Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Holivia Almira Jacinta
"Tingkat resiliensi merupakan salah satu aspek yang berperan dalam membantu individu menghadapi stres. Adanya tingkat resiliensi mampu menentukan jenis mekanisme koping yang sehat dan adaptif pada anak sehingga mencegah pemilihan koping maladaptif seperti terjadinya risiko adiksi smartphone. Penelitian mengenai tingkat resiliensi anak dengan terjadinya risiko adiksi smartphone pada anak usia sekolah dasar belum pernah dilakukan di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 158 anak dengan rentang usia 10-12 tahun di tiga sekolah di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Sampel didapatkan dengan teknik nonprobability sampling jenis consecutive sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner Child Youth Resilience Measure-Revised (CYRM-R) untuk mengukur tingkat resiliensi anak dan kuesioner Smartphone Addiction Scale-Short Version (SAS-SV) untuk mengukur risiko adiksi smartphone anak. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji chi-square koreksi yates menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat resiliensi dengan terjadinya risiko adiksi smartphone pada anak dengan hasil p value 0,096 (α > 0,05). Rekomendasi berkaitan dengan penelitian ini ialah disusunnya program untuk meningkatkan resiliensi anak di sekolah. Selain itu, orang tua diharapkan mampu melatih tingkat resiliensi anak melalui penerapan pola asuh yang positif dan melakukan diskusi dengan anak terkait kontrol penggunaan smartphone di rumah.
......The resilience level is one aspect that plays a role in helping individuals deal with stress. It can determine the type of coping mechanism that is healthy and adaptive in children to prevent maladaptive coping choices, such as the risk of smartphone addiction. Similar research has never been carried out in Indonesia. This research is quantitative research with a cross-sectional design. This research sample was 158 children aged 10-12 years in three schools in Duren Sawit District, East Jakarta. Samples were obtained using nonprobability sampling technique with consecutive sampling. This study used the Child Youth Resilience Measure-Revised (CYRM-R) questionnaire to measure child resilience and the Smartphone Addiction Scale-Short Version (SAS-SV) questionnaire to measure the risk of children's smartphone addiction. The study's results were analyzed using the Yates risk correction chi-square test, showing no relationship between the level of resilience and the occurrence of smartphone addiction in children with a p-value of 0.096 (α > 0.05). Recommendations related to this research are to develop programs to increase children's resilience in schools. In addition, parents are expected to be able to train their child's level of resilience through implementing positive parenting and conducting discussions with children regarding controlling smartphone use at home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Holivia Almira Jacinta
"Kelahiran bayi prematur atau bayi yang lahir sebelum usia 37 minggu merupakan penyebab tertinggi yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas bayi dalam fase perinatal di dunia. Kelahiran bayi prematur disertai dengan kondisi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan indikator kuat terjadinya gangguan makan pada bayi yang dikaitkan dengan refleks oral motor yang inadekuat dan koordinasi hisap-menelan-dan bernapas yang buruk. Gangguan pada proses makan bayi berisiko tinggi meningkatkan kejadian gagal tumbuh (failure to thrive), keterlambatan perkembangan, dan pemulangan bayi dengan menggunakan selang OGT. Premature Infant Oral Motor Intervention (PIOMI) merupakan salah satu stimulasi oro-motor yang dapat digunakan untuk meningkatkan refleks hisap dan menelan bayi dan meningkatkan kesiapan proses transisi makan bayi dari enteral ke oral. Karya ilmiah ini memuat gambaran mengenai pemberian asuhan keperawatan kepada bayi prematur dengan BBLR dan problem feeding berusia 36 minggu melalui penerapan PIOMI sebagai intervensi berbasis bukti. PIOMI dilakukan selama dua kali sehari dalam waktu sepuluh hari berturut-turut dengan durasi tindakan selama lima menit. Hasil evaluasi menunjukkan PIOMI efektif dalam meningkatkan refleks hisap bayi yang secara objektif pengukurannya dilakukan melalui penghitungan skor Premature Oral Feeding Readiness Asessment Scale (POFRAS) dan didapatkan peningkatan dari skor 15 menjadi 36. PIOMI pun mampu meningkatkan kesiapan makan bayi dari enteral ke oral setelah PIOMI dilakukan secara terus menerus selama sembilan hari.
......
The birth of premature infants or infants born before 37 weeks of age is the leading cause of infant morbidity and mortality in the perinatal phase worldwide. Premature birth accompanied by low birth weight (LBW) is a strong indicator of infant feeding disorders associated with inadequate oral-motor reflexes and poor suction-swallowing-and-breathing coordination. Infant feeding disorders have a high risk of increasing the incidence of failure to thrive, developmental delay, and discharge with the use of Orogastric Tube (OGT). Premature Infant Oral Motor Intervention (PIOMI) is one of the oral motor stimulations that can be used to improve infant suction and swallowing reflexes and increase readiness for the transition of infant feeding from enteral to oral. This scientific work contains a description of the provision of nursing care to premature infants with LBW and feeding problems aged 36 weeks through the application of PIOMI as an evidence-based review intervention. PIOMI was performed twice a day for ten consecutive days with a duration of five minutes. The results of the evaluation showed that PIOMI was effective in improving infants' suction reflexes, objectively measured through the calculation of the Premature Oral Feeding Readiness Assessment Scale (POFRAS) score and an increase from a score of 15 to 36. PIOMI was also able to improve infants' feeding readiness from enteral to oral after nine days of continuous PIOMI treatment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library