Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Djap Hadi Susanto
Abstrak :
Insidens kejang demam pada anak-anak cukup tinggi yaitu antara 2,2%-9,8% dan sekitar 3% anak-anak sebelum umur 5 tahun akan mengalami paling sedikit satu kali serangan kejang demam. Penyebab pasti terjadinya kejang demam pada anak sampai saat ini belum diketahui. Kejang demam pada anak dapat menimbulkan komplikasi antara lain paralisis, penurunan kecerdasan maupun kerusakan sel-sel neuron otak yang permanen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya masalah kejang demam dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kejang demam pada anak umur 1-72 bulan di RS Husada periode Januari Desember 1999. Melalui studi potong lintang (cross sectional) didapatkan sebanyak 418 orang pasien yang berumur 1 bulan s/d 72 bulan yang mempunyai gejala demam (suhu rektal ≥38°C). Hasil studi memperlihatkan faktor jenis kelamin dengan OR= 1, 7946 (95% CI; 1,0011-3,2170) dan riwayat kejang dalam keluarga dengan OR=3,6509 (95% CI; 1,9438-6,8575) berhubungan secara bermakna. Faktor-faktor yang tidak bermakna adalah umur, berat badan lahir, umur kehamilan (prematuritas) dan cara persalinan. Dengan pertimbangan epidemiologis faktor umur kehamilan dimasukkan pada model akhir karena faktor ini sangat penting dalam memprediksi terjadinya kejang demam pada anak-anak. Disarankan kepada para orang tua pasien yang anaknya mempunyai faktor risiko yaitu jenis kelamin laki-laki, lahir prematur serta mempunyai riwayat kejang dalam keluarga agar melakukan konsultasi dengan dokter untuk mencegah terjadinya kejang demam di kemudian hari. Kepada para peneliti agar dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang tingginya angka kejadian kejang demam dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian kejang demam dengan disain lain dan jumlah sampel yang lebih besar. Kepada pemerintah disarankan agar jenis kelamin anak, prematuritas dan riwayat kejang keluarga dapat dijadikan sebagai indikator dalam program screening terhadap penyakit kejang demam.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hadi Susanto
Abstrak :
Latar Belakang: Penyakit ginjal diabetik (PGD) merupakan komplikasi mikrovaskular yang paling sering terjadi pada diabetes melitus. Podositopati merupakan kunci utama dari kerusakan glomerular pada PGD. miRNA-21 merupakan regulator epigenetik yang mempunyai peran dalam kerusakan podosit pada PGD, namun hasil dari penelitian yang sudah ada sebelumnya masih menyisakan kontroversi tentang peran miRNA-21 pada patogenesis PGD. Tujuan: Mengetahui korelasi antara kadar miRNA-21 dengan kadar nefrin urin, podosin urin, dan rasio albumin kreatinin urin pada pasien PGD. Metode: Studi potong lintang terhadap 42  pasien PGD di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta selama periode April sampai Juli 2023. Uji korelasi dilakukan untuk menilai hubungan miRNA-21 dengan nefrin, podosin, dan rasio albumin kreatinin urin. Regresi linier dilakukan untuk menilai variabel perancu terhadap hubungan tersebut. Hasil: Didapatkan hasil rerata ekspresi relatif miRNA-21 0,069 (0,024) , median nefrin 35,5 (15,75 – 51,25)ng/ml, median podosin 0,501 (0,442– 0,545) ng/mL, dan rasio albumin kreatinin urin 150 (94,56 – 335,75) ng/ml.Ditemukan korelasi antara miRNA-21 dengan nefrin (r = 0,598; p = <0,0001). Ditemukan korelasi antara miRNA-21 dengan rasio albumin kreatinin urin (r = 0,604; p = <0,0001). Tidak didapatkan korelasi antara miRNA-21 dengan podosin. Simpulan: Terdapat korelasi positif antara miRNA-21 dengan nefrin dan rasio albumin kreatinin urin namun tidak didapatkan korelasi yang bermakna antara miRNA-21 dengan podosin urin. ......Diabetic kidney disease (DKD) is the most common microvascular complication in diabetes mellitus. Podocytopathy is a key component of glomerular damage in DKD. miRNA-21 is an epigenetic regulator that plays a role in podocyte damage in DKD, however, the results of previous studies have not resolved the controversy about the role of miRNA-21 in the pathogenesis of DKD. Objective: The aim is to investigate the correlation between miRNA-21 levels and the urinary nephrin, urinary podosin, and urinary albumin-creatinine ratio (uACR) in patients with DKD.  Methods: A cross-sectional study of 42 patients with DKD was conducted at Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta from April to June 2023. A correlation test was performed to assess the association of miRNA-21 with the nephrin, podosin, and uACR. A linear regression test was performed to assess the confounding variables in these relationships. Results: The mean relative expression of miRNA-21 was 0.069 (0.024), the median nephrin was 35.5 (15.75 - 51.25) ng/ml, the median podocin was 0.516 (0.047 - 0.620) ng/ml, and the uACR was 150 (94.56 - 335.75) ng/ml. There was a correlation between miRNA-21 and nephrin (r = 0.598; p = <0.0001). There was a correlation between miRNA-21 and the uACR (r = 0.604; p = <0.0001). No correlation was found between miRNA-21 and podocin. Conclusions: There was a positive correlation between miRNA-21 and nephrin and urinary albumin-creatinine ratio, but no significant correlation between miRNA-21 and urinary podocin.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hadi Susanto
Abstrak :
Penelitian ini bersifat preskriptif, menggunakan metode penelitian yuridis normatif dan metode perbandingan hukum dengan data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan sebagai sumber datanya. Implementasi ketentuan Pasal 33 UUD 1945 telah mengakibatkan struktur monopoli pada sektor-sektor industri yang terkait dengan essential facility. Akan tetapi, quo vadis batasan implementasinya berpotensi terjadinya penyalahgunaan posisi monopoli berupa penutupan akses kepada pelaku usaha lain sehingga berdampak pada pasar hulu maupun pasar hilir. Dalam perspektif hukum persaingan, essential facility merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kelangsungan persaingan usaha sehingga tindakan penutupan akses atas essential facility memiliki dampak mematikan iklim persaingan. Oleh karena itu, diperlukan parameter, konsep pengaturan bahkan batasan pengecualian pemberlakuan hukum persaingan terhadap tindakan badan usaha yang memonopoli essential facility. ......The characteristic of this research is prescriptive; using the normative juridical and law comparison research method with the secondary data that obtained through the study of literature (library research) as a source of data. Implementation of the provisions of Article 33 of Constitution of Indonesia has resulted in the monopoly structure of the sectors related to essential facility. However, obscurity of limits the implementation of a form has the potential occurrence of abuse of monopoly position such as closing access to the other business actor. In the perspective of competition law, essential facility is a resource that is essential for sustainability of the competition so that the closure of access to essential facility has a impact of lessen in the competition. Therefore, the condition required parameters, concept and the exclusion limits of competition law implementation related monopoly of essential facility.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
T25938
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hadi Susanto
Abstrak :
Penelitian ini bersifat preskriptif, menggunakan metode penelitian yuridis normatif dan metode perbandingan hukum dengan data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan sebagai sumber datanya. Implementasi ketentuan pasal 33 UUD 1945 telah mengakibatkan struktur monopoli pada sektor-sektor industri yang terkait dengan essential facility. Akan tetapi, quo vadis batasan implementasinya berpotensi terjadinya penyalahgunaan posisi monopoli berupa penutupan akses kepada pelaku usaha lain sehingga berdampak pada pasar hulu maupun pasar hilir. Dalam perspektif hukum persaingan, essential facility merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kelangsungan persaingan usaha sehingga tindakan penutupan akses atas essential facility memiliki dampak mematikan iklim persaingan. Oleh karena itu, diperlukan parameter, konsep pengaturan bahkan batasan pengecualian pemberlakuan hukum persaingan terhdap tindakan badan usaha yang memonopoli essential facility.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T25938
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
[, ]: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1979
S16418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Susanto
Yogyakarta: Bentang, 2015
899.221 3 HAD t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Susanto
Abstrak :
Two kinds of stresses in the gear teeth are root bending stress and tooth contact stress. These two stresses results in the failure of gear teeth. The root bending stress results in fatigue failure and contact stress results in pitting failure at the contact surface. The stress analysis used to minimize gear failure in the design of helical gear. It is also optimize the design of helical gear on the transmission system of the truck motor vehicle, where the power transmission is required at heavy loads with smoother and noiseless operation. In this paper bending stress and contact stress estimated using analytical method while modeling of gears used the numerical solution. Method of beam strength based on modified Lewis calculation used to predict the bending strength of helical gears. Contact stress was estimated using related method of AGMA contact stress. Stress modeling of helical gears is done by ANSYS 14.5, which is a finite element analysis package. The results are then compared with both AGMA and ANSYS procedures. The values of bending strength and contact stress determined using AGMA method found to be compatible with ANSYS simulation.
Yogyakarta: Media Teknika, 2017
620 MT 12:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library