Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dea Hapsari Lavandya
"ABSTRAK
Dalam upaya merevitalisasi Kawasan Kota Tua DKI Jakarta agar layak menjadi kawasan wisata, tata ruang wilayah bekas VOC tinggal tersebut dirombak sesuai kebutuhan wisatawan masa kini. Terjadi banyak perubahan fungsi bangunan, fungsi lahan, hingga jalur transportasi yang melintas di dalamnya. Hal ini membuat banyak penduduk yang semula memiliki pekerjaan diharuskan berpidah menyesuaikan zonasi yang ditentukan, padahal tidak semua penduduk mampu untuk beradaptasi dalam perubahan. Di wilayah Kampung Tongkot, Jakarta Utara, terdapat banyak penduduk kelas bawah yang bahkan tidak memiliki tempat tinggal. Mereka mengandalkan puing-puing Bangunan Cagar Budaya Gudang Kasteel Batavia tempat tinggal mereka. Untuk mengatasi isu tersebut, tugas akhir ini dibuat dengan merevitasasi puing Kasteel Batavia yang dibuat demi mengatasi isu penggusuran masyarakat kelas bawah. Selain menindak lanjuti revitalisasi Kawasan Wisata Kota Tua, Gudang Kasteel Batavia dapat dimanfaatkan sebagai lapangan pekerjaan masyarakat tunakarya. Proyek tersebut bernama Tongkol Kasteel yang dibangun sebagai museum yang akan menjelaskan sejarah Kasteel Batavia, juga sebagai rumah workshop yang digunakan untuk menambah keterampilan pekerjanya.

ABSTRACT
In effort to revitalize the DKI Jakarta Old Town Area so that it is suitable for tourism, the zonation of the former VOC residency is overhauled to suit the needs of todays tourists. There will be many changes in the function of the building, the function of the land, and even the transportation lanes that pass through it. This makes many residents who originally had jobs required to move out to adjust the zoning specified, even though not all residents are able to adapt. In Kampung Tongkot area, North Jakarta, there are many lower class residents who dont even have a place to live. They relied on the ruins of the Kasteel Batavia Warehouse Cultural Heritage Building as their livinng space. To overcome this issue, this final project is made to revitalize the ruins of Kasteel Batavia which is made in order to overcome the issue of eviction of the lower class. In addition to following up on the revitalization of the Old Town Tourism Area, the Kasteel Batavia Warehouse can be used as an employment opportunity for the jobless people. The project named Tongkol Kasteel. It will be built as a museum to explain the history of Kasteel Batavia, as well as a workshop to train its workers.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Hapsari Lavandya
"ABSTRAK
Taman Monas, bagian dari Kawasan Monumen Nasional, merupakan taman tempat penduduk Jakarta hingga masyarakat dari luar daerah berekreasi dan berwisata. Pengunjung biasa bersantai di taman ini setelah mengunjungi Tugu Nasional. Selain berekreasi, pemerintah atau warga boleh mengadakan festival atau pesta rakyat di sekitar Taman Monas tersebut. Terdapat 429 acara, termasuk festival, yang telah diadakan pada tahun 2018, seperti perayaan hari nasional, acara keagamaan, hingga festival malam tahun baru (data Unit Pengelola Kawasan Monas). Sayangnya, beberapa festival tersebut memberikan dampak kerusakan lingkungan pada Taman Monas, khususnya pada vegetasinya. Hal tersebut membatasi kemudahan pengunjung yang ingin berekreasi setelah festival berakhir. Vegetasi memiliki resiliensi yang membutuhkan waktu cukup lama, tergantung jenis vegetasinya, untuk kembali seperti semula padahal Taman Monas harus segera kembali memfasilitasi rekreasi warga. Oleh sebab itu, pengelola turut mempengaruhi resiliensi vegetasi pada Taman Monas. Penulisan ini fokus kepada resiliensi vegetasi dalam merespon kerusakan oleh festival dan pengajuan saran berbasis desain untuk mengantisipasi isu tersebut. Penulisan ini menggunakan metode observasi lapangan dan data kuantitatif dari pengelola Kawasan Monas. Setelah data diolah, dapat disimpulkan bahwa tingkat resiliensi vegetasi sebagian besar dipengaruhi oleh manusia, khususnya pengelola di Taman Monas dan pengelolaan membutuhkan usaha dan biaya lebih. Untuk itu, penulisan ini juga mengajukan solusi berbasis desain sehingga kerusakan yang disebabkan oleh festival menurun.

ABSTRACT
Taman Monas, part of the National Monument Area, is a park where residents of Jakarta and tourist from another region do recreation and history tourism activity. Regular visitors relax in this park after visiting Tugu Nasional. In addition to recreation, the government or residents may hold festivals or pesta rakyat around Taman Monas. There were 429 events, including festivals, which have been held in 2018, such as national day celebrations, religious events, or the New Year's Eve festival (National Monetary Area Management Unit data). Unfortunately, some of these festivals made environmental damage to the National Monument Park, especially on its vegetation. This limits the ease of visitors who want to recreation after the festival ends. Vegetation has a resilience that takes quite a long time, depending on the type of vegetation, to return to its original state even though Taman Monas must immediately return to facilitate the recreation of residents. Therefore, managers also influence the resilience of vegetation in Taman Monas. This writing focuses on the resilience of vegetation in responding to damage by the festival and submitting design-based suggestions to anticipate the issue. This writing uses site observation methods and quantitative data from managers of the National Monument Area. After the data has been processed, it can be concluded that the level of resilience of vegetation is largely influenced by humans, especially managers in Monas Park and management need more effort and costs. For this reason, this paper also proposes a design-based solution so that the damage caused by the festival decreases."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library