Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dianita
Abstrak :
Actinomycetes telah dikenal sebagai bakteri penghasil antibiotik terbesar di alam. Aktivitas antibakteri isolat Actinomycetes dari usus rayap yang merupakan koleksi Bioteknologi, BPPT, Serpong, Tangerang telah dilakukan penelitiannya. Sebanyak 50 isolat Actinomycetes di uji aktivitas antibakteri dengan menggunakan metode cakram terhadap bakteri Gram positif (Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus ATCC 25923) dan bakteri Gram negatif (Escherichia coli ATCC 25922). Dari hasil pengamatan di dapat 2 isolat yang mempunyai aktivitas melawan bakteri Gram negatif, 9 isolat mempunyai aktivitas melawan bakteri Gram positif dan 4 isolat mempunyai aktivitas melawan bakteri Gram positif dan negatif. Isolat yang mempunyai aktivitas antibakteri selanjutnya di identifikasi secara genetik dengan teknik polymerase chain reaction (PCR). Identifikasi Actinomycetes sampai tingkat genus menggunakan enzim restriksi Sau3A1. Enzim ini signifikan untuk membedakan antara genus Streptomyces dan non Streptomyces dengan ukuran basa yang berbeda. Metode ini dilakukan dalam waktu singkat dengan menggunakan hasil polymerase chain reaction (PCR). Dari hasil identifikasi didapat 10 isolat yang merupakan genus Streptomyces, 4 isolat
Actinomycetes is recognized as prokaryot organism which produce a lot of antibiotic in nature. Antibacterial activity of Actinomycetes isolated from termits gut which is collected from Biotechnology, BPPT, Serpong, Tangerang had been investigated. A total of 50 isolates Actinomycetes were subjected to screen antibacterial activity by disc method against Gram positive (Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus ATCC 25923) and Gram negative (Escherichia coli ATCC 25922). It was observed that 2 isolates were active against Gram positive, 9 isolates against Gram positive, and 4 isolates against both Gram positive and Gram negative. Isolates which have antibacterial activity were identified using polymerase chain reaction (PCR) technique, and then using restriction enzyme Sau3A1 to identify up to genus level of Actinomycetes. This enzyme significantly differentiate both Streptomyces and non Streptomyces with different base pairs. This method could be achieved in a short time, using PCR product of gen 16S rDNA. From identification results there were 10 isolates of Streptomyces and 4 isolates of non Streptomyces.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S32845
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatriz Dianita
Abstrak :
Kajian ini bertujuan menjelaskan implikatur atau makna sosial apa saja yang tersirat ketika penutur asli bahasa Inggris-Amerika melakukan pergantian gaya bahasa secara metaforis dari tingkat yang lebih resmi ke tingkat yang kurang resmi, atau sebaliknya di dalam dialog-dialog mereka. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan gabungan antara teori pragmatik dan teori sosiolinguistik. Faktor-faktor kognitif di dalam diri penutur dan petutur yang dipengaruhi oleh konteks tuturan dan konteks sosial-budaya itulah yang di dalam kajian ini dipostulatkan memicu pergantian gaya bahasa metaforis, secara sadar atau tidak sadar oleh penutur. Pergantian gaya bahasa metaforis ini dihipotesiskan menyiratkan implikatur percakapan, yaitu makna sosial yang terungkap dari pengungkapan suatu tindak tutur dengan menggunakan gaya bahasa tertentu. Dasar kajian ini adalah tilikan bahwa, seperti yang dikemukakan oleh Saville-Troike (1982), yang mengacu kepada Blom dan Gumperz (1972), di dalam peristiwa tutur dapat terjadi alih kode metaforis, termasuk juga di dalamnya pergantian gaya bahasa metaforis. Di dalam kajian ini implikatur dikaji berdasarkan Teori Relevansi (Sperber dan Wilson 1995) dan Teori Komponen Tutur (liymes 1972). Adapun penentuan tingkat gaya bahasa dikaji berdasarkan Teori Klasifikasi Gaya Bahasa {loos 1962). Data (dalam bentuk dialog) diperoleh dari rekaman-rekaman audio-visual sejumlah wawancara dalam acara "Larry King Live" ("Acara Langsung Larry King") yang disiarkan oleh stasiun televisi CNN. Perhatian difokuskan kepada bagian-bagian yang mengandung pergantian gaya bahasa metaforis dan metode analisisnya pada dasarnya adalah heuristik. Yang dimaksud dengan alih kode metaforis dalam kajian ini adalah perubahan kode di dalam satu peristiwa tutur yang menambah makna tertentu kepada hubungan peran yang sedang diungkapkan (Saville-Troike 1982: 61--62). Temuan dari kajian ini adalah bahwa pergantian gaya bahasa metaforis menyiratkan makna sosial tambahan tertentu. Penginferensian implikatur di dalam ujaran yang mengandung pergantian gaya bahasa metaforis dapat dilakukan dengan penerapan Prinsip Relevansi dan Teori Komponen Tutur, sehingga makna komunikatif penutur yang sesungguhnya dapat dipahami oleh petutur.
This paper is an attempt to explain the possible implicatures or social meanings implied when native speakers of American-English are performing metaphorical style-shifting from a relatively-more-formal style into a relatively-less formal style, or vice-versa in their dialogues. The approach adopted in this study combined theories in Pragmatics and theories in Sosiolinguistics. This study postulated that cognitive factors inside speakers and hearers that are influenced by the speech context and the sociocultural context trigger metaphorical style shifting, consciously or unconsciously performed by speakers. This metaphorical style shifting was hypothesized to imply conversational implicature, i.e. social meanings which are implied from the expressing of a speech act by using a certain style. This study makes uses of the insight from Saville-Troike (1982), which refers to the insight from Blom dan Gumperz (1972), who posit that in a speech event metaphorical code-switching including metaphorical style-shifting can occur, in which also includes. In this paper implicatures were analyzed based on Relevance Theory (Sperber dan Wilson 1995) and Components of Speech Theory (Hymes 1972). Meanwhile, the classification of style levels was based on Classification of Styles Theory (loos 1962). The corpus of data (in the form of dialogues) was extracted from the audio-visual recordings of a number of "Larry King Live" shows, which were broadcast by a television station, named CNN. The attention was focused on parts of dialogues containing metaphorical style shifting and the method of analysis essentially was heuristic. The term `code switching' in this paper refers to change in codes within a single speech event which adds meaning to the role relationships which are being expressed (Saville-Troike 1982: 61---62). The finding is that metaphorical style shifting indeed implies certain added social meanings. Inferring an implicature in an utterance containing metaphorical style shifting can be performed by applying the Principles of Relevance and the Speech Components Theory, so that the real communicative meanings of speakers can be understood by their hearers.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11824
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatriz Dianita
Abstrak :
Permasalahan pertama dalam skripsi ini adalah tentang bagaimana deskripsi pergantian gaya bahasa, baik secara situasional maupun secara metaforikal, dalam drama Pygmalion. Permasalahan kedua adalah tentang sejauh mana pilihan dan pergantian gaya bahasa tersebut dipengaruhi oleh konteks situasi komunikasi (meliputi latar, topik, dan hubungan peran di antara partisipan), dan perubahan motivasi dalam diri pembicara. Korpus data diambil dari drama Pygmalion, karya George Bernard Shaw. Drama tersebut dijadikan korpus penelitan skripsi ini karena ketika membacanya penulis temukan sejumlah pergantian gaya bahasa, dan penulis merasa ditantang untuk melakukan analisis dari sudut sosiolinguistik. Dasar teoretis yang dipakai dalam analisis korpus adalah teori klasifikasi gaya bahasa yang dikemukakan Martin Joos, yaitu bahwa gaya bahasa dapat dikelompokkan menjadi lima tingkat formalitas: gaya bahasa beku (frozen), gaya bahasa resmi (formal), gaya bahasa konsultatif (consultative), gaya bahasa santai (casual), dan gaya bahasa akrab (intimate). Penentuan gaya bahasa ujaran itu dapat dilihat dari pilihan variasi linguistik ujaran, yang meliputi variasi fonologis, leksikal, morfologis, dan sintaksis. Dasar teoretis lain yang digunakan adalah pendapat Muriel Saville-Troike yang menyatakan bahwa pergantian gaya bahasa dipengaruhi oleh variabelkonteks situasi (latar, partisipan dan hubungan peran, serta topik) dan variabel motivasi dalam diri pembicara. Berdasarkan pengamatan terhadap pergantian-pergantian gaya bahasa dalam korpus data, penulis menemukan bahwa pergantian gaya bahasa yang paling banyak dipakai adalah penaikan gaya bahasa santai menjadi gaya bahasa konsultatif (24,48%) dan penurunan gaya bahasa konsultatif menjadi gaya bahasa santai (23,97%). Sedangkan pergantian gaya bahasa yang paling sedikit muncul adalah penaikan gaya bahasa akrab menjadi gaya bahasa resmi (0,51%) dan penurunan gaya bahasa resmi menjadi gaya bahasa akrab (0,51%). Pergantian gaya 'bahasa secara metaforikal (90,30%) jauh lebih banyak daripada pergantian gaya bahasa secara situasional (9,70%). Pergantian gaya bahasa secara metaforikal umumnya dipengaruhi oleh perubahan psikologis atau motivasi dalam diri partisipan. Adapun pergantian gaya bahasa secara situasional disebabkan oleh pergantian partisipan dan hubungan peran atau perubahan topik pembicaraan. Gaya bahasa resmi biasanya dipergunakan apabila hubungan solidaritas belum terjalin baik, topik pembicaraan tergolong scrius, dan lain-lain. Gaya bahasa usaha biasanya dipergunakan dalam pembicaraan biasa, dan apabila pembicara ingin bersikap netral. Gaya bahasa santai dipilih apabila kekuasaaan pembicara lebih besar daripada kekuasan pendengar, ada solidaritas yang besar, topik pembicaraan tergolong ringan. Adapun gaya bahasa akrab cenderung dipergunakan apabila hubungan solidaritas di antara partisipan sangat tinggi, atau ketika pembicara tidak dapat melakukan kontrol terhadap emosinya dengan baik (dalam keadaan marah, gembira, dan sebagainya).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Dianita
Abstrak :
Perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box PT Bank Internasional Indonesia Tbk. merupakan perjanjian yang mengatur mengenai jasa penyewaan kotak dengan ukuran tertentu untuk menyimpan barang atau surat berharga untuk jangka waktu tertentu di bank. Barang yang dapat disimpan berupa efek-efek, dokumendokumen, surat-surat berharga, perhiasan, logam mulia, dan barang berharga lainnya. Tujuan disediakannya Safe Deposit Box adalah menghindari musnahnya dokumen atau barang berharga dari bahaya kebakaran dan menghindari hilangnya perhiasan atau barang berharga lainnya dari bahaya kecurian atau perampokan. Akan tetapi pada kenyataannya, resiko atas hilang, musnah, susut atau berubah wujudnya barang-banrang yang disimpan dalam Safe Deposit Box ditanggung oleh nasabah. Apabila dilihat dari perbandingan karakteristik antara perjanjian sewa menyewa dengan penitipan barang, maka yang lebih tepat untuk dipergunakan adalah perjanjian penitipan barang. Jenis penelitian ini adalah penelitian normatif yang berupa penelitian bahan pustaka, dan data yang dipergunakan adalah data sekunder. Perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box pada dasarnya telah memenuhi ketentuan di dalam KUH Perdata. Akan tetapi dalam prakteknya, pihak bank mempergunakan klausula eksonerasi agar terlepas dari tanggung jawab jika terjadi resiko sehingga tidak sesuai dengan pengaturan di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Oleh karena itu sebaiknya dalam membuat perjanjian, bank mencantumkan klausul-klausul yang tegas agar mudah dipahami konsumen dan memperhatikan kedudukan kedua belah pihak. ......The lease agreement of PT Bank Internasional Indonesia Tbk.'s Safe Deposit Box regulates lease service of a particular-sized box to store goods or valuable documents for a certain period of time in the bank. Stored items can be in form of effects, documents, marketable securities, jewelry, gold, and other valuables. The purposes of Safe Deposit Box are to avoid the disappearance of documents or valuables caused by fire and to avoid jewelry or other valuables from being stolen or robbed. However, in reality, the valuables risks for any disappearance, destroyed, shrunk, or changed of shape become the customer's burden. Comparing the lease agreement than the custodian characteristic, it is easily seen that the custodian agreement is more suitable. This is the normative research based on divining manual with secondary data. The lease agreement of Safe Deposit Box itself has completed all the basic rules in Indonesian Civil Law while in the actual case the bank used exclusion clause to be free from all the responsibilities if risk happened that is contrary with Law No. 8 Year 1999 on consumer protection. It is recommended for the agreement that Bank makes the precise clauses to be easily understood by consumer and concern each parties involved.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S21519
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Dianita
Abstrak :
Skripsi ini membahas tahap-tahap perancangan tingkat lanjut atau Front End Engineering Design pada pembangunan LPG Plant Pangkalan Susu, Sumatra Utara. Pada perancangan ini dilakukan perancangan proses yang lebih detail dibandingkan tahap studi kelayakan. Tahap perancangan pabrik ini meliputi tata letak peralatan, perancangan sistem perpipaan, dan biaya investasi yang lebih detail. Hasil akhir perancangan ini yaitu dokumentasi yang berupa piping and instrumentation diagram, plot plan, model pabrik tiga dimensi, dan bill of material. Dengan dihasilkannya dokumentasi ini maka diharapkan pelaksanaan pembangunan LPG plant dapat berjalan sesuai rencana awal pihak owner. ......This final project discusses about Front End Engineering Design of Pangkalan Susu LPG Plant Project in North Sumatra. In this step, the process design will be more detail than feasibility study's. This design includes the equipment arrangements, piping design, as well as investment calculation. The output of this front end engineering design are piping and instrumentation diagram, plot plan, 3D model, and bill of material. In this design, the main purpose of this engineering documents is that the construction can be held based on the owner plan as effectively and efficiently as possible.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia;, 2009
S52186
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dianita
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S6059
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Dianita
Abstrak :
Perbandingan Standar Perancangan Amerika, Norwegia, dan Rusia dalam Menghitung Ketebalan Dinding Pipa Gas Bawah Laut. Salah satu parameter utama dalam perancangan jaringan pipa adalah perhitungan ketebalan dinding pipa. Studi ini membahas perbandingan metode perhitungan ketebalan dinding pipa untuk pipa gas bawah laut berdasarkan standar perancangan Norwegia (DNV-OS-F101), standar perancangan Indonesia (SNI 3474) yang mengacu pada standar Amerika (ASME B31.8), dan standar perancangan Rusia (VN39-1.9-005-98). Berdasarkan perhitungan terhadap pipa gas bawah laut di Indonesia (tekanan 12 Mpa, diameter eksternal 668 mm) didapatkan hasil ketebalan dinding pipa sebesar 18.2 mm (VN39-1.9-005-98), 16 mm (ASME B31.8), dan 13.5 mm (DNV-OS-F101). Untuk setiap standar, formula untuk hoop stress diintrepretasikan dengan metode yang berbeda. Hanya standar Norwegia yang menghitung hoop stress dari permukaan dalam pipa sehingga menghasilkan nilai ketebalan dinding pipa yang lebih kecil. Untuk perhitungan faktor collapse akibat tekanan luar, hanya standar Amerika dan Norwegia yang memperhitungkan faktor tersebut sedangkan standar Rusia hanya menggunakan faktor tersebut sebagai parameter antara untuk menghitung local buckling. Untuk propagation buckling, baik standar Rusia maupun Amerika menerapkan formula empiris tekanan hidrostatis kritis sebagai input dalam menghitung propagation buckling. Formula empiris ini hampir sama dengan formula empiris yang diterapkan pada standar Norwegia. Dari ketiga standar yang dibandingkan tersebut, standar Norwegia memberikan persyaratan desain yang lebih ketat dibandingkan yang lainnya.
One of the key issues in the pipeline design is wall thickness calculation. This paper highlights a comparison of wall thickness calculation methods of submarine gas pipeline based on Norwegian Standard (DNV-OS-F101), Indonesian Standard SNI 3474 which refers to American Standard (ASME B31.8), and Russian Standard (VN39-1.9-005-98). A calculation of wall thickness for a submarine gas pipeline in Indonesia (pressure 12 MPa, external diameter 668 mm) gives the results of 18.2 mm (VN39-1.9-005-98), 16 mm (ASME B31.8), and 13.5 mm (DNV-OS-F101).The design formula of hoop stress due to internal pressure is interpreted in different ways for every standard. Only Norwegian Standard requires calculating hoop stresses in the inner surface, which leads to a decreased value of the wall thickness. Furthermore, the calculation of collapse factor due to external pressure is only regulated in American and Norwegian Standards while Russian Standard uses that factor as an intermediate parameter in calculating local buckling. For propagation buckling, either Russian or American Standard explains empirical formula of critical hydrostatics pressure as the input in propagation buckling calculation. This formula is almost similar to the empirical formula of Norwegian Standard. From the comparison of these standards, DNV OS-F101 gives more stringent requirements than others.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Victoria Ester Boima Dianita
Abstrak :
Rumah sakit perlu memastikan perawat dan petugas rawat jalan dapat memberikan pelayanan yang aman, cepat, dan akurat. Mengambil studi kasus pada salah satu rumah sakit swasta di Indonesia, layanan instalasi rawat jalan rumah sakit sering menghadapi beberapa permasalahan di bidang administrasi pasien dan obat serta integrasi informasi. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perbaikan waktu proses operasional pelayanan rawat jalan (efisiensi) dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT) dan pendekatan Business Process Reengineering (BPR) menggunakan perangkat lunak iGrafx. Metode Complex Proportional Assessment (COPRAS) digunakan untuk memprioritaskan risiko dari proses saat ini yang akan diusulkan sebagai tindakan perbaikan dengan implementasi IoT. Penelitian ini memberikan tiga pilihan skenario, di mana perbaikan terbesar terdapat pada penerapan Integrated Electronic Health Record (EHR) with Clinical Decision Support System (CDSS) dan stiker RFID tag dengan pengurangan total waktu proses sebesar 52,94% untuk proses pelayanan pada pasien umum, 53,59% pada pasien BPJS, dan 52,53% pada pasien asuransi. ......Hospitals must ensure that nurses and outpatient officers can provide safe, fast, and accurate services. Taking one private hospital in Indonesia as research subject, hospital outpatient installation services often face several problems in the field of patient and drug administration as well as information integration. The purpose of this study is to design operational process improvement (efficiency) to the outpatient installation services by the implementation of Internet of Things (IoT) with the Business Process Reengineering (BPR) approach using iGrafx software. The Complex Proportional Assessment (COPRAS) method is used to prioritize the risks of the current process which will be proposed as remedial actions with IoT implementation. This research proposes three scenario choices, where the biggest improvement is in the implementation of Integrated Electronic Health Record (EHR) with Clinical Decision Support System (CDSS) and RFID tag stickers with a total reduction of processing time of 52,94% for service processes in general patients. 53,59% in BPJS patients, and 52,53% in insurance patients.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library