Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dita Gemiana
"Pada usia subur terjadi banyak perubahan hormon salah satunya adalah prolaktin. Kadar prolaktin dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya adalah estadiol. Estradiol meningkatkan kadar prolaktin dengan memengaruhi transkripsi gen prolaktin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan kadar prolaktin berdasarkan kadar estradiol pada perempuan usia subur, yang mengalami gangguan menstruasi.
Metode penelitian dengan cross-sectional analitik dengan subjek sebanyak 80 orang perempuan usia subur (15-45 tahun) yang mengalami gangguan menstruasi. Penelitian merupakan subanalisis penelitian "Peranan Adiponektin terhadap Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) dan Hubungannya dengan Faktor Genetik, Endokrin, dan Metabolik". Analisis data dilakukan dengan SPSS for Windows versi 18.0 dengan menggunakan analisis bivariat uji Mann-Whittney.
Berdasarkan analisis, didapatkan bahwa kadar prolaktin pada perempuan dengan kadar estradiol abnormal memiliki median yang lebih tinggi 9,30 (7,8; 25,3) dibandingkan perempuan dengan kadar estradiol normal 7,55 (3,2; 23,8). Perbedaan tersebut bermakna secara statistic dengan nilai p = 0,023. Sementara tidak terdapat perbedaan bermakna kadar prolaktin dengan usia, aktivitas fisik, status gizi, dan gejala mental emosional pada perempuan yang mengalami gangguan menstruasi. Dapat disimpulkan ,terdapat peran kadar estradiol dalam perbedaan kadar prolaktin pada perempuan yang mengalami gangguan menstruasi.

In reproductive age, there are many hormonal changes, one of which is prolactin. Prolactin level influenced by many factors, on of which is estradiol. Estradiol increases prolactin levels by affecting prolactin gene transcription. The purpose of this study to compare the levels of prolactin according to levels of estradiol in reproductive age women, especially those with abnormal cycle menstruation.
Research methods with crioss-sectional analytic subject in 80 women in reproductive age who have menstrual problem. The study use secondary laboratory data and SCL-90 questionnaire from ?Peranan Adiponektin terhadap Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) dan Hubungannya dengan Faktor Genetik, Endokrin, dan Metabolik? research that was conducted since year 2009 to 2011. Data analysis was performed with SPSS for Windows vesion 18.0 using bivariat analysis of Mann Whittney.
The analysis showed that prolactin levels in women with abnormal estradiol leves is higher 9,30 (7,8; 25,3) than women with normal estradiol levels 7,55 (3,2; 23,8) with a statistically significant difference (p = 0,023). However, other variables such as age, physical activity, nutritional status, and mental emotional symptomps did no have significant different prolactin levels. It can be concluded that estradiol level could be associated with prolactin level in abnormal cycling women.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Gemiana
"Latar Belakang : Efusi pleura merupakan salah satu komplikasi dari kanker atau penyakit keganasan yang sering terjadi. Efusi pleura maligna termasuk dalam 15% sampai dengan 35% dari seluruh kejadian efusi pleura dan angka kejadiannya mencapai 660 orang per 1 juta populasi secara global. Beberapa model prediksi telah dievaluasi untuk memprediksi mortalitas pada pasien efusi pleura maligna. Skor PROMISE merupakan sebuah model prediksi mortalitas 3 bulan pada pasien dengan efusi pleura maligna. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa kalibrasi dan diskriminasi skor Clinical PROMISE dalam memprediksi mortalitas tiga bulan pada pasien efusi pleura maligna. Metode : Penelitian ini menggunakan metode kohort retrospektif yang melibatkan pasien efusi pleura maligna yang terdaftar tahun 2015-2022 di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dokter Cipto Mangunkusumo. Dilakukan penilaian mortalitas tiga bulan. Data terkumpul dianalisis dengan uji Hosmer-Lemeshow goodness-of-fit untuk mengetahui performa kalibrasi dan pembuatan kurva Receiver Operating Curve (ROC) untuk mengetahui performa diskriminasi skor Clinical PROMISE terhadap luaran mortalitas tiga bulan. Hasil : Diperoleh 120 subjek yang disertakan dalam penelitian dengan proporsi mortalitas 60,8%. Mayoritas subjek adalah perempuan (73,3%), rerata usia 55 tahun, kanker tipe lain (78,3%). Skor Clinical PROMISE memiliki performa kalibrasi yang baik (p = 0,230, koefisien korelasi r = 0,945). Performa diskriminasi skor Clinical PROMISE baik dengan AUC 0,849 (IK95% 0,776 –0,922). Kesimpulan : Performa kalibrasi dan diskriminasi skor Clinical PROMISE dalam memprediksi mortalitas tiga bulan pada pasien efusi pleura maligna adalah baik.

Background : Pleural effusion is a frequent complication of cancer or malignant disease. Malignant pleural effusion accounts for 15% to 35% of all pleural effusion cases and the incidence rate reaches 660 people per 1 million population globally. Several prediction models have been evaluated to predict mortality in malignant pleural effusion patients. The PROMISE score is a prediction model for 3-month mortality in patients with malignant pleural effusion. Aim : This study aims to evaluate the calibration and discrimination performance of the Clinical PROMISE score to predict three-month mortality in malignant pleural effusion patients. Methods : This study used a retrospective cohort method involving malignant pleural effusion patients registered in 2015-2022 at Dokter Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital. A three-month mortality assessment was carried out. The collected data was analyzed using the Hosmer-Lemeshow goodness-of-fit test to determine the calibration performance and creation of a Receiver Operating Curve (ROC) curve to determine the discrimination performance of the Clinical PROMISE score on three-month mortality outcomes. Results : There were 120 included in the study with the proportion of mortality as high as 60.8%. The majority of subjects were women (73.3%), mean age 55 years, other types of cancer (78.3%). The Clinical PROMISE score had good calibration performance (p = 0.230, coefficient of correlation r = 0.945). The discrimination performance of the Clinical PROMISE score was good with an AUC of 0.849 (95% CI 0.776 –0.922). Conclusion : The calibration and discrimination performance of Clinical PROMISE score ini prediction 3-month mortality of malignant pleural effusion is good."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Gemiana
"Latar Belakang : Efusi pleura merupakan salah satu komplikasi dari kanker atau penyakit keganasan yang sering terjadi. Efusi pleura maligna termasuk dalam 15% sampai dengan 35% dari seluruh kejadian efusi pleura dan angka kejadiannya mencapai 660 orang per 1 juta populasi secara global. Beberapa model prediksi telah dievaluasi untuk memprediksi mortalitas pada pasien efusi pleura maligna. Skor PROMISE merupakan sebuah model prediksi mortalitas 3 bulan pada pasien dengan efusi pleura maligna.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa kalibrasi dan diskriminasi skor Clinical PROMISE dalam memprediksi mortalitas tiga bulan pada pasien efusi pleura maligna.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode kohort retrospektif yang melibatkan pasien efusi pleura maligna yang terdaftar tahun 2015-2022 di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dokter Cipto Mangunkusumo. Dilakukan penilaian mortalitas tiga bulan. Data terkumpul dianalisis dengan uji Hosmer-Lemeshow goodness-of-fit untuk mengetahui performa kalibrasi dan pembuatan kurva Receiver Operating Curve (ROC) untuk mengetahui performa diskriminasi skor Clinical PROMISE terhadap luaran mortalitas tiga bulan.
Hasil : Diperoleh 120 subjek yang disertakan dalam penelitian dengan proporsi mortalitas 60,8%. Mayoritas subjek adalah perempuan (73,3%), rerata usia 55 tahun, kanker tipe lain (78,3%). Skor Clinical PROMISE memiliki performa kalibrasi yang baik (p = 0,230, koefisien korelasi r = 0,945). Performa diskriminasi skor Clinical PROMISE baik dengan AUC 0,849 (IK95% 0,776 –0,922).
Kesimpulan : Performa kalibrasi dan diskriminasi skor Clinical PROMISE dalam memprediksi mortalitas tiga bulan pada pasien efusi pleura maligna adalah baik.

Background: Pleural effusion is a frequent complication of malignancy. Malignant pleural effusion accounts for 15% to 35% of all pleural effusion cases and the incidence rate reaches 660 people per 1 million population globally. Several prediction models have been evaluated to predict mortality in malignant pleural effusion patients. The PROMISE score is a prediction model for 3-month mortality in patients with malignant pleural effusion.
Methods: A retrospective cohort study was conducted on patients with malignant pleural effusion registered in 2015-2022 at Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital. A three-month mortality assessment was carried out. The collected data was analyzed using the Hosmer-Lemeshow goodness-of-fit test to determine the calibration performance and creation of a Receiver Operating Curve (ROC) curve to determine the discrimination performance of the Clinical PROMISE score on three-month mortality outcomes.
Results: A total 120 subject were included in the study. The majority of subjects were women (73.3%), mean age 55 years and other types of cancer (78.3%). The Clinical PROMISE score had good calibration performance (p = 0.230, coefficient of correlation r = 0.945). The discrimination performance of the Clinical PROMISE score was good with an AUC of 0.849 (95% CI 0.776 –0.922).
Conclusion: The calibration and discrimination performance of Clinical PROMISE score to predict 3-month mortality of malignant pleural effusion is good.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library