Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 241 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Damayanti
Abstrak :
Serangan terrorisme yang terjadi pada tanggal 11 September 2001 secara fundamental mengubah pemahaman Amerika Serikat (AS) dan dunia mengenai bahaya yang ditimbulkan oleh terorisme. Pemahaman baru ini direalisasikan dalam berbagai kebijakan keamanan yang lebih ketat berupa, misalnya, peningkatan metode-metode pengumpulan informasi dan penggunaan instrumen intelijen untuk mencegah terjadinya tragedi terorisme di masa yang akan datang. Kebijakan kontra-terorisme dan legislasi anti-terorism baru di berbagai belahan dunia mengundang keprihatinan. Meskipun tindakan-tindakan kontra-terorisme didukung oleh Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 1333/2000 dan 1373/2000, kontra-terorisme seharusnya tidak mengancam pemenuhan hak-hak asasi manusia. Dalam Piagam PBB dicantumkan tekad PBB untuk menjaga pemenuhan hak-hak asasi manusia: "...to reaffirm faith in fimrtdamental human rights, in the dignity and worth of the human person, in the equal rights of men and women and of nations large and small." Keamanan kolektif sejatinya tercipta tidak dengan mengorbankan hak-hak dasar individu. Undang-Undang (UU) Anti-Terorisme Indonesia, disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan syarat bahwa amandemen terhadap UU tersebut diajukan dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal pengesahan, mengundang kontroversi yang luas. UU Anti-Terorisme tersebut seharusnya memiliki fungsi sebagai komponen pendukung prinsip penegakan hukum dan memberikan dasar hukum yang adil, serta secara efektif mencegah terjadinya aksi terorisme. Tesis ini menguraikan tantangan-tantangan bagi hak-hak asasi manusia yang muncul akibat 'perang melawan teror' yang dikumandangkan sejak terjadinya serangan terorisme pada 11 September 2001 di AS dan peristiwa pengeboman 12 Oktober 2002 di Bali. Dengan UU Anti-Terorisme Indonesia sebagai fokusnya, tesis ini menganalisis bagaimana kontra-terorisme internasional berpengaruh besar terhadap pasal-pasal dalam UU Anti-Terorisme Indonesia, bagaimana hak-hak asasi harus berkompetisi dengan kontra-terorisme internasional untuk menjadi prioritas utama dalam pertimbangan pengambilan kebijakan, dan konstituen-konstituen apa saja yang hadir dalam pembuatan UU Anti-Terorisme Indonesia.
The attacks of 11 September 2001 fundamentally changed the understanding of the United States (US) and the world of the threat posed by terrorism. With this new comprehension has come the realization that significantly improved collection and use of intelligence will be required to prevent catastrophic terrorist attacks in the future. Growing concerns over terrorism induce stricter counter-terrorism policies and anti-terrorism legislations in parts of the world. Albeit backed up by United Nations (UN) Resolutions 1333/2000 and 1373/2000, counter-terrorism should not degrade the fulfillment of basic human rights at all. UN has even stated their determination "to reaffirm faith in fundamental human rights, in the dignity and worth of the human person, in the equal rights of men and women and of nations large and small" in its charter. Collective security cannot be formed on the cost of individual rights. The Indonesian Anti-Terrorism Law passed by the Parliament with one condition that the Government would put forward amendment within a month, generated controversy broadly. The Law should have been serving as an important building block in strengthening the rule of law and a fair legal basis, effectively prevented acts of terrorism. The thesis would take into account the particular challenges raised for human rights by the 'war on terror' declared in the wake of the events of 11 September 2001 terrorist attacks in US and 12 October 2002 bombing blasts in Bali. Taking focus on Indonesian Anti-Terrorism Law, it would analyze on impact of the global wave of combating terrorism to Indonesian Anti-Terrorism Law, how human rights and combating terrorism are contending to claim top priority, and what constituents were present in the making of the Indonesian Anti Terrorism Law.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damayanti
Abstrak :
The Indonesian 1945 Constitution Article 34 item 3 stipulated that the state is responsible for providing proper health service and public facilities. Based on that, the government attempts to maintain and improve the health quality of the people by building medical service facilities in public areas and working premises. The Secretariat of the DPR RI as part of the government initiative has a medical service unit that provides health care for the DPR Members and their family, as well as for the employees and their family. In the effort to give a better health care for the employees of the DPR Secretariat, the proponent has conducted a research on the perception on the competence and the motivation of the medical service staff towards the health care they provided for DPR Secretariat employees. This research was made triggered by increased complaints from the employees who are not satisfied for the service. The research is made through perceptional method negating the measurement through assessment test. Primary and secondary date was collected by conducting interviews and distributing questioners. The respondents were ranked officials of the DPR Secretariat, the medical service staff, staff of the Bureau of Session, and also DPR Members. The theoretical frameworks are theories on competence, motivation and public services. Method used is qualitative descriptive. The finding of the research shows that competence of the medical services staff is not adequate. Although their competence, knowledge and skill are sufficient, but the competence of their attitude and behavior in providing services to the clients, the DPR employees, is relatively poor, so is their work motivation. They are mainly providing service based on obligation rather than the motivation to provide health care. This research also found that poor motivation of most medical service staff is caused by the absence of objective, and the unfulfilled needs of the staff. Their position as functional staff with specific skill and scope of duties has limited them to take a structural position or be promoted or mutated to other units. If feels a need to give them a particular reward to enhance their motivation. These researches conclude that those two factors widely affect the level of satisfaction of the DPR Secretariat employees towards medical services. Their low motivation contributes to the poor competence of attitude and behavior in providing services to client/patients. in giving the services, the medical service staff simply do things based on their education and skill, rather than providing services based on inter personal matters as required in any medical service.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22312
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damayanti
Abstrak :
Fokus dari penelitian ini adalah meneliti dan menganalisis bagaimana perkembangan nilai tukar dapat dijelaskan oleh faktor-faktor fundamental ekonomi, dan bagaimana deviasi nilai tukar dari faktor-faktor fundamental tersebut dapat dijelaskan oleh "berita"("news") yang diterima oleh para pelaku pasar. Pengaruh faktor-faktor fundamental diteliti dengan memasukkan sejumlah variabel ekonomi yang dirujuk dalam teori penentuan nilai tukar dalam pengujian "Efficient Market Hypothesis", sementara pengaruh "berita" diuji dengan menyusun informasi ekonomi yang tidak dapat diduga (unexpected information) oleh para pelaku pasar dalam menjelaskan deviasi nilai tukar dari nilai fundamentalnya. Dalam kaitan ini "berita"("news") didefinisikan sebagai perbedaan antara informasi fundamental ekonomi yang terjadi dengan ekspektasi oleh para pelaku pasar. Analisa reaksi nilai tukar terhadap informasi fundamental dan berita news) ini mengunakan WLS(Weighted Least Squares) berdasarkan suatu model ekonomi makro. Model ekonomi makro dalam penelitian ini model yang dikembangkan oleh Ehrmann dan Fratzscher (2004). Data yang dipergunakan untuk analisis dalam tesis ini adalah data sekunder, yang merupakan data time series bulanan dari Januari 2003 sampai dengan Desember 2005. Pengujian model menghasilkan signifikansi pengaruh informasi fundamental ekonomi makro terlihat pada nilai tukar satu periode sebelumnya, perbedaan pertumbuhan uang beredar M2 dalam negeri dengan pertumbuhan uang beredar M2 luar negeri. Dari sisi news yaitu perbedaan tingkat bunga dalam negeri dengan prediksi tingkat bunga dalam negeri dan perbedaan pertumbuhan uang beredar dalam negeri M2 dengan prediksi pertumbuhan uang beredar dalam negeri M2 juga rnenunjukkan signifikansi pengaruh berita terhadap nilai tukar. Dari keempat variabel-variabel nilai tukar satu periode sebelumnya yang paling kuat pengaruhnya terhadap nilai tukar yaitu sebesar 0,57%. Implikasi kebijakan dari hasil penelitian ini adalah pentingnya perumusan kebijakan secara prudent, untuk pengelolaan nilai tukar karena persepsi pasar menunjukkan nilai tukar satu periode sebelumnya yang paling kuat mempengaruhi nilai tukar. Selain itu pengelolaan berita agar lebih dipahami pasar sehingga tidak timbul gejolak serta diperlukan kehati-hatian dalam mencermati variabel fundamental ekonomi dan news. Untuk itu, otoritas moneter perlu mengkomunikasikan kebijakan dan perkembangan variabel ekonomi secara hati-hati dan terbuka sehingga pasar dan masyarakat dapat memahami dan memprediksikan secara tepat pergerakan nilai tukar.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damayanti
Abstrak :
Latar belakang : Pandemi Covid-19 telah menimbulkan perubahan dalam pola bekerja yaitu yang semula bekerja di kantor sepenuhnya menjadi kombinasi bekerja dari rumah dan bekerja di kantor. Perubahan ini berpotensi menyebabkan konflik pekerjaan keluarga dan stress pada pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konflik pekerjaan keluarga dan stress yang dialami pegawai Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan di masa pandemi Covid-19. Metode : Penelitian dilakukan di Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan dengan jumlah subyek penelitian 103 pegawai yang menjalani work from home minimal selama 6 bulan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner Skala Konflik Pekerjaan Keluarga dan Perceived Stress Scale-10 yang sudah divalidasi dalam Bahasa Indonesia. Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memiliki persepsi stress berat adalah sebanyak 14.6%, yang mengalami stress sedang 59.2%. Prevalensi konflik pekerjaan keluarga yang dialami sebesar 67%. Secara statistik didapatkan hubungan yang bermakna antara konflik pekerjaan keluarga dan persepsi stress di mana pegawai yang mengalami konflik pekerjaan keluarga memiliki risiko 9,6 kali lebih tinggi untuk mengalami stres sedang (OR: 9,59, 95% CI: 2,42-37,98). Kesimpulan : Sebagian besar subyek penelitian mengalami konflik pekerjaan keluarga dan stress sedang selama bekerja dengan pola kerja yang berubah di masa pandemi Covid-19; dan ternyata terdapat hubungan antara konflik pekerjaan keluarga dan stress. ......Background: The Covid-19 pandemic has caused a change in work patterns, which were originally working in the office completely to a combination of working from home and working in the office. This change has the potential to cause work-family conflict and stress on employees. This study aims to describe the work-family conflict and stress experienced by employees of the Directorate General of Public Health, Ministry of Health during the Covid-19 pandemic. Methods: The study was conducted at the Directorate General of Public Health, Ministry of Health with the number of research subjects 103 employees who underwent work from home for at least 6 months. The research was conducted using Work- Family Conflict Scale and Perceived Stress Scale-10 questionnaires which has been validated in Indonesian. Results: It was found that respondents who had experienced severe stress were 14.6% and moderate stress were 59.2%. The prevalence of work-family conflict is 67%. Statistically, there was a significant relationship between work-family conflict and perceived stress where employees who experienced work-family conflict had a 9.6 times higher risk of experiencing moderate stress (OR: 9.59, 95% CI: 2.42-37, 98). Conclusion: Most of the research subjects experienced work-family conflict and moderate stress while working with changing work patterns during the Covid-19 pandemic; and it turns out that there is a relationship between work-family conflict and stress.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damayanti
Abstrak :
Skripsi ini berisi pembahasan tiga novel karya pengarang novel Amerika yaitu Frank Norris (1870-1902). Ketiga novel tersebut adalah The Octopus, The Pit, dan McTeague. Pembahasan tersebut bertujuan mengungkapkan adanya suatu kecederungan dalam ketiga novel tersebut yaitu besarnya pengaruh gagasan aliran naturalisme pada pengarang dalam menciptakan tokoh-tokohnya. Analisa ditekankan pada aspek penokohan dalam ketiga novel tersebut, sejauh manakah tokoh-tokoh dalam ketiga novel tersebut mencerminkan manusia-manusia lemah yang dikuasai faktor eksternal maupun internal, faktor-faktor yang menguasai hidup manusia menurut aliran naturalisme. Penulis mengetengahkan tiga novel Frank Norris yang mempunyai persamaan dalam ciri tema naturalisme. Analisa dipusatkan pada aspek tokoh di dalam masing-masing novel, kemudian penulis menarik kesimpulan tentang seluruh tokoh ketiga novel tersebut. Di dalam pendahuluan penulis mengetengahkan sedikit riwayat hidup pengarang dan gagasan-gagasan yang tampaknya mempengaruhi penulisan karya-karyanya. Pada bagian kesimpulan, penulis mengetengahkan kesimpul_an tentang seluruh tokoh ketiga novel yang dibahas. Penulis menyimpulkan seberapa jauh tokoh-tokoh tersebut menunjukkan keadaan manusia menurut pandangan aliran naturalisme. Menurut aliran naturalisme, faktor lingkungan dan faktor internal menguasai seluruh hidup manusia secara mutlak.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14069
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damayanti
Abstrak :
Perihal perlunya kebijakan moneter dalam mengelola ekonomi diilhami oleh pandangan moneter. Kebijakan ini diarahkan untuk mencapai kestabilan di pasar uang. Di pihak lain tentang kebijakan sektor riil diilhami oleh keynes. Kebijakan ditujukan untuk mencapai kondisi yang stabil di pasar komoditi. Dari pandangan-pandangan tersebut awalnya kerap disimpulkan bahwa sektor moneter dan sektor riil berjalan sendiri-sendiri, di antara keduanya tidak saling mempengaruhi. Tetapi, perkembangan yang barn di dunia nyata menunjukkan bahwa pasar uang dan pasar komoditi tidak lagi dapat dipisahkan, keduanya saling pengaruh-mempengaruhi. Pasar uang memang telah berkembang, dengan kecepatan lebih besar daripada pasar komoditi. Hal ini ini kemudian berakibat pada perilaku individu maupun perusahaan dalam memilih pemegangan aktiva (portfolio). Individu maupun perusahaan menjadi lebih suka untuk mengalokasikan sumber dananya ke pasar uang daripada ke sektor produksi karena tingkat pengembalian di pasar uang lebih tinggi dibandingkan di pasar harang. Skripsi ini bertujuan untuk melacak seberapa jauh kebijakan moneter berfungsi dan kemampuan otoritas moneter Indonesia mensterilkan dampak fluktuasi neraca pembayaran tersebut, yang dalam literatur moneter kerap disebut persoalan independensi dari otoritas moneter. Skripsi ini mencoba menelaah penerapan model moneter, pemilihan aktiva, keynes, fungsi reaksi kebijakan moneter di Indonesia dengan menggunakan data time series triwulanan Indonesia. Jangka waktu kajian (penelitian) mencakup periode triwulan I-1986 hingga triwulan III-1997. Pembatasan ruang lingkup ini dipilih dengan dasar pikiran bahwa pada periode itu perekonomian Indonesia yang relatif bersih dari gangguan fluktuatif (relatif stabil). Studi dilakukan dengan menggunakan teknik regresi Ordinary Least Square dan Two Stages Least Square.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
S19262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damayanti
Abstrak :
Diet tinggi lemak dan gaya hidup dipercaya menjadi faktor risiko yang secara fundamental berpengaruh terhadap kesehatan, terutama sebagai penyebab hiperlipidemia yang mengarah pada gangguan kardiovaskular. Proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 (PCSK9) adalah protein yang mengatur degradasi reseptor low-density lipoprotein cholesterol (LDL) sebagai penentu kadar LDL plasma, meningkatkan aktivasi platelet dan inflamasi vaskular. Penelitian eksperimental melalui pemberian variasi diet tinggi lemak HFD I, HFD II, dan HFD III dievaluasi pengaruhnya terhadap profil lipid dan kadar PCSK9 plasma perlu dilakukan dalam upaya pengembangan model hewan hiperlipidemia. Profil lipid diukur menggunkan spektrofotometer UV-Vis dan kadar PCSK9 melalui ELISA dari 20 sampel plasma darah tikus Wistar jantan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa variasi diet tinggi lemak selama 10 minggu meningkatkan kadar kolesterol total dan trigliserida secara signifikan (p<0,001) dibandingkan dengan kelompok normal, perbandingan antarkelompok induksi berbeda signifikan (p<0,001), dan berhasil mencapai kondisi hiperlipidemia. Terdapat korelasi positif yang kuat dan signifikan antara kadar kolesterol total (r= 0,883; p= <0,001) dan trigliserida (r= 0,817; p= <0,001) terhadap kadar PCSK9 plasma. Kadar PCSK9 plasma pada kelompok induksi diet tinggi lemak berbeda signifikan (p=0,029) dibandingkan dengan kelompok normal. Pada penelitian ini, semua variasi diet tinggi lemak mampu meningkatkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan kadar PCSK9 plasma dengan peningkatan terbesar terdapat pada komposisi HFD III yang mengandung 15% mentega dan 50% lemak kambing dengan komposisi asam lemak jenuh dan lemak trans yang relatif lebih tinggi, Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menganalisis pengaruhnya terhadap kerusakan jaringan vaskular pada model hewan hiperlipidemia. ......High-fat diet and lifestyle are acknowledged to be risk factors that fundamentally affect health, especially as a cause of hyperlipidemia that leads to cardiovascular diseases. Proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 (PCSK9) is a protein that regulates the degradation of low-density lipoprotein cholesterol (LDL) receptors as a determinant of plasma LDL levels, increases platelet activation and vascular inflammation. Experimental research through the provision of high-fat diet variations HFD I, HFD II, and HFD III evaluated its effect on lipid profiles and plasma PCSK9 levels requirements to be carried out to develop animal models of hyperlipidemia. Lipid profiles were measured using a spectrophotometer UV-Vis and PCSK9 levels by ELISA from 20 blood plasma samples of male Wistar rats. The results of the evaluation showed that the variation of a high-fat diet for 10 weeks increased total cholesterol and triglyceride levels significantly (p<0,001) compared to the normal group, the comparison between the induction groups was significantly different (p<0,001), and managed to achieve hyperlipidemia. There was a strong and significant positive correlation between total cholesterol levels (r= 0,883; p= <0,001) and triglycerides (r= 0,817; p= <0,001) on plasma PCSK9 levels. Plasma PCSK9 levels in the high-fat diet induction group were significantly different (p=0,029) compared to the normal group. In this study, all variations of a high-fat diet were able to increase total cholesterol, triglycerides, and plasma PCSK9 levels with the considerable increase in the composition of HFD III which contained 15% butter and 50% goat fat with relatively higher saturated and trans fatty acid compositions. Further research is required to analyze its effect on vascular tissue damage in animal models of hyperlipidemia.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damayanti
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang bagaimana hubungan kapabilitas manufaktur di berbagai perusahaan komponen sepeda motor dapat berpengaruh terhadap kinerja manufaktur dan bagaimana hubungan tersebut pada kondisi lingkungan bisnis tertentu. Penelitian dilakukan pada perusahaan komponen sepeda motor yang berada pada kawasan industri di sekitar jabodetabek dengan menggunakan kuesioner sebagai alat untuk pengambilan data. Metode yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil yang didapatkan dengan metode tersebut menyatakan bahwa kapabilitas manufaktur yang meliputi biaya, pengiriman barang, fleksibilitas perusahaan dan kualitas berpengaruh signifikan terhadap kinerja manufaktur. Kondisi lingkungan bisnis yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk memiliki keunggulan kompetitif, dalam hal ini kapabilitas manufaktur, sehingga kinerja perusahaan pun dapat ditingkatkan. Untuk menghadapi kondisi lingkungan bisnis tersebut maka perlu ditentukan urutan prioritas jenis kapabilitas manufaktur.
This study discusses about how the relationships of manufacturing capabilities in motorcycle Parts Company can affect the performance of manufacturing and how these relationships at a particular business environment. The study was conducted on a motorcycle parts company located in the industrial area around the Jabodetabek by using the questionnaire as a tool for data retrieval. The method used is multiple regression analysis. The results obtained with this method states that the manufacturing capabilities that include cost, delivery, flexibility and quality of the company significantly influence manufacturing performance. However, in certain environmental conditions, not all manufacturing capability can be used to predict manufacturing performance. The conditions of business environment that increasingly competitive, requires companies to have a competitive advantage in this case, manufacturing capabilities, so that company performance can be improved. To deal with the business environment is necessary to determine the priority of manufacturing capabilities.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51719
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Damayanti
Abstrak :
This research analyses the link between economic fundamentals and news with exchange rates. We find that such economic news in Asia Pacific in the period 2003-2006. The exchange rate is shown Io respond more strongly to news in last periods of large marker uncertainty.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
JEPI-8-2-Jan2008-175
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Damayanti
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya rata-rata umur menarche dan hubungan antara faktor sosial ekonomi, tempat tinggal, IMT, dan rangsangan psikis dengan umur menarche. Disain penelitian yang digunakan adalah studi cross sectional dengan jumlah sampel 401 orang, Populasi dan sampel penelitian ini adalah mahasiswi baru Ul, perempuan, berumur 16-20 tahun yang masuk ke UI melalui jalur UMPTN/ PMDK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur menarche mahasiswi baru UI adalah 12,25 + 0,12 tahun dan median umur menarche adalah 12 tahun. Umur menarche termuda 9 tahun dan tertua 16 tahun. 26,7% responden mengalami menarche sebelum berumur 12 tahun dan 73,3% responden mengalami menarche pada umur 12 tahun atau lebih. Jumlah anggota keluarga mempunyai hubungan bermakna dengan umur menarche (p=0,021 a=0,05). Sedangkan variabel sosial ekonomi lainnya yakni tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan pendapatan orang tua tidak berhubungan dengan umur menarche. Variabel tempat tinggal, IMT dan rangsangan psikis sebelum menarche juga tidak berhubungan dengan umur menarche. Dalam penelitian ini diperoleh juga rata-rata umur menarche ibu dari 57 responden. Rata-rata umur menarche ibu dan anaknya berbeda 2 tahun (14,6 + 0,52 tahun dan 12,6 + 0,35 tahun). Umur menarche termuda ibu sama dengan anak, yakni 10 tahun, namun umur menarche tertua ibu (19 tahun) Iebih tua 3 tahun daripada umur menarche anak (16 tahun). Sayangnya, tidak terbukti adanya hubungan antara umur menarche ibu dengan umur menarche anak. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk menggunakan disain penelitian yang lebih baik dan mengadakan penelitian yang menganalisis umur menarche di Indonesia menurut waktu sehingga dapat membuktikan ada/ tidaknya secular trend terhadap umur menarche di Indonesia, Dengan adanya percepatan umur menarche, diharapkan dapat dilakukan pendidikan kesehatan reproduksi pada umur yang Iebih muda, yaitu pada usia sekolah SD dan SMP untuk mengantisipasi masalah kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan umur menarche. ......The objectives of this research are to know the rate of menarcheal age and the relationship among social-economic factors, residence, 1MT, psicological stimulus and menarcheal age. The design of research is cross sectional study with 401 people for samples. Population and samples are new students of UI, female, 16-20 year old, which came to UI by UMPTN/ PMDK. This research shows that rate of menarcheal age of samples is 12,25 + 0,12 year and median of menarcheal age is 12 years. The youngest age is 9 year old and the oldest is 16 year old. 26,7% respondent got menarche before 12 year and 73,3% among them got menarche in 12 year old or more. Family members had a significant relationship with menarcheal age (p=0,021, a=0,05). But, others social-economic factors such as parent's education parent's occupation, and parent's income had not a significant relationship with menarcheal age. This research also got menarcheal age of mothers from 57 respondents. The rate of menarchel age of mother is older than her daughter (mother = 14 + 0,52 year and daughter = 12,6 + 0,35 year). The youngest age of mother is similar to the age of daughter but the oldest age of mother is 19 year, older 3 years than daughter. Unfortunately, we have no evidence about relatioship between mother and daughter menarcheal age. Base on the result of the study, for next research was suggested to use a better research design and to analyzed menarcheal age by time in Indonesia so we can proof the secular trend of menarcheal age in Indonesia. By menarcheal age accelaration, we espect to have a reproduction health education in younger female, such as female in elementary and junior high school to anticipate the reproduction health problem that related to menarcheal age.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>