Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Demy Faheem Dasril
"Konteks Penelitian : Trend obesitas mengalami peningkatan tiap tahunnya. Selama ini obesitas menjadi permasalahan global, baik di negara maju maupun negara berkembang. Di Indonesia sendiri, telah dilakukan berbagai penelitian untuk mengetahui angka prevalens obesitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya obesitas tersebut. Merujuk dari penelitian-penelitian sebelumnya, belum ada satupun data obesitas pada anak Taman Kanak-kanak (TK), padahal obesitas dapat berkembang mulai dari usia dini. Peneliti ingin mengetahui besar prevalens obesitas anak TK serta kaitannya dengan beberapa faktor risiko yang diteliti.
Tujuan Penelitian : Mengetahui prevalens obesitas pada anak TK di Jakarta Pusat dan hubungannya dengan faktor risiko sedentary life.
Desain Penelitian : Cross-sectional (deskriptif-analitik)
Lokasi Penelitian : Taman Kanak-kanak di Kecamatan Menteng, kelurahan Cikini, Jakarta Pusat. Masing-masing di TK Mini, TK Al-Ma'mur, TK Perguruan Cikini, dan TK As-Syukur.
Subyek Penelitian : Anak-anak TK yang bersekolah di keempat TK tersebut yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel ditentukan dengan cara all-sampling dan memenuhi syarat minimum jumlah sampel berdasarkan rumus penghitungan besar sampel.
Hasil Penelitian : Pada penelitian ini, secara proporsi, angka obesitas pada subyek yang menjalani sedentary life (30,0%) lebih besar daripada subyek yang non-sedentary life (22,7%). Obesitas ditemukan 1,462 kali lebih banyak pada subyek yang sedentary life dibandingkan dengan subyek yang non-sedentary life {IK95%; RO=1,462 (0,711-3,009)}. Namun, secara statistik hal ini tidak bermakna (p=0,301). Penyebab dari hasil penelitian ini mungkin disebabkan oleh tidak detailnya pertanyaan dalam kuesioner, serta desain penelitian yang potong lintang sehingga tidak dilakukan pengukuran keluaran energi dalam METS. Selain itu, masih ada anggapan orang tua bahwa anak yang kurus jika berolah raga akan bertambah kurus dan ketidaktahuan orang tua mengenai makanan apa yang sebaiknya boleh dikonsumsi oleh anak.

Context : The trend of obesity is increasing annually. In the past decades, obesity has been a major global issue, especially in the United States and several other countries including Asia Pacific. In Indonesia, there was some study undergone to describe the prevalence of obesity and its risk factors. If we looked back into the past studies, there is no single study taken in the settings of Kindergarten children in spite that obesity is developing early in life. We wanted to know the prevalence of obesity in Kindergarten children and the determined risk factors in our research. Objective : Determine the prevalence of obesity in Kindergarten children at Jakarta Pusat and its correlation with sedentary life.
Research Design : Cross-sectional (descriptive-analytic)
Settings : Four Kindergarten at Kecamatan Menteng, kelurahan Cikini, Jakarta Pusat. The Kindergarten consists of TK Mini, TK Al-Ma'mur, TK Perguruan Cikini, and TK Assyukur.
Subject : The students at the abovementioned Kindergarten which fulfills the inclusion and exclusion criteria. Total sample for this research is carried out by all-sampling method to anticipate drop-outs. The total amount of sample taken in this study has been verified through the sample formulations.
Outcome : Proportionally, the number of obese child by sedentarian (30,0%) is bigger than the non-sedentarian child (22,7%). Obesity was found to be 1,462 higher for sedentarian subject compared to the non-sedentarian {CI95%; OR=1,462 (0,711-3,009)}. But statistically, this founding is not valid (p=0,301). In other words, this study alone can't. The possible cause for this result is the lack of detail in the quessionaire, and also the design of study only serves descriptive data and little correlation meaning. Likewise, there are still urban myth that skinny child will get skinnier if they do sports and parents ignorancy of their childs adequate food intake, by which the composition and frequency of eating.
Conclusion : The prevalence of obesity in Kindergarten children at Cikini, Menteng, DKI Jakarta is 28,1%, which has a correlation with sedentarian.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Demy Faheem Dasril
"Pendahuluan: Cedera ACL merupakan penyakit dengan impact besar pada pasien usia produktif. Pada penelitian ini, fokus utama adalah pilihan graft. Autograft quadriceps merupakan pilihan yang rasional untuk masyarakat Asia dimana diameter serta panjang tendon hamstring lebih kecil. Kami bermaksud melakukan perbandingan luaran klinis antara autograft quadriceps dan hamstring pada kasus rekonstruksi ACL per artroskopik.
Metode: Desain penelitian adalah kohort prospektif. Tiga puluh pasien diikutsertakan dalam studi ini yang dibagi menjadi dua grup (quadriceps dan hamstring). Pengambilan data berlangsung selama 1 tahun (Februari 2016-2017) di RSPAD Gatot Subroto dan RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Instrumen yang digunakan adalah rolimeter dan 3 buah kuesioner (IKDC, Tegner-Lysholm, dan KOOS). Evaluasi dilakukan secara repeated time measurements.
Hasil: Rerata rolimeter kelompok quadriceps 3,12 ± 0,94 dan kelompok hamstring 3,87 ± 0,61 (p=0,015). Parameter side to side difference didapatkan lebih baik pada kelompok quadriceps (0,34 ± 0,70) dibandingkan hamstring (0,84 ± 0,60) dengan p=0,04. Pada skor IKDC, didapatkan data 1 bulan (p=0,002; rentang 95%IK [8,81-31,79]) dan 3 bulan (p=0,004; 95%IK [4,85-20,39]) paska operasi yang baik. Skoring Tegner-Lysholm bermakna pada kedua data (numerik dan kategorik). Pada data numerik (1 bulan paska operasi), didapatkan nilai p=0,004 yang sinkron dengan data kategorik (p=0,050). Untuk skoring KOOS, didapatkan hasil bermakna pada 3 dan 6 bulan paska operasi pada sub-item nyeri (p=0,034) serta symptoms (p=0,001).
Diskusi: Luaran klinis pada kelompok quadriceps lebih baik dibandingkan hamstring, baik secara parameter obyektif maupun subyektif.

Introduction: ACL rupture has a high impact in productive-age population. In this research, the main focus is the graft choice. Quadriceps is a rational choice for Asian population in which the diameter and length of the hamstring tendon is small. In this research, we evaluate the clinical outcome between quadriceps and hamstring autografts in arthroscopic-assisted ACL reconstruction.
Methods: Research design was prospective cohort. Total sample was 30 patients divided into 2 groups (quadriceps and hamstring). Sampling was taken between February 2016-2017 (1 year) in Army Hospital Gatot Subroto and Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. Instruments used in this study are the rolimeter and questionnaires (IKDC, Tegner-Lysholm, dan KOOS). Data assessment was carried out in repeated time measurements.
Results: Mean difference of quadriceps (3,12 ± 0,94) and hamstring (3,87 ± 0,61) is statistically different (p=0,015). Side to side difference shows better result in quadriceps (0,34 ± 0,70) compared to hamstring (0,84 ± 0,60) with p=0,04. IKDC scores in 1 month (p=0,002; CI95% [8,81-31,79]) and 3 months (p=0,004; CI95% [4,85-20,39]) post operative is better in quadriceps group. In Tegner-Lysholm assessment (1 month post operative), the numbers were consistent between numeric data (p=0,004) and categoric data (p=0,050) in quadriceps group. There was an improvement during 3 and 6 months post operative KOOS sub-item scales; pain (p=0,034) and symptoms (p=0,001).
Discussion: The functional outcome of quadriceps group was better than hamstring group, based on objective and subjective parameters."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library