Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Madrim Djody Gondokusumo
"ABSTRAK
Jumlah penduduk kota Jakarta yang tergolong berpenghasilan rendah atau miskin adalah sekitar 68% dari keseluruhan jumlah penduduk (widyapura Desember 1985) dan mereka menghuni lingkungan permukiman buruk (slum area) yang luasnya sekitar 50% luas kata Jakarta (Ramto 1985). Kenyataan bahwa masyarakat yang berkualitas hidup rendah labih banyak dari pada yang berkualitas hidup tinggi, dan luasnya lingkungan permukimah buruk itu merupakan masalah utama kota Jakarta.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah D.K.I.(Pemda) Jakarta untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, tetapi hasilnya relatif kecil (Silaban et al. 1981; Karamoy et al. 1982). Upaya-upaya yang telah dilaksanakan tersebut bersifat fisik separti Proyek Mohamad Husni Thamrin - I, mau pun non-fisik seperti pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan sebagainya.
Mungkinkah kurang berhasilnya Pemda dalam mengatasi permasalahan di atas adalah karena terdapat perbedaan persepsi kualitas hidup antara masyarakat dengan Pemda mengenai faktor-faktor yang harus mendapat prioritas perbaikan, agar peningkatan kualitas hidup masyarakat berjalan lebih cepat? Mungkinkah ada Perbedaan persepsi mangenai cara-cara memperbaiki Faktor-faktor yang mempangaruhi peningkatan kualitas hidup itu ?
Adapun tujuan dari penalitian ini adalah mengetahui persepsi masyarakat mengenai kebutuhan pukok yang dirasakan, yang dapat mempercepat proses peningkatan kualitas hidup mereka. Berdasarkan hal tersebut akan dapat dirumuskan strategi peningkatan kualitas hidup masyarakat yang diteliti dan dapat pula ditentukan persyaratan tata ruang daerah penelitian."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djody Gondokusumo
"Masalah-masalah estetika terutama yang berhubungan dengan konsep keindahan, telah menjadi bahan renungan manusia sejak dahulu kala. Hal tersebut tampaknya sejalan dengan kodrat manusia yang menghargai dan menyukai sesuatu yang indah dan hasrat terhadap keindahan tersebut sangatlah menggugah. MengaIami keindahan hanya dialami manusia, agaknya filsafat keindahan atau estetika itu termasuk gejala manusiawi yang sangat jelas terlihat.
Dalam pemikiran filsafat, gejala keindahan merupakan ladang penelitian yang sangat menarik. Estetika sering diartikan sebagai "filsafat keindahan" atau "teori penilaian terhadap karya seni." Pada estetika yang diteliti tercakup keindahan alam, kehidupan manusia maupun karya seni yang dibuat oleh manusia, kemudian mencari pendekatan-pendekatan yang memadai untuk menjawab masalah objek pengamatan inderawi (khususnya pada karya seni) yang menimbulkan pengaruh kejiwaan pada manusia, misalnya: pemikirannya, perenungannya, perilakunya dan penghayatan emosi' kemanusiaannya. Selain itu estetika juga meneliti tentang istilah-istilah dan konsep-konsep keindahan serta membuat teori-teori untuk menemukan jawaban atas persoalan-persoalan di sekitar objek-objek yang menerbitkan pengalaman keindahan."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
D425
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djody Gondokusumo
Jakarta: Bulan Bintang, 1951
328 DJO p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Djody Gondokusumo
"Pada kesempatan ini penults ingin menampilkan seorang tokoh pemikir bangsa Indonesia. Sutan Sjahrir penulis pilih karena selain ia seorang negarawan, politikus dan pahlawan nasional ia dapat dikategorikan sebagai seorang pemikir bangsa Indonesia dengan melihat karya-karya tulisnya di mana diantaranya yang cukup dikenal ialah Renungan Indonesia dan Perdjoangan Kita, serta hal-hal yang diperjuangkannya. Pada bab satu merupakan uraian pendahuluan skripsi. Bab dua ialah uraian riwayat hidup dan karya-karya Sutan Sjahrir. Bab tiga penulis menguraian arti, latar belakang dan aliran-aliran dari paham sosialisme. Bab empat menjelaskan bagaimana masuknya paham sosialisme Barat ke Indonesia dan mempengaruhi tokoh-tokoh Indonesia siapa saja. Bab lima khusus tentang pendapat - pendapat dan ajaran - ajaran Sutan Sjahrir. Bab enam merupakan evaluasi tentang Sutan Sjahrir dan pembahasan filsafat Politik yang dikaitkan dengan sosialime kerakyatan ajaran Sutan Sjahrir. Kemudian ditutup dengan kesimpulan-kesimpulan. Setelah mempelajari banyak hal mengenai Sutan Sjahrir penulis berkesimpulan bahwa sosialisme kerakyatan ajaran Sutan Sjahrir berakar pada socialism democracy Barat. Di mana bila melihat sejarahnya, paham sosialisme muncul sebagai reaksi terhadap ekses kapitalisme awal di mana kelas buruh tenggelam dalam kemiskinan materi maupun mental sedangkan kelas majikan justru makin kaya. Ide sosialisme berasal dari cita-cita demokrasi yaitu hak yang sama bagi semua penduduk dalam masyarakat untuk berusaha membangun diri sendiri hingga mencapai perkembangan sepenuhnya. Dengan demikian pemikiran pemikiran Sutan Sjahrir tentang Sosialisme berkaitan dengan filsafat politik. Masalah pokok Skripsi ini ialah mencari segi filsafat dari ajaran-ajaran Sutan Sjahrir, sedangkan batasan penulisan skripsi ini adalah sosialisme kerakyatan yang diajarkan oleh Sutan Sjahrir. Metode pembahasan penulisannya berdasarkan penelitian pustaka, tanpa melihat kepada gejala-gejala individual maupun kenyataan empiris dari pengaruh ajaran Sutan Sjahrir. Metode filsafatnya Historis Factual yaitu tekanan pada gagasan Sutan Sjahrir. Obyek materialnya menyelidiki sejarah dan latar belakang gagasan Sutan Sjahrir tentang Sosialisme kerakyatan. Obyek formalnya mencari segi filsafat dari gagasan dan ajaran Sutan Sjahrir. Terlepas dari kekurangan maupun kelebihannya, pada dasarnya pikiran dan perjuangan Sutan Sjahrir mengenai demokrasi, kesamaan, keadilan, kemakmuran yang adil dan merata untuk seluruh rakyat, perlindungan dan jaminan hukum yang serupa dan merata bagi semua orang, cita-cita kemanusiaannya serta hak-hak asasi manusia dan pelbagai hal untuk kemajuan bangsa dan manusia Indonesia, ternyata masih tetap berlaku di Indonesia hingga kini."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S16103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madrim Djody Gondokusumo
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1986
711.4 MAD p (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Madrim Djody Gondokusumo
"ABSTRAK
Penelitian ini memilih topik kemiskinan dan lingkungan permukiman buruk di dalam kota, karena keprihatinan terhadap keberadaan masyarakat miskin yang signifkan dan kerusakan lingkungan yang parah di Jakarta. Melalui penelitian dengan perspektif ilmu lingkungan ini, penulis menawarkan konsep pemikiran baru untuk perencanaan tata ruang kota , yang dapat memberi arah jelas kepada pembangunan berkelanjutan di perkotaan. Pembangunan berkelanjutan yang dimaksud adalah proses mencapai masyarakat sejahtera dalam lingkungan hidup berkelanjutan. Masyarakat sejahtera berarti seluruh anggota masyarakat dapat berproses meningkatkan kualitas hidup mereka, baik secara material maupun non-material atau spiritual, dan tidak ada kesenjangan yang terlalu mencolok. Lingkungan hidup berkelanjutan berarti fungsi-fungsi lingkungan yang saling berinteraksi membentuk sistem kehidupan di Planet Bumi ini selalu terjaga.
Beberapa studi (antara lain Brundtland, G.H., 1987:235 dan World Bank 2000:25) mengungkapkan bahwa penduduk kota di seluruh dunia telah meningkat secara signifikan sejak tahun 1950an, dan sejalan dengan itu terjadi pula peningkatan jumlah penduduk miskin, terutama di negara-negara sedang berkembang atau miskin. Permasalahan pokok kota-kota besar di negara-negara sedang berkembang, termasuk Jakarta, antara lain adalah kemiskinan dan kesenjangan, kriminalitas dan pengangguran, kelangkaan air bersih dan sanitasi, banjir dan genangan, pencemaran air dan udara, sampah, lingkungan pemukiman kumuh yang luas, serta kemacetan lalu lintas. Hal tersebut menunjukkan bahwa di kota0kota itu tidak berlangsung proses pembangunan berkelanjutan.
Kota adalah suatu ekosistem yang terbentuk oleh proses-proses sosial. Permasalahan kota yang saling berinteraksi, hanya dapat difahami dengan paradigma holistik. Paradigma holistik melihat alam sebagai suatu entilas, suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi. Bagian-bagian atau komponen-komponen itu tidak dapat dipelajari secara terpisah-pisah, melainkan harus difahami bahwa setiap komponen adalah bagian dari suatu keseluruhan.
Masalah
Di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta 2010, pemerintah kota mengakui bahwa masalah kritis yang dihadapinya adalah (a) kemiskinan dan kesenjangan, dan (b) kerusakan lingkungan. Kedua masalah itu harus diatasi, agar tercapai proses pembangunan berkelanjutan, yaitu masyarakat sejahtera dalam lingkungan hidup berkelanjutan.
Pedoman utama pembagungan kota Jakarta sejak 1965 adalah kebijakan rencana (tata ruang) kota, baik berbentuk Master Plan, Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) maupun RTRW yang berlaku sekarang hingga 2010. Akan tetapi kebijakan rencara kota Jakarta itu gagal menciptakan proses pembangunan berkelanjutan, karena (1) berfokus kepada pendekatan fisik dengan tujuan pertumbuhan ekonomi semata, (2) kondisi masyarakat, yang terdiri dari strata sosial berbeda, kemiskinan yang masih signifikan dan kesenjangan yang lebar antar strata masyarakat, luput dari perhatian para penentu kebijakan, yaiu para elit (penguasa, pemodal, para ahli)...."
2005
D1887
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madrim Djody Gondokusumo
"ABSTRAK
Penelitian ini memilih topik kemiskinan dan lingkungan permukiman buruk di dalam kota, karena keprihatinan terhadap keberadaan masyarakat miskin yang signifkan dan kerusakan lingkungan yang parah di Jakarta. Melalui penelitian dengan perspektif ilmu lingkungan ini, penulis menawarkan konsep pemikiran baru untuk perencanaan tata ruang kota , yang dapat memberi arah jelas kepada pembangunan berkelanjutan di perkotaan. Pembangunan berkelanjutan yang dimaksud adalah proses mencapai masyarakat sejahtera dalam lingkungan hidup berkelanjutan. Masyarakat sejahtera berarti seluruh anggota masyarakat dapat berproses meningkatkan kualitas hidup mereka, baik secara material maupun non-material atau spiritual, dan tidak ada kesenjangan yang terlalu mencolok. Lingkungan hidup berkelanjutan berarti fungsi-fungsi lingkungan yang saling berinteraksi membentuk sistem kehidupan di Planet Bumi ini selalu terjaga.
Beberapa studi (antara lain Brundtland, G.H., 1987:235 dan World Bank 2000:25) mengungkapkan bahwa penduduk kota di seluruh dunia telah meningkat secara signifikan sejak tahun 1950an, dan sejalan dengan itu terjadi pula peningkatan jumlah penduduk miskin, terutama di negara-negara sedang berkembang atau miskin. Permasalahan pokok kota-kota besar di negara-negara sedang berkembang, termasuk Jakarta, antara lain adalah kemiskinan dan kesenjangan, kriminalitas dan pengangguran, kelangkaan air bersih dan sanitasi, banjir dan genangan, pencemaran air dan udara, sampah, lingkungan pemukiman kumuh yang luas, serta kemacetan lalu lintas. Hal tersebut menunjukkan bahwa di kota0kota itu tidak berlangsung proses pembangunan berkelanjutan.
Kota adalah suatu ekosistem yang terbentuk oleh proses-proses sosial. Permasalahan kota yang saling berinteraksi, hanya dapat difahami dengan paradigma holistik. Paradigma holistik melihat alam sebagai suatu entilas, suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi. Bagian-bagian atau komponen-komponen itu tidak dapat dipelajari secara terpisah-pisah, melainkan harus difahami bahwa setiap komponen adalah bagian dari suatu keseluruhan.
Masalah
Di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta 2010, pemerintah kota mengakui bahwa masalah kritis yang dihadapinya adalah (a) kemiskinan dan kesenjangan, dan (b) kerusakan lingkungan. Kedua masalah itu harus diatasi, agar tercapai proses pembangunan berkelanjutan, yaitu masyarakat sejahtera dalam lingkungan hidup berkelanjutan.
Pedoman utama pembagungan kota Jakarta sejak 1965 adalah kebijakan rencana (tata ruang) kota, baik berbentuk Master Plan, Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) maupun RTRW yang berlaku sekarang hingga 2010. Akan tetapi kebijakan rencara kota Jakarta itu gagal menciptakan proses pembangunan berkelanjutan, karena (1) berfokus kepada pendekatan fisik dengan tujuan pertumbuhan ekonomi semata, (2) kondisi masyarakat, yang terdiri dari strata sosial berbeda, kemiskinan yang masih signifikan dan kesenjangan yang lebar antar strata masyarakat, luput dari perhatian para penentu kebijakan, yaiu para elit (penguasa, pemodal, para ahli)...."
2005
D745
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library