Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hayat
Depok: Rajawali Pers, 2021
352.630 08 HAY m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abul Hayat
"Dewasa ini pembangunan kesehatan masih ditandai dengan tingginya angka kematian ibu (AKI} sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk menurunkan angka kematian ibu sampai ke batas yang paling rendah, pemerintah telah menempatkan bidan desa ke seluruh tanah air. Salah satu tugas bidan tersebut ialah meningkatkan peran serta masyarakat. Pada tahun 1988 kinerja alokasi waktu bidan di desa dalam peningkatan PSM 80% masih kurang, yaitu 6 - 7 jam setiap bulan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kinerja alokasi waktu bidan di desa dalam peningkatan PSM di Kabupaten Aceh Timur.Kinerja alokasi waktu yang dimaksudkan pada penelitian ini ialah jumlah jam kegiatan per bulan, dikatakan baik bila jumlah jam kegiatan > 30 jam per bulan, dikatakan sedang bila jumlah jam kegiatan 7,5 - 29,9 jam per bulan dan dikatakan kurang bila jumlah jam kegiatan < 7,5 jam per bulan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel penelitian adalah bidan di desa yang bertugas di Kabupaten Aceh Timur. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sistematik random sampling dengan jumlah responden 61 orang yang dilaksanakan pada bulan November 1999.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 37,7% kinerja alokasi waktu bidan di desa tergolong baik, 29,5% sedang dan 32,8% kurang. Faktor umur, lama bekerja dan tempat tinggal mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kinerja alokasi waktu bidan di desa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja alokasi waktu bidan di desa dalam peningkatan PSM dengan hasil kategori baik lebih tinggi dari hasil kinerja kategori sedang dan kurang.Penelitian ini menyarankan untuk penempatan bidan di desa pada masa yang akan datang perlu memperhatikan dan mempertimbangkan tingkat kedewasaan dan kematangan. Bagi bidan yang menetap di desa dengan kinerja baik, perlu diberikan fasilitas pemondokan yang layak huni. Bagi bidan yang telah lama bekerja disarankan dalam jangka pendek mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan kinerja dalam peningkatan PSM. Pada jangka menengah bagi bidan yang mempunyai kinerja baik diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan (AKBID). Pada jangka panjang bagi bidan yang mempunyai kinerja baik diusulkan untuk menjadi pegawai pemerintah.

The Factors Related Village Midwives Time Allocation Performance on Community Participation Development at District of East Aceh, on 1999The current achievement of health development programs is still marked with Mother Mortality Rates (MMR), which are 390 per 100 thousands live birth. Therefore to decrease the rate, government has made a policy on midwives placement at village in all over Indonesia. One of the midwives' responsibilities at village is developing community of participation. In 1998, the performance of the midwives achieved less than target was 80%, which were 6 to 7 hours each month. This study had objective to describe which the village midwives performance on community participation development in District of East Aceh. The indicator used of the performance is total hours spent in a month for community development activities. If the total hours of activity is greater or equal than 30 hours per month, the performance is excellent, if the total hours of the activity is equal to.7.5 to 29.9 hours per month, then it is good, otherwise those with less than 7.5 hours per month is considered unsatisfactory performance. This study used cross sectional design. The unit of analysis is village midwives who currently work in East Aceh District. Sampling method is systematic random sampling with sample of 61 midwives.
Some important results showed that only 37.7% of respondents have excellent performance, 29.5% are good, and 32.8% are considered unsatisfactory performance. Variable of age of midwives, length of placement, and placement area are variables significantly related to the performance. The study recommends that midwives placement at villages should consider the maturity of midwives themselves. Be should provided appropriate placement facilities such as house to stay. Furthermore, those midwives with length of works more than 3 years can be suggested to follow refreshing training on community development to enhance their motivation. This study who suggests in the mid and long term period that midwives who have excellent performances should be recommended to continue their education to Midwives Academy (AKBID). Furthermore, they can also be promoted as permanent civil servant.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Hayat
"Penelitian ini bertujuan untuk membuat bahan sensitif kelembaban berbahan dasar polivinil alkohol (PVA) dan dimodifikasi dengan karbon aktif (KA). Film dibuat dengan melarutkan 1,00 gram PVA dalam 7,00 mL aquabides. Modifikator KA ditambahkan dengan variasi 0,00 gram ? 1,50 gram. Untuk meningkatkan stabilitas PVA, digunakan ammonium peroksodisulfat (APS). Pelapisan film dilakukan dengan pencelupan (dip-coating) pada modul substrat berelektroda yang berbahan dasar tembaga dan dilapisi perak. Karakterisasi sifat listrik film meliputi pengaruh massa KA, frekuensi ukur, dan reprodusibilitas fabrikasi terhadap impedansi film; serta stabilitas impedansi terhadap umur film. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan tegangan dc 1 volt dan tegangan ac 1 volt pada variasi frekuensi 1 kHz ? 1 MHz. Karakterisasi dilakukan dalam ruang tertutup. Untuk membuat kondisi kelembaban, digunakan metode garam jenuh.
Karakterisai struktur film dilakukan dengan SEM dan XRD. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa penambahan KA menyebabkan penurunan impedansi film. Penurunan terbesar terjadi pada massa KA 1,50 gram, yaitu dari 1,69 x 107 Ω menjadi 150 Ω. Film PVA-KA menunjukkan sifat sensitif kelembaban yang baik pada frekuensi 1 kHz. Pada film komposit PVA-KA, mekanisme konduksi KA dan Grotthuss mechanism saling mempengaruhi. Pada film dengan massa KA rendah sifat PVA lebih dominan dan kontribusi KA tidak terlihat. Kenaikan massa KA menyebabkan kontribusi konduksi bulk KA meningkat, sedangkan kontribusi Grotthuss mechanism mulai berkurang. Untuk film dengan massa KA tinggi, mekanisme yang dominan adalah konduksi pada bulk KA. Sifat sensitif kelembaban terbaik dimiliki oleh material dengan komposisi PVA : KA adalah 1,00 gram : 0,20 gram dan frekuensi pengukuran 1 kHz."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T20996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Amnul Hayat
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari peranan pembantu dan anggota rumahtangga (ART) lain terhadap partisipasi kerja ibu rumahtangga dengan memperhitungkan tingkat pendidikan, pengeluaran perkapita, kepemilikan anak usia 0-6 tahun & 7-12 tahun, serta status bekerja suaminya. Selain itu keberadaan pembantu dan ART lain juga digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap preferensi lapangan usaha ibu rumahtangga dengan memperhitungkan tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, dan kelompok umur.
Dari hasil Regresi Logit Biner Multifaktorial dapat disimpulkan bahwa keberadaan pembantu dan ART lain secara signifikan mempengaruhi partisipasi kerja ibu rumahtangga. Kecenderungan untuk bekerja lebih tinggi pada tingkat pendidikan SMP/SMA, pengeluaran perkapita diatas Rp. 296.687,-; memiliki anak usia 0-6 tahun, dan suaminya bekerja. Selain itu keberadaan pernbantu dan ART lain juga menunjukkan preferensi ibu rumahtangga dalam memilih lapangan usahanya. Dimana kecenderungan ibu rumahtangga untuk bekerja pada lapangan usaha non pertanian dengan adanya pembantu dan ART lain lebih tinggi pada tingkat pendidikan SMP/SMA, di daerah perkotaan, dan pada kelompok umur 30-39 tahun dan 40-44 tahun.

This study is about the role of maid and other household members on wive?s labor force participation according to educational attainment, per capita expenditure, having children 0-6 and 7-12 years old, and husband?s working status. The effect of the presence of maid and other household members on wive's job sector preferences is also assessed according to educational attainment, residential area, and age groups.
From the results of Multi-Factorial Binary Logit Regression, it is found that the presence of maid and other household members affects wive?s labor force participation. The odds are higher for those with SMP/SMA education, having per capita expenditure above Rp. 296.687,-; having children aged 0-6 years old, and with husbands who are working. It is also found that the tendency of wives to work in the non-agricultural sector with the presence of maid and other household members is highest on those with SMP/SMA education, living in urban areas, and age 30-39 and 40-44 years old."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33271
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atma Hayat
"Regional autonomy is intended to improve public services and local government's performance including the managerial performance in public sector budgeting. This study aims to obtain empirical evidence on the effects of antecedent variable in public sector budgeting in local government within organizational commitment and public sector managerial performance. This study employs positivist paradigm with quantitative approach. This is an explanatory study with the population of public sector managers scattered in 343 regional work units (SKPD) of South Kalimantan district and municipal government. This study uses samples of 217 public sector managers with analysis unit of public sector manager and technique of multistage random sampling. Decentralization and participation in budgeting significantly affect organizational commitment and managerial performance directly. Distributive justice in budgeting significantly affects organizational commitment yet has no significant effect on managerial performance, while organizational commitment significantly affects managerial performance. Furthermore, indirectly, organizational commitment can partially mediate the effects of decentralization on managerial performance as well as the effects of participation on managerial performance. While organizational commitment can fully mediate the effects of distributive justice on managerial performance. The results of overall study showed that participation in budgeting is the central variable in shaping organizational commitment, while the organizational commitment turns out to be the most dominant variable affecting managerial performance and becomes the bridge of managerial performance achievement when distributive justice has no significant effect on managerial performance.
Otonomi daerah dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pelayanan publik sekaligus kinerja pemerintah daerah dan termasuk pula kinerja manajerial dalam penganggaran sektor publik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empirik atas pengaruh variabel anteseden dalam penganggaran sektor publik pada pemerintah daerah terhadap komitmen organisasional dan kinerja manajerial sektor publik. Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian bersifat eksplanatori dengan populasi para manajer sektor publik yang tersebar pada 343 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pemerintah kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Selatan. Sampel yang digunakan sebesar 217 manajer sektor publik dengan unit analisis manajer sektor publik dan teknik pengambilan sampel multistage random sampling. Secara langsung desentralisasi dan partisipasi dalam penganggaran berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional dan kinerja manajerial. Keadilan distributif dalam penganggaran berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial, sedangkan komitmen organisasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Selanjutnya secara tidak langsung komitmen organisasional dapat memediasi secara tidak penuh (partial mediating) pengaruh antara desentralisasi terhadap kinerja manajerial dan demikian pula pengaruh antara partisipasi terhadap kinerja manajerial. Adapun komitmen organisasional dapat memediasi secara penuh (fully mediating) pada pengaruh antara keadilan distributif terhadap kinerja manajerial.Hasil secara keseluruhan menunjukkan partisipasi dalam penganggaran merupakan variabel sentral dalam pembentukan komitmen organisasional, sedangkan komitmen organisasional menjadi variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja manajerial dan menjadi jembatan pencapaian kinerja manajerial ketika keadilan distributif tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja manajerial."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia, Pusat Kajian Sosiologi, LabSosio, 2016
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Hayat
"Aflatoksin merupakan salah satu contoh mycotoxin yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus terutama A. flavus dan A. parasiticus. Aflatoksin terdiri dari berbagai jenis, diantaranya aflatoksin B1, B2, G1, G2, M1, dan M2. Untuk meminimalkan kontaminasi AFM1 dalam produk susu, perlu dilakukan deteksi sumber kontaminasi menggunakan peralatan yang cepat, selektif, dan sensitif. Dalam penelitian ini metode pendeteksian anodic stripping voltammetry dengan uji imunokromatografi aliran lateral untuk menentukan aflatoksin M1 telah dikembangkan. Nanopartikel kadmium sulfida (CdSNPs) digunakan sebagai label untuk antibodi aflatoksin. Preparasi nanopartikel CdS menggunakan sistem mikroemulsi dengan isooktan dan sodium dioctylsulfosuccinate mampu menghasilkan nanopartikel dengan ukuran 3,9 nm dan puncak absorbansi pada panjang gelombang 460 nm. Preparasi nanopartikel CdS menggunakan metode reaksi kimia sederhana menghasilkan nanopartikel berukuran 7 nm dengan puncak absorbansi pada panjang gelombang 460 nm. Pengukuran anodic stripping voltammetry untuk nanopartikel CdS yang dipreparasi menggunakan metode reaksi kimia sederhana dalam larutan HClO4 pada elektroda BDD mampu memberikan kurva kalibrasi yang baik pada rentang konsentrasi 0.125 hingga 1.250 mM. Striptest Aflatoksin dengan menggunakan nanopartikel CdS telah berhasil dipreparasi. Konjugasi antara CdSNPs dan antibodi aflatoksin dilakukan sebagai langkah pertama. Konjugat antibodi CdSNP kemudian diimobilisasi pada strip uji pada pad konjugat. Ketika konjugat berinteraksi dengan sampel yang mengandung aflatoksin, konjugat ditangkap oleh aflatoksin di zona uji. Striptest Aflatoksin dengan nanopartikel CdS sebagai label tidak dapat diuji secara visual karena warna label yang tidak kontras. CdSNP yang ditahan di zona uji kemudian diukur dengan anodic stripping voltammetry. menggunakan elektroda boron-doped diamond. Striptest Aflatoksin dengan nanopartikel CdS sebagai label memberikan hasil positif untuk pengujian secara anodic stripping voltammetry. Striptest dengan komposisi konjugat CdSNP-Antiaflatoksin 3 tetes dan aflatoksin pada sample pad 0,4 ppb dapat menghasilkan puncak voltammogram yang berbeda antara blanko dan sampel aflatoksin 50 ppb. Terdapat korelasi penurunan puncak arus terhadap kenaikan konsentrasi aflatoksin, arus puncak masing-masing voltammogram diplot terhadap konsentrasi aflatoksin. Dari hasil fitting, diperoleh persamaan linier y = 1,94 · 10-5 – 1,68 · 10-7x dengan r = -0,96303. Kisaran konsentrasi linear aflatoksin 0–70 ppb, dengan sensitivitas 20 μA / mM dan limit deteksi 10 ppb, dicapai dengan metode ini. Dengan hasil tersebut, Striptest aflatoksin yang dipreparasi menunjukkan potensi untuk diaplikasikan. Hasil Uji-T independen dengan metode HPLC tidak berbeda nyata, metode anodic stripping voltammetry yang digandeng dengan Striptest berlabel nanopartikel CdS dapat dipercaya untuk pengukuran aflatoksin dalam susu.

Aflatoxin is mycotoxin produced by Aspergillus mushrooms mainly A. flavus and A. parasiticus. Aflatoxin consists of various types, including aflatoxin B1, B2, G1, G2, M1, and M2. To minimize AFM1 contamination in dairy products, it is necessary to detect sources of contamination using fast, selective, and sensitive equipment. In this study the method of anodic stripping voltammetry detection with the lateral flow immunocromatography test to determine the Aflatoxin M1 was developed. Cadmium sulfide nanoparticles (CdSNPs) are used as labels for aflatoxin antibodies. The preparation of the CdS nanoparticles using a microemulsion system with Isooctane and sodium dioctylsulfosuccinate was able to produce nanoparticles with a size of 3.9 nm and peak absorbance at a wavelength of 460 nm. The preparation of the CdS nanoparticles using a simple chemical reaction method results in a 7 nm-sized nanoparticle with peak absorbance at a wavelength of 460 nm. The anodic stripping voltammetry measurement for CdS-prepared nanoparticles using a simple chemical reaction method in the HClO4 solution on the BDD electrode is able to provide a good calibration curve at a concentration range of 0125 to 1,250 mM. Striptest aflatoxin by using CdS nanoparticles has been successfully prepared. The conjugation between CdSNPs and the aflatoxin antibodies is performed as the first step. The conjugate of the CdSNP antibodies is then immobilized on the test strips on the conjugate pad. When the conjugates interact with samples containing aflatoxin, the conjugates are captured by aflatoxin in the test zone. Striptest aflatoxin with CdS nanoparticles as labels cannot be tested visually due to the color of the label being not contrasted. CdSNP that is held in the test zone is then measured with an anodic stripping voltammetry. Using boron-doped diamond electrodes. Striptest aflatoxin with CdS nanoparticles as a label provides positive results for anodic-voltammetry testing. Striptest with the conjugate composition CdSNP-Antiaflatoxin 3 drops and aflatoxin in sample pad 0.4 ppb can produce different voltammogram peaks between Blanko and aflatoxin sample 50 ppb. There is a correlation of peak current decline against the increase in the concentration of aflatoxin, the peak current of Voltammogram respectively plotted against the concentration of aflatoxin. From the fitting result, obtained linear equation y = 1,94 x 10-5 – 1,68 x 10-7X with R =-0.96303. The linear concentration range of aflatoxin 0 – 70 ppb, with a sensitivity of 20 μA/mM and 10 ppb detection limit, is achieved by this method. With these results, the prepared aflatoxin Striptest shows the potential to be applied. The independent test-T results with HPLC methods do not differ significantly, the anodic stripping Voltammetry method coupled with a Striptest labeled CdS nanoparticles can be trusted for measurements of aflatoxin in milk."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RM. Herdis Ibnu Hayat
"Efisensi proses produksi dapat dilakukan melalui pemakaian bahan baku yang optimum. Optimasi bahan baku menjadi sangat penting jika terdapat beberapa Jenis bahan baku yang dapat digunakan. Dalam kasus yang dihadapi oleh sebuah pabrik yang pembuat baja, adalah pemilihan bahan baku proses pembuatan baja (steel making) yang dilakukan di Slab Steel Plant untuk menghasilkan slab baja, menggunakan Electric Arc Furnace. Bahan-bahan baku utama yang digunakan adalah sponge iron, hot bricket iron, pig Iron, dan scrap yang terdiri dari return scrap, purchased scrap, skull tundish, dan skull ladle, bahan baku pembantu, yaitu flux, grafit, deoksidator, dan bahan pemadu yang berperan dalam pencapaian spesifikasi komposisi kimia produk, yaitu ferro alloy. Hingga kini penggunaan bahan-bahan baku ini tidak berdasarkan perhitungan optimasi. Padahal bahan-bahan baku tersebut memiliki harga dan komposisi kimia yang berbeda dan mencakup porsi 63.46 % dalam komposisi biaya produksi.
Dalam studi optimasi yang dilakukan, dibuat penggambaran proses pembuatan baja dalam bentuk model linier dengan bahan-bahan baku sebagai variabel-variabel yang akan dioptimasikan. Untuk itu proses pembuatan baja diasumsikan sebagai suatu black box, sehingga reaksi-reaksi kimia yang terlibat tidak perlu diperhatikan. Model dibuat berdasarkan data proses pembuatan Baja di dapur no 7 Slab Steel Plant I terhadap pembuatan baja dengan spesifikasi Λ-0630K.
Penyusunan model menunjukkan bahwa penggunaan bahan baku dalam proses pembuatan baja dapat digambarkan dalam bentuk model linter. Hasil optimasi menggunakan program Linier Descrete Optimizer atau LINDO, memperlihatkan bahwa komposisi bahan baku yang optimum berdasarkan batasan-batasan proses yang diterapkan terhadap pembuatan baja dengan spesifikasi A-0630K adalah, return scrap 3.455 %, skull tundish 1.185 %, skull ladle 0.889 %, sponge iron 74.974 %, pig iron 13.152 %, flux batu kapur 4.251 %, grafit 0.820 %, ferro-silicon .0473 %, silicon-mangan 0.504 % dan deoksidator alumunium 0.296 % . Kamposisi bahan baku optimum ini memberikan penghematan sebesar Rp 10417.024 per Ton produk atau 3.543 % terhadap biaya aktual."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
La Ode Bachrul Hayat
"Pencemaran terhadap air danau semakin marak terjadi saat ini. Dua senyawa pencemar yang umum ditemui di danau adalah amonia dan nitrat. Penerapan metode pengolahan air menjadi salah satu solusi dari masalah pencemaran air permukaan. Dua metode yang dapat digunakan adalah floating constructed wetland (FCW) dan aerasi. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan kinerja dua metode tersebut dalam menyisihkan amonia dan nitrat serta pengaruhnya terhadap suhu, pH dan Dissolved Oxygen (DO). Dengan menggunakan skala pilot berupa dua buah reaktor yang berisi air danau Mahoni dan menerapkan dua metode berbeda yaitu aerasi dan FCW dilakukan pengamatan selama tujuh hari. Hasilnya diperoleh kemampuan dua metode tersebut dalam menyisihkan amonia tidak jauh berbeda. FCW memiliki efisiensi penyisihan amonia sebesar 85% sedangkan efisiensi aerasi sebesar 99%. Kemampuan penyisihan nitrat di kedua reaktor sangat berbeda karena reaktor FCW mampu menyisihkan 55% nitrat dalam air sedangkan aerasi justru memiliki efisiensi -41% (meningkat). Sementara itu kondisi suhu di kedua reaktor mengalami fluktuasi yang hampir sama, sedangkan untuk pH berbeda karena reaktor FCW cenderung mengalami penurunan dan reaktor aerasi justru meningkat. Konsentrasi DO di kedua reaktor juga berbeda karena pada reaktor FCW secara perlahan mengalami penurunan, sedangkan reaktor aerasi mengalami fluktuasi namun konsentrasinya cenderung meningkat.

Pollution of lake water is increasingly prevalent at this time. Two common pollutant compounds found in lakes are ammonia and nitrate. The application of water treatment methods is one solution to the problem of surface water pollution. Two methods that can be used are floating constructed wetlands (FCW) and aeration. The purpose of this study was to compare the performance of the two methods in removing ammonia and nitrate and their effects on temperature, pH and Dissolved Oxygen (DO). By using a pilot scale in the form of two reactors filled with Lake Mahoni water and applying two different methods, namely aeration and FCW, observations were made for seven days. As a result, the ability of the two methods to remove ammonia is not much different. FCW has an ammonia removal efficiency of 85% while an aeration efficiency of 99%. The ability to remove nitrate in the two reactors was very different because the FCW reactor was able to remove 55% of nitrate in water, while aeration had an efficiency of -41% (increased). Meanwhile, the temperature conditions in the two reactors experienced almost the same fluctuations, while the pH was different because the FCW reactor tended to decrease and the aeration reactor actually increased. The concentration of DO in the two reactors is also different because in the FCW reactor it slowly decreases, while in the aeration reactor it fluctuates but its concentration tends to increase."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Amaniah Al Hayat
"Peningkatan kebutuhan bahan penghambat korosi yang aman dan ramah lingkungan menjadi perhatian utama, terutama dalam industri berbasis baja karbon rendah. Salah satu penyebab utama kerusakan pada material ini adalah korosi yang dipercepat oleh penggunaan larutan asam seperti H2SO4. Salah satu cara untuk mengurangi laju korosi dari material adalah dengan menambahkan inhibitor organik dari ekstrak tumbuhan yang mengandung senyawa bioaktif. Pada penelitian ini, dilakukan penambahan variasi konsentrasi inhibitor dari ekstrak akar pepaya (Carica papaya L.) dengan melarutkan ke dalam larutan 1M asam sulfat (H2SO4), dimana asam sulfat merupakan senyawa yang digunakan untuk acid pickling pada baja. Dilakukan uji Optical Emission Spectroscopy (OES) untuk mengetahui komposisi kimia dari material uji sesuai dengan spesifikasi material API 5L dan uji Fourier Transform Infra Red (FTIR) untuk mengetahui senyawa yang terkandung dalam ekstrak akar pepaya yang akan digunakan sebagai inhibitor pada baja karbon rendah API 5L grade B. Dilakukan juga pengujian Linear polarisasi untuk mengetahui efisiensi laju korosi pada penambahan variasi ekstrak inhibitor akar pepaya. Kemudian, dilakukan pengujian Electrochemical impedance spectroscopy (EIS) untuk menginterpretasikan sistem variasi konsentrasi inhibitor akar pepaya pada rangkaian listrik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa material uji sesuai dengan spesifikasi API 5L grade B, ekstrak akar pepaya mengandung senyawa bio aktif flavonoid, saponin, alkaloid, dan tanin yang terbukti menurunkan laju korosi dengan variasi konsentrasi dari 4 ml sampai 20 ml terbukti menurunkan laju korosi dari 1,172 mm/year menjadi 0,074 mm/year dengan efisiensi maksimum 93,68% pada konsentrasi 20 ml.

The increasing need for safe and environmentally friendly corrosion inhibiting materials is a major concern, especially in low carbon steel-based industries. One of the main causes of damage to these materials is accelerated corrosion by the use of acidic solutions such as H2SO4. One way to reduce the corrosion rate of the material is to add organic inhibitors from plant extracts containing bioactive compounds. In this study, the addition of various concentrations of inhibitors from Akar Pepaya extract (Carica papaya L.) was carried out by dissolving it in 1M sulfuric acid (H2SO4) solution, where sulfuric acid is a compound used for acid pickling on steel. Optical Emission Spectroscopy (OES) test was conducted to determine the chemical composition of the test material in accordance with API 5L material specifications and Fourier Transform Infra Red (FTIR) test to determine the compounds contained in Akar Pepaya extract which will be used as an inhibitor on API 5L grade B low carbon steel. Linear polarization testing was also carried out to determine the efficiency of the corrosion rate in the addition of akar pepaya inhibitor extract variations. Then, Electrochemical impedance spectroscopy (EIS) testing was carried out to interpret the system of variations in Akar Pepaya inhibitor concentration in electrical circuits. The test results show that the test material is in accordance with API 5L grade B specifications, Akar Pepaya extract contains bioactive compounds flavonoids, saponins, alkaloids, and tannins which are proven to reduce the corrosion rate with a concentration variation from 4 ml to 20 ml which is proven to reduce the corrosion rate from 1,172 mm/year to 0,074 mm/year with a maximum efficiency of 93,68% at a concentration of 20 ml."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library