Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Vita Astriana
"Tesis ini bertujuan untuk mengkaji penerapan Kebijakan Insentif Plafon Penghapusbukuan di Bank ABC, khususnya dari aspek risiko keagenan dan pengendalian intern. Kebijakan ini diberlakukan sejak tahun 2011 untuk menekan pertumbuhan nonperforming loan (NPL) di pinjaman segmen ritel dan menengah. NPL merupakan salah satu faktor dari risiko kredit yang disebabkan oleh kegagalan debitur dalam melunasi kewajibannya yang berkaitan dengan pendanaan. Kebijakan ini dapat menyebabkan terjadinya moral hazard. Penelitian ini dilakukan pada September 2020 hingga Desember 2020 dengan wawancara kepada expert panel Bank ABC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko terjadinya moral hazard berkaitan dengan adanya inakurasi data recovery NPL dan proses negosiasi kredit yang tidak sesuai ketentuan. Untuk menekan terjadinya moral hazard, serta mengurangi risiko kerugian, Bank ABC membutuhkan sistem pengendalian intern. Dari sisi pengendalian intern, praktik penagihan dan penyelesaian kredit, termasuk penerapan kebijakan ini, telah memenuhi prinsip pengendalian intern yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan. Meskipun demikian, sistem pengendalian intern Bank ABC masih memerlukan peningkatan pada aspek aktivitas pengendalian dalam mekanisme penyelesaian kredit dan pemantauan pada laporan recovery NPL. Selain itu, jalannya kebijakan intern di Bank ABC juga menghadapi tantangan dari aspek ketidaktelitian pihak pemberi persetujuan dan sikap abai petugas bank atas tanggung jawabnya. Agar sistem pengendalian intern di Bank ABC dapat berjalan dengan semakin efektif, maka diperlukan review dan evaluasi secara berkala, sistem pelaporan berbasis digital, dan penekanan peran dan fungsi petugas bank

This thesis aims to study the implementation of the Incentive of Write-off Ceiling Policy in ABC Bank, specifically in the aspect of agency risk and internal control. This policy was set in 2011 to reduce the growth of nonperforming loans (NPL) in the retail segment. This policy is expected to increase the NPL recovery. This policy causes the occurrence of moral hazard. The research was conducted from September 2020 until December 2020 by interviewing the expert panels of ABC Bank. The results show that the risks of moral hazard are related to inaccuracy in the data of NPL recovery and the noncompliance in credit settlement. ABC Bank requires an internal control system to reduce the occurrence of moral hazard. In the internal control aspect, the practice of debt collection, including the implementation of this policy, has met the principles of internal control. Even though the internal control system in ABC Bank has been well-implemented, it also faces challenges from the oversight during the verification and approval, as well as account officers’ ignorance of their responsibilities. Periodic review and evaluation, digital-based reporting, and the emphasis on the role and functions of the bank officers are necessary to increase the effectiveness of ABC Bank’s internal control system"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Vita Astriana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan strategi anti fraud, serta mengetahui tingkat fraud awareness pegawai di PT XYZ yang merupakan salah satu organisasi regulator mandiri di Indonesia. Penelitian ini berfokus pada praktik pelaksanaan, pencegahan, deteksi, dan respons PT XYZ terhadap fraud, serta menganalisispersepsi pegawai tentang alasan terjadinya fraud dan pelaksanaan strategi anti fraud di PT XYZ yang merupakan bagian dari topik fraud awareness.
Berdasarkan hasil penelitian, PT XYZ menerapkan strategi anti fraud sebagai upaya penegakan good corporate governance melalui pencegahan, deteksi, dan respons terhadap fraud dengan langkah investigasi dan corrective actions. Perbedaan persepsi pegawai mengenai alasan terjadinya fraud di PT XYZ berdasakan kelompok jenis kelamin tidak ditemukan. Akan tetapi, dalam hasil uji beda kelompok usia, terdapat perbedaan yang signifikan dan tidak signifikan pada indikator sistem pengendalian yang lemah dan diabaikan, prosedur yang tidak sepenuhnya dijalankan dengan baik, sistem rekrutmen yang belum memadai, pengetahuan pegawai dan manajemen tentang fraud yang belum memadai, dan pengawasan manajemen yang lemah. Perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor, seperti perbedaan tingkat jabatan dan divisi, perbedaan gaya kepemimpinan, dan adanya beberapa indikator yang bersifat perseptif.
Selanjutnya, dalam persepsi pegawai mengenai upaya pengurangan risiko fraud di PT XYZ, tidak terdapat perbedaan persepsi pegawai, baik dari kelompok jenis kelamin, maupun kelompok usia. Kesamaan ini disebabkan oleh adanya faktor intervensi yang dilakukan di PT XYZ, di antaranya adalah penegakan nilai dan budaya organisasi yang dijalankan melalui proses internalisasi mengenai tujuan, nilai organisasi, budaya organisasi, serta regulasi ndash; bagi pegawai baru ndash; dan terus disosialisasikan secara berkala.

The purpose of this study is to analyze the implementation of anti fraud strategy, and to find out the level of fraud awareness of the employees in PT XYZ, one of self regulatory organization in Indonesia. Focus of this study are the implementation of fraud prevention, detection, and response in PT XYZ, and analyzing employees perception regarding reasons of fraud and implementation of anti fraud strategy in PT XYZ as parts of fraud awareness topic.
Based on the study, PT XYZ has been implementing the anti fraud strategy effectively as an effort to implement good corporate governance through prevention, detection, and responses to fraud, such as investigation and corrective actions. Variances in the perceptions regarding causes of fraud in PT XYZ are not found within gender groups. However, significant and insignificant variances based on age group are still found on several factors of fraud occurrence, such as the weak and neglected internal control system, the partially implemented procedures, inadequate recruitment system, inadequate knowledge of fraud within employees and management, and the management's weak supervision. The reasons behind those variances are the difference in managerial levels, divisions, and leadership style.
The perceptive statements are also found in certain reasons of fraud in PT XYZ that cause variance within employees perception. Variances in the perception regarding efforts to reduce fraud in PT XYZ within both genders and age groups. The similarity in employees perception is caused by certain intervention factors in PT XYZ, such as internalization of organizational goals, values, culture, and regulations for new employees. Organizational goals, values, culture, and regulations are also socialized periodically to current employees.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library