kredit) yang disalurkan kepada masyarakat. Dengan mendiversifikasi pembiayaan, bank syariah melakukan diversifikasi risiko dengan cara menyalurkan pembiayaan dalam berbagai dimensi, antara lain, jenis usaha, jenis produk, jenis maturitas dan lokasi.

Assets Liabilities Management and Lending Policy in its relation to Performing Loan and Profit Sharing on Islamic Bank (Case Study: Loan Diversification on PT Bank XYZ)For Islamic bank that it's operation based on profit sharing principles, the successful of assets liabilities management is very determined by asset quality. The lending policy as a part, and as a result of assets liabilities management activity, has a role to give direction or guidance of credit activity in the scope to establish the aim of credit distribution that is to maximize profit and minimize risk. The achievement of the aim would be reflected by assets quality.
Asset quality will determine whether in small or big bonus and sharing is given to creditor, the owner of source of fund, and determining the ability of bank to collect fund. That case doesn't valid in conventional bank that applied interest system, where the interest rate to the customer depended on interest rate that has been determined firstly without considering assets quality.
Lending diversification as an implementation of lending policy specifically the policy in determining lending target, such as, the amount, types, and the composition of lending that distributed to the community. With doing lending diversification, bank has done diversification of credit risk by granting loan in various dimensions, such as: types of business, types of product, types of maturity and location.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumardi Dahlan
"Penelitian mengenai Pengujian Model Nilai-Harapan Kepuasan terhadap Penggunaan Media bertujuan: untuk mengetahui deskripsi aspek demografi dari responden, motivasi menonton siaran televisi, frekuensi menonton siaran televisi, lama menonton siaran televisi, tingkat kepuasan yang diperoleh responden sebagai upaya pemenuhan kebutuhan mereka, serta untuk mengetahui apakah model yang dibangun sesuai dengan urutan tahapan model Nilai-Harapan Kepuasan terhadap Penggunaan Media.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metade survei dengan type penelitian explanatory. Populasi adalah remaja dan orang dewasa di perkotaan dan pedesaan. Lokasi penelitian ini adalah Kotamadya Makassar dan Kabupaten Soppeng, Propinsi Sulawesi Selatan. Penarikan sampel menggunakan "Multistage Stratified Random Sampling?, dengan jumlah sampel sebanyak 440 rumah tangga (400 orang). Data dianalisis dengan menggunakan Path Analysis for Window Release 8.01.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok responden antara usia dengan GS, Sedang antara usia dengan GO tidak menunjukkan adanya pengaruh yang nyata. Antara pendidikan dengan GS maupun GO memperlihatkan pengaruh yang signifikan. Demikian pula antara penghasilan dengan GS maupun GO juga menunjukkan pengaruh yang signifikan.
Motivasi Remaja Desa dalam menonton siran televisi menunjukkan bahwa lebih
separuh dari jumlah mereka menganggap dimensi Pengetahuan penting, sedang
dimensi-dimensi lainnya dianggap biasa-biasa saja. Demikian pula motivasi Dewasa Desa, Remaja Kota, dan Dewasa Kota memperlihatkan bahwa sebagian besar dari mereka menganggap dimensi-dimensi yang diukur biasa-biasa saja bagi mereka. Hal tersebut dapat dimengerti karena mereka pada umumnya memiliki media alternatif untuk memenuhi kebutuhannya.
Frekuensi menonton siran televisi (hari/minggu) secara berurut dari tertinggi hingga terendah adalah: Remaja Desa, Dewasa Kota, Remaja Kota, dan Dewasa Desa. Sedang lama waktu menonton siran televisi (jam/hari) pada hari-hari biasa / hari-hari kerja berurut dari tertinggi sampai terendah adalah: Remaja Desa, Remaja Kota, Dewasa Desa, dan Dewasa Kota. Semua kelompok responden mengalami kenaikan jumlah jam menonton siaran televisi pada hari-hari libur, kecuali Remaja Desa.
Kepuasan yang diperoleh responden dalam menonton siaran televisi adalah: terdapat perbedaan yang nyata (signifikan) antara Remaja Desa dengan Remaja Kota, antara Remaja Desa dengan Dewasa Desa, antara Remaja Kota dengan Dewasa Kota, dan antara Dewasa Desa dengan Dewasa Kota.
Untuk pengujian model Nilai - Harapan Kepuasan terhadap Penggunaan Media, dalam penelitian ini dibangun 10 model. Dan pengolahan data secara statistik dengan menggunakan Path Analysis diperoleh hasil bahwa dari 10 model yang dibangun tersebut hanya 2 model yang sejalan dengan urutan tahapan model Nilai - Harapan yang diuji, yaitu: model Gabungan Kota dan Desa , dan model Gabungan Kota dan Desa yang memasukkan variabel demografi. Sedang 8 model lainnya merupakan model baru (tidak sejalan) dengan model Nilai - Harapan yang diuji. Delapan model tersebut adalah: model Perkotaan, model Pedesaan, model Perkotaan yang memasukkan variabel demografi, model Pedesaan yang memasukkan variabel demografi, model remaja Kota, model Dewasa Kota, model Remaja Desa, dan model Dewasa Desa.
Penerapan model Nilai - Harapan Kepuasan terhadap Penggunaan Media hanya dapat diterapkan bilamana sampel yang diambil terdiri atas remaja dan orang dewasa di perkotaan dan Pedesaan digabungkan. Dalam penelitian model tersebut hendaknya dimasukkan variabel selain media televisi, juga media elektronik lainnya, media cetak, media antar pribadi, dan media kelompok/organisasi, sebab kesemua jenis media tersebut sangat berpengaruh dalam GS, MC dan GO, yang sekaligus mempengaruhi tingkat ketepatan model yang dibangun (Goodness of Fit Index).

Testing on Models of Gratification Expectation-Value toward The Use of MediaThe research aimed to discover the description of demography aspects of respondent, motivation to watch television programs, the frequency, the duration, the gratification level obtained by respondent as an effort to meet their need, and the agreement between the models established and the sequence level of gratification Expectation-Value models of using of media.
The method applied was survey and the research type was explanatory. The population taken were adolescence and adult in towns and rural. The locations taken were Makassar municipality and Soppeng regency of South Sulawesi province. The sample was drawn by employing Multistage Stratified Random Sampling method. The amount of the sample was 400 households (400 peoples). Data was analyzed using Path Analysis for Windows 8.01.
Research result showed that there were significant different between respondent group on age and gratification sought (GS) whereas between age and gratification obtained (GO) did not indicate a significant effect. There was a significant effect between income and GS as well as GO.
Motivation of rural adolescence in watching television program showed that more than a half of the sample population considered the importance of knowledge dimension. Hence other dimensions were judged as usual and so rural adult, town adolescence, and town adult thought of that. This condition could be understood since they generally had alternative media to fulfill their need.
Sequentially from the highest to the lowest, the frequency to watch television (day/week) was rural adolescence, town adult, town adolescence, and rural adult. Whereas everyday duration to watch television (hour/day) was rural adolescence, town adolescence, rural adult, and town adult. All respondent groups experienced increasing the number of hour in watching television program on free days except rural adolescence.
Gratification obtained by respondent in watching television was significant difference between rural adolescence and town adolescence, rural adolescence and rural adult, town adolescence and adult adolescence, and rural adolescence and town adult.
For the testing on models of gratification expectation-value toward the use of media as much as 10 models was established. Based on statistic analysis using path analysis, it was only 2 models in accordance with the sequence of steps of expectation-value model tested namely joining model of town and rural, and that for town and rural involving demography variable. Another 8 models were new models that were not in accordance with the expectation-value model studied. They were town model, rural model, town model involving demography variable, rural model involving demography variable, town adolescence model, town adult model, rural adolescence model, and rural adult model.
The application of models of gratification expectation-value toward the use of media could only be addressed if the sample used covered the combination of adolescence and adult in town and rural. In the models studied, other variables besides television should be included such as electronic media, printed media, inter-personal media, and group or organization media as all the media are extremely influence to GS, MC, and GO as well as the level of model-accuracy built (Goodness of Fit Index).;Testing on Models of Gratification Expectation-Value toward The Use of MediaThe research aimed to discover the description of demography aspects of respondent, motivation to watch television programs, the frequency, the duration, the gratification level obtained by respondent as an effort to meet their need, and the agreement between the models established and the sequence level of gratification Expectation-Value models of using of media.
The method applied was survey and the research type was explanatory. The population taken were adolescence and adult in towns and rural. The locations taken were Makassar municipality and Soppeng regency of South Sulawesi province. The sample was drawn by employing Multistage Stratified Random Sampling method. The amount of the sample was 400 households (400 peoples). Data was analyzed using Path Analysis for Windows 8.01.
Research result showed that there were significant different between respondent group on age and gratification sought (GS) whereas between age and gratification obtained (GO) did not indicate a significant effect. There was a significant effect between income and GS as well as GO.
Motivation of rural adolescence in watching television program showed that more than a half of the sample population considered the importance of knowledge dimension. Hence other dimensions were judged as usual and so rural adult, town adolescence, and town adult thought of that. This condition could be understood since they generally had alternative media to fulfill their need.
Sequentially from the highest to the lowest, the frequency to watch television (day/week) was rural adolescence, town adult, town adolescence, and rural adult. Whereas everyday duration to watch television (hour/day) was rural adolescence, town adolescence, rural adult, and town adult. All respondent groups experienced increasing the number of hour in watching television program on free days except rural adolescence.
Gratification obtained by respondent in watching television was significant difference between rural adolescence and town adolescence, rural adolescence and rural adult, town adolescence and adult adolescence, and rural adolescence and town adult.
For the testing on models of gratification expectation-value toward the use of media as much as 10 models was established. Based on statistic analysis using path analysis, it was only 2 models in accordance with the sequence of steps of expectation-value model tested namely joining model of town and rural, and that for town and rural involving demography variable. Another 8 models were new models that were not in accordance with the expectation-value model studied. They were town model, rural model, town model involving demography variable, rural model involving demography variable, town adolescence model, town adult model, rural adolescence model, and rural adult model.
The application of models of gratification expectation-value toward the use of media could only be addressed if the sample used covered the combination of adolescence and adult in town and rural. In the models studied, other variables besides television should be included such as electronic media, printed media, inter-personal media, and group or organization media as all the media are extremely influence to GS, MC, and GO as well as the level of model-accuracy built (Goodness of Fit Index)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
D118
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azmi Dahlan
"Kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat dan tuntutan konsumen yang semakin kritis, menghendaki perubahan yang cepat terhadap pelayanan masyarakat, salah satu pelayanan masyarakat yang amat mendukung kemajuan perekonomian bangsa Indonesia adalah pelayanan di bidang Paten. Penelitian ini berlokasi pada Direktorat Paten dan pengguna Pelayanan Paten itu sendiri.
Metodologi yang digunakan bersifat survey dengan mengambil seluruh populasi dijadikan sarnpel yaitu sebanyak 43 Konsultan Paten. Langkah awal dilakukan uji coba sebagai pra penelitian terhadap 7 responden dari tanggal 21 April sampai dengan 5 Mei 2003. Dari 20 Butir pernyataan untuk variabel Sistem Pelayanan Paten ternyata terdapat 3 butir yang tidak valid [ Butir 17,18 dan 19 ]. Sedangkan untuk variable Sistem Komputerisasi dari 10 butir pemyataan terdapat tiga butir pemyataan yang tidak valid [ butir 1,4 dan 8 ]_ Idealnya dilakukan perubahan terhadap pemyataan yang tidak valid, namun mengingat waktu terbatas, maka terhadap 20 responden yang terjaring dilakukan pembahasan dengan tidak memasukan butir pernyataan yang tidak valid. Penelitian ini menggunakan skala iikert gradasi sangat positif sampai dengan negatif, yaitu berupa jawaban 'Sangat Setuju [ 5 ], Setuju [ 4 ], Ragu-ragu [ 31, Tidak Setuju [ 2 ], Sangat Tidak Setuju [ 1 ].
Teknik analisis data yang digunakan adalah Korelasi Spearman dan regresi berganda. Dari analisis hasil penelitian terungkap bahwa : Kepuasan konsumen lebih terpenuhi dengan menggunakan sistem komputerisasi dan pada sebelum dilaksanakan sistem komputerisasi, karena sebelum adanya sistem komputerisasi selalu lambat dan bervariasi jangka waktu penyelesaiannya. Dalam memenuhi kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan, ternyata hubungan sistem komputerisasi dengan kualitas pelayanan di bidang Paten dari data terlihat mempunyai hubungan yang sedang [angka korelasi 0,535 adalah di atas angka 0,5,], akan tetapi sistem komputerisasi hanya bisa menjalaskan untuk meningkatkan pelayanan Paten di Direktorat Paten sebesar 28,70%, sedangkan 71,30% dijelaskan oleic sebab-sebab yang lain.
Berdasarkan acuan teori tentang Kualitas Pelayanan yang merupakan landasan dalam pelaksanaan pelayanan paten, terdapat lima dimensi pokok yang berkaitan dengan kualitas pelayanan, yakni tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty. Kelima faktor ini dapat secara bersama-sama mempengaruhi kualitas pelayanan dengan sistem komputerisasi, namun pengaruh ini hanya meningkatkan pelayanan paten di Direktorat paten sebesar 28,70%, sedangkan 71,30% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Oleh karena itu Direktorat Paten dalam mengadaptasi era Teknologi Informasi, paling tidak harus dapat menerapkan lima faktor kualitas pelayanan yang dikemukakan di atas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12229
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Faisal Dahlan
"Dalam beberapa tahun belakangan dari tiga kategori kelompok konsumen (dumb, snob dan smart consumer), terlihat kelompok smart consumer yang berorientasi pada value pada produk AC cenderung meningkat. Situasi ini memunculkan tantangan baru bagi produsen AC dalam upayanya untuk memberikan kepuasan melalui atribut produk AC yang dihasilkannya. Sehingga panting untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen yang ada saat ini melalui gambaran situasi persaingan yang ada, loyalitas konsumen, kinerja atribut produk, persepsi konsumen atas atribut produk sebelum melakukan pembelian, kinerja produk setelah pembelian, atribut mana yang dirasakan memuaskan, customer satisfaction index dan secure customer index.
Penelitian ini sendiri bertujuan untuk memberikan gambaran atas tingkat kepuasan konsumen produk AC. Didahului dengan exploratory research melalui secondary data analysis dan focus group discussion untuk mendapatkan atribut produk AC, mendisain kuesioner, melakukan survey dan analisis atas data yang dihasilkan melalui key driver analysis, importance performance analysis, gap analysis, customer satisfaction index dan secure customer index
Berdasarkan hasil analisis didapat bahwa loyalitas konsumen alas suatu produk AC yang saat ini dimiliki adalah produk yang sebelumnya juga dimiliki dengan lama penggunaan berkisar 2-4 tahun terakhir. Customer retention pada produk AC didasarkan kriteria konsumen dalam kualitas produk, aksesoris pendukung remote control dan penggunaan bagi anggota keluarga yang berjumlah 5 orang atau lebih. Secara demografis opini responden yang terlibat dalam penelitian ini, sebagian besar berasal dari: pria, memiliki rentang usia 20-29 tahun, tingkat pendidikan strata-1, profesi pegawai swasta, berpenghasi lan Rp. 3-5 juta/bulan dan berdomisili di Jakarta Barat. Customer commitment pada produk AC memiliki hubungan yang lemah antara merk AC, aksesoris kontrol dan ketersediaan spare parts terhadap tingkat kepuasan konsumen secara keseluruhan dimana tingkat kepentingan atribut sebelum pembelian adalah garansi, service, kapasitas, harga, ketersediaan spare parts, aksesoris kontrol, merk dan model AC. Sedangkan sesudah pembelian adalah kapasitas pendinginan, garansi, service produk AC, harga produk, ketersediaan spare parts, model, merk dan aksesoris kontrol. Dengan merk dan model AC adalah atribut yang dirasakan memuaskan.
Hasilnya didapat bahwa customer satisfaction index berada pada ambang batas tingkat kepuasan dengan nilai secure customer index sebesar 6,67 % suatu nilai yang relatif kecil dimana loyalitas pelanggan lebih rendah dari tingkat kepuasan secara umum, akan tetapi lebih tinggi dari minat pengguna yang merekomendasikan AC tersebut. Kondisi yang dapat dipengaruhi mengingat AC adalah produk teknologi yang setiap saat berkembang menjadi lebih maju dengan konsumen cenderung menginginkan produk AC dilengkapi teknologi terkini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12479
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>