Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dharsono
Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada , 2003
709.598 DHA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tribowo Dharsono
"ABSTRAK
PENDAHULUAN
Era Globalisasi ekonomi dan informasi melahirkan kebutuhan sarana
transportasi yang cepat, nyaman dan aman. Salah satu alternatif yang dapat memenuhi
kriteria tersebut adalah sarana angkutan udara.
Meningkatnya kebutuhan akan sarana tersebut berakibat pula terhadap kenaikan
permintaan pesawat baru. Apabila kenaikan permintaan tersebut terjadi secara
normal, hal ini tidak akan menimbulkan permasalahan didalam pemenuhan kebutuhan
tersebut. Tetapi karena kenaikan tersebut terjadi sedemikian pesatnya, maka
pabrik pembuat pesawat mengalami kesulitan dan menimbulkan backlog pada
penyediaan pesawat baru.
Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan Airbus Statistic Report yang memperkirakan
kenaikan kebutuhan pesawat terbang penumpang dari tahun 1990 hingga tahun 2009
mencapai 65% yaitu dan 8.193 pesawat menjadi 13.510 pesawat; sedangkan
pesawat terbang kargo dan tahun 1990 hingga tahun 2000 mencapai 75% yaitu dan
811 pesawat menjadi 1.420 pesawat.
Namun demikian ini tidak berarti bahwa industri penerbangan merupakan suatu
industri yang tenang, stabil dan tidak mempunyai tantangan dalarn pelaksanaan
operasionalnya. Dan pengalaman yang ada, industri ini sangat labil dan sangat
dipengaruhi oleh lingkungan usahanya.
Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan bahwa banyak perusahaan yang harus gulung
tikar karena tidak mampu memberikan pelayanan kepada pelanggannya, disamping
itu dapat pula dilihat dimana dengan terjadinya krisis Timur Tengah belum lama
berselang banyak perusahaan yang harus mengurangi jumlah karyawannya.
Kondisi diatas yaitu adanya backlog untuk penyediaan pesawat baru dan labilnya
industri penerbangan; mengharuskan perusahaan -perusahaan yang ingin tetap
survive untuk berbenah diri dalam menghadapi lingkungan yang dinamis tersebut.
PERMASALAHAN
PT. Penerbangan Indonesia sebagai salah satu perusahaan penerbangan yang
menyadari situasi tersebut, mulai pula berbenah diri. Pembenahan tersebut disamping
bertujuan agar perusahaan dapat tetap bertahan, memantapkan posisinya dalam
industri penerbangan dan mampu memanfaatkan peluang yang ada, juga untuk
menghadapi ancaman yang mungkin tìmbul. Pembenahan ini dilakukan dengan
jalan mengoptimasikan semua sumber daya yang ada sehingga diharapkan akan
dapat menambah competitive advantage yang dimilikinya.
Salah satu item dan Corporate Planning PT. Penerbangan Indonesia
menyebutkan bahwa Maintenance Facility yang dimilikinya (PMF) ditargetkan
untuk menjadi SBU pada tahun 1993. Dengan adanya pernyataan tersebut, maka
tugas PMF yang selama ini terfokus pada perawatan pesawat milik perusahaan
induk; mulai tahun 1993 sudah harus mampu melayani perusahaan penerbangan lain
dengan presentasi produksi yang lebih besar.
Dengan kata lain PMF disamping berfungsi sebagi supporting unit dan
operasional perusahaan induk harus pula mampu mencari revenue dan
memberikan profit kepada perusahaan induk.
Tugas yang dibebankan kepada PMF ini bukan merupakan beban yang ringan,
karena banyak kendala yang harus dihadapi PMF dalam melaksanakan tugasnya;
yaitu antara lain:
1. Kendala intern
- Banyaknya tipe pesawat dan mesin serta komponen yang digunakan oleh FL Penerbangan
Indonesia mengakibatkan tingginya tingkat investasi yang harus dikelola oleh PMF.
- Belum adanya pengalaman PMF dalam bidang pemasaran.
- Masih lemahnya perencanaan produksì dan pengelolaan material.
- Rendahnya jumlah sumberdaya manusia yang ada dan tingkat pendidilcan rata-rata
karyawan dibandingkan dengan perusahaan perawatan sejenis serta disiplin administrasi
dari karyawannya.
- Belum adanya FAA dan CAA approval yang dibutuhkan untuk modal bersaing dengan
organisasi sejenis.
- Struktur organisusi yang kurang menunjang fleksibilitas organisasi dalam menghadapi
lingkungan usaha yang dinamis.
2. Kendala Eksternal :
- Bentuk perusahaan induk yang merupakan BUMN menyebabkan investasi PMF banyak
yang bersifat given.
- Sulitnya mendapatkan sumberdaya manusia yang siap pakai di PMF.
- Banyaknya pesaing diregional yang sama yang telab terlebih dahulu ada, baik itu dan
perusahaan penerbangan maupun perusahaan non penerbangan yang mengkhususkan
diri dalam bidang perawatan pesawat terbang.
Dengan kondisi diatas, PMF memerlukan adanya suatu strategi yang sesuai dan tepat
sebagai sarana untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditentukan oleh perusahaan
induknya.
PENUTUP
Dengan mengacu pada misi, visi dan target yang sudah ditetapkan oleb
perusahaan induk, manajemen PMF menetapkan sasaran jangka panjangnya yaitu :
?Menjadi salah satu Maintenance Facility terbaik diarea Asia Pasifik?; sasaran
mana ditunjang dengan business strategy yang menitik beratkan pada tindakan?
tindakan :
- Menurunkan technical delay untuk menunjang ketepatan time table.
- Mempertahankan pasar yang ada dan meningkatkan kemampuan agar rnampu
memperluas pangsa pasar.
- Optimalisasi fasilitas yang ada.
Sesuai dengan tujuan penulisannya, maka analisa yang dikemukakan disini adalah
membahas bagaimana strategi PMF untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan
tersebut. Apakah strategi yang dipilh telah sesuai dan tepat dengan situasi yang
dihadapinya dan bagaimana pelaksanaan strategi tersebut dalam penerapannya secara
praktis.
Dalam penganalisaan yang dilakukan sesuai dengan praktek yang didapat
dilapangan, masih terlihat adanya beberapa kelemahan-kelemahan yang harus segera
diperbaiki untuk dapat mencapai sasaran PMF tersebut, yang antara lain adalah :
1. Sistim informasi manajemen sangat lemah, sehingga komunilcasi yang terjadi tidak
optimal.
2. Belum tersedianya informasi pesaing dalam industri sejenis.
3. Belum adanya desentralisasi sistim akuntansi.
4. Penegasan sasaran jangka panjang PMF, dimana seharusnya sasaran tersebut dimasukkan
dalam Rencana Keija Divisi Teknik.
5. Buku Rencana Kerja sebagai pedoman pelaksanaan kerja manajemen yang seharusnya
disusun sebelum penyusunan budget, belum dilaksanakan secara konsisten.
6. Restrukturisasi organisasi yang sesuai dengan dinarnisasi lingkungan usaha harus
segera dilaksanakan.
7. Target unit pemasaran hams ditegaskan, langsung mendapatkan revenue dan profit yang
tinggi ataukah untuk tujuan positioning terlebih dahulu.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guruh Dharsono
"Sistem deteksi kebakaran merupakan sistem yang sangat penting dalam bangunan gedung untuk memberikan peringatan dini bagi penghuni apabila suatu kondisi darurat kebakaran terjadi. Sistem deteksi kebaran umumnya berbasis detektor titik dalam bentuk detekor panas dan asap yang ditempatkan pada setiap jarak tertentu dalam ruangan sesuai standar yang berlaku. Untuk meningkatkan kehandalan sistem detektor titik, maka baru - baru ini dikembangkan pula sistem detektor berbasis pengolahan citra asap yang direkam menggunakan kamera video atau CCTV.
Banyak metode yang digunakan dalam sistem pengolahan citra asap ini. Salah satu metode yang digunakan dalam pengolahan citra video asap adalah menggunakan pendekatan model gausian. Namun, penggunaan metode citra sebagai alat pendeteksi asap yang berbahaya masih memerlukan penentuan kriteria bahaya kebakaran yang tepat.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria bahaya kebakaran dari citra asap yang dihasilkan melalui suatu pemodelan kebakaran. Dalam penelitian ini digunakan Software Fire Dynamic Simulator Version 5 untuk membuat suatu pemodelan asap. Adapun set-up dan input pemodelan serta validasinya dilakukan menggunakan hasil eksperimental pemanasan material polimer dan selulosa yang telah dilakukan oleh Fakhrurozi [11] dan Cahyo [12].
Dalam simulasi ini ditambahkan detektor asap sebagai penanda kondisi berbahaya. Citra asap yang dihasilkan melalui pemodelan akan diolah menggunakan piranti lunak yang dikembangkan oleh Suwarno [8], Lutfi [9], dan Revaldo [24]. Kriteria kondisi bahaya didapat dari luasan asap dan densitas optik yang terjadi saat menyentuh dan menyebar pada langit - langit kompartemen. Usulan kriteria ini diharapkan bisa digunakan sebagai salah satu standar bahaya pada sistem piranti lunak yang dikembangkan kedepanya

Fire detection system is the most important system in a building to give an earlier warning for an occupant if an emergency condition of fire hazard happened. A common fire detection system based on point detector like heat detector and smoke detector is placed on certain distance in a compartemen with an apripriate standard. To increase an ability of point detector, recently it is improved with detection sistem based on smoke image processing recorded use video camera or CCTV.
Many method can be used in this smoke image processing. One of these method is gausian mixture model. But when this sistem is used steel need a determination of fire hazard criteria.
This research purpose to determinate a fire hazard kriteria from smoke modeling result from a fire modeling. It use Fire Dynamic Simulator Version 5 to make a smoke modelling. Set-up and modeling input with its validation is done by using eksperimental result from heating material of polimer and selulose that‟s done by Fakhrurozi [11] and Cahyo [12].
This simulations use a smoke detector as an hazard condition. Image of smoke resulted from its modeling will be processed use developed software by Suwarno [8], Lutfi [9], and Revaldo [24]. A criteria of fire hazard is got from an area of smoke and its optical density when smoke touch and spread on maximum region of compartemen. This criteria is suggested to be one of standard fire hazard used on the next software of smoke video detection.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1481
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tribowo Dharsono
"ABSTRAK
Masalah Pokok.
Perusahaan penerbangan yang bergerak dibidang jasa angkutan, PT. Garuda Indonesian Airways, berusaha untuk dapat menyukseskan Program Pemerintah dalam menunjang meningkatkan hasil produksi dalam negeri selain minyak dan gas bumi (non migas). Didalam pelaksanaan dari tujuan untuk menunjang program pemerintah tersebut, PT. GIA berusaha sebanyak mungkin menggunakan hasil produksi dari dalam negeri, baik itu berupa barang-barang hasil produksi, hasil-hasil alam maupun jasa.
Oleh karena itu adalah tidak dapat dihindari terjadinya hubungan antara PT. GIA dengan para Produsen tadi, dimana hubungan tadi
menimbulkan adanya hubungan hukum diantara keduanya. Hubungan tadi adalah berupa Perjanjian jual beli, kontrak atau sewa. Yang kami bahas didalam Skripsi kami ini hanyalah terbatas pada perjanjian jual beli saja.
Didalam hubungan yang terjadi antara keduanya tadi banyak terdapat hal-hal yang menarik untuk dibicarakan, baik itu yang terjadi pada
perjanjian secara umumnya maupun pada perjanjian jual belinya sendir.
Metode Penelitian.
Kami menggunakan dua metode penelitian didalam penyusunan
Skripsi ini, yaitu meliputd baik penelitian kepustakaan manpun peneli
tian lapangan. Penelitian ini kami lakukan jauh sebelum kami memulai melaksanakan pennlisan Skripsi ini dengan harapan akan mempermudah penyusunannya. Tetapi tetap saja ada kekurangan yang kami alami, yaitu untuk menjumpai pihak-pihak yang berhubungan dengan penyusunan materi pokoknya.
Hal-hal yang ditemukan.
Dari apa yang telah kami lakukan guna dapat tersusunnya skripsi ini, kami temui beberapa hal yang sebeluranya kurang menjadi perhatian dari kami.
Hal-hal yang kami anggap sebagai masalah baru antara lain ;
1. Adanya proteksi yang sangat kuat dari pihak pemerintah kepada pengusaha-pengusaha di Indonesia khususnya terhadap pengusaha modal lemah. Proteksi ini kami anggap cukup baik, demi kelangsungan hidup
para pengusaha. Hanya perlu pula diperhatikan kemampuan rata-rata
dari pengusaha tadi terhadap kelangsungan usahanya kemudian.
2. Akibat/efek sampingan yang negatif dapat pula terjadi didalam ruang
lingkup yang luas, yang kami maksud adalah bahwa tidak hanya pera turan yang dibuat oleh Perusahaan saja, tetapi juga Peraturan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah.
3. Didalam suatu perjanjian jual beli, dapat terjadi dimana salah satu
pihak mengajukan persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh pihak yang lain dengan tanpa adanya perubahan dari ketentnan yang telah ada tadi.
Kesimpulan.
- Didalam pelaksanaan tugasnya sebagai penjual jasa, PT. GIA masih ber
usaha untuk dapat ikut serta berpartisipasi didalam menyukseskan program pemerintah didalam meningkatkan produksi dalam negeri.
- Perjanjian jual beli antara PT. GIA dengan para rekanannya, adalah
dibuat berdasarkan ketentuan yang telah ditentukan oleh Material Departemen PT. GIA, atau juga disebut dengan sistim Tender; disamping
dilaksanakan pula pembelian secara tunai/kontan.
- Dengan adanya persetujuan dari pihak rekanan untuk memenuhi ketentuan yang dikeluarkantr oleh PT. GIA, maka perjanjian.itu dianggap sah, walaupun akibatnya PT. GIA harus membayar dengan harga yang lebih tinggi.
Saran-saran.
- Didalam pembuatan suatu peraturan, hendaknya diperhatikan dahulu apa saja yang mungkin akan terjadi dengan dikeluarkannya peraturan
tadi.
- Proteksi yang diberikan pemerintah pada para pengusaha, agar sedikit
demi sedikit dikurangi, agar mereka dapat berdiri sendiri untuk langkah-langkah yang selanjutnya."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library