Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Lindadevi
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian aktifitas anti bakteri secara in vitro dari ekstrak bawang putih (Allium sativum Linn.) terhadap sebagai jenis kuman standard internasional dan kuman liar yang diasingkan dari penderita dengan dia cara yaitu dengan penentuan konsentrasi hambatan minimum (iiC) ekstrak bawang putih dan penentuan lebar zona hambatan cakram berisi ekstrak bawang putih 2436,0 ug. Penentuan aktiritas antibakteri ekstrak bawang putih yang didasarkan atas besarnya MIC/mi memberikan hasil sebagei beri kut : 1, Dan! 93 strain yang diperiksa, 24 strain dihambat pada konsentrcsi 5145 9 0 ug/mi, 31 strain dihambat pada konsentrasi 2572,50 ug/mi, 20 strain dihambat pada konsentrasi 1286,25 ug/mi dan 18 strain dihambat pade konsentrasi643,12 ug/mi menggunakan metode pengencaran peda agar. 2. Dan! 93 strain yang diperiksa, 20 strain dihambat peda konsentrasi 2572,50 ug/mI, 27 strain diham&at pade konsentrasi 1286 0 25 ug/mi, 31 strain dihambat pada konsentrasi 643,12 ug/ini dan 15 strain dihambat peda konsentrai 321,56 ug/mi, menggunakan metode pengenceran dengan kaldu. Pemeniksaan aktifitas antibakteri ekstrak hawang putih didasarken atas lebar zone henbatan dari cakrerisi ekstrak bawang putih 2436,0)ug/ml memberikan hasil sebagal berikut 1. Dari 3 strain stenri yang diperiksa, lebar zone hambaten rata-rta dari Steohylococcus aureus adalah 31,01 mm total den lebar zone hambatan raterate dari Escherichje coil den Pseudononas aeruinose berturut-turut adalah 1,39 mm total den 12 0 14 mm total. 2. sari 93 strain kuman yang diperiksa, lebar zora hambatan terkecil adalah 6 mm den terbesar 32 mm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harino; Eka Lindadevi
Abstrak :
ABSTRAK
Pemerintah sangat mendukung setiap usaha yang berorientasi ekspor. Salah satu usaha yang berorientasi ekspor dan menghasilkan devisa banyak adalah sektor non- migas, khususnya tekstil dan produk tekstil. Dalam tahun 1988/89 ekspor non-migas dan komoditi tekstil dan produk tekstil, menduduki tingkat kedua terbesar setelah kayu. Industri produk tekstil (garmen) Indonesia mulai aktif kira kira duapuluh tahun lalu. Untuk pemasarannyai Amerika serikat dan Masyarakat Ekonomi Eropa adalah negara tujuan ekspor terbesar. Ekspor Indonesia ke negara tersebut adalah berdasarkan kuota yang diatur dalam Multi Fiber Arrangement (MFA).

Gambaran profil industri garmen Indonesia saat ini mempnyyai beberapa ciri, yaitu :

* Proses industri garmen menciptakan nilai tambah kira? kira sebesar 50%.

* Lokasi usahanya terkonsentrasi di Jakarta dan Jawa Barat.

* Bentuk investasi yang dilakukan sebagian besar berupa Penanaman Modal Dalam Negri.

* Sebagian besar perlengkapan dalam industri berusia dibawah 15 tahun dan berupa mesin impor dari berbagai negara, terutama Jepang.

* pasaran terus berkembang baik di dalam negri maupun di luar negri.

* produksi berkembang terus dengan tingkat kenaikan rata-rata 15% per tahun.

Dalam usaha meningkatkan pasaran ekspor produksi garmen yang terus meningkat industri garmen Indonesia ternyata masih menghadapi berbagal kendala dan tantangan, yaitu Kendala * Garmen juga diproduksi oleh sesama negara berkembang lain dan NIC.

* Pasar ekspor mencerminkan derived?demand, yaitu permintaan produk tergantung dari permintaan yang diterima lewat perantara/agen.

* Penguasaan informasi pasar masih lemah.

* Ekonomi biaya tinggi masih belum sepenuhnya bisa dihilangkan karena banyaknya faktor hingga mengurangi dayasaing industri.

Tantangan

* persaingan semakin tajam, baik dengan negara maju maupun dengan sesama negara berkembang.

* Tindakan proteksi dan kuota beberapa negara makin mempersempit pasar.

* Kemajuan teknologi memungkinkan negara maju memproduksi garmen dengan lebih efisien sehingga menyaingi produk negara berkembang.

* Timbulnya blok-blok perdagangan, misalnya Amerika Serikat, Kanada Pasar Tunggal Eropa, Australia dan Selandia Baru juga mempersempit pasar.

* Kemungkinan hapusnya MFA dan dimasukkannya produk tekstil ke dalam GATT akan mempertajam persaingan.

PT Rana Sankara yang dipilih sebagai obyek pengkajian ini tidak mampu memperoleh tingkat pertumbuhan yang berarti. Dari hasil pengkajian dijumpaƬ adanya beberapa petunjuk yang merupakan penyebabnya, yaitu :

* Produksi dan pemasarannya berdasarkan job-order.

* Tingkat pergantian karyawannya tinggi.

* Adanya kapasitas?lebih secara musiman.

* Produktivitas karyawannya rendah.

Untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih baik dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada, Perusahaan perlu mengambil berbagai larigkah perbaikan, yaitu: a. memanfaatkan kapasitas-lebih mesin dengan cara :

* Mencari pesanan?pesanan baru dan agen. * Melayani pasaran?bebas di luar agen negara kuota dengan produk yang ditangani atau produk yang baru.

b. Meningkatkan produktivitas tenaga kerja melalui :

* Latihan yang efektif.

*Motivasi dengan pendekatan balas jasa lebih baik dan penciptaan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan.

c. Mengurangi tingkat pergantian pegawai dengan :

* Mernberi kesempatan untuk mengembangkan diri

* Membuat kesepakatan kerja bersama (KKB) dan mempermudah pembentukan Serikat Pekerja.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library