Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gianie
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh upah minimum terhadap penyerapan tenaga kerja berpendidikan rendah di sektor industri dan perdagangan. Banyak literatur yang menyatakan upah minimum mempunyai pengaruh negatif terhadap tenaga kerja, namun ada juga literatur yang menyatakan sebaliknya. Estimasi persamaan dalam bentuk reduced form yang menghubungkan penyerapan tenaga kerja dengan upah minimum dilakukan dengan menggunakan data panel di 27 provinsi dalam rentang waktu 2003-2007.
Variabel dependen dalam persamaan tersebut adalah jumlah tenaga kerja berpendidikan rendah yang bekerja di sektor industri dan perdagangan. Variabel independen adalah upah minimum, pertumbuhan ekonomi, penanaman modal, penyerapan tenaga kerja berpendidikan tinggi, dan populasi angkatan kerja. Sampel dibatasi pada kelompok pekerja yang menerima upah di perkotaan yang berpendidikan rendah di sektor industri dan perdagangan. Kelompok tenaga kerja ini dipilih karena merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap kenaikan upah minimum.
Hasil studi ini menunjukkan adanya perbedaan pengaruh upah minimum di kedua sektor. Pada sektor industri, upah minimum berpengaruh secara negatif dan secara statistik signifikan. Dari perhitungan elastisitas, setiap kenaikan satu persen upah minimum menyebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor industri berkurang sebesar 0,3955 persen. Bisa diartikan, setiap kenaikan upah minimum sebesar Rp 100.000 akan menyebabkan penyerapan tenaga kerja berpendidikan rendah di sektor industri berkurang sekitar 12.000 orang. Sedangkan di sektor perdagangan, upah minimum berpengaruh secara positif dan secara statistik juga signifikan. Dari perhitungan elastisitas, setiap kenaikan satu persen upah minimum menyebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor perdagangan bertambah sebesar 0,5283 persen. Bisa diartikan, setiap kenaikan upah minimum sebesar Rp 100.000 akan menyebabkan penyerapan tenaga kerja berpendidikan rendah di sektor perdagangan bertambah sekitar 8.600 orang.

The focus of this study is to explain the different effects of minimum wages on employment with low skill in industry and trade sector. Many literatures say that minimum wages have negative effects on employment, and many others say have nonnegative effects. Estimation in reduced form that correlate employment with minimum wages is used with data panel on 27 region between 2003-2007.
Dependent variable in this study is employment with low skill who?s work in industry and trade sector. Independent variables are minimum wage, economic wage, investment, employment with high skill, and population of labor force. Sample specified on group of urban wage worker with low skill in industry and trade sector. This group is chosen because it is one of groups which vulnerable on increasing of minimum wage.
The results show that there are differencies effects of minimum wage in two sector. In industry sector, the increasing of minimum wage has negative effect and significant statistically. The elasticity shows that when minimum wage increase 1 percent, it will decrease employment with low skill 0,3955 percent. Or, when minimum wage increase Rp 100.000, it will decrease employment with low skill about 12,000 person. In trade sector, the increasing of minimum wage has positive effect and significant statistically also. The elasticity shows that when minimum wage increase 1 percent, it will increase employment with low skill 0,5283 percent. Or, when minimum wage increase Rp 100.000, it will increase employment with low skill about 8,600 person."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 26283
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gianie
"Kegiatan penilaian karya di suatu organisasi/perusahaan dapat menjadi suatu dilema. Pada satu sisi, penilaian karya adalah suatu sarana dengan mana organisasi dapat membedakan orang-orang terbaiknya dari yang rata-rata, dan sarana untuk mengarahkan perilaku karyawan ke arah yang dikehendaki. Sedangkan pada sisi yang Iain, penilaian karya dapat mengakibatkan munculnya situasi penolakan dan kemasabodohan karyawan, yang dapat berakhir dengan proses demotivasi karyawan (Triono, 1992). Anderson (1993) menyatakan bahwa sistem penilaian karya memegang peranan penting dalam organisasi untuk meningkatkan sikap positif karyawan dan merupakan kebijakan yang membantu efektivitas keija karyawan. Selain itu, menurut Torrington & Hall (1991) penilaian karya yang dil^ukan secara benar akan dapat meningkatkan motivasi dan performa keija karyawan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran sikap karyawan terhadap penilaian karya, gambaran motivasi karyawan setelah penilaian karya dilakukan, hubungan antara kedua variabel tersebut, dan aspek apakah dari penilaian karya yang paling berperan secara sigiufikan terhadap motivasi berprestasi.
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Responden penelitian ini adalah karyawan sebuah perusahaan swasta di Jakarta sebanyak 207 orang yang berpendidikan minimal SMQ/Sederajat, dan telah bekeija minimal selama 1 tahun. Metode pengambilan data menggunakan kuesioner dengan skala 1-6.
Penelitian ini menggunakan 2 kuesioner, yaitu kuesioner sikap karyawan terhadappenilaian karya yang dibuat berdasarkan teori-teori dari beberapa tokoh dan kuesioner motivasi berprestasi yang dibuat berdasarkan teori David C. McClelland. Aspek penilaian karya yang ingin dilihat pengaruhnya terhadap motivasi berprestasi adalah aspek kriteria penilaian, aspek penilai, dan aspek diskusi hasil penilaian.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa gambaran sikap karyawan terhadap penilaian karya adalah positif. Artinya karyawan setuju atau menerima sistem penilaian karya yang diterapkan di perusahaan tempat karyawan bekeija. Juga diperoleh gambaran sikap karyawan yang positif (setuju atau menerima) terhadap aspek-aspek yang terdapat dalam penilaian karya, yaitu aspek kriteria penilaian, aspek penilai dan aspek diskusi hasil penilaian. Sedangkan gambaran motivasi berprestasi karyawan setelah penilaian karya dilakukan adalah tergolong tinggi. Selanjutnya hubungan yang terdapat antara sikap karyawan terhadap penilaian karya dan motivasi berprestasi adalah signifikan. Artinya semakin positif sikap karyawan terhadap penilaian karya, semakin tinggi pula motivasi berprestasi karyawan. Sedangkan aspek dari penilaian kaiya yang paling berperan secara signifikan terhadap motivasi berprestasi adalah aspek penilai. Artinya aspek penilai dalam penilaian kaiya memberikan sumbangan yang signifikan terhadap motivasi berprestasi laryawan.
Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan dengan menambah jumlah responden dari berbagai jenis perusahaan, melakukan perbaikan-perbaikan pada alat ukur, metode pengumpulan data juga perlu dilakukan melalui wawancara imtuk memperoleh data kualitatif yang cukup mendalam dan memmjang basil penelitian yang lebih baik. Selain itu juga perlu dilihat pengaruh/peran dari faktor-faktor lain terhadap motivasi berprestasi."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
S2906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library