Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Dhreti Cesta Wijayanti
Abstrak :
Aglomerasi ekonomi di DKI Jakarta terus mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Kondisi ini membuat ibukota mengalami permintaan yang terus meningkat bagi ketersediaan ruang untuk melaksanakan aktivitas ekonomi. Bangunan tinggi merupakan solusi penyediaan ruang untuk mengakomodasi aglomerasi aktivitas ekonomi pada sektor tersier, di tengah keterbatasan lahan. Penelitian ini bertujuan untu menginvestigasi faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi yang mempengaruhi perkembangan bangunan tinggi. Pada penelitian ini juga akan ditelusuri hubungan antara aglomerasi bangunan tinggi dengan PDRB sektor tersier sebagai sektor yang diakomodasi oleh bangunan tinggi. Estimasi dengan model ekonometrika pada data panel bangunan tinggi level kelurahan tahun 2007-2018 membuktikan bahwa di DKI Jakarta terjadi interaksi strategis dalam pembangunan bangunan tinggi, dimana peningkatan jumlah lantai serta ketinggian bangunan tinggi fungsi kantor-komersial dan residensial baru merupakan respon dari peningkatan jumlah lantai dan ketinggian bangunan tinggi yang telah ada. Terjadinya interaksi strategis didorong oleh aglomerasi ekonomi wilayah dan faktor kestrategisan lokasi. Selain itu, hasil estimasi pada level kota membuktikan bahwa keberadaan bangunan tinggi fungsi kantor-komersial di DKI Jakarta berada dalam kepadatan yang efektif, dimana rata-rata jumlah lantai bangunan tinggi fungsi kantor-komersial dan kepadatan pekerja berkontribusi positif terhadap PDRB sektor tersier wilayah kotamadya.
......Increasing economic agglomeration in DKI Jakarta has triggered the rising demand for the space availability to carry out economic activities. Tall building development is a solution in providing spaces during the land scarcity issues. This study aims to investigate the economic and non-economic factors that affect the development of highrise buildings, as well as the relationship between agglomeration of highrise buildings and the tertiary sector GRDP. Econometrics model estimation in the 2007-2018 village level panel data proves that the strategic interaction occurs among the construction of high-rise building in DKI Jakarta. It is proved that the increase in the number of floors and the height of the new office-commercial and residential buildings appear as the response to the increase in the number of floors and height of the existing buildings. The occurrence of strategic interactions is driven by regional economic agglomeration and locational factors. In addition, estimation result at the city level proves that the presence of office-commercial highrise buildings in DKI Jakarta is currently generating effective density, as the average floor numbers of office-commercial highrise buildings and the employment density contribute positively to the tertiary sector GRDP.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dhreti Cesta Wijayanti
Abstrak :
Kondisi ekonomi tertentu telah memicu orang-orang di kampung kota untuk melakukan inovasi pada huniannya hingga tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk bertinggal, tetapi juga sebagai tempat mencari nafkah. Pada skripsi ini rumah usaha merujuk pada hunian warga di Kampung Luar Batang 9, Jakarta Utara, yang mengalami penambahan fungsi sebagai tempat melakukan usaha skala kecil. Keberadaan rumah usaha dipicu, dipertahankan, dan kembali mempertahankan informalitas kampung kota. Rumah usaha merupakan bentuk adaptasi manusia untuk hidup dalam permukiman informal. Kajian rumah usaha untuk hadir dan bertahan ditinjau melalui terjadinya negosiasi-negosiasi oleh aktor ekonomi dalam ethical action. Dampak dari aksi ini ditelusuri dengan teori people as infrastructure yang mengaitkan aktor ke jaringan manusia yang semakin luas. Terpicunya keberadaan rumah usaha juga dikaitkan dengan konfigurasi spasial permukiman yang menentukan strategic value kawasan tersebut. Sebagai kelanjutannya, strategic value terhubung dengan persebaran rumah usaha melalui adanya multiplier effect hingga fenomena ini mempertahankan jaringan ekonomi informal masyarakat. Melalui kajian-kajian tersebut saya menemukan bahwa informalitas kampung kota merupakan hal yang menjadi pemicu keberadaan rumah usaha, untuk kemudian pada keberlangsungannya rumah usaha kembali mempertahankan informalitas kampung kota.
Certain economic conditions have prompted people in kampung kota to innovate their houses so that they are not only functioned as a place to dwell, but also a place to do income earning activities. Rumah usaha is a term I use in refering to those residence of Kampung Luar Batang 9, North Jakarta, which have additional function as a place to do small-scale enterprises. The existence of rumah usaha are triggered, sustained, and maintain urban kampung informality. Rumah usaha represents human adaptation in living on the informal settlement. The study about the existence and survival of rumah usaha are reviewed through the negotiations done by economic actors in running their ethical action. The impact of the actions is traced with the theory of people as infrastructure that relate the actors to wider human network. The existence of rumah usaha are also related to spatial configuration of the settlement that determines the strategic value of the area. As it goes the strategic value affects the spread of rumah usaha by multiplier effect, so that this phenomenon sustain the informal economy networks of the residents. Through these analysis I found that the informality of urban kampung has triggered the existence of rumah usaha, then by the on going process rumah usaha reciprocally sustain the urban kampung informality.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57435
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library