Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farah Salma Salahuddin
"Formularium obat merupakan daftar pengobatan dan produk terkait yang dilakukan secara berkala berdasarkan kedokteran berbasis bukti terkini dan pertimbangan para ahli, yang disusun untuk mendukung keamanan, keefektifan, dan keterjangkauan pengobatan. Formularium Obat Inhealth (FOI) yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini merupakan formularium obat yang digunakan terhadap pengguna jasa Mandiri Inhealth dan Formularium Rumah Sakit Universitas Indonesia merupakan formularium dalam pengobatan dasar di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI). Dalam rangka peningkatan rumah sakit dan pelayanan terhadap pasien, perbaikan dan penelitian terhadap formularium rumah sakit perlu dilakukan sehingga baik pasien asuransi maupun tidak, dapat terpenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh persentase dari daftar obat Formularium Obat Inhealth (FOI) yang sudah tercakup dalam Formularium Rumah Sakit Universitas Indonesia, baik secara keseluruhan maupun berdasarkan empat (4) variabel yaitu zat aktif, nama dagang, kekuatan dosis, dan bentuk sediaan. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa 41% obat pada FOI sudah tercakup pada Formularium RSUI dan pada masing-masing variabel jumlah obat yang sudah tercakup masih terbilang belum sepenuhnya cukup.

A drug formulary is a list of medications and related products that is carried out regularly based on the latest evidence-based medicine, considerations of experts in terms of diagnosis and treatment of disease and health maintenance, which is compiled to support the safety, effectiveness, and affordability of medication. The Inhealth Drug Formulary (FOI) used as a reference in this study is the drug formulary used for Mandiri Inhealth Insurance users, and the Universitas Indonesia Hospital Formulary is a formulary in basic medications for patients at Universitas Indonesia Hospital. In order to improve quality of hospital and services to patients, improvements on hospital formularies need to be carried out, so that for both patients with and without insurance can meet the quality of their needs and satisfaction. This study aims to obtain the percentage of the Inhealth Drug Formulary list that has been included in the Universitas Indonesia Hospital Formulary, whether as a whole and based on variables such as active ingredients, brand names, doses, and dosage forms. The results of data processing showed that 41% of medicines in the FOI have been found in the RSUI Formulary and in each variable the number of drugs that had been listed was not fully enough.
"
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-PDF
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Salma Salahuddin
"Segala pekerjaan dan pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh Apoteker. Suatu cara dalam meraih gelar Apoteker adalah dengan mengemban suatu pendidikan di program studi profesi Apoteker dan untuk mencapainya diperlukan suatu tahapan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di suatu instansi kefarmasian. Apoteker memiliki peran penting yang sangat dibutuhkan di berbagai fasilitas kefarmasian, salah satunya di suatu apotek. Praktik Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan sebagai wadah pembelajaran yang bisa menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman dan pelatihan dalam menghadapi dunia pekerjaan kefarmasian. Laporan tugas khusus merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan praktik kerja ini. Pratik Kerja Profesi Apoteker pada laporan ini dilaksanakan di Apotek Roxy Sawangan Depok pada periode Februari 2022. Penulisan laporan tugas khusus dilakukan dengan memilih secara manual resep gastritis yang disertai obat psikotropika yang ditebus oleh para pasien di Apotek Roxy Sawangan.

All pharmaceutical services are performed by pharmacists. One method to achieve the title of Pharmacist requires an education in the Pharmacist professional study program, where it includes internship program in some health facilities in the credit study. Pharmacists have an important role needed in various health facilities, one of which is a pharmacy. The purpose of the internship is not only gain and increase insight, knowledge, and experience, but also to prepare future pharmacists in facing the world of pharmaceutical work. Special assignment reports are an important aspect in implementing this internship. The Pharmacist Professional Work Practice in this report was completed at the Roxy Sawangan Pharmacy Depok in the February 2022 period. The report was carried out by manually selecting gastritis prescriptions accompanied by psychotropic drugs that were purchased by patients at the Roxy Sawangan Pharmacy.
"
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-PDF
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Salma Salahuddin
"Sindrom putus obat opioid terjadi setelah penghentian konsumsi opioid secara-tiba-tiba, dengan gejala seperti hidung berair, nyeri otot, ansietas, kondisi kedinginan atau kepanasan, dilatasi pupil, menguap, gangguan gastrointestinal, dan peningkatan detak jantung. Penyalahgunaan opioid masih menjadi masalah utama di dunia, sehingga penanganan terhadap sindrom putus obat pada penyalahguna opioid yang tepat sangat diperlukan, terutama penanganan farmakologi. Penulisan review atau ulasan ini bertujuan untuk menelusuri, mengetahui, dan mengkaji manajemen pengobatan terkini yang dilakukan pada pasien yang menyalahgunakan opioid. Pemilihan dan penelusuran pada penulisan ini dilakukan pada PubMed, Sciencedirect, dan SpringerLink, dengan menggunakan kata kunci “opioid withdrawal syndrome treatment” dengan kombinasi “heroin”, “fentanyl”, “morphine”, kemudian artikel yang diterbitkan tidak kurang dari tahun 2015 dan diseleksi berdasarkan batasan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelusuran literatur, ditemukan sebanyak 21 publikasi, yang umumnya merupakan penyalahguna heroin, dengan penanganan farmakologi yang dilakukan yaitu terapi utama, terapi off label, terapi tambahan, tunggal maupun kombinasi. Penatalaksanaan terapi ini dapat dilakukan secara residensial maupun tidak. Terapi utama yang dilakukan dalam menangani sindrom putus obat opioid pada penyalahguna opioid berdasarkan literatur adalah naltrekson, buprenorfin, metadon, lofeksidin, dronabinol, oksitosin, tramadol, pexacerfont, pioglitazon. Beberapa terapi simtomatik yang bisa diberikan diantaranya antiemetik, antidiare, antiansietas, antiinflamasi nonsteroid, dan sebagainya. Setiap obat yang diteliti memiliki efek yang beragam dan hampir semua obat berpengaruh besar dalam menangani sindrom putus obat opioid. Pemilihan jenis terapi farmakologi dan keinginan setiap individu untuk menerima pengobatan sindrom putus obat opioid menjadi faktor penting dalam keberhasilan terapi, yang terlihat dari penilaian putus obat opioid berdasarkan kriteria objektif, subjektif, maupun klinis

Opioid withdrawal syndrome, symptoms appeared after abrupt discontinuation of opioid, is characterized by rhinorrhea, muscle pain, yawning, anxiety, gooseflash, mydriasis, gastrointestinal upset, and increased pulse rate. Opioid abuse remain the major problem in most country. To manage withdrawal syndrome, proper management especially pharmacological treatment is needed with the intention of improving the quality of life, reducing craving and preventing another misuse. The purpose of this article review was to identify, evaluate and analyze the recent pharmacological management of withdrawal syndrome in opioid abusers published in article. This review was done with literature search from 2015, performed through PubMed, ScienceDirect, and SpringerLink using the following terms “Opioid Withdrawal Syndrome Treatment”, and additional “heroin”, “fentanyl”, “morphine”, subsequently chosen based on the specific limitation. Results were found with 21 publications, with opioid misuse mostly from heroin. Variety of pharmacological treatment available for opioid withdrawal syndrome includes main therapy, off-label, adjunct medication, with or without combinations, which can be applied for inpatient or outpatient. Literature search about opioid withdrawal syndrome management resulted in the use of naltrexone, buprenorphine, methadone, lofexidine, dronabinol, oxytocin, tramadol, pexacerfont, and pioglitazone. Some symptomatic therapies are indicated for emetic, diarrhea, anxiety, inflammation, and other purposes. Almost all medications used here improved the opioid withdrawal syndrome. Group of drugs used for treatment and willingness of getting therapy in every individual become factors for the withdrawal completion rate, which is usually seen with opioid withdrawal assessment, either in subjective, objective, or clinical"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library