Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Susanna
Abstrak :
ABSTRAK
Dengan ditingkatkannya sektor industri maupun sektor pertanian diharapkan taraf hidup masyarakat akan meningkat. Tetapi di samping tujuan tersebut terdapat efek sampingan yang perlu dipikirkan yaitu timbulnya limbah. Limbah tersebut dapat berupa cair, padat dan gas. Limbah cair khususnya yang mengandung logam berat perlu mendapat perhatian yang serius karena mempunyai sifat racun, tidak dapat diuraikan oleh alam dan dapat berakumulasi dalam tubuh makhluk hidup. Pengolahan limbah yang mengandung logam berat dapat dilakukan secara biologis dengan menggunakan tanaman air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa.kah Azolla pinnata R.Br dan Hydrilla verticillata dapat dipergunakan untuk mengurangi kandungan logam Pb dan Cd dan air limbah industri.

Penelitian eksperimental ini dilakukan di laboratarium dengan membuat tiga perlakuan. Perlakuan pertama dengan menggunakan Azolla pinnata R.Br, perlakuan kedua dengan Hydrilla verticillata dan perlakuan ketiga menggunakan kedua tanaman tersebut. Tiap-tiap perlakuan dibuat tiga macam konsentrasi air yaitu 75%, 62, 5 % dan 50% dan kontrol dengan menggunakan air bersih, masing-masing tiga ulangan (replikasi) kecuali kontrol. Pengamatan dilakukan setiap 5 hari selama lima belas hari terhadap variabel utama yaitu kandungan logam Pb dan Cd dalam tanaman dan variabel lainnya seperti, pertumbuhan relatif tanaman, pH air, salinitas air dan suhu air.

Dengan menggunakan taraf kepercayaan 5 % diperoleh hasil analisa statistik sebagai berikut: konsentrasi air limbah tidak berpengaruh terhadap penyerapan logam Pb dan Cd oleh A. pinnata dan H. verticillata. Makin lama waktu pengamatan pada perlakuan pertama kemampuan , pinnat. menyerap logam Cd cenderung meningkat, pada perlakuan kedua kemampuan H. vertici11ata menyerap logam Pb cenderung meningkat, sedangkan pada perlakuan ketiga kemampuan A. pinnata menyerap logam Pb cenderung meningkat, kemampuan N. verticil1ata menyerap logam Pb dan Cd cenderung makin besar. Pada konsentrasi air limbah yang sama kemampuan A. pinnata, menyerap Cd perlakuan pertama lebih besar dari perlakuan ketiga, kemampuan H. verticillata menyerap Pb perlakuan kedua lebih besar dari perlakuan ketiga.

Penyerapan logam Pb pada ketiga perlakuan adalah berbeda (alfa = 5 %), dengan nilai rata-rata terbesar adalah perlakuan kedua yaiiu 0,6060 ppm. Sedangkan penyerapan logam Cd tidak berbeda antara perlakuan kedua dan perlakuan ketiga pada taraf kepercayaan 5,83 %, tetapi nilai rata-rata terbesar adalah perlakuan kedua yaitu 0,0774 ppm. Dengan demikian perlakuan yang paling balk untuk penyerapan logam Pb da Cd adalah perlakuan kedua yaitu dengan menggunakan H. verticillata saja dengan kondisi awal konsentrasi air limbah 75 % atau kandungan Pb sebesar 1,89 ppm dan Cd sebesar 0,135 ppm. Tetapi bila sukar menemukan H. verticillata maka disarankan menggunakan A. pinnata yang dipelihara sendiri.
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
Jakarta: UI-Press, 2011
616.968 DEW e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
Abstrak :
Di kampus UI Depok, dengan jumlah mahasiswa lebih dari 15,000 orang, terdapat lebih darn 50 kantin resmi (fakultas) dan puluhan penjual makanan yang dijajakan dengan gerobak (terutama ketoprak), dan sejauh ini belum ada data pasti mengenai kesehatan makanan dan minuman yang dijual di Kampus UI Depok, khususnya kontaminasi oleh E.coli. Ketoprak dan Gado-gado merupakan jenis makanan yang siap saji dan penjaja lebih banyak menggunakan tangan secara langsung dalam meramu dan menyajikan barang dagangannya. Hal ini menyebabkan sangat rentannya ketoprak dan gado-gado untuk mendapatkan kontaminasi bakteri, baik yang berasal dari bahan-bahan sayuran yang digunakan, piring, sendok, gelas, kain lap, air cucian dan perilaku penjaja yang tidak sehat. Dari hasil survei yang dilakukan dalam penelitian ini ternyata di peroleh jumlah 9 penjaja gado-gado dan 10 penjaja ketoprak. Para penjaja itu menjajakan makanannya dengan gerobak (3), pada balsem (5) dan selebihnya pada kantin. Disamping itu dari hasil observasi mengenai PHBS para penjaja maka diperoleh informasi bahwa tingkat pengetahuan kesehatan mereka masih sangat rendah. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarkat. Universitas Indonesia. Depok. Tahapan utama dari penelitian ini adalah pengukuran jumlah E.coli pada ketoprak, gado-gado, air cucian dan peralatan makan. Dari hasil pengukuran tersebut diperolah data bahwa jumlah E.coli pada ketoprak dan gado-gado yang ada di lingkungan kampus Universitas Indonesia sangat tinggi ( lebih dari 100.000 koloni/gr) pada tempat-tempat tertentu (Balsem FISIP, Balsem FKM, Gerobak Mesjid UI, Balsem Hutan Fisip 1, Balsem Hutan Fisip 2. dan Kantin F. Sastra). Sedangkan untuk pengukuran jumlah E.coli pada alat makan dan air pencuci didapati jumlah yang cukup tinggi (lebih dari 50 koloni/mL) pada tempat-tempat tertentu (Balsem FKM, Balsem MIPA, Balsem FISIP, Kantin F. Hukum. Gerobak Mesjid UI, Gerobak Gedung Biru, Gerobak Bank BNI, dan Balsem Hutan Fisip 2). Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas makanan (ketoprak dan gado-gado) di lingkungan kampus Universitas Indonesia sangat buruk, begitu pula dengan Fasilitas sanitasi yang digunakan para penjaja.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
Abstrak :
Insektisida Diazinon yang rendah dalam perairan meskipun tidak mematikan dapat menyebabkan gangguan faal biota air (ganggang), fauna air dan bahkan melalui rantai makanan dapat menganggu faal marnalia. Tujuan penelitian ini adalah apakah insektisida Diazinon (Basudin SO-EG) dapat diserap biota air dan fauna air (ikan mas). Dengan menggunakan konsentrasi Diazinon yang aman yaitu 13.94 ppm, dengan membuat dua perlakuan. Perlakuan pertama yaitu 10 ekor ikan mas dipelihara pada aquarium yang diberi Hidrylla verticillata sedangkan kedua macam aquarium tersebut masing-masing berisi diazinon 19.94 ppm sebanyak 20 liter. Setelah 24 jam perlakuan, kandungan diazinon pada organ-organ ikan mas (sisik, insang, hati, usus, otot dan otak) baik dari perlakuan pertama dan kedua diperiksa dengan menggunakan alat Khromatografi Gas (messing-masing duplo). Hasil yang diperoleh adalah bahwa ganggang Hidrylla verticillata dapat mengakumulasi diazinon dalam waktu 24 jam sebesar 4.37 ppm atau 0.19 kali konsentrasi yang ada dalam mediumnya. Pada perlakuan pertama organ-organ ikan mas dapat mengakumulasi diazinon rata-rata untuk sisik 2,950 ppm, insang 2.7530 ppm, hati 1.76 ppm, usus 3.075 ppm, otot 5.88 ppm dan otak 0.04 ppm. Sedangkan dari perlakuan kedua rata-rata akumulasi diazinon pada sisik 2.745 ppm, insang 3.0770 ppm, hati 2.84 PPm, usus 3.33 ppm, otot 2.825 ppm dan otak 3,43 ppm. Dengan menggunakan uji t-test akumulasi diazinon pada organ-organ ikan yang berasal dari perlakuan pertama dan perlakuan kedua ternyata tidak ada perbedaan yang bermakna secara statistik yaitu p sisik = 0.952, p insang = 0.863, p hati = 0.694, p usus = 0,654, p otot = 0.242 kecuali p otak = 0.003. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa Hydrilla verticillata dapat mengakumulasi 4.37 ppm atau 0.19 kali dari medium yang mengandung diazinon sebesar 19.94 ppm. Dengan demikian hydrilla sp dapat digunakan untuk membersihkan perairan yang tercemar diazinon. Tetapi ganggang tersebut tidak berpengaruh terhadap kandungan diazinon pada organ-organ ikan mas (sisik, insang, hati, usus dan otot), karena ikan-ikan tidak mau ii akan ganggang tersebut sehingga akumulasi diazinon dalam organ ikan hanya berasal dari perairan.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
Abstrak :
ABSTRAK
Kebiasaan merokok telah terbukti dapat memperbesar resiko seseorang untuk terkena berbagai penyakit seperti kanker paru-paru, penyakit pembuluh darah, dan jantung koroner. Pada saat merokok terbentuk dua macam asap, yaitu asap arus utama yang dihisap oleh perokok dan asap arus samping yang keluar dari ujung nyala rokok yang tidak dihisap oleh perokok. Asap arus samping ini dapat mencemari udara sekitarnya. Dalam suatu ruangan yang terdapat orang merokok, lingkungan asap rokok (Environmental Tobacco Smoke) dapat menyebabkan orang lain beresiko untuk mendapatkan penyakit kanker paru-paru, jantung, dan penyakit lainnya.

Pada percobaan ini ditentukan kadar dan nikotin yang terdapat dalam asap rokok asap utama dan asap samping. Nikotin merupakan alkaloid utama dari tembakau. Nikotin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan menyebabkan penyakit jantung. Pengukuran nikotin dilakukan pada 6 macam merk rokok yang banyak beredar di pasaran.

Nikotin dalam asap rokok diabsorbsi dengan menggunakan larutan absorber berupa campuran aseton : kloroforrn (3 ; 1) dengan menggunakan botol impinger. Kemudian pelarutnya diuapkan dan dianalisis dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi fase terbalik dengan kolom C 18 dan eluen isokratik berupa campuran air, metanol, dan asetonitril dengan pH 6,20.

Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa kandungan nikotin dalam asap arus samping lebih besar 4 - 6 kali daripada yang terdapat dalam asap arus utama. Terdapat hubungan linier antara banyaknya nikotin yang terdapat dalam asap arus utama dengan yang terdapat dalam asap arus samping.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
Abstrak :
KLB malaria selama periode 1998-2003 telah menyerang 15 propinsi yang meliputi 84 desa endemis dengan jumlah penderita 27.000 dengan kematian 368. Hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda adalah merupakan cattle barrier malaria. Hewan tersebut perlu diteliti agar dapat diketahui jenis hewan dan tempat hidup hewan (kandang) terhadap kejadian malaria. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi kejadian malaria di pedesaan. Jenis penelitian adalah non-intervensi, merupakan analisis lanjut data sekunder yaitu ?Riset Kesehatan Dasar 2007?. Subyek yang dianalisis sebanyak 618.593 yang bertempat tinggal di perdesaan. Analisis dilakukan dengan metoda multivariat menggunakan regresi logistik. Ternak dibagi menjadi empat kategori, yaitu unggas (ayam, burung, dan bebek/itik), ternak besar (sapi, kuda, dan kerbau), ternak sedang (babi, domba,dan kambing), dan ternak kecil (kucing, anjing, dan kelinci). Faktor yang paling dominan mempengaruhi kejadian malaria adalah kepemilikan ?ternak sedang? (kambing, babi, dan domba), dengan OR = 0,52 (0,50-0,54). Faktor yang paling dominan mempengaruhi kejadian malaria adalah tidak adanya ?ternak sedang, yaitu kambing, babi, dan domba.
Palembang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya Palembang, 2010
613 KESMAS 4:4 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
Abstrak :
Penelitian ini merupakan studi deskriptif untuk mengetahui kadar nikotin dalam asap beberapa merk rokok yang banyak dijual di pasaran. Jenis rokok yang digunakan adalah tiga merk rokok filter dan tiga merk rokok kretek (non filter). Kadar nikotin yang diukur adalah kadar nikotin dalam asap arus utama dan asap rokok arus samping. Pengukuran kadar nikotin dilakukan dengan memggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi per batang rokok. Kandungan nikotin dalam rokok kretek lebih besar dibandingkan rokok filter. Pada rokok filter kandungan nikotin terbesar pada Filter-C terendah pada Filter-A. Sedangkan pada rokok kretek kandungan tertinggi pada Kretek X dan terendah pada Kretek Z Nikotin yang terdapat dalam asap rokok arus samping 4-6 kali lebih dariasap rokok arus utama. Hendaknya kadar nikotin dicantumkan pada kemasan setiap merk rokok dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentangefek terhadap kesehatan masyarakat.
Nicotine Content Determination on Cigarettes Smoke. The purpose of this descriptive study is to assess the nicotine level of several types of cigarettes brand sold in the market. The study includes three brands of filtered cigarette and three brands of non-filtered cigarette. The nicotine content was measured from both mainstream smoke and sidestream smoke by using the HPLC (High Performance Liquid Chromatography). It was found that the nicotine content of nonfiltered cigarette was higher than the filtered cigarette. The highest nicotine content in the filtered cigarettes was the Filter-C, meanwhile the lowest was Filter-A. The highest nicotine content of the non filtered cigarettes was the Kretek- X with the lowest nicotine content the Kretek-Z. The nicotine content of sidestream smoke was 4 - 6 times than mainstream smoke. Nicotine content level in the cigarette package should be mentioned and further studies should determine the effect of cigarettes to the public healths.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
Abstrak :
Pemeriksaan bakteri Escherichia coli (E. coli) telah dilakukan pada dua jenis makanan yaitu ketoprak dan gado-gado yang dijual di kantin, pedagang kaki lima dan balsem di lingkungan Kampus Universitas Indonesia, Depok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kontaminasi kedua jenis makanan tersebut terhadap E. coli. Untuk pengukuran E. coi digunakan metode Total Plate Count (TPC) yang dilakukan pada pirin, sendok dan air pencuci, dari para penjaja ketoprak dan gado-gado tersebut. Sebelum dilakukan pengukuran E. coli dilakukan survey pendahuluan untuk mengetahui jumlah dan lokasi masing-masing penjual gado-gado dan ketoprak. Pengumpulan data juga dilakukan dengan observasi dan wawancara mengenai higienis perorangan para penjual dengan menggunakan kuesioner. Penddikan penjamah makanan sebagian besar berpendidikan tamat SMA. Fasilitas sanitasi sebagian besar belum memenuhi persyaratan kesehatan. Penangganan terhadap bahan-bahan makanan sudahbaik, namun penjamah makanan belum berperilaku hidup bersih dan sehat. Kandungan E. coli pada air, pada ketoprak dan gado-gado sebagian besar tidak memenuhi persyaratan kesehatan demikian juga pada alat makan yaitu piring dan sendok. Disarankan untuk melakukan monitoring kualitas mikrobiologis makanan dan minuman secara berkala, perbaikan sanitasi bagi para penjaja makanan di kantin, balsem/gerobak yang memenuhi persyaratan sanitasi dan kesehatan.
Measuring E. coli on Ketoprak and Gado-gado Sold at Campus University of Indonesia, Depok. Escherichia coli (E. coli) bacteria was measured from ketoprak and gado-gado which sold in food retailer in the area of University of Indonesia. The research was conducted to know the level of contamination of E. coli bacteria in two type of food that easily find in the food retailer in the area of the University of Indonesia. The Total Plate Count (TPC) method was applied to measure the level of the E. coli bacteria from each type of the food, which are gado-gado and ketoprak, from local registered cafeteria in each faculty, stationary and not stationary, using carriage or moveable unregistered food retailer around the University. The measurement was performed for the plate, spun and the sanitation water used by the retailers. Questioners were also used to collect information about the knowledge and practice, in related to the personal and environmental hygiene, along with observation to the observe the way the retailer to prepare, make and serve the food to the customers, and also to clean and store the utensils. The seventyfour retailers around the University were surveyed and observed. The result showed that the educational level of the respondents quite high, they were mostly graduated from Senior high school, sanitation facility were poor, the food server mostly had little knowledge and practice on healthy and good sanitation, since preparation to serving the food to the costumers and also clean the utensils. E. coli bacteria found above the healthy level from almost to the food retailer around the University, it found from the food, the utensils such as plates and spun, and also in the water used for cleaning the utensils. The research suggests a periodic microbiology monitoring for foods and drinks sale in the campus, to assure the quality of food that served for the civitas accademica for maintaining health. Is also need to develop a good sanitation facility used by the food retailers in the campus.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
Abstrak :
Kandungan protein yang tinggi dalam Spirulina platensis dapat dimanfaatkan sebagai sumber Protein Sel Tunggal (PST). Dengan menggunakan mencit (Mus musculus), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan biomassa kering Spirulina platensis sebagai suplemen Protein Sel Tunggal (PST) dengan mengukur pertumbuhan berat badan mencit. Sebanyak 30 ekor mencit jantan, dengan berat antara 30-50 gram, dan umur antara 5-7 minggu. Sebanyak 25 ekor sebagai Perlakuan yaitu dengan membuat perbandingan antara biomassa kering dan pelet sebagai makanan tikus sebesar 10 %, 20 %, 30 %, 40 %, dan 50 %, dan 5 ekor sisanya sebagai Kontrol tanpa diberi biomassa (100 % pelet). Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari, data dianalisis denga menggunakan t-test dan analisis varians. Hasil penelilitan menunjukkan bahwa pemberian biomassa kering S. platensis kepada mencit (Mus musculus) dapat mempengaruhi kenaikan berat badan pada pengamatan dari hari pertama sampai hari kedua belas, tetapi menurun pada hari ke-tiga belas sampai hari ke-empat belas, dan mengalami kestabilan sampai hari ke-tujuh belas. Ada perbedaan yang bermakna antara berat badan sebelum pemberian dan setelah pemberian biomassa kering S. platensis selama 17 hari. Perbedan terjadi pada Minggu I dan II, tidak semua konsentrasi biomassa mempunyai pengaruh yang sama terhadap pertambahan berat badan mencit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagai biomassa kering ganggang hijau biru bersel tunggal yang banyak mengandung protein yang dapat berpengaruh terhadap kenaikan baerat badan mencit, maka dapat diasumsikan bahwa biomassa S. platensis dapat dianggap sebagai sumber protein sel tunggal (PST) mencit (Mus musculus) pada konsentrasi yang tertentu.
The using of Spirulina platensis as Supplement of Single-Celled Protein (SCP) to Mice. High protein in Spirulina platensis can be used as a source of Single-Celled Protein. By using mice (Mus musculus) as a animal laboratory, the objective of this research is to know the influence of Biomass S. platensis to the increase of body weight of mice. The name of species is Mus musculus, strain is Swiss derivate. Utilized mice were male, 30-50 weighing gram, and 5-7 weeks of age. Treatment group was given by palette and given by biomass of S. Platensis, while control also fed palette but did not give biomass of S. platensis. Yielded biomass was used as food mixed with palette with composition of dry biomass S. platensis with palette was 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, and 50%. Data analysis was conducted by using t-tes and analysis of variance. The results showed that by giving of dry biomass of S. platensis affected to the increasement of body weight from the first day until twelfth day of observation, and decrease on the thirteenth and fourteenth day. Pursuant to result of statistic, there is a significant difference (p < 0,05) between before giving and after giving of dry biomass S. platensis during 17 day. By giving dry biomass of S. platensis to mice (Mus musculus) at first and second week, it was found the difference of average mice body weight among six concentrations of biomass but did not at the third week. It means that not all concentration of biomass have same effect to the increase of mice body weight as a Single-Celled Protein.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; Pusat Studi Lingkungan Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
Abstrak :
Hubungan Pengelolaan Peralatan Makan dan Tempat Penjualan terhadap Kontaminasi Escherichia coli pada Penyajian Makanan Jajanan. Selama ini belum diketahui kondisi keamanan makanan jajanan, pengelolaan peralatan makan dan tempat penjualan makanan di lingkungan Kampus. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui hubungan antara pengelolaan peralatan makan dan tempat penjualan terhadap kontaminasi Escherichia coli (E. coli) pada penyajian makanan jajanan. Penelitian ini menggunakan disain potonglintang. Pengamatan dilakukan terhadap seluruh tempat penjual makanan di lingkungan Kampus UI Depok dengan responden sebanyak 173 penjamah makanan. Pemeriksaan Most Probable Number (MPN) E. coli dilakukan untuk mengetahui keamanan makanan. Lebih dari separuh 59,54% sampel makanan jajanan terkontaminasi E. coli. Tempat penyimpanan peralatan makan paling berhubungan dengan kontaminasi E. coli pada penyajian makanan jajanan. Faktor ini protektif terhadap kontaminasi E. coli pada penyajian makanan jajanan. Hal ini diduga disebabkan adanya faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap kontaminasi tersebut tetapi tidak diamati dalam penelitian ini seperti, kontaminasi E. coli pada air bersih, peralatan makan, tangan penjamah makanan dan lap yang digunakan untuk mengeringkan peralatan makan. Perlu ditingkatkan sosialisasi dan pengawasan oleh dinas kesehatan dan pengelola tempat penjual makanan jajanan kepada penjual makanan dan penjamah makanan. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan mengamati kontaminasi E. coli pada air bersih, peralatan makan, tangan penjamah makanan dan lap yang digunakan untuk mengeringkan perlatan makan.
Up to now, in general, the safety of food that is sold at any canteens in the campuses, the eating utensils are handled and the food stalls are managed are still uncertain. This research was aimed to understand the correlation between the eating utensils handling and the contamination of Escherichia coli (E. coli) in the food sold by the food vendors in the campus. The cross- sectional design research applied on the food stalls in the university campus in Depok with a total number of 173 consumers as respondents. The variables observed as independent variables were the sanitation of the eating utensils and the sanitation of the dining place. The examination method of the Most Probable Number (MPN) for E. coli was conducted to assess the food?s hygiene. The data analyzed using the chi-square test and followed by the logistic regression. The result showed that more than half of the food samples (59.54%) were contaminated by E. coli. The storage place of the eating utensils was most significantly correlated with the E. coli contamination of the served food with an OR=0.45 (0.21-0.87). Therefore, it is necessary to promote the awareness of this risk and reinforce supervision by the Health Authorities and by the management of the place of sales to provide guidance to the food vendors and to the consumers as well. Further research is recommended to observe the E. coli contamination through clean water, eating utensils, the hands of the consumers and the napkins used to wipe dry the eating utensils.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>