Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Mardiana
"Setiap pengusaha/perusahaan mempunyai tanggung jawab berdasarkan peraturan perundangan untuk memberikan perlindungan bagi para tenaga kerjanya. Untuk memberikan perlindugan yang lebih layak bagi tenaga kerja, pemerintah kemudian mengusahakan program jaminan sosial bagi tenaga kerja atau jamsostek dan wewenang penyeleggaraannya diserahkan pada PT. Jamsostek. Dengan adanya program jamsostek ini maka tanggung jawab perusahaan untuk memberikan perlindungan bagi tenaga kerjanya beralih kepada PT. Jamsotek. Program jamsostek yang diselenggarakan oleh PT. Jamsostek tersebut terdiri dari empat program wajib, yang harus diikuti oleh setiap perusahaan yang sudah memenuhi syarat yang ditentukan oleh peraturan perundangan. Salah satu programnya ada yang menjadi tidak wajib apabila perusahaan yang bersangkutan bisa menyelenggarakan sendiri program yang demikian dengan lebih baik atau minimal sama dengan apa yang diselenggarakan oleh PT. Jamsostek. Program yang dimaksud adalah program jaminan pemeliharaan kesehatan yang berupa pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan medis. Akan tetapi PT. Jamsostek tidak dapat menyelenggarakan program tersebut dengan kemampuan sendiri, maka ia bekerja sama dengan pihak lain untuk menyelenggarakannya demi memenuhi tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh peraturan perundangan. Kerja sama yang dimaksud diatas dilakukan dengan koordinator pelaksana pelayanan kesehatan dalam bentuk perjanjian tertulis sebagaimana yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangan."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001
S20447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Mardiana
"Data per tanggal 1 Oktober 2021 pukul 18.00 WIB, sebanyak 62.441 (25,40%) remaja di kota Bekasi sudah mendapatkan vaksin dosis pertama dan sebanyak 56.090 (22,81%) remaja di kota Bekasi sudah mendapatkan vaksin dosis kedua (Kementerian Kesehatan RI, 2021f). Masih rendahnya pemanfaatan pelayanan vaksinasi pada remaja dan dibukanya sekolah dapat mengakibatkan remaja menjadi agen penularan potensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan vaksinasi COVID-19 pada remaja berumur 12-17 tahun di Kota Bekasi. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner online. Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 520 responden. Analisis yang digunakan adalah analisis chi square dengan level kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 92,9% remaja berumur 12-17 tahun sudah divaksinasi dan 7,1% remaja berumur 12-17 tahun belum/tidak divaksinasi. Terdapat hubungan yang signifikan antara norma sosial (p value = 0,006), teknologi (p value < 0,001), aksesibilitas geografis (p value <0,001), ketersediaan pelayanan vaksinasi COVID-19 (p value = 0,006), pelayanan tenaga kesehatan (p value = 0,006), pendidikan (p value < 0,001), persepsi (p value = 0,011), dan self efficacy (p value = 0,001). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin (p value = 0,860), pengetahuan (p value = 0,231), dan cues to action (p value = 0,109). Berdasarkan hasil penelitian, perlu mensosialisasikan informasi terkini terkait COVID-19 dan vaksin COVID-19 dengan menggunakan internet dan media sosial, menggencarkan layanan vaksinasi door to door, menggunakan layanan telemedicine untuk berkonsultasi dengan dokter jika orang tua masih merasa ragu untuk divaksinasi COVID-19, dan melakukan pelatihan kepada vaksinator.

COVID-19 vaccination program for adolescents aged 12-17 years began on July 1, 2021. Data as of October 1, 2021 at 06.00 PM, as many as 62.441 (25,4%) adolescents in Bekasi City have received the first dose of vaccine and as many as 56,090 (22.81%) adolescents in the city of Bekasi have received the second dose of vaccine (Kementerian Kesehatan RI, 2021f). Low utilization of COVID-19 vaccination service for adolescents and opening of schools can result adolescents becoming potential agents of transmission. This study aims to determine the factors that affecting utilization of COVID-19 vaccination services in adolescents aged 12-17 years in Bekasi City. Study design used in this study was cross sectional using an online questionnaire. The sample size in in this study was 520 respondents. The analysis used is chi square analysis with 95% confidence interval. The results showed that 92.9% of adolescents aged 12-17 years had been vaccinated and 7.1% of adolescents aged 12-17 years had not/not vaccinated. There is a significant relationship between social norms (p value = 0.006), technology (p value < 0.001), geographic accessibility (p value < 0.001), availability of COVID-19 vaccination services (p value = 0.006), health care services (p value = 0.006), education (p value = 0.000), perception (p value = 0.011), and self-efficacy (p value = 0.001). There is no significant relationship between gender (p value = 0.860), knowledge (p value = 0.231), and cues to action (p value = 0.109). Based on the results of the study, it is necessary to disseminate the latest information related to COVID-19 and the COVID-19 vaccine by utilizing the internet and social media, intensify door-to-door vaccination services, use telemedicine services to consult with doctors if parents still have doubts about being vaccinated against COVID-19, and training for vaccinators."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library