Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Djoko Prasetyo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Variabel Motivasi, Kepemimpinan, dan Kondisi Kerja mempunyai pengaruh terhadap semangat kerja. Jumlah Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga Variabel Bebas X dan satu Variabel Terikat Y. Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Inspektorat . Utama Badan Administarasi Kepegawaian Negara sejak bulan Juni s.d. Juli 1999 dengan jumlah populasi 118 orang diambil sampel sebanyak 95 orang. Teknik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Regresi ganda dengan Metode Stepwise dalam program statistik SPSS for Windows.
Dari hasil analisis diperoleh nilai koefisien korelasi r yang memberikan gambaran tentang korelasi antara variabel-variabel bebas dan variabel terikatnya. Sedangkan nilai koefisien determinasi R2 menunjukkan varian dari nilai Y (semangat kerja) yang dapat dijelaskan oleh semua variabel prediktor (Motivasi, Kepemimpinan dan Kondisi Kerja) yang secara bersamaan dimasukkan ke dalam persamaan Regresi.
Untuk menjawab tingkat signifikansi setiap variabel bebas digunakan uji statistik t. Sedangkan uji statistik F digunakan untuk menjawab tingkat signifikansi dari semua variabel bebas terhadap varian di dalam menjelaskan perubahan pada variabel terikat.
Hasil penelitian ini secara umum menjelaskan bahwa dalam evaluasi menyeluruh terhadap semua variabel yang digunakan dalam memprediksi tingkat semangat kerja PNS di Inspektorat Utama dan berdasarkan keluaran yang diperoleh dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan metode stepwise regresion, maka Variable Motivasi (Xl) berpengaruh positif terhadap Semangat Kerja (Y), Variabel Kepemimpinan (X2) berpengaruh positif terhadap Semangat Kerja (Y), sedangkan Variabel Kondisi Kerja (X3) berpengaruh negatif terhadap Semangat Kerja (Y)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Prasetyo
"As demanded by global issue for a cleaner and an environment friendly energy, LPG (Liquefied Petroleum Gas) as an altemative fuel, will become an attractive commodity in the future.
Entering free trade era, which will be started by AFTA in the year of
2003, LPG business will also be affected. As a consequence, PERTAMINA, the company that monopolise the LPG domestic market, must prepare upon entering the competition against new entree. To be able to transform itself from a monopolistie controller toward
market leader, PERTAMINA should redefine its LPG business process, i.e. restructuring the retail marketing network, especially the partnership scheme with LPG mini filling plant owners.
Crucial matters to be improved are the tariff formulae for transporting LPG, which is considered insufficient for the present operating cost, and the lack of fixed cost structure, which evokes difficulties for an adjustment.
Proposed solution for the above problem is a new, auditable, and adjustable, tariff system, which is arranged fairly between the involved parties and based on a win-win solution. Arrangement of such new system should consider the existence and role of LPG mini filling plant, taking into account their operating cost.

Karena perannya sebagai energi altematif pengganti minyak bumi dan semakin kuatnya isu lingkungan hidup yang menuntut pemakaian energi bersih dan akrab lingkungan, maka LPG (Liquified Petroleum Gas) akan menjadi komoditi yang menarik untuk diperdagangkan di masa mendatang.
Berkenaan dengan datangnya era liberalisasi perdagangan yang dimulai dengan AFTA 2003, yang juga akan melanda selctor perdagangan LPG, maka Pertamina yang selama ini memonopoli perdagangan LPG di dalam negeri harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk dapat bersaing dengan para pemain baru.
Untuk dapat mentransformasikan dari posisi sebagai pemegang monopoli menjadi pemimpin pasar (market leader), Pertamina harus meredifinsi proses bisnisnya di bidang usaha LPG antara lain dengan merestrukturisasi jaringan distribusi dan pamasaran LPG di dalam negeri, yang antara lain dengan membenahi ikatan kemitraan dengan para pcmilik Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE). Salah satu masalah yang mendesak untuk dibenahi adalah perumusan sistem pentarifan jasa ankutan LPG oleh SPPBE yang selama ini dinilai sudah tidak sesuai Iagi Serta tidak adanya struktur tarif yang jelas menyebabkan timbulnya kesulitan untuk melakukan penyesuaian. Solusi dari masalah tersebut adalah pembuatan sistem pentanian baru yang adil, wajar, saling menguntungkan, auditable dan ajustable. Untuk memenuhi tujuan tersebut, maka perumusan tarif mempertimbangkan eksistensi dan peran SPPBE yaitu dengan mengakomodasi besarnya biaya operasi masing-masing SPPBE."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T5713
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Prasetyo
Jakarta: Beunebi Cipta, 1987
001.6 DJO m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Prasetyo
"
ABSTRAK
Pertamina sebagai Perusahaan Negara mempunyai tugas untuk melayani kepentingan masyarakat, walaupun diberikan kesempatan untuk mencari keuntungan tetapi tidak boleh mengorbankan kepentingan masyarakat, Tetapi dalam pengoperasiannya Pertamina mengalami ketidakberesan karena wewenang yang besar yang dimiliki oleh direktur utamanya yaitu Ibnu Sutowo, dengan bantuan dari Presiden Suharto dan Angkatan Darat. Wewenang yang besar dari Ibnu sutowo mengakibatkan ia mendapat kurang pengawasan dari instansi-instansi yang terkait.
Ketidakberesan Pertamina itu mendapatkan sorotan dari surat kabar-surat kabar Ibukota pada akhir tahun 1969, terutama surat kabar Indonesia Raya yang selama tiga bulan lebih memberitakan penyelewengan-penyelewengan yang terjadi di dalam tubuh Pertamina, mulai dari perluasan usaha yang dinilai tidak efisiensi, penjualan minyak yang tidak menguntungkan, keridakjelasan administrasi keuangan, dan lain-lain.
Berita-berita yang disisirkan oleh Indonesia Raya mengakibatkan terjadinya demontrasi besar-besaran di Ibu Kota dan beberapa kota besar lainnya ketika terjadi kenaikan harga minyak melalui Surat Keputusan Presiden No. 1 Tahun 1970. Demonstrasi yang dipelopori oleh mahasiswa menuntut pemerintah agar segera mungkin memeriksa Pertamina dan juga Ibnu Sutowo. Pemerintah kemudian menurunkan 20 orang Akuntan Negara dan membentuk Komisi IV (Empat) untuk memeriksa Pertamina dan beberapa Perusahaan Negara lainnya. Dari hasil penelitian Komisi IV tersebut terungkap penyelewengan-penyelewengan didalam tubuh Pertamia, juga perluasan usaha Pertamina yang mengakibatkan Pertamina harus menanggung utang yang sangat besar.
"
1998
S12176
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Prasetyo
"Penelitian ini mencari unsur-unsur pembangun puisi yang terdapat dalam kitab Mazmur pasal 69, sehingga dapat membuktikan bahwa kitab mazmur pasal 69 dapat dikatakan sebagai teks puisi. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari kitab Mazmur, dengan contoh kasus pasal 69. Alasan dipilihnya pasal 69 karena pasal 69 memiliki tema yang berbeda dengan tema umum dalam kitab Mazmur. Penelitian ini menggunakan teori dan buku Puisi Jawa struktur dan estetika, yang ditulis oleh Karsono H.Saputro. Teori dalam buku tersebut mengatakan, unsur-unsur pembangun puisi terdiri atas aspek bunyi, aspek peruangan, dan aspek kebahasan. Hasil analisis struktural pada Bab II, membuktikan bahwa kitab Mazmur merupakan teks puisi. Melalui contoh kasus pasal 69, unsur-unsur puisi, berupa aspek bunyi, aspek peruangan, dan aspek kebahasan, hadir dalam teks tersenbut. Kitab Mazmur merupakan teks keagamaan, yang memiliki unsur-unsur puisi yang cukup kuat. Kita Mazmur pasal 69 menampilkan peruangan yang khas sebagai teks puisi. Makna-makna konotatif dan majas hadir dominan dalam teks tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11352
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library