Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102 dokumen yang sesuai dengan query
cover
T. Faisal
Abstrak :
Beginning with the Airline Deregulation Act of 1978 in US, followed by the European Union in 1997, airlines have been constructing route networks of their own choosing rather than operating ones implicitly chosen for them by civil aviation authority. These changes have had profound effects on many aspects of airline operation, particularly fares, service, quality, and safety. But, most importantly, airlines have altered their route structures by developing hub-and-spoke networks, and this has affected all of these aspects. This structure is likely to flourish around the world as a consequence of airline liberalization and the growing trend toward privatization of this industry. In a hub-and-spoke network, centrally located service facilities serve as the hubs. Flows from a set of outlying nonhub nodes arrive at hubs and, after regrouping, all leave the hub facilities bound either to other hubs or to their ultimate destinations. Thus, the flows from the same origin with different destinations are consolidated on the route to a hub facility and the flows with different origins but the same destination on the route out of a hub facility. The centralization and broader scope of operations let the system take advantage of economies of scale. This paper proposes a framework to optimize the flight network using hub-and-spoke system. This problem consists of the determination of hub number, hub location and route assignment in order to minimize the overall transportation cost. The model is solved using genetic algorithm approach. Two networking strategies are considered: 1. Strict hubbing, in which a spoke is assigned to exactly one hub and all flows to/from spoke are channeled trough the same hub and 2. Nonstrict hubbing, in which a spoke can be assigned to more than one hub under certain condition. Different values of airport fixed costs are also implemented. Variations of these strategies are evaluated along with various parameters of air transport production using data on air passenger flows between top 30 Indonesian airports in 2000. The result shows that the adoption of hub-and-spoke network increase the overall system performance with increasing load factor, frequency, coverage area, revenue passenger kilometer, available seat kilometer and more efficient utilization of aircraft. Moreover, Nonstrict hubbing strategy offers smaller total system cost, more routes and more nonstop flights.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T10674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal
Abstrak :
Kehidupan masyarakat kumuh Kota Tangerang rentan terhadap berbagai permasalahan, mulai masalah sosial, ekonomi sampai Iingkungan. Masalah tersebut harus diselesaikan dengan berbagai potensi yang dimilikinya sendiri, seperti halnya kebutuhan masyarakat akan sanitasi yang dapat mendorong meningkatnya kualitas hidup masyarakat yang difasilitasi oleh kelompok masyarakat dengan MCK Plus++. MCK Plus++ adalah sarana sanitasi masyarakat untuk keperluan mandi, cuci dan kakus serta sarana untuk mendapatkan air bersih. Peranan MCK plus++ selain untuk kebutuhan sanitasi juga dapat menghasilkan biogas sebagai sumber energi untuk kebutuhan rumah tangga. Dinamakan MCK plus++ karena tidak seperti MCK biasanya yang hanya menggunakan septictank dan resapan. MCK plus++ dirancang dengan mengkombinasikan sarana MCK, Biodiegester dan sistem pengolahan air limbah dengan sistem DEWATS (Decentalized Waste Water Treatment System) yang ramah lingkungan, yaitu suatu teknologi pengolahan air limbah rumah tangga dengan sistem pengolahan hayati. MCK PIus++ telah di tempatkan pada 26 lokasi di beberapa kelurahan di Kota Tangerang. Masalah kampung kumuh di Kota Tangerang yang disebabkan oleh dampak perkembangan masyarakat tanpa diimbangi dengan fasilitas yang memadai, seperti; kurangnya sarana WC, WC tidak menggunakan septictank, kotoran manusia berserakan, kurangnya air bersih dan sampah yang menumpuk. Dengan latar belakang masalah tersebut penelitian ini mengajukan perumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana MCK plus++ dalam menghasilkan energi biogas. (2) Apakah MCK plus-H bermanfaat secara sosial dan ekonomi, (3) Bagaimanakah Managemen MCK plus++ yang dikelola oleh Lembaga Swadaya Masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui potensi MCK pluss ++ dalam menghasilkan energi biogas. (2) Menganalisa manfaat sosial ekonomi MCK plus++. (3) Mengetahui managemen pemanfaatan MCK plus++ yang dikelola oleh lembaga swadaya masyarakat. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) MCK plus++ punya potensi cukup besar dalam menghasilkan energi biogas. (2) MCK plus++ bermanfaat secara sosial dan ekonomi.(3) MCK pluss++ dapat didikelola oleh lembaga swadaya masyarakat. Penelitian ini dilakukan di Kota Tangerang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitalif dianalisis secara deskriptif analitik, sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk menghitung potensi biogas yang dapat didihasilkan yang dihitung dengan menggunakan metode valuasi ekonomi yang menghitung dua aspek yaitu: (1)-kerugian masyarakat dengan menggunakan metode eksternalitas; (2) total nilai dan kelayakan dengan metode benefit cost. Hasil Penelitian menunjukkan potensi MCK plus++ dapat menghasilkan energi biogas dengan kapasitas 4,8 m3/hari yang dapat dikonsumsi oleh 1-3 KK yang ekievalen dengan 10-15 jiwa. Dengan potensi energi biogas tersebut masyarakat pengguna dapat meminimalisasi pengeluaran sekitar Rp. 100.000 yang sebelumnya masyarakat harus mengeluarkan sekitar Rp.150.000/bulan untuk kebutuhan bahan bakar rumah tangga (minyak tanah dan atau Gas elpiji).Secara sosial ekonomi MCK plus++ bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, karena sebelum MCK plus ++ ada masyarakat kumuh pengglma MCI( plus harus mengeluarkan biaya kesehatan sebesar Rp.1.600.000/bulan dengan prevalensi penyakit diare dan typus 6,15% dan 0,92% dari 325 populasi. sedangkan setelah ada MCK plus++ prevalensi penyakit menurun secara berturut-turut menjadi 0,92% dan 0,30% dengan biaya kesehatan menurun 71, 875 %bulan dari biaya tidak langsung sebesar Rp. 1.600.000/bulan. Total nilai ekonomi MCK plus++ sebesar Rp. 412.223. MCK plus ++ dikelola oleh lembaga swadaya masyarakat dilakukan secara efektif dan profesionalisme manajemennya sehingga dapat memiliki manfaat secara sosial dan ekonomi. Kesimpulan dalam penelitian adalah (1) Energi biogas dapat dihasilkan dari MCK plus++ dengan kapasitas 4,8 m3/hari. Dengan potensi yang terbatas sebagai hasil samping dapat dimanfaatkan oleh 10 -15 jiwa dari 325 pengguna fasilitas MCK plus++.(2) MCK plus++ mempunyai manfaat sosial ekonomi dapat menurunkan Prevalensi penyakit dari penyakit diare dan Typus dengan persentase 6,15% dan 0,92% sebelum MCK plus++ sedangkan setelah MCK plus++ ada Prevalensi penyakit menurun berturut-turut 0,92 % dan 0,30 %.sehingga dapat menurunkan biaya kesehatan masyarakat sckitar 71, 875 persen dari biaya tidak langsung sebesar Rp. 1.600.000/ bulan (3) MCI( plus-0+ berbasis pengelolaan lembaga swadaya masyarakat dimanfaatkan secara efektif dan dikelola secara profesional dalam -meningkatkan pelayanan serta keswadayaan masyarakat Saran dalam penelitian ini adalah: (1) Pemerintah Kota Tangerang sebaiknya memanfaakan MCK plu++ sebagai sarana untuk memperbaiki sanitasi dan potensi energi biogas sebagai hasil samping yang walaupun terbatas di pemukiman kumuh dapat diatur lewat peraturan daerah. (2) LSM pengelola MCK plus ++ sebaiknya dapat memaksimalkan pemanfaatan MCK plus++ sebagai sarana memperbaiki pola hidup masyarakat dan pemanfaatan energi biogas secara berkelanjutan serta meningkatkan partisipasi masyarakat. (3) Masyarakat sebaiknya dapat belajar pengelolaan MCK plus-H agar transformasi manajemen dari manajemen berbasis lembaga swadaya masyarakat ke managemen berbasis masyarakat secara penuh.
People living in slum areas of the city of Tangerang are prone to many problems: social, economic and environmental. These have to be dealt with using their own potentials, e.g. public needs for hygiene sanitary facilities to improve their life can be met by providing MCK Plus++ (public bath, wash place, toilet and clean water source) managed by commtmity groups. MCK Plus++ is not just a sanitary facility; it serves also as a small-scale biogas plant producing energy for local households. Such facility is named MCK Plus++ because iris different from an ordinary MCK that functions only as a septic tank and artificial recharge. This special type of MCK is designed to combine sanitary facilities, biodigester and environment-friendly DEWATS (decentralized waste water treatment system) - a technology for biologically treating household wastes. In Tangerang, these facilities have been constructed in a total of 26 locations in several subdistricts in Tangerang. The problem of slums faced by the adrninistration of Tanger-ang is a result of the region?s population growth coupled with the absence of adequate public sanitary facilities and clean water supplies Only a small number of toilets are available - most of them without septic tanks. Minimum facilities lead to subsequent problems including littering human feces and piling up garbage. A number of questions need to be responded to: (1) How can MCK Plus++ produce biogas mergy; (2) Will MCK Plus++ give community members social and economic benefits; and (3) How is an MCK Plugs++ managed by a non-government orgnization. This research aims all (1) finding out the potentials of MCK Plus++ in producing biogas energy; (2) analyzing social and economic benefits of MCK PIus++; and (3) studying how the facilities are managed by non-government organizations/community groups. The research presents the following hypotheses: (1) MCK Plus++ has considerable potential to produce biogas energy; (2) MCK Plus++ is socially and economically beneficial; (3) MCK Plus++ can be managed by non-government organizations. The research took place in the city of Tangerang using both the qualitative and quantitative methods Qualitative data were descriptive-analytically studied while a quantitative approach was used in calculating the biogas potentials. Economic valuation: (1) losses suffered by community menbers using the ext ality method; (2) total value and feasibility using the cost-beneit method. Research results reveal that an MCK Plus++ is capable of producing 4.8 cubic meters of biogas daily for consumption by 1-3 households or 10-15 persons. Even with such a small amount of biogs, people can still their expenses by Rp 100.000 (previously they had to spend Rp 150,000 permonth on household fuel (kerosene or LPG). Socio-economically, MCK Plus++ can benefit the people by improving their life. Prior to the MCK Plus++ project., health cane costs them Rp 1 .600.000 a month. The project managed to cut the costs by 71, 875 % down to only Rp 412.223, These tacilities are effectively and professionally managed by non-government organizations to give social and economic benefits. Conclusions drawn from this research include: (1) While MCK Plus++ is capable of producing biogas; however, the energy cannot be enjoyed by all the facility users. Its by-product, i.e. biogas, has only small potential as a household fuel to substitute kerosene and LPG. In Tangerang, an MCK Plus++ is shared by 325 people; yet the produced biogas (4.8 cu.m. per day) can only supply 10 to 15 people; (2) MCK Plus++ has socio-economic benefits as it reduces the number of people suffering hygiene-related diseases. MCK Plus++ in Tangerang is economically feasible as it cuts health cate costs by 71,875 % down from Rp 1,600,000 per month; (3) MCK Plus++ effectively and professionally managed by non government organizations serve the purposes of improving, public services and promoting community self-help. The research recommends that (1) The administration of Tangerang issue a bylaw on employing MCK Plus++ as a means to improve people's hygiene and to produce biogas despite its limited volume for use by people in slum areas; (2) NGOs managing MCK Plus++ maximize the use of the facility for improving the local people?s standard of living, producing biogas energy for sustained use by the locals, and promoting community participation; (3) Community members learn how to manage MCK Plus++ so in time they can take over the management of the facilities which are currently operated by NGOs.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal
Abstrak :
Penggunaan material teknik tidak hanya mencakup bahan-bahan konvensional, tetapi sudah sampai kepada pemanfaatan material yang lebih maju (advanced materials), dimana teknologi pembuatanya relatif berbeda dengan material yang sudah ada sekarang. Salah satu jenis material yang termasuk ke dalam kelompok material maju adalah material komposit. Dengan adanya material komposit yang digunakan bagi industri, khususnya indusiri automotive akan memberikan sumbangan yang sangat penting dalam menunjang perkembangan industri tersebut untuk menghasilkan suatu produk yang berkualitas serta dapat bersaing di pasaran. Kemajuan penggunaan material komposit ini telah memberikan suatu harapan dan kesempatan bagi para peneliti untuk mengembangkan dan mencari bahan alternatif yang dapat menggantikan material yang telah ada dengan memperhatikan aspek-aspek lingkungan. Salah satu cara untuk memakai bahan alternatif yang ramah lingkungan adalah memanfaatkan Dry Shaving (leather waste) dart basil penyamakan kulit (tanning process) sebagai pengisi (filler) yang digunakan untuk bahan komposit. Penelitian ini merupakan salah satu usaha dalam rangka pengembangan material komposit, yaitu dengan meneliti pengarulr penambahan Thy Shaving (leather waste) sebagai filler untuk bahan komposit guna mengurangi biaya produksi serta meningkatkan sifat mekanik dan performance terhadap produk yang akan dibuat (fan housing truck, accu closing, bumper, etc) . Untuk mengetahui pengaruh limbah padat ini terhadap mechanial properties komposit, maka dilakukan pembuatan sampel uji komposit dengan variasi bend limbah kulit dengan komposisinya adalah 100% MI, GSM dengan liurbah kulit (18p-am, 36 gram, 54 gram, 72 grain) dan 10000% limbah kulit. Dart pengujian yang dilakukan. diperolelr tensile strength untuk CSM 450 dengan kadar filler 18 gram meningkat sebesar 4,88 % (43 N/nun2) dimana CSM murni sebagai pembanding, sedangkan CSM 300 yang hanya sebesar 2,17 ''%. Untuk nilai strain menunjukkan perhedaan yang cukup signifkan, yaitu meningkat sebesar 50 % (0, 0021 mm/mm) dibandingkan CSM 300 yang mampu sebesar 8,33 %. Adapun Modulus elastisitus dari material komposit dengan filler Thy Shaving ini memperlihatkan fenomena yang bertolak belakang dengan sifat-sifat mekanik di alas, ditnana untuk CSM 300 memiliki tingkat modulus elastisitas sebesar 97,29 %sedangkan CSM 450 inemiliki tingkat modulus elastisitas sebesar 68,96 %. Namun berhubung produk automotive yang akan dibuat memerlukan nilai ketangguhan yang cukup besar, maka material komposit harus memperhatikan mechanical properties sehingga koinposisi yang tepat untuk produk tersebut adalah serat gelas GSM 450 dengan kadar filler sebesar 18 grain.
Today, the use of advance materials for engineering applications becomes common and wider. An example of this kind of material is called composite materials, which needs different manufacturing process to produce compared to the conventional one. The use of composite materials in many industrial applications, such as automotive industry, supports better development and competitive value of the product and gives important contribution to its quality. In addition, the progress in utilization of composite materials gives a good hope and opportunity to develop and find more alternative materials which not only can replace the conventional ones but also are environmentally friendly. One alternative material, which can be used as a component for composite materials, is tanned leather waste in the form of ay Shaving. This research is focused on investigating the influence of leather waste as filler on the mechanical properties and performance of composite materials in some automotive applications, such as radiator fan housing and battery cover. The experimental studies have been performed by producing some composite panels from different total weight composition of the leather waste : 100% CSM, CSM with leather waste as filler (18 grams, 36 grams, 54 grams, 72 grams) and 100% leather waste. From the experiments, it was found that, compared to the pure CSM, the tensile strength for CSM 450 with 18 grams leather waste and CSM 300 with the same weight is increased 4.88% (43 Nlmm1) and 2.17% respectively while the strain is increased 50 % and 8.33 % respectively. In addition, the modulus elasticity of both composite materials (CSM 450 with 18 grams and 300 with 18 grams) is increased 68.96 % and 97.29 %. Since the tensile strength is key factor for the investigated automotive parts (radiator fan housing and battery cover), the composite material with CSM 450 with 18 grams of leather waste as filler is selected.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T15002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang Jabatan notaris selaku pelaksana fungsi publik dalam hukum perdata sebagai pembuat minuta akta. Minuta akta dikategorikan sebagai arsip Negara. Notaris diwajibkan untuk merahasiakannya, akan tetapi ketika terjadi sengketa ada kemungkinan untuk dilakukan penyitaan akta dan pemanggilan notaris oleh penyidik. Untuk itu selaku notaris harus dapat mencermati bagaimana pengambilan minuta akta dan pemanggilan notaris oleh penyidik dan upaya yang dapat dilakukan oleh notaris. Penelitian dilakukan dengan metode yuridis normatif dengan menggunakan bahan sekunder sebagai acuan utama dengan bantuan tambahan wawancara dan bahan-bahan penunjang lainya sehingga mengahasilkan analisa dengan cara deduktif analisis yang menyimpulkan bahwa dalam melakukan penyitaan minuta akta notaris, penyidik harus dapat memperhatikan undang-undang jabatan notaris sebagai payung hukum notaris dan penyidik hendaknya juga menjadikan akta sebagai bukti bukan keterangan notaris, tapi apabila kedudukan notaris sebagai tersangka maka notaris dapat dimintakan keteranganya oleh penyidik maupun dipengadilan. Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh notaris apabila merasa keberatan dengan tindakan penyidik yaitunya dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara atas putusan persetujuan Majelis Pengawas Daerah, dan upaya menggunakan hak ingkar yang melekat pada Jabatan Notaris. ...... This thesis discusses about Title notary who carry out public functions in the civil law as a maker deed minute. Deed minute categorized as State archives. Notaries are required to keep it a secret, but when the dispute is likely to do foreclosure deed and notary by calling an investigator. For it as a notary must be able to observe how the decision deed minute and calls notarial by the investigator and the efforts to be made by a notary. The study was conducted with the normative method using secondary materials as the main reference with the help of additional interviews and other supporting materials that result in the analysis of the deductive method of analysis which concludes that in conducting foreclosure deed minute, the investigator should be able to pay attention to the law office of notary as notaries and legal protection investigator should also make the deed as evidence not notarized statement, but if the position the notary notarized as a suspect may be requested the investigator and his testimony in court. As for efforts to be made by a notary public if objected to investigators that his actions by filing a lawsuit to the Administrative Court against the decision of the Regional Supervisory Council approval, and efforts to use the dissenter rights attached to the Notary.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
T35412
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal
Abstrak :
[ABSTRAK
Langkah awal membangun keselamatan pasien adalah melakukan penilaian terhadap budaya keselamatan pasien yang mana sebagai panduan dalam menerapkan keselamatan pasien.Penelitian ini di lakuakan di RSIA Kurnia Cilegon dengan sampel tenaga medis 79 responden yang terdiri dari dokter umum, dokter gigi,dokter spesialis, bidan dan perawat dengan metode kuantitatif potong lintang dengan menggunakan instrument AHRQ mengukur persepsi budaya keselamatan pasien dilanjutkan metode kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan faktor-faktor pendukung serta mengetahui langkah-langkah upaya peningkatan budaya keselamatan pasien di RSIA Kurnia .Hasil penelitian ini didapatkan gambaran budaya keselamatan pasien sedang di RSIA Kurnia tahun 2015 dengan saran Tim KPRS melakukan sosialisasi tentang keselamatan pasien, memberikan reward dan selalu mensosialisasikan respon non-punitive terhadap kesalahan, melakukan Inhouse Training keselamatan pasien, menyusun jadwal pertemuan rutin bulanan, dan melakukan investigasi disetiap ruangan dengan melakukan ronde keselamatan pasien secara rutin guna meningkatkan pelaporan insiden keselamatan pasien dan meningkatkan budaya keselamatan di RSIA Kurnia.
ABSTRACT
The initial step to build patient safety is assessing patient safety culture in which as a guide in implementing patient safety. The research was done in RSIA Kurnia Cilegon with a sample of medical personnel 79 respondents consisting of general practitioners, dentists, specialists, midwives and nurses with quantitative methods cross-sectional by using instrument AHRQ measure perceptions of patient safety culture continued qualitative method aims to find out factors inhibiting and supporting factors and knowing the steps efforts to improve patient safety culture in RSIA Kurnia results of this study, it was shown in patient safety culture is being RSIA Kurnia 2015 with Tim advice KPRS socialize patient safety, reward and always socialize a non-punitive response to faults, do Inhouse Training patient safety, scheduling regular monthly meetings, and conduct an investigation in each room to do patient safety rounds regularly to improve the reporting of patient safety incidents and improve safety culture at RSIA Kurnia.;The initial step to build patient safety is assessing patient safety culture in which as a guide in implementing patient safety. The research was done in RSIA Kurnia Cilegon with a sample of medical personnel 79 respondents consisting of general practitioners, dentists, specialists, midwives and nurses with quantitative methods cross-sectional by using instrument AHRQ measure perceptions of patient safety culture continued qualitative method aims to find out factors inhibiting and supporting factors and knowing the steps efforts to improve patient safety culture in RSIA Kurnia results of this study, it was shown in patient safety culture is being RSIA Kurnia 2015 with Tim advice KPRS socialize patient safety, reward and always socialize a non-punitive response to faults, do Inhouse Training patient safety, scheduling regular monthly meetings, and conduct an investigation in each room to do patient safety rounds regularly to improve the reporting of patient safety incidents and improve safety culture at RSIA Kurnia.;The initial step to build patient safety is assessing patient safety culture in which as a guide in implementing patient safety. The research was done in RSIA Kurnia Cilegon with a sample of medical personnel 79 respondents consisting of general practitioners, dentists, specialists, midwives and nurses with quantitative methods cross-sectional by using instrument AHRQ measure perceptions of patient safety culture continued qualitative method aims to find out factors inhibiting and supporting factors and knowing the steps efforts to improve patient safety culture in RSIA Kurnia results of this study, it was shown in patient safety culture is being RSIA Kurnia 2015 with Tim advice KPRS socialize patient safety, reward and always socialize a non-punitive response to faults, do Inhouse Training patient safety, scheduling regular monthly meetings, and conduct an investigation in each room to do patient safety rounds regularly to improve the reporting of patient safety incidents and improve safety culture at RSIA Kurnia.;The initial step to build patient safety is assessing patient safety culture in which as a guide in implementing patient safety. The research was done in RSIA Kurnia Cilegon with a sample of medical personnel 79 respondents consisting of general practitioners, dentists, specialists, midwives and nurses with quantitative methods cross-sectional by using instrument AHRQ measure perceptions of patient safety culture continued qualitative method aims to find out factors inhibiting and supporting factors and knowing the steps efforts to improve patient safety culture in RSIA Kurnia results of this study, it was shown in patient safety culture is being RSIA Kurnia 2015 with Tim advice KPRS socialize patient safety, reward and always socialize a non-punitive response to faults, do Inhouse Training patient safety, scheduling regular monthly meetings, and conduct an investigation in each room to do patient safety rounds regularly to improve the reporting of patient safety incidents and improve safety culture at RSIA Kurnia., The initial step to build patient safety is assessing patient safety culture in which as a guide in implementing patient safety. The research was done in RSIA Kurnia Cilegon with a sample of medical personnel 79 respondents consisting of general practitioners, dentists, specialists, midwives and nurses with quantitative methods cross-sectional by using instrument AHRQ measure perceptions of patient safety culture continued qualitative method aims to find out factors inhibiting and supporting factors and knowing the steps efforts to improve patient safety culture in RSIA Kurnia results of this study, it was shown in patient safety culture is being RSIA Kurnia 2015 with Tim advice KPRS socialize patient safety, reward and always socialize a non-punitive response to faults, do Inhouse Training patient safety, scheduling regular monthly meetings, and conduct an investigation in each room to do patient safety rounds regularly to improve the reporting of patient safety incidents and improve safety culture at RSIA Kurnia.]
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal
Abstrak :
Pemeliharaan peralatan pada pelayanan jasa laboratorium merupakan bagian dari manajemen mutu untuk menjaga peralatan dalam kondisi baik, aman, handal, konsisten serta akurat. Untuk menjamin kualitas dan mengurangi kerugian kegagalan peralatan mesin, diperlukan pendekatan metode pemeliharaan. Total Productive Maintenance TPM sebagai konsep pemeliharaan yang menjaga dan meningkatkan kualitas produk dengan memperbaiki kondisi kerja mesin, dan mengurangi kegagalan. Pengukuran TPM dilakukan dengan menggunakan metode Overall Equipment Efektiveness OEE untuk meningkatkan kinerja organisasi yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu availability, performance rate dan quality rate. Hasil pengukuran OEE kemudian dianalisis dengan bantuan diagram pareto dan fishbone. Hasil penelitian menunjukkan nilai OEE rata-rata masih rendah dari standar world class, dimana nilai availability 84 , performance rate 67 , quality rate 99 dan nilai OEE 56. ......Equipment maintenance on laboratory services is part of quality management to keep equipment in good condition, safe, reliable, consistent and accurate. To ensure quality and reduce the loss of machine equipment failure, a maintenance method approach is required. Total Productive Maintenance TPM as a maintenance concept that maintains and improves product quality by improving machine working conditions, and reducing failure. TPM measurement is done using Overall Equipment Effectiveness OEE method to improve organizational performance, which consists of three main components namely availability, performance rate and quality rate. The results of OEE measurements were then analyzed with the help of pareto and fishbone diagrams. The results show that the average OEE score is still lower than the world class standard, where the availability is 84, the performance rate is 67 , the quality level is 99 and the OEE value is 56.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal
Abstrak :
ABSTRAK
Industri busana muslim saat ini tengah berkembang di Indonesia. Besarnya pasar dari busana muslim, serta munculnya komunitas-komunitas hijab menjadikan industri busana muslim sebagai industri yang prospektif. Hal ini mendorong Ibu Leony untuk masuk ke dalam industri ini dan membentuk suatu badan usaha dengan nama CV Azka Syahrani. Mengelola bisnis ini tidaklah mudah, terbukti Ibu Leony telah mengalami beberapa kegagalan. Saat ini, Ibu Leony sedang fokus untuk membenahi CV Azka Syahrani dan mengembangkan usahanya. Sehingga permasalahan yang dihadapi harus segera diselesaikan, salah satunya adalah masalah keuangan. Kendala utama yang dihadapi dalam bidang keuangan CV Azka Syahrani adalah tidak adanya catatan keuangan dan alokasi pendanaan untuk membiayai kegiatan produksi. Oleh karena itu, kegiatan business coaching ini akan difokuskan untuk memberikan pelatihan dan pembuatan format laporan keuangan serta mencari alternatif pendanaan bagi CV Azka Syahrani melalui skema pre-order.Industri busana muslim saat ini tengah berkembang di Indonesia. Besarnya pasar dari busana muslim, serta munculnya komunitas-komunitas hijab menjadikan industri busana muslim sebagai industri yang prospektif. Hal ini mendorong Ibu Leony untuk masuk ke dalam industri ini dan membentuk suatu badan usaha dengan nama CV Azka Syahrani. Mengelola bisnis ini tidaklah mudah, terbukti Ibu Leony telah mengalami beberapa kegagalan. Saat ini, Ibu Leony sedang fokus untuk membenahi CV Azka Syahrani dan mengembangkan usahanya. Sehingga permasalahan yang dihadapi harus segera diselesaikan, salah satunya adalah masalah keuangan. Kendala utama yang dihadapi dalam bidang keuangan CV Azka Syahrani adalah tidak adanya catatan keuangan dan alokasi pendanaan untuk membiayai kegiatan produksi. Oleh karena itu, kegiatan business coaching ini akan difokuskan untuk memberikan pelatihan dan pembuatan format laporan keuangan serta mencari alternatif pendanaan bagi CV Azka Syahrani melalui skema pre-order.
ABSTRACT
Muslim fashion industry is currently developing in Indonesia. The large market of Muslim clothing and the emergence of hijab communities make the Muslim clothing industry as a prospective industry. This encourages Mrs. Leony to enter into this industry and establish a business entity under the name CV Azka Syahrani. Managing this business is not easy, it is proven that Mrs. Leony has suffered several failures. Currently, Mrs. Leony is focused to fix CV Azka Syahrani and expand its business. So, the problems faced must be resolved, financial problem is one of the problems that must be resolved. The main obstacle faced in the financial field of CV Azka Syahrani is the absence of financial records and the allocation of cash to funding the production activities. Therefore, this business coaching will be focused to provide training and form the format of financial statements and find funding alternatives for CV Azka Syahrani from pre order selling scheme.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50505
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal
Abstrak :
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menguji dan menganalisis efektivitas penerapan thin capitalization rules dalam mengurangi tindakan penghindaran pajak di Indonesia khususnya pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh penerapan thin capitalization rules dibedakan menjadi dua jenis yaitu pengaruh terhadap struktur modal perusahaan (direct impact) dan pengaruh terhadap corporate tax avoidance (indirect impact). Pengujian dilakukan menggunakan metode regresi dengan pendekatan difference-in-differences (DiD) untuk membuktikan adanya causal inference antara variabel independen dan dependen yang diteliti. Lebih jauh, penelitian ini juga membahas efek moderasi krisis finansial akibat pandemi covid-19 dan menyertakan analisis singkat terkait perilaku perusahaan dengan status BUMN. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling, di mana sampel merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2011 sampai dengan 2021. Secara ringkas hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan thin capitalization rules berpengaruh terhadap perubahan struktur modal perusahaan, namun tidak mempengaruhi tingkat penghindaran pajak perusahaan publik (listed company). Hasil penelitian juga menemukan bahwa dampak krisis ekonomi akibat pandemi covid-19 mampu memoderasi pengaruh thin capitalization rules terhadap praktik penghindaran pajak dan struktur modal perusahaan. ......This study generally aims to test and analyze the effectiveness of thin capitalization rules in reducing tax avoidance measures in Indonesia, especially for listed companies. The effect of thin capitalization rules is divided into two types: the influence on the company's capital structure (direct impact) and corporate tax avoidance (indirect impact). The test was carried out using a regression method with a difference-in-difference (DiD) approach in proving causal inference between the studied independent and dependent variables. Furthermore, this study discusses the moderating effect of the financial crisis due to the Covid-19 pandemic and includes a brief analysis of State-Owned Enterprises’ behaviour. The selection of samples uses purposive sampling techniques, where the samples are companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2011 to 2020. In summary, the results showed that the application of thin capitalization rules affects changes in the company's capital structure but does not affect the listed companies' tax avoidance level. The study's results also found that the impact of the economic crisis due to the Covid-19 pandemic was able to moderate the influence of thin capitalization rules on tax avoidance practices and company capital structures.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal
Abstrak :
Meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Banda Aceh yang mencapai 242 kasus pada tahun 2006 dan 851 kasus pada tahun 2007 dengan angka kematian mencapai 4 kasus yang sering terabaikan dan pencegahan serta penatalaksaan yang tidak dilakukan secara komprehensif, sehingga berdampak terhadap tidak efektifnya sistem pengamatan jentik (surveillance). Hal ini terbentur oleh karena cara pendekatan pengamatannya lebih menitikberatkan pada penemuan kasus baru DBD dan belum memanfaatkan kondisi lingkungan secara maksimal. Sistem informasi DBD belum menghasilkan informasi yang dapat mendukung program pencegahan dan pemberantasan DBD di wilayah kerja Dinkes Kota Banda Aceh. Hal ini disebabkan belum adanya analisis lebih lanjut daerah KLB DBD. Pengolahan dan analisis data yang tersedia masih menggunakan grafik dan tabel, belum menggunakan penyajian data yang menggambarkan status kerawanan daerah berdasarkan geografis, sehingga kebutuhan informasi secara cepat, akurat, dan efisien belum dapat dilaksanakan secara komprehensif. Rancangan penelitian ini menggunakan metodologi pengembangan sistem dengan metode model incremental yaitu menggabungkan elemen-elemen dalam model berurutan linear dengan filosofi iteratif dari metode prototipe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ouput yang merupakan rekapitulasi data dari puskesmas tidak dapat memberikan gambaran yang detail tentang kegiatan surveilans epidemilogi penyakit karena hanya menggambarkan waktu dan orang, belum menggambarkan tempat. Wilayah administrasi terkecil kota Banda Aceh adalah Kecamatan, namun pada output yang ada saat ini tidak bisa mengetahui gambaran penyebaran DBD menurut wilayah administasi terkecil tersebut. Selain mengetahui jumlah kasus, informasi yang diharapkan juga berupa grafik perkembangan DBD, pola penyebaran DBD, dan frekuensi DBD seperti angka insiden, angka prevalen, dan case fatality rate. Dengan Prototipe ini diharapkan data sebaran DBD itu menggunakan kecamatan sebagai wilayah administrasi terkecil, sehingga informasi yang ada dapat menjadi early warning system untuk kejadian DBD. Informasi ini dapat menjadi dasar yang kuat dalam penetapan anggaran dari APBD daerah untuk bidang kesehatan. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan, bahwa 1) Sistem informasi DBD di Kota Banda Aceh yang ada saat ini belum menghasilkan suatu informasi yang dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan program. Hal itu disebabkan adanya masalah pada level input, proses dan output sistem itu sendiri. 2) Prototype sistem informasi DBD berbasis SIG yang dikembangkan menghasilkan informasi berupa angka insiden, angka prevalen, case fatality rate dan peta sebaran DBD menurut wilayah administratif terkecil yaitu kecamatan. Informasi ini dapat digunakan oleh manajemen kesehatan sebagai decision support system dalam perencanaan program, karena telah memberikan kemungkinan pada stake holder Dinas Kesehatan untuk melihat dampak yang mungkin timbul dari program pencegahan yang telah dilaksanakan.
The number of Dengue Hemorrhage Fever (DHF) case in Banda Aceh increased by 242 on 2006 and 851 on 2007 with the mortality cases up to 4. These figures were often being unawared. The prevention as well as the implementation were incomprehensively done which impacted to the ineffectiveness of surveillance system. Of the reasons, it impeded by the surveillance approach that only emphasized on the new cases of DBD and not considered to make benefit of environment. The recently usage of DBD infomation system has not yet provided the sufficient information to support the prevention and the elimination of DBD cases in the working area of Public Health Service in Banda Aceh. It was due to the unavailibility of further analysis at the area where the occurance cases happened. The process and analysis of existing data had the final result in forms of graphics and tables, or in other words, not in forms of specific and geographic descriptions in the crisis areas. Thus, the information which should be quick, accurate and efficient was not incomprehensively applied.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T41281
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal
Abstrak :
Permasalahan pertama dalam skripsi ini adalah mengenai bagaimana deskripsi pola sintaktis dan bentuk leksikal ujaran pujian yang dinyatakan di dalam bahasa Inggris oleh mahasiswa sastra Inggris Universitas Indonesia. Permasalahan kedua adalah mengenai bagaimana pemilihan tipe tanggapan atas pujian menurut kategori yang dibuat oleh Holmes (1986) dan apakah pemilihan tersebut turut dipengaruhi oleh budaya Indonesia, serta bagaimana Pula realisasi ujaran tanggapan atas pujian ditinjau dari sudut pandang kesantunan berbahasa. Dasar teoretis yang dijadikan landasan dalam menganalisis data adalah teori tindak tutu, teori kesantunan berbahasa, teori bahasa dan kebudayaan, serta penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian. Data yang dapat dijaring berjumlah 134 ujaran pujian dan 101 ujaran tanggapan atas pujian. Data tersebut diperoleh dengan meminta responden untuk mengisikan kuesioner yang berisi situasi-situasi yang dirancang sedapat mungkin mendekati kenyataan yang sangat mungkin responder temui dalam kehidupan sehari-hari. Hasil analisis data ujaran pujian menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam menyatakan ujaran pujiannya bergantung kepada seperangkat pola sintaktis yang terbatas jumlahnya dan bentuk leksikal (yang mencakup kata kerja dan kata sifat) yang mengandung makna atau nilai positif Dapat dikatakan bahwa pujian adalah tindak ujaran yang terformula. Hal ini akan memudahkan penutur dan berbagai latar belakang yang berbeda untuk membina dan memelihara hubungan sosial dengan lawan bicara. Untuk ujaran tanggapan atas pujian, hasilnya menunjukkan bahwa 73,3% responden menerima pujian, 22,7% menghindar/menyimpang, dan 4,0% menolaknya. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa subjek penelitian tidak dipengaruhi oleh budaya Indonesia yang cenderung menolak pujian. Jika dikaitkan dengan kesantunan berbahasa, temyata dari hasil di atas masih ditemukan beberapa responden yang melanggar norma kesantunan yang berlaku di dalam masyarakat tutur yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Tanggapan yang dianggap paling sopan adalah menerima pujian yang diujarkan oleh lawan bicara dan menghindari memuji diri sendiri. Namun, sebagian responden menerima pujian dengan memuji diri sendiri. Oleh sebab itu sebaiknya mereka mempelajari lagi norma kesantunan berbahasa agar hubungan sosial di antara penyerta komunikasi dapat tetap terbina dan terpelihara.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>