Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fildza Sasri Peddyandhari
Abstrak :
Bayi (usia 0-12 bulan) merupakan kelompok yang rentan gizi (paling mudah menderita kelainan gizi), karena pada masa bayi terjadi proses pertumbuhan yang relatif pesat disertai kebutuhan gizi yang relatif besar. Diketahuinya status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Status gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran status gizi bayi usia 1,5-8 bulan di Jakarta Timur dan hubungannya dengan jenis kelamin bayi, tingkat pendidikan ibu, ibu yang bekerja, penghasilan keluarga, usia ibu saat melahirkan, diare dan Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), dan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Penelitian menggunakan studi cross-sectional dan dilakukan pada 87 responden yang memiliki bayi usia 1,5 hingga 8 bulan di Jakarta Timur. Data didapatkan berupa status gizi bayi, jenis kelamin bayi, usia ibu saat melahirkan, tingkat pendidikan ibu, penghasilan keluarga, morbiditas diare dan ISPA, dan bayi yang diberikan ASI, yang akan diteliti hubungannya dengan status gizi bayi yang diuji dengan uji Chi-Square (p<0,05). Dari hasil penelitian didapatkan proporsi status gizi wasted sebesar 1,1%. Dengan proporsi jenis kelamin bayi laki-laki 49,4%, dan perempuan 50,6%, pemberian ASI sebesar 27,6%, usia ibu saat melahirkan kurang dari 20 tahun dan lebih dari sama dengan 35 tahun sebesar 14,9%, ibu yang bekerja 10,3%, diare dan ISPA bayi dalam kurun waktu 14 hari terakhir masing-masing 9.2% dan 60,9%, tingkat pendidikan ibu rendah dan sedang 97,9%, tingkat penghasilan keluarga sedang 43,7%, semuanya tidak memiliki hubungan yang bermakna.
Infant (age 0-12 months) is a vulnerable group of nutrition (most easily suffer aberration nutrition), as the baby growth process that occurs relatively rapidly, along with nutritional needs, which is relatively large. Knowing someone nutrition status shows how much the individual physiological needs have been met. Nutritional status is influenced by various factors. This study aims to know the nutritional status of infants aged 1,5-8 months in East Jakarta and the relationship with the infant?s gender, history of breast feeding, maternal education level, working mother, family?s income, maternal age at giving birth, diarrhea, and upper respiratory tract infection (URTI). Research used cross-sectional study conducted on 87 and respondents who have an infants aged 1.5 to 8 months in East Jakarta. Data obtained form the nutrition status of the baby, the infant's gender, maternal age at giving birth, maternal education level, working mother, family?s income, diarrhea and URTI, and the breast feeding will be related to the nutritional status of infants tested with the Chi-Square test (p <0,05). Research results obtained from the proportion of wasted nutritional status of 1.1%. With the proportion of boy 49.4%, and girl 50.6%, 27.6% infants who is given breastfeeding, maternal age at giving birth less than 20 years and more than 35 years 14.9%, working mother 10.3%, diarrhea, URTI over the last 14 days each 9.2% and 60.9%, low and moderate maternal education level and are 97.9%, moderate family income levels are 43.7%, all does not have a meaningful association.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S09048fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fildza Sasri Peddyandhari
Abstrak :
Latar Belakang: Identifikasi risiko mortalitas pascabedah diketahui hanya pada 66 pembedahan dan 34 sisanya tidak teridentifikasi. Modalitas P-POSSUM dianggap lebih superior dibandingkan dengan modalitas ASA dalam memprediksi morbiditas dan mortalitas karena memperhitungkan beban pembedahan. Metode: Uji kesahihan ini dilakukan di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Dilakukan penelusuran data fisiologis dan operatif dari enam puluh delapan pasien bedah risiko tinggi elektif kemudian dilakukan perhitungan prediksi risiko dengan koefisien perhitungan skor P-POSSUM dalam situs internet http://www.riskprediction.org.uk dan dibandingkan dengan luaran mortalitas aktual. Kesahihan dinilai dengan penilaian kemampuan kalibrasi dan diskriminasi. Dilakukan analisis untuk mengetahui hubungan parameter-parameter P-POSSUM dengan mortalitas. Hipotesis penelitian ini adalah P-POSSUM sahih dalam memprediksi mortalitas 30 hari pasien bedah risiko tinggi dengan kemampuan prediksi lebih dari 80 . Hasil: Kemampuan diskriminasi didapatkan dengan menghitung luas AUC yaitu sebesar 89.2 IK 95 0,756 ndash;1,000; p=0,000 . Kemampuan kalibrasi dinilai baik dari analisis Hosmer-Lemeshow p=0,23 . Pada analisis bivariat hanya hemoglobin p=0,003 , tekanan darah sistolik p=0,031 dan leukosit p=0,007 yang berhubungan dengan mortalitas. Pada analisis regresi logistik didapatkan hanya tekanan darah sistolik p=0,043 dan leukosit p=0,010 yang berhubungan dengan mortalitas. Simpulan: P-POSSUM sahih dalam memprediksi mortalitas 30 hari pasien bedah risiko tinggi dengan kemampuan prediksi lebih dari 80 . Berdasarkan analisis bivariat didapatkan hemoglobin, tekanan darah sistolik dan leukosit yang berhubungan dengan mortalitas. Setelah analisis regresi logistik didapatkan hanya tekanan darah sistolik dan leukosit yang berhubungan dengan mortalitas. Kata Kunci: kesahihan, P-POSSUM, mortalitas, risiko tinggi
BACKGROUND Postsurgery mortality risk identified only in 66 surgery and 34 remain unknown. P POSSUM considered more superior than ASA stratification in predicting morbidity and mortality since it calculates surgical risk. METHODS This research was performed in RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Physiological and surgical parameter of sixty eight high risk patients were taken from medical record and then risk prediction was calculated by calculation coefficient of P POSSUM scoring from http www.riskprediction.org.uk. The comparison between predicted and actual mortality was performed. Validation is assessed by calibration and discrimination ability. The researchers also analyzed the correlation between P POSSUM parameters and mortality. We hypothesized that P POSSUM valid in predicting 30 days mortality high risk surgical patients with predicting ability more than 80. RESULTS Pada analisis regresi logistik didapatkan hanya tekanan darah sistolik p 0,043 dan leukosit p 0,010 yang berhubungan dengan mortalitas. Discrimination ability was assessed by calculating AUC area which is 89.2 CI 95 0,756 ndash 1,000 p 0,000 . Calibration ability is good based on Hosmer Lemeshow analysis p 0,23 . From bivariat analysis only hemoglobin p 0,003 , sistolic blood pressure p 0,031 and leukocyte p 0,007 have relationship with mortality. From multivariate logistic regression anylisis only sistolic blood pressure p 0,043 and leukocyte p 0,010 have relationship with mortality. CONCLUSION P POSSUM is valid in predicting 30 days mortality high risk surgical patients with predicting ability more than 80 . From bivariat analysis only hemoglobin, sistolic blood pressure and leukocyte have relationship with mortality. From multivariate logistic regression anylisis only sistolic blood pressure and leukocyte have relationship with mortality. Keywords validation, P POSSUM, mortality, high risk
Depok: Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library