Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Hari Widiyatmini
"Anak usia sekolah merupakan tahapan perkembangan psikososial yang berada pada tahap Industry vs Inferiority. Tahap perkembangan anak usia sekolah jika tidak tercapai akan menimbulkan perilaku yang menyimpang. Perilaku agresif adalah perilaku menyimpang yang dapat timbul jika perkembangan anak usia sekolah tidak tercapai secara optimal. Latihan asertif merupakan intervensi keperawatan yang dapat mencegah timbulnya perilaku agresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perkembangan dan kemampuan asertif pada anak sekolah setelah diberikan terapi kelompok terapeutik, psikoedukasi keluarga dan latihan asertif. Desain penelitian ini menggunakan metode quasy eksperiment yang melibatkan 40 anak usia sekolah. Hasil menunjukkan bahwa adanya peningkatan perkembangan dan kemampuan asertif anak usia sekolah secara bermakna setelah diberikan terapi kelompok terapeutik anak usia sekolah, psikoedukasi keluarga, dan latihan asertif lebih tinggi secara bermakna dibandingkan pada kelompok lain (pvalue < 0.05). Terapi kelompok terapeutik anak sekolah, psikoedukasi keluarga dan latihan asertif direkomendasikan pada anak usia sekolah untuk meningkatkan tugas dan aspek perkembangan anak usia sekolah untuk peningkatan kesehatan jiwa.
School age children are a stage of psychosocial development at an industrial versus inferiority stage..The progress stage of school age if not achieved will result in a distorted behavior. Aggressive behavior is aberrant behavior that can arise if school age development is not reached optimally. Aserative exercise is an intervention of nursing that can prevent aggressive behavior. This study aims to know the difference in development and the acertative skills of schoolchildren after being given therapy of the therapeutic group, psychoeducated family and aserative exercise. This research design uses a quasy experimental method involving 40 school-aged children. Results show that there has been an increase in asertive growth and ability for school age children in meaningful form after being given terapeutic group therapy of school age children, family psychoeducated and aserative exercise is higher in meaning than in group."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Hari Widiyatmini
"Infertilitas merupakan suatu kegagalan mencapai kehamilan setelah 12 bulan atau lebih dari hubungan seksual yang teratur tanpa alat kontrasepsi. Infertilitas pada perempuan dapat menyebabkan masalah psikologis, salah satunya kecemasan. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perempuan infertilitas menghadapi kecemasan. Metode: fenomenologi deskriptif dengan menggunakan purposive sampling untuk melakukan wawancara mendalam kepada partisipan yaitu perempuan infertilitas sesuai kriteria inklusi. Analisa data menggunakan pendekatan Colaizzi. Hasil: Sepuluh perempuan infertilitas terlibat dalam penelitian ini dengan lama usia pernikahan antara 1-15 tahun. Analisa data menunjukkan pengalaman bermakna dari perempuan infertilitas terkait : 1) Tekad mewujudkan impian untuk memiliki keturunan, 2) Dampak yang dirasakan akibat kecemasan, 3) Mekanisme koping adaptif yang digunakan untuk mengurangi kecemasan dan 4) Dukungan keluarga yang berkontribusi pada ketenangan hati. Hasil penelitian ini memperkaya pemahaman tentang pengalaman psikologis, khususnya kecemasan dikalangan perempuan saat menanti kehamilan anak pertama. Kesimpulan: Kecemasan menanti kehamilan bagi perempuan infertilitas merupakan pengalaman yang menuntut kekuatan tekad untuk tetap optimis, penggunaan koping yang adaptif dan dukungan keluarga yang signifikan. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar pelayanan kesehatan dan perempuan infertilitas lebih menyadari pentingnya kesehatan mental dalam meghadapi kondisi infertilitas. Adanya tindak lanjut mengenai layanan konsultasi dan pemberian informasi atau edukasi kepada perempuan infertilitas, diharapkan dapat mengoptimalkan kesehatan mental pada perempuan yang mengalami masalah infertilitas.
Infertility is the failure to achieve pregnancy after 12 months or more of regular sexual intercourse without contraception. Infertility in women can cause psychological problems, one of which is anxiety. Objective: This study aims to explore the experiences of infertility women facing anxiety. Method: descriptive phenomenology using purposive sampling to conduct in-depth interviews with participants according to inclusion criteria. Data analysis using the Colaizzi approach. Results: Ten infertility women were involved in the study with a marriage age between 1-15 years. Data analysis showed meaningful experiences of infertility women related to: 1) Determination to realize the dream of having children, 2) Impact felt due to anxiety, 3) Adaptive coping mechanisms used to reduce anxiety and 4) Family support that contributes to peace of mind. The results of this study enrich the understanding of psychological experiences, especially anxiety among women when waiting for the pregnancy of their first child. Conclusion: Pregnancy anxiety for infertility women is an experience that demands the strength of determination to remain optimistic, the use of adaptive coping and significant family support. The result of this research recommended that health services and female infertility is unaware of the importance of mental health in meghadapi condition of infertility.The follow up on consultation and the provision of information or education female infertility, expected to optimize mental health problems infertility in women."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library