Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heriyanto
"Penulisan tesis ini hendak membangun semacam multi-dialog, yaitu dialog antara filsafat dan sains, antara filsafat dan budaya/pemikiran kontemporer, antara filsafat dan problem/krisis global, dengan segenap subject-matter di dalamnya seperti dialog antara manusia dan alam, antara manusia dan Tuhan, antara fakta dan nilai, antara kesadaran dan materi, antara jiwa dan tubuh, antara subyek yang mengetahui dan obyek yang diketahui, dan antara `aku' dan `yang lain'. Penulis tesis berpendapat bahwa dialog itu hanya dapat terwujud, di antaranya, melalui studi filosofis yang relevan, yaitu filsafat holisme-ekologis.
Dialog filsafat dengan sains dan kehidupan dunia global semakin urgen dirasakan karena kita melihat ketimpangan yang semakin menganga antara wilayah pemikiran filsafat dengan wacana sains dan praksis kehidupan. Perkembangan sains kontemporer telah sedemikian pesat sehingga manusia seakan tidak sanggup lagi memahami dan memaknainya dalam konteks kemanusiaan. Begitu pula, perkembangan global dengan segenap problem dan krisis di dalamnya menuntut cara pandang, visi dan paradigma yang lebih mampu memahami kompleksitas dan dinamika jaringan kehidupan global yang makin terkait satu sama lain, tersalinghubungkan dan saling mempengaruhi.
Jika dialog ini tidak segera dilakukan, maka hanya akan memperburuk problem dan krisis global serta memperdalam apa yang disebut oleh Fritjof Capra sebagai "krisis persepsi". Latar belakang pokok tesis ini dapat diwakili oleh pemyataan R.D. Laing: "Kita telah menghancurkan dunia secara Mori sebelum kita menghancurkannya dalam praktek " Dan gagasan sentral tesis ini adalah bahwa terjadinya krisis persepsi yang menyertai pelbagai problem dan krisis global yang kompleks dan multidimensional terkait erat dengan pandangan dunia manusia modern umumnya yang telah dianut selama tiga ratus tahun terakhir; pandangan dunia itu kita namakan sebagai "paradigma Cartesian-Newtonian". Paradigma ini pada mulanya merupakan cara pandang pemikiran dan sains modem yang mekanistik, atomistik dan reduksionis. Karena sains dan pemikiran modern berperan utama dalam mengkonstitusi peradaban modern, maka secara alamiah paradigma Cartesian Newtonian itu berkembang secara pervasif, mendalam dan menghegemoni manusia modern umumnya baik disadari maupun tidak. Ditemukan bahwa karakteristik pokok paradigma Cartesian-Newtonian adalah dualisme yang tegas antara kesadaran dan materi, antara jiwa dan tubuh, subyek dan obyek, yang mencakup wilayah ontologis dan epistemologis. Kecuali secara teoritis tidak dapat lagi menjadi kacamata untuk memahami realitas, secara praksis paham dualisme ini bermuara kepada pelbagai konflik serius antar sesama manusia dan antara manusia dengan alam semesta. Krisis ekologis merupakan salah satu dampak nyata dart dualisme paradigma Cartesian-Newtonian.
Sesuai dengan karakter paradigma alternatif yang ditawarkan, yaitu holistik dan ekologis, metode yang digunakan untuk membangun paradigma itu pun menggunakan pendekatan holistik, sistematik, dan ekologis. Cara pandang seseorang terhadap realitas merupakan agregat dari pandangan dunia yang dianut dalam wilayah ontologi, kosmologi, epistemologi, ekologi, dan juga antropologi. Dengan perthnbangan itu, agar paradigma baru yang dikehendaki dapat menjadi alternatif terhadap paradigma Cartesian-Newtonian dalam era post-positivisme ini tentuharus mengandung pandangan dunia yang mencakup wilayah ontologi, kosmologi, epistemologi, ekologi, dan antropologi. Oleh karena itu, tesis ini memanfaatkan gagasan-gagasan beberapa filsuf yang dianggap selaras dan sinergis sedemikian sehingga dapat dirakit (disintesis) secara organis membangun sebuah pandangan dunia baru, paradigma baru yang kita namakan filsafat holisme-ekologis. Beberapa filsuf dan pemikir yang menjadi acuan utama penulisan tesis ini adalah Mulla Sadra, Alfred North Whitehead, Gregory Bateson, Fritjof Capra, dan Ame Naess; mereka secara berturut-turut menyumbang gagasan pemikiran dalam ontologi, kosmologi, epistemologi dan ekologi, serta antropologi yang masing-masing pemikir memilikinya.
Diperoleh bahwa mereka memiliki kesamaan pokok yang sesuai dengan tema sentral tesis ini, yaitu pandangan yang holistik dan ekologis terhadap realitas dan pengetahuan mengenai realitas. Berpandangan holistik artinya lebih memandang aspek keseluruhan daripada bagian-bagian, bercorak sistemik, terintegrasi, kompleks, dinamis, non-mekanistik, non-linier. Berpandangan ekologis maksudnya memandang bahwa segala sesuatu di alam raya mengandung nilai-nilai intrinsik; bahwa alam kosmos merupakan jaringan yang saling terhubungkan serta merupakan sistem hidup yang berkemampuan self: organization. Mereka sama-sama memiliki sense of sympatheia atau participant consciousness sedemikian sehingga mereka merasakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari alam raya yang sungguh mempesona (enchantment of the world). Mereka menolak keras pelbagai bentuk keterpilahan, fragmentasi dan pengisolasian baik pada ranah ontologis maupun ranah epistemologis. Umumnya mereka juga mengkritik tajam metafisika Aristotelean yang dianggap cenderung membakukan realitas yang dinamis.
Mulla Sadra berhasil menjelaskan relasi yang alamiah dan substansial antara kesadaran dan materi, jiwa dan tubuh, melalui prinsip gerak trans-substansial; bahwa jiwa dan tubuh merupakan dua tingkat gradasi eksistensi dalam kesatuan lautan eksistensi. Whitehead membangun kosmologi yang menempatkan alam raya sebagai suatu organisme atau sistem hidup dengan penekanan kepada `proses', `becoming' daripada `being', relasi, kreativitas, dan prinsip pansubyektivitas. Bateson menyumbang gagasan-gagasan epistemologis yang lebih menganggap primer 'pola' daripada materi, `relasi' daripada entitas, context daripada content, kualitas daripada kuantitas, keseluruhan daripada bagian-bagian. la membangun Teori Sibemetika yang menempatkan pikiran (Mind) sebagai sesuatu yang imanen dalam sistem sebagai suatu keseluruhan. Capra merupakan kompilator yang merangkum pelbagai fenomena perkembangan pemikiran dan sains mutakhir melalui kajian epistemologi dan cara pandang mengenai realitas, visi dan nilai. la menyebutkan terjadinya pergeseran paradigma dari `self-assertion' menuju `integration' yang mencakup perubahan cara berpikir dan nilai-nilai. Arne Naess mencoba mengejewantahkan gagasan-gagasan ekologis para fiisuf, terutama Whitehead, dalam semangat aktivisme dan gerakan ekologis yang ia sebut sebagai Gerakan Ekologi Dalam (Deep Ecology Movement). la mendekonstruksi pengertian `self manusia modern yang cenderung antroposentristik-egoistik dan menawarkan konsep `self yang kosmik, ekosentristik, dan imanen dalam sistem yang lebih besar.
Dengan demikian, beberapa karakter utama paradigma holistik-ekologis dapat disebutkan sebagai berikut. Pertama, sistem ontologis yang dinamis, eksistensial dan menyatukan kesadaran-materi. Realitas lebih dilihat sebagai jaringan kehidupan yang saling terkait erat, interkoneksi dan interdependensi antar bagian-bagian dan antara keseluruhan dan bagian-bagiannya. Kedua, epistemologi yang mengintegrasikan subyek `yang mengetahui' dan obyek `yang diketahui', imanensi kesadaran subyek dalam sistem sebagai suatu keseluruhan. Pengetahuan tidak terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan seperti etika dan estetika; bahwa fakta dan nilai tidak terpisahkan. `Mengetahui' adalah proses kehidupan, kreativitas yang mengkonstitusi realitas; `mengetahui' adalah `mengada', suatu proses transformasi nilai-nilai eksistensial kemanusiaan. "Berpikir seperti alam berpikir" merupakan salah satu adagium epistemologi yang dianut dalam paradigma holisme-ekologis. Ketiga, berkarakter dialogis-sintesis dan realis-kritis sehingga dapat berdialog dengan pelbagai wilayah peradaban manusia, seperti wacana wins, pemikiran kebudayaan kontemporer dan realitas kehidupan global. dengan segenap problemanya."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T2277
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heriyanto
"Penelitian tumbuhan taliputri telah dilakukan dengan tujuan untuk menganalisa komposisi dan kandungan pigmen utama tumbuhan Cuscuta australis R.Br. dan Cassytha filiformis L. Komposisi pigmen utama dianalisa menggunakan metode KLT berdasarkan warna totol dan nilai faktor retardasi. Kadar air tumbuhan taliputri diukur menggunakan metode Sudarmadji dkk. Kandungan klorofil dihitung berdasarkan persamaan Porra dkk., sedangkan kandungan karotenoid menggunakan persamaan Gross. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tumbuhan Cuscuta australis R.Br. (hijau kekuningan dan orange) dan Cassytha filiformis L. (hijau dan coklat kemerahan) mempunyai komposisi pigmen utama yang sama yaitu karoten, feofitin a, klorofil a, klorofil b dan ksantofil. Rata-rata kandungan klorofil dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah Cassytha filiformis L. hijau diikuti oleh Cuscuta australis R.Br. hijau kekuningan kemudian orange, sedangkan total klorofil Cassytha filiformis L. coklat kemerahan relatif sama dengan tumbuhan taliputri lainnya. Rata-rata kandungan karotenoid dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah Cuscuta australis R.Br. orange diikuti oleh Cuscuta australis R.Br. hijau kekuningan kemudian Cassytha filiformis L hijau relatif sama dengan Cassytha filiformis L. coklat kemerahan.

The Composition and The Content of The Main Pigments on Dodders Plant Cuscuta australis R.Br. and Cassytha filiformis L. Research on dodders plant Cuscuta australis R.Br. and Cassytha filiformis L was done to analyze their pigment composition and content. The pigment composition was analyzed by the use of thin layer chromatography (TLC) method based on spot color and retardation factor. The water content was measured according to Sudarmadji et. al. The chlorophylls and carotenoid contents were calculated by Porra et. al. and Gross equation, respectively. Result showed that Cuscuta australis R.Br. (green yellowish and orange) and Cassytha filiformis L. (green and brown reddish) had similar pigment composition consist of carotene, pheophytin a, chlorophyll a, chlorophyll b and xanthophyll. The average of the chlorophyll content from the highest to the lowest one was Cassytha filiformis L. green followed by Cuscuta australis R.Br. green yellowish and orange, while the total chlorophyll of Cassytha filiformis L. brown reddish was relatively similar with other dodders plant. The average of the carotenoid content from the highest to the lowest was Cuscuta australis R.Br. orange followed by Cuscuta australis R.Br. green yellowish. The pigment content of Cassytha filiformis L. was relatively similar to Cassytha filiformis L. brown reddish."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heriyanto
"Penelitian ini berfokus pada pengukuran kinerja pelayanan keimigrasian berbasis kartu SAPHIRE di Bandara Soekarno Hatta dengan pendekatan Balance Scorecard berdasarkan empat perspektif: pelanggan, proses bisnis internal, proses pemberlajaran dan pertumbuhan, serta keuangan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kuantitatif dengan populasi penelitian ini adalah pelanggan SAPHIRE dengan sampel sebanyak 300 orang untuk perspektif pelanggan, dan pegawai PT. Angkasa Pura Schiphol dengan ukuran sampel sama dengan total populasi sejumlah 40 orang untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Sedangkan untuk perspektif proses bisnis internal dan keuangan,dilakukan secara kualitatif melalui wawancara dengan informan, obeservasi, dan pengumpulan dokumen laporan keuangan. Dari hasil penelitian dapat diketahui kinerja pelayanan keimigrasian berbasis kartu SAPHIRE di Bandara Soekarno-Hatta yang diukur dengan model Balanced Scorecard secara keseluruhan menunjukan tingkat yang cukup memuaskan, dengan tingkat kepuasan pelanggan mencapai sekitar 82-84%, tingkat kepuasan pegawai termasuk dalam kategori cukup tinggi, proses bisnis internal yang cukup baik, tetapi dengan keadaan keuangan yang secara operasional masih merugi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka PT. Angkasa Pura Schiphol dan Kantor Imigrasi Soekarno Hatta perlu meningkatkan kinerjanya untuk tujuan kepuasan pelanggan dengan memperbaiki waktu, mutu, dan harga produk; meningkatkan kemampuan pegawai untuk memahami dan memenuhi keinginan pelanggan, memperbaiki infrastruktur proses internal: sitem, metode, dan prosedur, serta meningkatkan pemasukan keuangan dari peningkatan jumlah pelanggan untuk memperkecil kerugian operasional.
This research focuses on the measurement of immigration service performance in the basis of SAPHIRE at the international airport of Soekarno-Hatta by using the Balanced Scorecard approach in according to four dimensions: customer, internal business process, learning and growth, and finance. The research is using quantitative data gathering system accompanied by the samples of 300 SAPHIRE customers for supporting customer?s dimensions and the employee of PT. Angkasa Pura Schiphol with same sample size and also there are 40 samples recruited from the same population to support learning and growth dimension. On the other hand, for the internal business process dimensions and finance will be analyzed through qualitative data measurement by interviewing informant, obeservation and financial data collection activities. The result of the thesis highlight that by using the Balanced Scorecard system, the SAPHIRE card service at Soekarno-Hatta Airport generally accepted to be satisfying with the degree of satisfaction reaching around 82 % - 84%. In addition, the degree of satisfaction from the operator employee included within a good score, accompanied with a good internal business process, while at the same time this process operating at the low financial condition. The research recommends that PT. Angkasa Pura Schiphol and Immigration Office of Soekarno-Hatta need to improve their service performance for the purpose of customers satisfaction by concerning on time management, quality product and the proce of the product. Moreover, they also need to improve their staffs skill in order to understand and fulfill the desire of the customer, and lastly by fixing the internal infrastructure process including the system, methods and procedures, and also increasing the financial benefit from increasing the number of customers in order to minimize the cost of operating service."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heriyanto
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2000
S25960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heriyanto
"Tesis ini membahas sejarah sampai lahirnya kewenangan lembaga peradilan untuk menyelesaikan sengketa dalam penyelenggeraan pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah, mulai dari konsep Nomokrasi dan Demokrasi, Pemilihan oleh DPRD dan Pilkada Langsung sampai dengan pemilu kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah. Pembahasan juga dilakukan terhadap kerangka hukum penyelesaian sengketa (hukum acara) yang dimiliki oleh Pengadilan Tata Usaha Negara dan Mahkamah Konstitusi dalam menyelesaikan sengketa penyelenggaraan pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah. Dan yang menjadi inti dari tesis ini adalah Kepatuhan KPU dalam melaksanakan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara dan Mahkamah Konstitusi.

This thesis discusses the historical existence of the authority of Judiciary Institution to settle dispute on Local Head dan Vice Head Region Election, Comparation between the concept of Nomocracy and Democracy, between Elected by Local Parliament and Local Direct Election, between Direct Election regime and General Election regime. This thesis also discusses legal framework for Dispute Settlement Procedure (Procedural Law) under Administrative Court and Constitutional Court in Local Head Election Management. Finally, Main discussion of this thesis addresses the Compliance of Election Commission in implementing Administrative and Constitutional Court Decision."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
T29320
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heriyanto
"Salah satu penanganan obesitas melalui proses pencoklatan yang meningkatkan thermogenesis. Proses pencoklatan melibatkan faktor transkripsi PPARγ dan PGC1α. Saat ini diketahui pengaruh H. sabdariffa dalam menghambat adipogenesis, namun pengaruhnya pada proses pencoklatan masih belum diketahui. Tujuan penelitian untuk mengatahui pengaruh H. sabdariffa pada proses pencoklatan. Penelitian eksperimental menggunakan 24 ekor tikus Sprague Dawley jantan (Rattus Norvegicus) dengan berat 90-160 gram, usia 6-10 minggu, dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol (KH0), kelompok kontrol obes dengan pakan khusus (OH0), kelompok obes diberikan ekstrak H. sabdariffa 200 mg/KgBB (OH200), Kelompok obes diberikan ekstrak H. sabdariffa 400 mg/KgBB (OH400). Pemberian H. Sabdariffa dilakukan selama 5 minggu, selanjutnya dilakukan pemeriksaan dengan RT-qPCR. Pemberian ekstrak H. sabdariffa meningkatkan ekspresi PPARγ dan PGC1α sebagai faktor transkripsi proses pencoklatan. Hal ini didukung dengan penurunan Indeks Lee hingga normal. Kesimpulan: Ekstrak H. sabdariffa meningkatkan ekspresi faktor transkripsi proses pencoklatan PPARγ dan PGC1α sehingga memberikan hasil penurunan Indeks Lee yang merupakan salah satu indikator obesitas pada tikus.

The browning process that increase thermogenesis become one of the option to treat obesity. Beiging process involves PPARγ and PGC1α transcription factors. The effect of H. sabdariffa in holding adipogenesis is known, but its effect on the beiging process is still unknown. The purpose of this study was to determine the effect of H. sabdariffa on the beiging process. The experimental study used 24 male Sprague Dawley rats (Rattus Norvegicus) weighing 90-160 grams, 6-10 weeks old, divided into 4 groups known as control group (KH0), the obesity control group with high fat diet (OH0), the obesity group was given H. sabdariffa extract 200 mg/KgBW (OH200), the obese group was given H. sabdariffa extract 400 mg / KgBW (OH400). The administration of H. Sabdariffa was carried out for 5 weeks, then it was examined by RT-qPCR. The administration of H. sabdariffa extract increased the expression of PPARγ and PGC1α as transcription factors for beiging process. This is supported by the decline in the Lee Index to normal. Conclusion: H. sabdariffa extract increased the expression of browning process transcription factor PPARγ and PGC1α which resulted in decreased Lee index, an indicator of obesity in rat."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husain Heriyanto
Jakarta: UI-Press, 2013
508.55 HUS r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Imron Heriyanto
"Penelitian ini membahas tentang kraton di masa kini. Dalam penelitian ini ditunjukkan sebuah proses adaptasi yang dilakukan oleh kraton terhadap keadaan sosial dan kebudayaan yang telah berubah dari kondisi awalnya. Penelitian mengenai hal ini akan dilihat secara spesifik pada momentum penyelenggaman kegiatan Upacara Panjang Jimat di Kraton Kasepuhan Cirebon Jawa Barat.
Penelitian ini dibangun dalam perspektif antropologis, dengan menggunakan pendekatan khasnya, yaitu metode kualitatif. Melalui pengamatan terlibat dan wawancara mendalam, sebagai teknik utama pengumpulan datanya, penelitian ini berusaha menggali informasi mengenai keadaan obyektif kraton pada saat ini, baik mengenai sisi materialnya maupun aktivitas-aktivitasnya yang kemudian dihubungkan dengan keadaan lingkungan fisik, sosial, dan kebudayaan di sekitarnya yang telah dan sedang berubah. informasi mengenai hal tersebut dilihat secara holistik dan dalam perspektif lokal.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa perubahan sosial dan kebudayaan yang telah dan sedang terjadi di lingkungan Cirebon telah mempengaruhi situasi dan kondisi Kraton Kasepuhan. Perubahan sosial dan kebudayaan tersebut, di antaranya, telah mempengaruhi keseragaman tata cara hidup tradisional. Kraton sebagai institusi yang terlahir dari tradisi lama, pun tidak luput dari pengaruh perubahan tersebut.
Sebagai sebuah langkah adaptasi terhadap keadaan lingkungan di sekitarnya, kini Kraton Kasepuhan telah membangun sebuah pola baru kehidupan sosial dan kebudayaan yang ditata menurut kerangka kerja struktur sosial dan kebudayaan yang berubah-ubah. Kehadiran Yayasan Kraton Kasepuhan di institusi tradisional ini, telah membawa angin perubahhan. Penerapan tata kerja birokrasi modern di yayasan ini, bersamaan dengan masih berlakunya sebagian kecil dari tata kerja birokrasi tradisional yang ada, telah membuat kraton tidak lagi hadir sebagai sebuah institusi ekseklusif melainkan justru hadir sebagai sebuah institusi yang terbuka; sebuah institusi yang dapat diajak bekerja sama oleh institusi manapun. Keberadaan Yayasan Kraton Kasepuhan sebagai organisasi berbadan hukum formal tersebut semakin mengukuhkan identitas Kraton Kasepuhan pada masa kini. Fenomena tersebut jelas sekali terlihat dalam penyelenggaraan kegiatan Upacara Panjang Jimat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T2649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albertus Heriyanto
""Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka pen ja jahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidk sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."
Demikian bunyi alinea pertama Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pencantuman alasan-alasan mengapa Indonesia perrlu merdeka - bahkan bahwa segala bangsa berhak merdeka (menentukan nasibnya sendiri) - dalam suatu Pembukaan Undang-undang Dasar Negara tentulah menyiratkan makna yang kuat. Paling tidak pengalaman penderitaan di bawah kekuasaan bangsa acing selama lebih dari tiga setengah abad mengajarkan kepada bangsa ini betapa pentingnya kemerdekaan bagi kehidupan suatu bangsa. Suasana hidup bebas dari penjajahan, rasa lepas dari keterpaksaan untuk tunduk pada kehendak orang atau bangsa lain begitu diperjuangkan dengan tetesan air mata dan simbahan darah dari berjuta rakyat selama sekian abad. Hal yang sama terjadi juga pada bangsa-bangsa lain?."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayak Heriyanto
"ABSTRAK
Iran sebagai negara yang berpenduduk kurang lebih 70 juta jiwa (2006) telah mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan terutama dalam bidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi ini sudah barang tentu membutuhkan sumber energi yang besar pula mengingat hampir 90% masyarakat Iran menggunakan energi listrik dalam menjalankan aktifitas, dan memenuhi kebutuhan mereka. Teknologi nuklir yang dirniliki Iran merupakan satu-satunya solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi pcngganti minyak. Teknologi nuklir ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat Iran, sehingga pemerintali Iran harta menjaga, mengembangkan, bahkan kalau perlu mempertahankannya dari hambatan dan tekanan baik yang datang dari dalam ataupun dari luar negerinya, mengingat teknologi nuklir Iran sudah menjadi kebutuhan dan kepentingan nasional mereka.
Namun dalam perjalanannya, pelaksanaan kepentingan nasional ini tentyata mendapat hambatan, tekanan, bahkan ancaman dari negara luar terutama Amerika Serikat dan Israel. Kecurigaan akan penyalahgunaan tehnologi nuklir untuk energi menjadi tehnologi senjata nuklir merupakan akar pennasalahan berubahnya kasus nuklir Iran sebagai kasus domestik menjadi kasus internasional. Pemerintah Iran terpaksa hares mengeluarkan kebijakan luar negerinya untuk mernbenarkan, membela, dan meyakinkan dunia intemasional bahwa program nuklir Iran adalah untuk tujuan damai. Terjadinya perbedaan pandangan tentang kasus nuklir Iran yang terjadi antara pernerintah Iran dengan AS, Israel, serta beberapa negara lainnya, telah memaksa kedua belah pihak melakukan berbagai macam cara demi tercapainya tujuan mereka. AS, Israel dan beberapa negara lainnya selalu menekan Iran dengan ancaman akan membawa kasus nuklir Iran ke DK PBB dan akan menjatuhkan sanksi kepada Iran apabila Iran tetap dengan pendiriannya melanjutkan program nuklirnya. Sementara pemerintah Iran seolah oleh tidak memperdulikan ancaman itu dengan keyakinan bahwa program nuklirnya tidak menyalahi aturan yang ditetapkan oleh IAEA, juga keanggotaan negara-negara NPT.

ABSTRAK
Iran as a country which has population approximately 70 million (2006) has experienced significant economic growth, especially in industry field, science and technology. This economic growth need a laver number or energy especially considering 90% or Iranian need electricity to do their activities and to iul.111 their need. Iran's nuclear teclinology is an altennualive solution to fulfill their national energy need. Nuclear program has become Iran's national interest so that Iran concluded several contracts for construction of nuclear plants and the supply of nuclear fuel. By the time of the Islamic Revolution in January 1979. Iran's nuclear program has considered on the most advanced in the Middle East.
'Concurrently, United Stated (US), Israel, and Europeans Unior Trio (EU riot accused that Iran's nuclear program as their national interest has continued to maintain that Iran is pursing an underground nuclear weapons program. And while this claim has not yet been substantiated by I AEA inspections, proponents argue tht-t hvan has violated the NP T and that the country's nuclear file should, in turn, be referred to the United Nation Security Council (UNSC) for its review. For its part, Iran's foreign policy try to convince international community dun Iran's nuclear prngrarn is a contituues to assert that pursues a nuclear progr:an with only peaceful application. While Iran's government believes that the situation may he resolved diplomatically.
"
2007
T 17718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>