Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dahlia
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi ada/tidaknya isu transfer pricing dalam suatu transaksi contract manufacturing, mengetahui praktik penggunaan bentuk kerjasama contract manufacturing yang dilakukan oleh perusahaan multinasional, baik di Indonesia maupun negara lainnya mengetahui bagaimana menerapkan analisis kesebandingan (comparability analysis) dalam penerapan prinsip harga wajar; menganalisis metode penentuan harga wajar apa yang sebaiknya digunakan untuk menentukan besarnya profit margin atas transaksi contract manufacturing ini; menganalisis praktik dan ketentuan perpajakan Indonesia yang terkait dengan ketentuan umum transfer pricing dan ketentuan khusus mengenai contract manufacturing yang kemudian dibandingkan dengan negara Amerika Australia. Canada, China dan Italia. Penelitian yang dilakukan berupa pendekatan kualitatif dengan deskriptif analitis, metode survei dan tanya jawab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan istimewa di antara para pihak dan tidak diberlaknkannya pembebenan harga wajar (arm's length) dalam transaksi contract manufacturing merupakan bukti bahwa telah timbul isu transfer pricing. Dalam penentuan besarnya profit margin yang wajar yang luirus dibebankan contract manufacturer kepada prinsipalnya,. diperlukan penetapan analisis kesebandingan (comparability analysis) dengan penekanan pada analisis fungsional. Berkaitan dengan pemilihan metode penentuan harga wajar yang harus digunakan untuk transaksi ini, haruslah dilihat kasus per kasus dan tergantung dari ketersediaan data pembanding. Meskipun demikian, metode berbasis transaksi lebih diutamakan untuk digunakan dihandlog metode berbasis profit. Dari penelitian terhadap ketentuan perpajakan pada keenam negara tersebut termasuk Indonesia, hampir semua negara tidak memiliki ketentuan perpajakan yang khusus terkait dengan contract manufacturing, kecuali Australia. Isu yang sering digunakan oleh otoritas pajak di negara-negara tersebut yang terkait dengan transaksi contract manufacturing ini adalah isu transfer pricing. ......This thesis is aimed at identifying whether or not there is transfer pricing issue in the transaction of contract manufacturing arrangement; comprehending some types of contract manufacturing arrangement practices conducted by various multinational corporations, both in Indonesia or in many other countries; understanding how to implement comparability analysis in applying arm's length principle; analysing and fmally using the best method in finding arm's length price to determine profit margin on the contract manufacturing transaction; and as well as analysing the prevailing tax rules in Indonesia pertaining to transfer pricing transactions and special rules on contract manufacturing arrangement from which the outcome will be compared with USA, Australia, Canada, China and Italy. Research in this thesis will take furm of qualitative research with descriptive analyses, survey method and inquiry. The result turns out that there is a related party in the transactions between them and that the arm's length principle is not evident in the transaction of contract manufactnring arrangement. These circumstances become the proof that transfer pricing practice looms and exists. In detennining fair profit margin iliat should finally be charged into contract manufacturer and to its principal, it requires analyses of comparability, with the emphasis on functional analyses. Pertaining to the selection of methods used in determining arm's length price, ease by case should closely be elaborated and this step hinges on the availability of comparnble data. Even so, transaction·based method is preferable to use as compared with profit-based method. The result of researches in the said six countries. including Indonesia, is found that almost all the aforementioned cowttries do not have specific rules of tax concerning contract manufacturing arrangement, except Australia. The main issue concerning the contract manufacturing arrangement usually perceived by tax: authority of the said countries is nothing but the issue of transfer pricing.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlia
Abstrak :
Di Jepang, musik memiliki sejarah yang panjang mulai dari zaman kuno hingga saat ini. Begitu banyaknya musik yang mewakili aspirasi masyarakat dari waktu ke waktu, membuat musik ataupun wadah dari musik-musik tersebut masih diakui keberadaannya hingga kini. ini dapat dilihat misalnya dari gedung pertunjukkan Kabuki yang masih terus menyedot penonton. Entah lakon aktor yang memikat atau kerinduan penonton untuk kembali ke suasana di waktu silam yang tercipta dalam sebuah pementasan, yang jelas Kabuki sebagai salah satu kesenian tradisional Jepang ini tetap hidup dalam hati setiap penggemarnya. Bila kembali ke suasana di waktu silam adalah alasannya maka kontribusi musik Kabuki guna membawa penonton ke zaman yang dipertunjukkan sangatlah besar. Berbicara tentang musik Kabuki tentunya tidak lepas dari bayangan musik tradisional Jepang. Karena sebagai drama tradisional Jepang adalah hal yang lumrah bila alat-alat yang dipergunakan dalam Kabuki adalah alat-alat musik tradisional Jepang. Seperti yang ditulis oleh William P. Maim' dalam Traditional Japanese Music and Musical Instrument dari lukisan kuno dapat dilihat bahwa alat musik yang mengiringi Kabuki pada awalnya ialah, suling Noh dan tiga macam alat musik pukul. Pernyataan di atas memperkuat keyakinan penulis bahwa dalam menganalisa musik Kabuki penulis harus berangkat dari sejarah musik tradisional Jepang.Penulis yang memang menyimpan ketertarikan terhadap musik tradisional Jepang menganggap korelasi tersebut di atas merupakan karya yang menarik. Setelahmempelajari sejarah musik tradisional Jepang serta melihat hasil aplikasinya dalam Kabuki, penulis memutuskan untuk memilih musik Kabuki sebagai tema dalam skripsi ini.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mutiara Dahlia
Abstrak :
Usaha Jasa Boga Golongan A3 merupakan salah satu industri kecil sektor informal yang melayani kebutuhan umum dengan pengolahan yang menggunakan dapur khusus dan mempekerjakan tenaga kerja. Dalam mengolah bahan makanan usaha jasa boga di Jakarta pada umumnya menu tnakan bahan bakar elpiji karena elpiji mempunyai beberapa keunggulan dibanding bahan bakar lain. Disamping mempunyai keunggulan, elpiji juga tidak luput dari terjadinya kebakaran. Prevalensi kebakaran yang disebabkan oleh elpiji cukup tinggi, hal ini dikarenakan pengetahuan dan perilaku yang salah oleh pekerja dalam men gunakan elpiji. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat (Green 1991) dengan perilaku keselamatan kerja penggunaan elpiji pada pekerja bagian pengolahan usaha jasa boga golongan A3 di Jakarta Selatan tahun 2002. Penelitian ini menggunakan data primer tentang umur, pendidikan, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan tentang elpiji, pengetahuan tentang keselamatan kerja, prosedur kerja, fasilitas, pelatihan, kebijakan dan perilaku keselamatan kerja penggunaan elpiji pada pekerja bagian pengolahan usaha jasa boga golongan A3. Desain penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, Iokasi penelitian di 10 (sepuluh) usaha jasa boga golongan A3 yang mempunyai izin tetap penyehatan makanan di Jakarta Selatan. Pcngambilan sampel secara purposive pada 100 pekerja bagian pengolahan, pengumpulan data primer melalui kuesioner untuk variabel umur, pendidikan, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan tentang elpiji, pengetahuan tentang keselamatan kerja, prosedur kerja, fasilitas kerja, pelatihan dan kebijakan. Wawancara dan observasi dilakukan untuk variabel dependen yaitu perilaku keselamatan kerja penggunaan elpiji_ Data dianalisa dengan menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian responden berperilaku keselamatan kerja baik (73%), sedangkan yang berperilaku keselamatan kerja kurang baik sebesar (27%), sebagain responden berjenis kelamin Iaki-laki (70%), umur responden sebagian besar antara 18 - 49 tahun (91%), tingkat pendidikan tinggi (5%), menengah (59%) dan rendah (36%). Masa kerja responden sebagain besar kurang dari 10 tahun (74%) sedangkan pengetahuan responden tentang elpiji balk (44%), sedang (16%), kurang (40%) dan pengetahuan responden tentang keselamatan kerja baik (42%), sedang (32%) dan kurang (26%). Prosedur kerja, responden menjawab (57%) sesuai dan (43%) tidak sesuai. Fasilitas tersedia (42%), tidak tersedia (58%), ada pelatihan (33%), ada kebijakan (30%), dan sebagain besar tidak ada pelatihan dan kebijakan. Hasil analisis bivariat temayata pengetahuan tentang elpiji (M0,048), pengetahuan tentang keselamatan kerja (P),037), prosedur kerja (P.),004), pelatihan (P),005) berhubungan secara bermakna dengan perilaku keselamatan kerja penggunaan elpiji pads pekerja bagian pengolahan usaha jasa boga golongan A3 di Jakarta Selatan. Dari basil multivariate, variabel prosedur kerja (P,0256) dan pelatihan (M0,0295), memberikan hubungan yang bermakna dengan perilaku keselamatan kerja penggunaan elpiji. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku keselamatan kerja penggunaan elpiji, maka penelitian ini mengambil kesimpulan bahwa prosedur kerja dan pelatihan adalah faktor yang paling dominan dan erat hubungannya dengan perilaku keselamatan kerja maka penelitian ini juga memberikan saran agar memberikan pelatihan, monitoring, pengawasan tentang perilaku keselamatan kerja mengguaakan elpiji. Untuk semua usaha jasa boga agar meningkatkan fasilitas, memperhatikan prosedur kerja dan mensosialisasikan kebijakan agar tejadi suasana kerja yang mengutamakan keselamatan kerja dan kesehatan kerja.
The A3 category of catering known is one of the informal small industries sector serving public need, which is processed by using special kitchen and helped by some hired hands. The process of raw food materials for catering business in Jakarta, generally uses elpiji because it has some advantages compared other fuels. Besides its advantages, elpiji as well as other fuels can not avoid the fire to happen. The rate of occurrences of fire caused by elpiji is high enough, and this is because the know how and correct manner is not sufficiently observed by workers using it. The study has purpose to find out whether or not there is predisposition, causing and encouraging factors relationship (Green 1991) with working safety manners of the workers involved in catering business category A3 in South Jakarta in 2002. This study uses primary data on age, education, gender, works experience/duration, knowledge on elpiji, the knowledge of the work safety, work procedures, facility, training, policy and manner of using elpiji safely at the processing division catering A3. The design of study was quantitative to cross sectional approach, location at 10 (ten) catering A3 that hold permanent license of food sanitary at South Jakarta. The purposive sample selection is done to 100 processing workers, primary data collection through questioner on variable ages, education, gender, work experience/duration, knowledge of elpiji, knowledge of working safety, working procedures, working facilities, training and policies. Interviews and observation performed for dependent variable, that is working safety measures of using elpiji. Data analyze using univariat, bivariat and multivariat analyses. The result of the study indicates that some respondents are good at observing safety manner (73%), while those behaving rather badly is (27%). Some respondents are of male sex (70%). Most of respondents age is between 18 - 49 years (91%); those of low education is (36%). Work experience/duration of some of the respondents is less than 10 years (74%), while their knowledge about elpiji ranges from good (42%), moderate (32%) and somewhat bad (26%). Work procedures answered by (57%) is in accordance with the regulation and as much as (43%) is not. About 42% of facilities is available, unavailable (58%); training provided (33%); policies imposed (30%), and mostly there is no training and policies provided. The analysis outcome of bivariat indicates that the knowledge on elpiji (P=0.048), knowledge on safety (P~_037), work procedures (P=0.004), training (P=0.005) has significant relationship with the safety manner of using elpiji at the processing of catering business in Jakarta Selatan. As from the result of multivariate analysis, work procedure variables is (P=0.025) and training is (P=0.029), has significant relationship with the working safety manner of using elpiji. From the factors having relationship with safety manner of using elpiji, this study concludes that work procedures and training is a dominant factor and has close relationship with working safety behavior. Thereby this study also offers suggestions to establish training, monitoring, control on working safety manner following the use of elpiji. For catering it is advised to foster facility, observe work procedures and socialize policies so that there will be an acceptable work atmosphere that put working safety and work health in the first place. Bibliography : 44 (1980-2001)
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Dahlia
Abstrak :
Tingginya pemberian MP-ASI dini pada bayi turut berkontribusi akan terjadinya penyakit infeksi dan kurang gizi terutama pada bayi usia 0 - 6 bulan pertama kehidupan, juga berperan untuk memperpendek jarak kelahiran serta dapat menimbulkan penyakit degeneratif seperti Diabetes mellitus, Hipertensi, penyakit sirkulasi dan kanker pada usia dewasa akibat terjadinya obesitas yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI dini pada masa bayi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dan faktor yang dominan hubungannya dengan pemberian makanan pendamping ASI dini pada bayi di kecamatan Pasar Rebo, kotamadya Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode Crossectional atau potong lintang, semua variabel diukur sekaligus dalam waktu yang sama sehingga tidak luput dari kelemahan-kelemahan yang sedapat mungkin sudah diminimalkan. Populasi dan sampel dalam ponelitian ini adalah ibu kandung dari bayi usia 4 - 11 bulan. Sampel diambil menggunakan metode acak stratifikasi setelah lebih dahulu dibuat kerangka sampel dari dasar pencacahan individu tahunan yang baru selesai dilakukan oleh Departemen Transmigrasi dan Kependudukan di kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur. Dari 202 orang calon responder terpilih, tidak semua berhasil diwawancarai dengan alasan, usia bayi ternyata tidak memenuhi syarat, ibu sedang sakit, sedang bepergian dan pindah alamat sehingga jumlah responden yang memenuhi syarat menjadi 186 orang. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa pemberian MP-ASI dini sangat tinggi yaitu mencapai 90,7 %, sehingga data menjadi homogen dan kurang kuat dipakai untuk menggali beberapa faktor yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi. Ditemukan dua faktor yang berhubungan bermakna dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi yaitu pengetahuan ibu tentang dampak pemberian MP-ASI dini pada bayi (p= 0,0018, OR = 3,696 dan 95% CI 1,254 - 10,896) dan pemberian ASI pertama kali atau inisiasi menyusui merupakan faktor yang dominan pengaruhnya (p 0,004, OR = 5,414, 95% CI 1,706 - 17,183). Pada analisis univariat ditemukan pemberian contoh makanan bayi gratis pada ibu bersalin yang cukup besar (43%) dan diperoleh informasi bahwa 95% responden menerimanya dari bidan. Sebanyak 74,2% bayi sudah diberi makanan pralaktal. Sekitar 88% diberikan oleh bidan dan hanya 3,6% yang diberikan oleh keluarga dekat. Sebanyak 74,7% bayi usia < 4 bulan sudah diberi minuman selain ASI dan 36,6% diantaranya melanjutkan pemberian minuman selain ASI (susu formula) yang dimulai dari tempat persalinan. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengetahuan ibu tentang dampak pemberian MP-ASI dini pada bayi masih sangat rendah dan peran petugas kesehatan terutama bidan cukup besar dalam pemberian MP-ASI dini pada bayi. Disarankan agar materi penyuluhan tentang dampak pemberian MP-ASI dini pada bayi dan manajemen laktasi semakin ditingkatkan dan menganjurkan petugas kesehatan selalu memberikan edukasi kepada ibu hamil, bersalin, menyusui dan keluarganya. Departemen Kesehatan agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap produsen susu formula maupun petugas kesehatan yang secara terang-terangan sudah berani melanggar kode etik pemasaran makanan pengganti air susu ibu. Perlu dilakukan penelitian dengan metode yang lain untuk menggali faktor penyebab tingginya angka pemberian MP-ASI dini dan tingginya peran bidan dalam memberikan contoh susu formula dan makanan pralaktal pada bayi.
The high rate of early breast milk supplementary feeding for infants has contributed to infection and malnutrition mainly for infants at the age of 0 to 6 months and it contributing to shortening birth interval and degenerative diseases for adult such as diabetes mellitus, hypertension, circulatory diseases and cancer which caused by obesity related to early breast milk supplementary feeding for infants. This research aims at collecting information of relating factors and dominant factor related to early breast milk supplementary feeding for infants in Pasar Rebo, a sub district area of East Jakarta Municipality. This research using crossectional method, where all variables are measured in the same time and some weaknesses might be found which have been tried to minimize. The population and sample of this research are mothers who have infant 4 to 11 months of age. Sample are taken using random stratification which are obtained from annual survey of The Department of Transmigration and Population in Pasar Rebo, East Jakarta There are only 186 respondents able to register, out of 202 determined respondents since some of them are those who have infants not at the required age, sickness, change of address (moved). This research shows that there are 90,7% of early infants supplementary feeding which led to homogeny data and less enough to use in finding factors related to early infant breast milk supplementary feeding. Nevertheless, there are 2 imperative factors found related to early breast milk supplementary feeding for infants; firstly, the first time of breast feeding factor (p = 0.004, OR = 5.414, 95% CI 1.706 - 17.183). Secondly, the lack of respondents knowledge of the impact of early breast milk supplementary feeding for infants (p = 0.018, OR = 3.696 and 95% CI = 1.254 -1.0.896). Some of research variables have no strong relation to early breast milk supplementary feeding for infants. However, there are considerable number (43%) found in univariat analysis such as unpaid infant foods for promotion for respondents who delivered birth and there are 95% of respondents received from the midwives. 88% of prelacteal feeding given by the midwives, and there are only 3.6% given by their family. Approximately 74.7% of infants less than 4 months of age are given other fluid and 36.6% of them are given other milk since the first time in the hospital. According to this research, it is conclude that given early breast milk supplementary feeding for infants caused by the delayed initiation of breast feeding, the lack of respondents knowledge of impact of early breast milk supplementary feeding for infants and the midwives, have dominant role in given early infants supplementary food. It is suggested, therefore, that counseling material of the impact of early breast milk supplementary feeding for infants should be increased and medical officers should be intentionally educate pregnant women, those who deliver birth and breast feeding as well as their family. The Department of Health should also be intentionally controlling milk producers and medical officers who darely abuse the ethic code of complementary foods marketing. There should be more research to find out factors led to the high rate of early breast milk supplementary feeding for infants and the role of midwives in giving milk sample and prelacteal food for infants.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 8920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadeak, Dahlia
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan atau menjelaskan perbedaan UKGS program dengan UKGS Percontohan ditinjau dari status kesehatan gigi dan factor- faktor yang berpengaruh di Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Metode penelitian : Penelitian ini dilakukan dengan design pendekaan potong lintang /cross sectional dan menggunakan analisis univariat, bivariat (dengan T-test, U Mann Whitney , korelasi Spearmen's rho untuk independent sample) dengan pengambilan sampel secara purposive di dua Sekolah Dasar yaitu SD Negeri IV dan V Pondok Ranji di Kecamatan Ciputat Tangerang dengan jurnlah sample 240 rnurid kelas II, IV dan VI. Hasil penelitian : Hasil menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara UKGS Program dan UKGS Percontohan yang ditinjau dari status kesehatan gigi (DMF-T )dan OHIS gigi (p > 0,05 ), dan terlihat bahwa perilaku kesehatan gigi anak memberi pengaruh terbesar 0.399, dan peran serta guru memberikan pengaruh sebesar 0.140 untuk status DMF-T gigi anak SD, sedangkan perilaku kesehatan gigi orang tua tidak mempunyai pengaruh. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor yang berpengaruh terbesar untuk status kesehatan gigi anak SD adalah perilaku anak, partisipasi guru , dan perilaku orang tua.
School-linked preventive oral care programs for children were performed since Department of Health Republik Indonesia Objective : The ain of this study is to analyze the diffences contribution factors and oral health status that influence the UKGS Program and model UKGS. Material and method : Research desing was cross-sectional, with use purposive sampling the intra oral examination of oral health status, and qustinair that used to know the contribution factor in UKGS Program and model UKGS, were carriet out in 240 school children that in 2nd, 4th, and 6th, class which belong to primary school of SD IV and SD V Pondok Ranji, Tangerang. All independent variables data were analyze in univariat, bivariat with T test, Mann Whitney U-test, Spearmen's rho test using computer software SPSS 30.1. Result : Although DMF-T index ( 0,87) of model UKGS was lower than that of government programme UKGS ( 0,90 ) and good criteria of OHIS index model UKGS (75,4 %) but there were not significant different between model UKGS and government program UKGS (P > 0,05), In addition there were shown significance correlation between children and DMF-T index ( r = 0,399 , p < 0,000 ) and significant correlation between teacher participation, oral health behavior of school children and OHIS ( r .-0,539; p< 0,0001 )
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2005
T16250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Irma Dahlia
Abstrak :
Penerapan teknologi di dunia kesehatan memberi dampak positif dan negatif terhadap pelayanan keperawatan. Teknologi memfasilitasi kegiatan keperawatan dan menciptakan keamanan tetapi juga dianggap menciptakan stres karena membatasi asuhan keperawatan ke pasien. Semakin banyak interaksi yang terjadi antara pasien dan perawat melalui kehadiran fisik tergantikan oleh kehadiran teknologi. Caring mengalami perubahan dalam menghadapi teknologi. Namun teknologi dan caring harus sejalan sebagai suatu harmoni. Dampak teknologi dapat dilihat di ruang perawatan intensif dimana teknologi merupakan bagian integral dari lingkungan keperawatan kritis. Caring adalah ekspresi keperawatan, maka ekspresi caring ini dapat dipahami melalui pengalaman hidup dari perawat, khususnya pengalaman hidup sebagai refleksi dari pengetahuan atau keterampilan dimana perawat memahaminya melalui paparan dalam situasi tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran terkait pengalaman perawat dalam menangani pasien dengan ketergantungan pada peralatan teknologi tinggi di ruang ICU. Penelitian dilakukan dengan teknik wawancara mendalam yang dilakukan secara virtual pada 13 perawat ICU yang sudah bekerja di ruang ICU lebih dari 1 tahun dan pernah mengikuti pelatihan ICU. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit khusus otak dan saraf. Analisis penelitian menggunakan metode Colaizzi dan menghasilkan 10 tema yang mendukung makna pengalaman perawat dalam menangani pasien dengan ketergantungan peralatan teknologi tinggi di ICU. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perawatan pada pasien dengan ketergantungan membutuhkan sinergi antara kompetensi penggunaan peralatan teknologi dan kompetensi terhadap asuhan keperawatan pada pasien total care. Perawat juga harus memiliki motivasi, empati pada pasien dan keluarga, selalu berkomunikasi dengan pasien dan keluarga, didukung oleh rekan kerja yang kompeten dan solid, dukungan fasilitas dan peralatan teknologi tinggi serta upaya peningkatan kompetensi dari manajemen keperawatan dan manajemen RS. ......The use of technology in the health services give positive and negative effects on nursing. The technology was described as a security that could facilitate nursing care, but also one that could sometimes present obstacles. The more interactions that occur between patients and nurses through physical touch are replaced by the presence of technology. Caring is changing in the face of technology. But technology and caring must be one harmony. The impact of technology can be seen in the intensive care unit where technology is an integral part of the critical nursing. As caring is the expression of nursing, this caring expression can be understood through the lived experiences of the nurses, particularly the lived experience as a reflection of the knowledge or skills which the person understands through the exposure in that particular situation. The study was conducted with in-depth interview for 13 nurses who had worked in the ICU for more than 1 year and had attended ICU training. This research was conducted in a hospital speciality of brain and nerves. The analysis of this study used the Colaizzi method and produced 10 thematics that support the meaning of the experience of nurses in supporting patients by relying on high-tech equipment at the ICU. The results of the study can conclude that care in patients with competence requires a synergy between the competence of using technological equipment and competence for nursing care in total patient care. Nurses must also support, empathy with patients and families, always communicate with patients and families, be supported by competent and solid colleagues, support of high-tech facilities and equipment and support the improvement of competencies of nursing management and hospital management.
[Depok, Depok]: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manihuruk, Alusnaria Dahlia
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah efektivitas dari dewan komisaris dan kepemilikan keluarga yang merupakan mekanisme corporate governance berpengaruh terhadap strategi diversifikasi perusahaan dan nilai perusahaanperusahaan di Indonesia. Efektivitas dewan komisaris diukur dengan menggunakan skor yang dikembangkan oleh Hermawan (2009). Skor ditetapkan berdasarkan karakteristik independensi, aktivitas, ukuran dan kompetensi. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan model regresi dari 639 observasi pada perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2011. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa efektivitas dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan dan kepemilikan keluarga tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sementara itu, efektivitas dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap strategi diversifikasi, begitu pula kepemilikan keluarga berpengaruh positif signifikan terhadap strategi diversifikasi. Strategi diversifikasi juga berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengujian efektivitas dewan komisaris, kepemilikan keluarga, dan strategi diversifikasi secara bersama-sama terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa efektivitas dewan komisaris dan strategi diversifikasi berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, sementara kepemilikan keluarga tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sehingga, penelitian ini menyimpulkan bahwa efektivitas dewan komisaris mempengaruhi nilai perusahaan secara langsung tanpa melalui diversifikasi. Lebih lanjut, strategi diversifikasi juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.
The objective of this research is to analyze whether the board of commissioner effectiveness and family ownership, which are the mechanisms of corporate governance, have influence to diversification strategy and firm value in Indonesia. The board of commissioner effectiveness is measured using the scoring method developed by Hermawan (2009). Scoring is based on the characteristics of independency, activity, size and competency. Hypotheses testing is conducted using regression models with 639 observations from companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2009-2011. The empirical result shows that the board of commissioner effectiveness positively influence the firm value while family ownership has no significant influence to firm value. The empirical result also shows that the board of commissioner effectiveness and family ownership positively influence the firm`s diversification strategy. The diversification strategy of the company also have significant positive influence to firm value. Hypotheses testing of the board of commissioner effectiveness, family ownership, and diversification strategy together on firm value suggests that the board of commissioner effectiveness and diversification strategy have significant positive influence on firm value, while family ownership has no influence on firm value. Thus, this study concludes that the board of commissioner effectiveness affects firm value directly without going through diversification. Furthermore, diversification strategy is also a factor that affects firm value.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T34765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Dahlia
Abstrak :
ABSTRAK
Proses pengalihan hak atas saham menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku mensyaratkan untuk memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham terlebih dahulu. Persyaratan lainnya adalah keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham lainnya atau dikenal dengan pre-emptive rights. Persyaratan terakhir ini merupakan salah satu upaya perlindungan hukum pemegang saham minoritas. Setiap proses pengalihan hak atas saham merupakan perubahan anggaran dasar yang memerlukan persetujuan dari atau pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan HAM RI. Dalam perkara yang menjadi bahasan dalam tesis ini, permohonan pengalihan hak atas saham PT X ditolak oleh Menteri. Penolakan Menteri tersebut dikeluarkan oleh Dirjen AHU berdasarkan surat yang dikirimkankan oleh BI, salah satu pemegang saham PT X. Isi surat dari BI adalah permohonan penolakan persetujuan pengalihan dan konversi saham dalam PT X. PT X kemudian mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara dengan obyek gugatan adalah surat yang dikeluarkan oleh Dirjen AHU yang menjawab surat permohonan BI. Penulisan tesis ini menitikberatkan pembahasan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan proses permohonan persetujuan atau pemberitahuan mengenai pengalihan hak atas saham di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI dan keabsahan Rapat Umum Pemegang Saham yang melatarbelakangi pengalihan hak atas saham di PT X.
ABSTRACT
The process of the rights of shares transfer according to the pertaining regulations shall obtain the approval of the General Meeting of Shareholders in advance. Another requirement is the obligation to offer the other existing shareholders first or known as pre-emptive rights. Such requirement is one of legal protection means for minority shareholders. Every process of the rights of shares transferring is an amendment of the articles of association which requires the approval from or notification to the Minister of Just ice and Human Rights of RI. In the case that discussed in this thesis, the application for the rights of shares transfer of PT X is rejected by the Minister. Such Minister’s rejection was issued by the Dirjen AHU based on the letter issued by BI, one of the shareholders of PT X. The content of the letter from BI is a plea to reject the approval of the transfer and conversion of shares in PT X. PT X then filed a lawsuit to the Administrative Court in which the object of the lawsuit is the letter that issued by the Dirjen AHU. This thesis writing focuses on the discussion on the pertaining regulation relating to the application process for approval or notification of the rights of shares transfer at the Ministry of Justice and Human Rights of RI and the validi ty of the General Meeting of Shareholders on the rights of shares transfer in PT X.
2013
T35967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolly Dahlia
Abstrak :
ABSTRAK
Pendahuluan Pada penderita Miastenia Gravis gangguan psikiatri dapat terjadi karena berbagai faktor internal dan eksternal sehingga diperlukan penanganan yang menyeluruh dengan mengikutsertakan peran Consultation Liaison Psychitry (CLP) sejak awal penanganan pasien Miastenia Gravis. Tujuan Memperoleh proporsi penderita Miastenia Gravis dengan psikopatologi di Yayasan Myathenia Gravis Indonesia dan gambaran psikopatologi yang ada pada pasien Miastenia Gravis. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan disain potong lintang. Pengambilan sampel secara simple random sampling. Subyek pada penelitian ini adalah pasien Miastenia Gravis yang terdaftar sebagai anggota Yayasan Myasthenia Gravis Indonesia yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 61 orang. Penilaian psikopatologi menggunakan instrumen SCL-90. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif variabel kategorikal yang akan disajikan dalam bentuk frekuensi dan presentase. Hasil Sebesar 67,2% subyek penelitian mengalami psikopatologi dengan gambaran gejala somatisasi 54,1% yang mendominasi disusul dengan gejala fobia 52,5% dan ansietas 45,9%. Setiap subyek bisa menampilkan lebih dari satu gejala psikopatologi, yaitu satu sampai sepuluh domain gejala psikopatologi. Kesimpulan Pada pasien Miastenia Gravis didapatkan proporsi psikopatologi yang cukup tinggi dengan psikopatologi yang berbeda-beda.
ABSTRACT
Background In myasthenia gravis patients, psychiatric disoders can be present due to various internal and external factors, thereby myasthenia gravis patients require comprehensive treatment by integrating the role of Consultation Liaison Psychiatry (CLP) since the beginning of their management. Aim To examine the proportion of patients at Yayasan Myasthenia Gravis Indonesia who had symptoms of psychopathology and to get a description of psychopathologies in patients with myasthenia gravis. Method This study was a descriptive cross-sectional study. The sampling design was simple random sampling. The subjects in this study were 61 patients with myasthenia gravis at Yayasan Myastenia Gravis Indonesia who met the inclusion criteria. The assessment of psychopathologies was done by using the SCL-90 instrument. This study uses categorical variable analysis and is presented in the form of frequency and percentage table. Result As many as 67.2% of the study subjects had symptoms of psychopathology, the top 3 were symptoms of somatization 54,1%, symptoms of phobia 52,5%, and symptoms of anxiety 45,9%. Each subject could have up to ten symptoms of psychopathology. Conclusion In patients with Myasthenia Gravis, a higher and more variable proportion of psychopathology was found.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>