Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Dyah Tjaturrini
Abstrak :
Tesis ini pada dasarnya mengkaji mengenai keberadaan masyarakat Tionghoa yang selama ini dianggap sebagai golongan minoritas walaupun termasuk salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia. Fokus penelitian penulis adalah bagaimana masyarakat memilih wayang Potehi sebagai alat atau sarana untuk menyampaikan keberadaan mereka. Dalam wayang Potehi itu sendiri terdapat simbol-simbol yang masing-masing memiliki fungsi dan biasa digunakan para pemain kesenian wayang Potehi untuk menyampaikan keberadaan mereka tadi.
Dalam mengkaji masalah ini penulis menggunakan teori stuktur - fungsi yang didasarkan pada asumsi bahwa teori ini memandang masyarakat sebagai suatu sistem dari struktur sosial dan struktur di sini adalah pola-pola nyata hubungan antara berbagai komponen masyarakat tanpa adanya perbedaan. Dalam teori ini juga terdapat simbol-simbol yang dapat berfungsi untuk menyampaikan sesuatu.
Pengkajian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan memfokuskan perhatian pada fungsi simbol-simbol yang digunakan dalam pertunjukan wayang Potehi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, pengamatan, dan penggunaan literatur yang sesuai dengan tesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Tionghoa tetap melakukan kegiatan seni dan budayanya walau terdapat kebijakan pemerintah yang melarang mereka melakukannya. Hal ini tentu saja mereka lakukan secara sembunyi-sembunyi, di lingkungan tertentu. Mereka menganggap bahwa kesenian wayang Potehi merupakan warisan leluhur yang harus tetap dipertahankan sehingga walau di satu sisi mereka dapat menerima seni dan budaya lain tetapi di satu sisi mereka pun tidak akan meninggalkan seni dan budaya tradisionalnya. Dan terbukti ternyata dengan menggunakan wayang Potehi, salah satu kesenian tradisional Tionghoa, mereka dapat menjadikan wayang Potehi sebagai alat pemersatu mereka yaitu antara masyarakat Tionghoa dan pribumi sehingga keberadaan mereka tetap diketahui dan mencoba menghilangkan streotip eksklusif dari diri masyarakat Tionghoa.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21965
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dyah Tjaturrini
Abstrak :
ABSTRAK
Dyah Tjaturrini ( 0790060094 ). Kelenteng Pulau Kemaro : Riwayat dan Upacara-Upacara di Dalamnya.
Kebiasaan sembahyang yang dilakukan oleh orang-orang Cina telah dilakukan sejak dahulu sebagai suatu kebiasaan tradisional. Sembahyang yang mereka lakukan dapat dilakukan di rumah, kelenteng dan di tempat-tempat yang mereka anggap pantas untuk melakukan sembahyang. Kebiasaan sembahyang ini pun dilakukan oleh orang-orang Cina yang tinggal di kotamadya Palembang Propinsi Sumatera Selatan. Mereka melakukan sembahyang untuk menunjukan rasa hormat mereka kepada Tuhan Allah, para dewa dan menunjukkan rasa bakti mereka kepada leluhur. Biasanya pada hari-hari perayaan tertentu seperti Tahun Baru Cina (Imlek) dan Cap Gomeh mereka pergi ke kelenteng Pulau Kemaro. Mereka datang bersembahyang ke kelenteng Pulau Kemaro karena mereka menganggap bahwa bila mereka memohon sesuatu di kelenteng tersebut pasti akan terkabul. Tidaklah mengherankan apabila pada saat perayaan Imlek dan Cap Gomeh kelenteng ini banyak dikunjungi oleh orang-orang dari luar kota Palembang bahkan luar negeri sehingga perayaan tersebut berlangsung sangat meriah.
Untuk menguraikan dan menggambarkan topik di atas, penulis menggunakan penelitian kepustakaan dan lapangan. Data dikumpulkan dengan wawancara dan observasi terlibat. Hasil penelitian membuktikan kebenaran bahwa upacara perayaan yang diadakan di suatu kelenteng merupakan suatu perwujudan dari kegiatan religius dan hal ini juga membuktikan bahwa orang-orang yang datang ke kelenteng pasti memilik tujuan bukan hanya sekedar kebiasaan.
1995
S12861
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library