Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hartinah
"ABSTRAK
Keterangan 'Al-Hal' adalah unsur tambahan dalam ka_limat luas yang menduduki fungsi keterangan. 'Hal Mufrad' adalah salah satu bentuk keterangan 'Al-Hal'. Penelitian terhadap 'Hal Mufrad' ini berdasarkan studi kepustakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan 'Hal Mufrad' dalam kalimat bahasa Arab. Dalam pembahasan masalah ini terdapat tiga macam analisis yaitu: 1) analisa morfologis; sebelum beranjak pada analisa sintaksis sebagai pembahasan utama terlebih dulu disinggung segi morfologis. Melalui analisa ini dideskripsikan bentuk 'Hal Mufrad' terutama yang berkaitan dengan kategori gramatikal jenis, jum_lah, dan kasus. 2) analisis posisional, adalah analisis sintaksis yang mendeskripsikan posisi 'Hal Mufrad' dalam kalimat bahasa Arab. 3) analisis transformasional adalah analisis sintaksis tentang proses terjadinya kalimat luas dengan ke_terangan 'Al-Hal' dan berbagai variasi kalimatnya.

"
1990
S13228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartinah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi antara pengguna dan petugas t erhadap kualitas j asa penelusuran informasi ilmiah di PDII - LIP I. Kualitas jasa diukur dan aspek sumberdaya manusia, hasil penelusuran, ketepatan waktu dan biaya. Penelitian ini juga melihat profit pengguna dan petugas, dan urutan pentingnya masing-masing aspek.
Hipotesis dalam penetitian ini adalah (1) ada perbedaan persepsi antara pengguna dan petugas pada aspek sumberdaya manusia; (2) ada perbedaan persepsi antara pengguna dan petugas pada aspek hasil penelusuran; (3) ada perbedaan persepsi antara pengguna dan petugas pada aspek ketepatan waktu dan (4) ada perbedaan persepsi antara pengguna dan petugas pada aspek biaya.
Responden pengguna berjumlah 144 orang sedangkan petugas berjumlah 7 orang. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner ?ServQual? yang dimodifikasi. Data diolah dan hipotesis dianatisis dengan menggunakan Uji-t dengan bantuan program SPSS.
Penelitian memberikan hasil sebagai berikut: (1) dilihat dari pengguna: jenis pengguna terbanyak adalah mahasiswa, permintaan informasi terbanyak adalah bidang ilmu kimia, penggunaan hasil penelusuran terbanyak digunakan untuk penelitian, alur pemesanan terbanyak menggunakan surat dan pengguna tersebar di seluruh wilayah Nusantara baik di Pulau jawa maupun luar Pulau Jawa; (2) dilihat dari petugas: petugas terdiri dari disiplin ilmu teknik kimia, pertanian, biologi, farmasi dan hukum, semua golongan III A keatas dengan masa kerja di bagian penelusuran antara 1-7 tahun; (3) tidak ada perbedaan yang bermakna antara persepsi pengguna dan persepsi petugas pada aspek sumberdaya manusia, hasil penelusuran dan ketepatan waktu kecuali pada aspek biaya yang harus dibayar untuk mendapatkan informasi ilmiah; (4) urutan persepsi pengguna terhadap kualitas jasa penelusuran yang diberikan PDII LIPI berturut-turut adalah terhadap hasil penelusuran, sumberdaya manusia, ketepatan waktu dan biaya yang harus dikeluarkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hartinah
"Penggunaan material berbasis zirkonium yang dipadukan dengan unsur molibdenum dan niobium dapat memenuhi persyaratan sebagai material biomaterial. Bahan baku yang digunakan berupa serbuk Zr,Mo dan Nb, diproses melalui metalurgi serbuk dengan berbagai macam komposisi Mo dan Nb menjadi suatu paduan terner yang berbentuk pellet dengan diameter 2 cm dan tebal 0.65 cm. Setelah proses kompaksi dilakukan proses sinter dengan variasi temperatur dan waktu tahan tertentu. Karakterisasi yang dilakukan berupa densitas, porositas, analisis melalui XRD, uji struktur mikro, pengamatan dengan SEM serta uji biokompatibilitas yaitu pengujian SBF(Simulated Body Fluid) menggunakan larutan hidroksiapatit. Dengan komposisi Mo maksimal 6% dan Nb maksimal 3%, akan semakin memenuhi persyaratan secara densitas, porositas serta kekerasan. Ada pun pengamatan dari struktur mikro, terbentuk fasa α Zr sebagai fasa dominan yang memiliki sifat biokompatibilitas yang baik. Selain itu, terdapat fasa intermetalik Mo2Zr dan αZr+ (Mo,Nb)2Zr, serta fasa ZrO2 dan βZr. Pada proses sinter yang dilakukan dengan variasi temperatur dan waktu tahan sinter menunjukkan bahwa pada temperatur 1200ᵒC dan waktu tahan 4 jam didapatkan hasil paling optimal terhadap hasil yang diinginkan. Semakin tinggi kadar Mo dan Nb cenderung untuk meningkatkan porositas, mengurangi densitas dan kekerasan. Akan tetapi, paduan Zr-xMo-yNb ini dapat memenuhi persyaratan sebagai biomaterial karena melalui pengujian SBF (Simulated Body Fluid) dengan larutan hidroksiapatit selama 4 minggu, setiap sampel membentuk lapisan hidroksiapatit yaitu terbentuknya gugus-gugus O-H, C-H maupun P-O yang merupakan gugus-gugus dari hidroksiapatit.

Ternary alloys Zr-Mo-Nb are being investigated for application as biomaterial. Zr-Mo-Nb powders were mixed in various composition, compacted and sintered in argon atmosphere and various temperature and holding time. Pellet samples sized 2 cm diameter and 0.65 cm thickness were characterized and investigated. Characterization consisted of density, porosity, XRD analysis, analysis of microstructure, SEM analysis and SBF(Simulated Body Fluid) test. Ternary alloy Zr-xMo-yNb showed optimum value of density, porosity, and hardness at maximum 6%Mo and 3% Nb. Result indicated desired phase of ternary alloy Zr-xMo-yNb was α Zr phase as major phase which has good biocompatibility. There were also another phases such as Mo2Zr, αZr+(Mo,Nb)2Zr as intermetallic phases, ZrO2 and βZr phases. At temperature 1200ᵒC and holding time for 4 hours will give most optimum result in terms of desired response. The more content of Mo (>6%) and Nb (>3%), indicated an increase for porosity, reduced density and hardness. However, ternary metal alloy Zr-xMo-yNb will fulfil the requirement as biomaterial, because during 4 weeks experiment of soaking each sample in hydroxyapatite solution, each was giving spectrum detection of O-H, C-H and P-O as components of hydroxyapatite that precipitated on the surface of each sample."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hartinah
"Abstrak
Gejaia creep mernpa/can peristiwa rnuiurnya .vuatu material yang dapat diakiziri dengan terjadiiiva para/ran akibat pemberian beban konstan pada tennneranir yang cu/mp tinggifengujian creep yang clilakukan memakan wakru _vang xanga/ lama dapat mencapai bertahun-ta/mn untuk pemberian beban yang kecil, karena itu untuk segera mengetalnii karakleristik creep dari suatu material diadakan pengigiian creep yang dnnercepat dengan inengambil beban yang nzendekati titik yield material yang diuji pada ternperatur tinggi (sekitar 0,-I 7},,).
Benda zgi yang dignnakan pada penelitian ini adalah baja tahan karat austenitik AIS! ripe 304. Alasan penggunaan material ini adalah melihat apfilcasinya yang nienclaminasi penggunaan baja tahan karat Iainnya terutama pada temperatur tinggi dengan beban lertentu.Kedua parameter tersebut sangat menentalran perilalcu creep dari xuatu material disampiirg karakteristik a'ari material iiu sendiri.
Untuk meningkatlcan ketahanan creep material _nada materiai dilakukan proses ani/ dengan nzeinpertirnbangkan pengaruh sensitisasi yang teqadi pada baja ta/Ian karat austenitilc ini. Benda :gi yang diganakan terdiri dari benda uji awai tanpa dianil, benda uji yang dianil 650"C dan 900°C dengan waktu talzan I jam. Yerhadap ketiga benda :gi dilakukan :yi creep sesuai dengan standarBS 3500 pada temperatur 677"C dengan beban sebesar 500 N setelah ilu diia/rulcan pengarnatan .vrrulctur mikro untuk mengamati sensitisasi.
Hasii dari pengujian ini yaitu baja AISI 304 yang diani! pada tenyoeratur 650"C memiiiki ketaiianan creep paling baik diantara lcetiga benda ini. Baja AISI 304 yang dianil pada temperatur 9000 C le/Jih tahan creep dibanding baja yang tidalr dianii. A/can tetapi karena pengaruh sen.s?itisa.si cukup besar yang terjadi .vela/na proses ani), malta baja ini ketahanan creep-nya lebih kecil dibanding bqia yang dianil pada /ernperatur 650° C. Sensitisasi pada baja AISI 304 menyebabkan bagian batas butir baja menjadi keras dibanding butimya yang meluna/c akibat proses anil. Mengerasnya batas butir dilsebabkan karena kram Icarbida yang mengendap bertindak sebagai penghalang gerak dislokasi sehingga dislokasi-
dislokasi lainnya menjadi menumpulc di batas butir dan alchirnya akan rnenyebabkan baja mudah patah ketika diberi beban tarik yang diawali dengan inisiasi retak intergranular pada batas burir. Pada benda uji yang dianii 6500C didapat ketahanan creep yang paling tinggi lcarena adanya presgpital karbida pada matriks yang beifungsi sebagai rintangan bagi gerak dislokasi dan sed!/fitnya _presipitat karbida pada batas butir menyebabkan benda :yi ini mengalami efongasi yang cu/cup panjang sebelum terjadingya iceretakan. Benda :ji ani! 650°C mengalami pertambahan panjang 2% dari elongasi material awa/ sedangiran benda Wi ani! 900°C mengalami penuranan 8%.

"
2000
S41535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bau Siti Hartinah
"Perjanjian merupakan hubungan hukum yang sering dilakukan pada kehidupan bermasyarakat. Salah satu syarat sah perjanjian adalah syarat subjektif, yaitu kata sepakat. Kata sepakat mungkin saja tidak tercapai pada suatu perjanjian. Tidak tercapainya kata sepakat karena adanya unsur paksaan dalam perjanjian antara para pihak. Pendapat para ahli hukum mengenai definisi paksaan dalam perjanjian dan pertimbangan hakim dalam menentukan ada atau tidaknya unsur paksaan dalam suatu perjanjian. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dan deskriptif analisis. Data terdiri dari primer dan sekunder. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa definisi paksaan menurut para ahli hukum ialah perbuatan menakuti seseorang yang menyebabkan orang tersebut takut bahwa dirinya akan menderita kerugian. Terdapat kesesuaian teori dan doktrin yang menjadi dasar hukum di beberapa pengadilan di Indonesia  dalam menentukan adanya unsur paksaan dalam suatu perjanjian. Diperlukan adanya diskusi lebih lanjut untuk mendefinisikan paksaan itu sendiri di antara para sarjana. Sebaiknya Mahkamah Agung memberikan pelatihan hukum kepada hakim-hakim terkait unsur paksaan dalam perjanjian.

Duress on Agreement is a legal relationship that is often carried out in community life. One of the legitimate conditions for an agreement is a subjective condition, namely an agreement. An agreement may not be reached on an agreement. Not reaching an agreement because of the element of coercion in the agreement between the parties. The opinions of legal experts regarding the definition of coercion in the agreement and consideration of the judge in determining whether or not there is an element of coercion in an agreement. This study uses a normative juridical method and descriptive analysis. Data consists of primary and secondary. The results showed that the definition of coercion according to legal experts was the act of frightening someone who caused the person to fear that he would suffer losses. There is a conformity of theory and doctrine which is the legal basis in several courts in Indonesia in determining the element of coercion in an agreement. Further discussion is needed to define coercion itself among scholars. It is recommended that the Supreme Court provide legal training to judges regarding the element of coercion in the agreement."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bau Siti Hartinah
"Perjanjian merupakan hubungan hukum yang sering dilakukan pada kehidupan bermasyarakat. Salah satu syarat sah perjanjian adalah syarat subjektif, yaitu kata sepakat. Kata sepakat mungkin saja tidak tercapai pada suatu perjanjian. Tidak tercapainya kata sepakat karena adanya unsur paksaan dalam perjanjian antara para pihak. Pendapat para ahli hukum mengenai definisi paksaan dalam perjanjian dan pertimbangan hakim dalam menentukan ada atau tidaknya unsur paksaan dalam suatu perjanjian. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dan deskriptif analisis. Data terdiri dari primer dan sekunder.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa definisi paksaan menurut para ahli hukum ialah perbuatan menakuti seseorang yang menyebabkan orang tersebut takut bahwa dirinya akan menderita kerugian. Terdapat kesesuaian teori dan doktrin yang menjadi dasar hukum di beberapa pengadilan di Indonesia  dalam menentukan adanya unsur paksaan dalam suatu perjanjian. Diperlukan adanya diskusi lebih lanjut untuk mendefinisikan paksaan itu sendiri di antara para sarjana. Sebaiknya Mahkamah Agung memberikan pelatihan hukum kepada hakim-hakim terkait unsur paksaan dalam perjanjian.
......Agreement is a legal relationship that is often carried out in community life. One of the legitimate conditions for an agreement is a subjective condition, namely an agreement. An agreement may not be reached on an agreement. Not reaching an agreement because of the element of coercion in the agreement between the parties. The opinions of legal experts regarding the definition of coercion in the agreement and consideration of the judge in determining whether or not there is an element of coercion in an agreement. This study uses a normative juridical method and descriptive analysis. Data consists of primary and secondary.
The results showed that the definition of coercion according to legal experts was the act of frightening someone who caused the person to fear that he would suffer losses. There is a conformity of theory and doctrine which is the legal basis in several courts in Indonesia in determining the element of coercion in an agreement. Further discussion is needed to define coercion itself among scholars. It is recommended that the Supreme Court provide legal training to judges regarding the element of coercion in the agreement. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library