Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hana Nabilah
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian terhadap perilaku sosial dan reproduksi bekantan Nasalis larvatus Wurmb, 1781 di Taman Margasatwa Ragunan. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi interaksi sosial bekantan jantan dengan bekantan betina dalam kelompok, mengevaluasi interaksi sosial apa saja yang terjadi antarbekantan betina, serta mengevaluasi perilaku reproduksi pada bekantan jantan dan betina. Metode yang digunakan yaitu scan sampling dan ad libitum dengan interval waktu 5 lima menit tanpa jeda. Waktu pengamatan dalam satu hari yaitu selama 6 jam 30 menit dan dilaksanakan pada bulan Februari-April 2017. Subjek pengamatan yaitu satu kelompok bekantan yang terdiri dari satu jantan J dan dua betina B1 dan B2 . Interaksi sosial yang terjadi menunjukkan rendahnya perilaku agresi dan tingginya perilaku afiliatif. Perilaku reproduksi antara J dengan B2 ditemukan lebih tinggi dibanding antara J dengan B1. Berdasarkan uji t yang dilakukan pada ? =0,05, frekuensi perilaku reproduksi antara kedua pasangan berbeda secara signifikan dengan nilai P = 0,18. Frekuensi vokalisasi tertinggi dilakukan oleh J yang didominasi oleh vokalisasi bernada rendah, sedangkan vokalisasi yang dilakukan betina cenderung bernada tinggi. Perilaku branch shake dan threat yang ditujukan untuk objek selain bekantan lebih sering dilakukan oleh jantan daripada betina. Selama pengamatan subjek jarang terlihat memanfaatkan kolam dan ditemukan pula beberapa perilaku yang diduga stereotipe. ...... The research about social and reproductive behaviour of proboscis monkey Nasalis larvatus Wurmb, 1781 in Taman Margasatwa Ragunan has been done. The purposes of the research are to evaluate the social interactions between male and females in the group, to evaluate kind of interactions that happened between the females, and to evaluate the reproduction behaviours between male and females. The methods that are used are scan sampling and ad libitum with 5 five minutes interval without pause. The time of observation in one day is 6 hours and 30 minutes long and was done on February April 2017. The subject of the research is one group of proboscis monkey consists of one male J and two females B1 and B2. The social interactions that happened shows aggression behaviours are lower than affiliative behaviours. The reproduction behaviours between J and B2 are found higher than in J and B1. Based on the t test that has been done in 0,05, the frequencies of the reproduction behaviours in these two couples is significantly different with P value 0,18. The highest frequency of vocalization is done by J with low tone vocalization domination, while the vocalization by females tend to be in high tone. The branch shake and threat behaviours that are shown to other objects besides proboscis monkey are more frequently done by male rather than female. During observation, subjects are rarely seen to use the pond and some behaviours that expected as stereotype are found.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Nabilah
Abstrak :
ABSTRAK<>br> Penelitian ini membahas sejarah bencana alam Gunung Kelud beserta mitigasibencananya. Bencana gunung meletus menarik untuk dibahas mengingatIndonesia adalah negara yang memiliki tingkat kerawanan bencana yang tinggi.Dampak bencana yang tersebut juga mempunyai pengaruh besar terhadapkehidupan masyarakat sekitarnya, khususnya masyarakat sekitar Gunung Kelud.Skripsi ini membandingkan penanganan mitigasi bencana yang dilakukan olehpemerintah kolonial Belanda dan republik Indonesia terhadap letusan GunungKelud tahun 1901, 1919, 1951,1966, dan 1990. Hasil dari perbandingan tersebutmenunjukkan bahwa penanganan mitigasi bencana paling efektif dilakukan olehpemerintah kolonial dengan dibangunnya terowongan air di Gunung Kelud.Keefektifan mitigasi bencana tersebut tercermin pada letusan 1951 dan letusanletusan setelahnya. Penanganan mitigasi bencana dari masa kolonial ke masarepublik mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini terbukti denganbeberapa upaya mitigasi bencana yang dilakukan pascaletusan di wilayah Kediridan Blitar, seperti perbaikan dan pembangunan terowongan, bendungan, waduk,dan kantong lahar yang berefek menurunkan jumlah korban jiwa dan dampaklainnya pada kejadian yang diteliti. Metode penelitian yang digunakan adalahpenelitian pustaka, wawancara, dan penelitian lapangan.
ABSTRACT<>br> This research discussed the history of natural disaster of Kelud Mountain and itsmitigation. The volcano eruption disaster topic was interested to be discussedsince Indonesia is the country that has high level of disaster. The localcommunities also got affected by this, especially communities around KeludMountain. This research were compared the mitigation which handled by Colonialgovernment and Indonesian government on Kelud Mountain eruptions in theperiod of 1901, 1919, 1951,1966, and 1990. The results of this comparisonshowed that the most effective disaster mitigation management carried out by thecolonial government with the construction of a tunnel at Mount Kelud. Theeffectiveness of disaster mitigation is reflected in the eruption of 1951 andsubsequent eruptions. Handling disaster mitigation from the colonial period to theperiod of the republic has increased significantly. This proved by theconstructions of mitigation was built post disaster in Kediri and Blitar, asexample, tunnels, dams, reservoirs, and lava pockets, which reduced the numberof fatalities in this incident. The method in this thesis is literature research,interview and field research.
2016
S69966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library