Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Ihsan Irfanto
"Saat ini pembangkitan listrik di Indonesia masih didominasi oleh penggunaan bahan bakar fosil mencapai angka 81% pada tahun 2021. Pemerintah berencana untuk mengurangi jumlah emisi yang dihasilkan oleh energi bahan bakar fosil yang sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021 – 2030 dengan meningkatkan bauran penggunaan EBT atau energi non fosil menjadi 23% di tahun 2025. Salah satu potensi EBT atau energi non fosil terbesar di Indonesia adalah energi matahari sekitar 200 GWp dan baru dimanfaatkan sebesar 150 MW sesuai dengan data tahun 2021. Universitas Indonesia sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia harus turut hadir dalam mengimplementasikan pembangkit energi terbarukan yang lebih bersih, dan dengan beban yang lebih tinggi pada siang hari untuk aktivitas akademis, PLTS dan BESS dapat menjadi potensi ketika diimplementasikan untuk mengurangi beban energi listrik yang diambil dari PLN sehingga berpotensi untuk mengurangi penggunaan energi fosil. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan karakteristik stabilitas sistem kelistrikan Universitas Indonesia dari implementasi PLTS dan BESS. Hasil analisis dari simulasi aliran daya dan kestabilan sistem pada penelitian ini menampilkan bahwa implementasi PLTS dan BESS tidak mengganggu sistem kelistrikan Universitas Indonesia dan sistem tetap bekerja sesuai dengan
Grid Code JAMALI yaitu +5% dan –10% dari tegangan nominalnya dan 50 ± 0,5 Hz untuk nilai frekuensi. Berdasarkan hasil analisis tersebut, pemanfaatan PLTS dan BESS pada sistem kelistrikan Universitas Indonesia dalam memenuhi kebutuhan listrik tidak menggangu kinerja sistem kelistrikan dan dapat menjadi potensi serta direkomendasikan untuk dapat diimplementasikan.
Currently, electricity generation in Indonesia is still dominated by the use of fossil fuels, reaching 81% in 2021. The government plans to reduce the emissions generated by fossil fuel energy in accordance with the Electricity Supply Business Plan (RUPTL) 2021-2030 by increasing the mix of renewable energy or non-fossil energy to 23% by 2025. One of the largest potentials for renewable or non-fossil energy in Indonesia is solar energy, estimated at around 200 GWp, but only 150 MW has been utilized as of 2021. Universitas Indonesia, as one of the leading universities in Indonesia, should participate in implementing cleaner renewable energy generation, and with a higher load during the daytime for academic activities, solar power plants (SPP) and battery energy storage systems (BESS) can be potential solutions to reduce the reliance on fossil fuel energy. The objective of this research is to obtain the stability characteristics of the electrical system of Universitas Indonesia from the implementation of PLTS and BESS. The results of the load flow and system stability analysis in this study show that the implementation of PLTS and BESS does not disrupt the electrical system of Universitas Indonesia, and the system continues to operate within the parameters defined by the Grid Code of JAMALI, which are +5% and -10% of its nominal voltage, and 50 ± 0.5 Hz for frequency. Based on these analysis results, the utilization of PLTS and BESS in the electrical system of Universitas Indonesia to meet electricity demand does not affect the performance of the electrical system and is recommended for implementation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ihsan Irfanto
"Bahan bakar fosil masih menjadi pilihan terbesar sebagai sumber pembangkitan energi listrik di Indonesia. Salah satu usaha penghematan bahan bakar fosil tersebut ialah dengan memaksimalkan penggunaan EBT sebagai sumber pembangkitan energi listrik. Selain itu, target untuk tercapainya
net zero emission tahun 2060 menjadikan pembangkit EBT akan terus ditingkatkan dimana bauran EBT di tahun 2025 mencapai 23% sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021 – 2060. Daerah di Indonesia yang masih belum terlalu dimanfaatkan potensi energi suryanya adalah daerah Indonesia bagian timur, selain itu elektrifikasi di daerah tersebut masih berada di angka 90 – 95%. Oleh karena itu, pada skripsi ini akan dilakukan simulasi PLTS dan BESS terhadap stabilitas sistem kelistrikan di daerah Indonesia bagian timur. Hasil analisis aliran daya menunjukkan bahwa dalam 3 alternatif lokasi pemasangan PLTS 35.640 kWp dan BESS, alternatif 1 merupakan lokasi yang paling memungkinan terpasangnya PLTS dan BESS dikarenakan sistem dapat beroperasi pada tegangan yang sesuai dengan batas toleransi aturan jaringan yaitu sebesar ±10%. Sedangkan hasil aliran untuk alternatif 2 dan 3 beroperasi pada tegangan (0,81; 0,87) p.u. secara berurutan yang berarti beroperasi diluar dari batas toleransi aturan jaringan. Hasil analisis stabilitas menunjukkan bahwa pemasangan PLTS 35.640 kWp dan BESS pada sistem kelistrikan eksisting dapat mengganggu stabilitas sistem ketika terjadi gangguan pada salah satu saluran penghubung PLTS dan BESS dengan bus PLTD X (alternatif 1), bus Peny. B (alterrnatif 2), dan bus Peny. C (alternatif 3) dan dapat menyebabkan sistem kelistikan di daerah Indonesia bagian timur
blackout.
Fossil fuels are still the biggest choice as a source of electricity generation in Indonesia. One of the efforts to save fossil fuels is to maximize the use of NRE as a source of electricity generation. In addition, the target for achieving net zero emissions in 2060 means that NRE plants will continue to be improved where the NRE mix in 2025 will reach 23% in accordance with the Business Plan for the Provision of Electricity (RUPTL) 2021 – 2060. Regions in Indonesia that are still not fully utilized for energy potential the solar area is the eastern part of Indonesia, besides that, electrification in the area is still at 90-95%. Therefore, in this thesis, SPP and BESS simulations will be carried out on the stability of the electricity system in the eastern part of Indonesia. The results of the power flow analysis show that in the 3 alternative locations for the installation of SPP 36,640 kWp and BESS, alternative 1 is the location most likely to install SPP and BESS because the system can operate at a voltage that is in accordance with the tolerance limit of network rules, which is ±10%. While the flow results for alternatives 2 and 3 operate at a voltage of (0.81; 0.87) p.u. sequentially which means operating outside the tolerance limits of network rules. The results of the stability analysis show that the installation of 36,640 kWp SPP and BESS on the existing electrical system can disrupt the stability of the system when there is a disturbance in one of the SPP and BESS connecting lines with the bus PLTD X (alternative 1), the bus Peny. B (alternative 2), and the bus Peny. C (alternative 3) and can cause blackout in the electricity system in eastern Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library