Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herlina Febrianti
"Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang menyerang saluran pernapasan. Ketika terkena COVID-19, status pertumbuhan dan perkembangan anak dapat mengalami gangguan dan penyimpangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan status pertumbuhan dan perkembangan anak post COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang melibatkan 292 anak balita tiga bulan post COVID-19 dan hasil PCR negatif yang pernah dirawat di salah satu rumah sakit tipe A di Jakarta pada bulan Juli 2021 hingga Desember 2022. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, komorbid, tingkat keparahan, dan lama rawat dengan status pertumbuhan berat badan sesuai usia. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia, jenis kelamin, komorbid, tingkat keparahan, dan lama rawat dengan status pertumbuhan panjang atau tinggi badan sesuai usia. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia, jenis kelamin, komorbid, tingkat keparahan, dan lama rawat dengan status perkembangan. Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan status pertumbuhan berat badan sesuai usia dan panjang atau tinggi badan sesuai usia. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan status perkembangan adalah anak laki-laki yang berusia 25 hingga 36 bulan. Ada hubungan yang signifikan antara lama rawat dan komorbid dengan status perkembangan. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan status perkembangan anak yakni komorbid. Oleh karena terdapat faktor yang berhubungan dengan status pertumbuhan dan perkembangan anak post COVID-19 maka dapat dilakukan discharge planning terkait tumbuh kembang yang dapat diberikan kepada keluarga, agar keluarga tetap dapat melakukan stimulasi tumbuh kembang. Peneliti merekomendasikan bagi manajemen rumah sakit untuk melakukan optimalisasi pelaksanaan discharge planning terkait tumbuh kembang anak dan bagi dinas kesehatan untuk melakukan optimalisasi pelayanan kesehatan yang ada di komunitas, sehingga anak tetap dapat mendapatkan layanan stimulasi tumbuh kembang yang berkelanjutan setelah anak keluar dari rumah sakit.
......Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) is a disease caused by a new type of coronavirus that attacks the respiratory tract. When exposed to COVID-19, the status of a child's growth and development can experience disturbances and irregularities. This study aimed to determine the factors associated with the growth and development status of children post COVID-19. This study used a cross-sectional design involved 292 children under five who had been treated at a type A hospital in Jakarta from July 2021 to December 2022. The sample was taken using a purposive sampling technique. The results showed that there was no significant relationship between gender, comorbidities, severity, and length of stay with weight growth status according to age. There was no significant relationship between age, sex, comorbidities, severity, and length of stay with growth status in length or height according to age. There was no significant relationship between age, sex, comorbidities, severity, and length of stay with developmental status. There is a significant relationship between age and growth status of weight for age and length or height for age. The most dominant factor related to developmental status is boys aged 25 to 36 months. There is a significant relationship between length of stay and comorbidities with developmental status. The most dominant factor related to the child's developmental status is co-morbid. Because there are some factors related to the growth and development status of post-COVID-19 children, discharge planning related to growth and development can be given to families, so that families can continue to stimulate growth and development. Researchers recommend that hospital management optimize the implementation of discharge planning related to children's growth and development and for the health office to optimize health services in the community, so that children can still receive stimulation services for sustainable growth and development after the child is discharged from the hospital."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Febrianti
"Pengobatan osteosarkoma terdiri dari operasi, kemoterapi dan radioterapi. Osteosarkoma memiliki prognosis yang buruk jika tidak mendapatkan kemoterapi yang efektif. Efek samping yang sering dialami anak dengan pengobatan kemoterapi adalah mual muntah, yang berdampak pada kelangsungan hidup anak. Pemberian obat kemoterapi tidak hanya berdampak kepada pasien, tapi juga berdampak terhadap orang-orang yang kontak dengan obat tersebut ataupun kontak dengan cairan tubuh dan kotoran pasien (urine dan feses) yang mendapatkan pengobatan kemoterapi. Teori konservasi energi Myra Estrin Levine diharapkan dapat membuat tata laksana dilakukan secara menyeluruh, pasien terhadap efek samping obat kemoterapi dan orang-orang yang kontak dengan obat tersebut terhadap risiko paparan obat kemoterapi itu sendiri. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir spesialis ini adalah memberikan gambaran aplikasi teori konservasi energi Myra Estrin Levine dalam asuhan keperawatan pada pasien anak dengan osteosarkoma yang mengalami masalah mual muntah di ruang kemoterapi. Berdasarkan hasil evaluasi pada lima anak dengan masalah mual muntah saat menjalani kemoterapi, didapatkan hasil bahwa terdapat penurunan keluhan mual, porsi makanan yang dihabiskan mengalami peningkatan, napsu makan mulai membaik, pemberian terapi antiemetik diberikan sesuai program medis dan keluarga kooperatif mengikuti hipotesis. Kepatuhan penggunaan APD dalam pemberian obat kemoterapi berupa cap, masker, dan sarung tangan tanpa diingatkan sebesar 100% dan kepatuhan penggunaan APD berupa goggle, dan gown sebesar 73,3%.  Kesimpulan aplikasi teori konservasi energi Myra Estrin Levine dapat diterapkan pada anak dengan masalah mual muntah di ruang kemoterapi dan penerapan quality improvement project program peningkatan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD) terbukti efektif dalam pemberian obat kemoterapi.
......Treatment of osteosarcoma consists of surgery, chemotherapy and radiotherapy. Osteosarcoma has a poor prognosis if it does not receive effective chemotherapy. A common side effect of chemotherapy treatment is nausea and vomiting, which impacts the child's survival. The administration of chemotherapy drugs not only affects the patient, but also affects people who come into contact with the drugs or contact with the body fluids and faeces of patients (urine and faeces) who receive chemotherapy treatment. Myra Estrin Levine's energy conservation theory is expected to make the management carried out as a whole, the patient against the side effects of chemotherapy drugs and people who come into contact with the drug against the risk of exposure to chemotherapy drugs themselves. The purpose of writing this specialist final scientific paper is to provide an overview of the application of Myra Estrin Levine's energy conservation theory in nursing care in pediatric patients with osteosarcoma who experience nausea and vomiting problems in the chemotherapy room. Based on the results of the evaluation of five children with the problem of nausea and vomiting while undergoing chemotherapy, it was found that there was a decrease in complaints of nausea, the portion of food spent increased, the appetite began to improve, the administration of antiemetic therapy was given according to the medical programme and the family cooperatively followed the hypothesis. Compliance with the use of PPE in administering chemotherapy drugs in the form of caps, masks, and gloves without being reminded is 100% and compliance with the use of PPE in the form of goggles and gowns is 73.3%.  In conclusion, the application of Myra Estrin Levine's energy conservation theory can be applied to children with nausea and vomiting problems in the chemotherapy room and the application of the quality improvement project programme to increase compliance with the use of personal protective equipment (PPE) has proven effective in administering chemotherapy drugs."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library