Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ike Iswary Lawanda
"ABSTRAK
Kesimpulan penelitian ini, wanita Jepang khususnya wanita di zaman Meiji di dalam program industrialisasi pemerintah peran nya dianggap rendah dan tidak dihargai. Namun, tidak disangkal bahwa kondisi wanita menjadi lebih baik.
Pembagian kerja antara pria dan wanita serta patriarkat menjadi doktrin yang tidak dapat dihindari dalam masyarakat Jepang. Perubahan dalam lapangan pekerjaan memberikan akses kepada wanita untuk menerima upah sebagai tenaga kerja. Walaupun tekanan dalam pekerjaan terhadap wanita tidak dapat dihindari, upah sangat rendah yang diterima, dan pekerjaan wanita yang dianggap paruh waktu dengan waktu kerja yang panjang. Pendaya gunaan tenaga kerja wanita sangat tinggi dan perbedaan upah dibandingkan pria berada di tingkatan terbawah.
Jiyuminken menciptakan perundang undangan (Dainihon Teikokukenpo dan Meijiminpo) mengandung maksud memperbaiki status wanita, kenytaannya hanya pada hal tertentu dan terbatas. Penyebab dari rintangan bagi wanita perangkat hukum Meijiminpo mempertegas pembatasan kedudukan wanita dan sistem sebagai dasar dari Meijiminpo menekan pembagian kerja di dalam rumah tangga.
wanita dari shakaishugi (faham sosialis) menampilkan akibat dari sistem le dan kapitalisme yang membentuk kondisi tidak sama bagi wanita. Pria menerapkan sistem Ie pada pekerjaan di luar rumah tangga sehingga dapat menarik keuntungan dari kondisi tersebut. Wanita ditekankan memiliki sebagian besar tanggung jawab di lingkungan domestik dan pemeliharaan anak.
Usaha menempatkan wanita sama dengan pria dilakukan dengan pandangan sosialis, namun pada kenyataannya gender merupakan faktor penentu di dalam hubungan sosial masyarakat. Wanita terbagi menurut gender dan startifikasi masyarakat. Menjadi wanita ryosaikenbo sangat penting, semua wanita diperlakukan sebagai isteri yang baik dan ibu yang bijaksana di dalam rumah tangga, tempat kerja dan masyarakat. Dalam kenyataan kehidupan wanita Jepang direndahkan tidak dihargai.

"
1995
T3923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
Jakarta: ILUNI Kajian Wilayah Jepang Press, 2009
306.952 IKE k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
Bogor: Akademia, 2006
027 IKE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
Jakarta : CV Sagung Seto, 2015
027 IKE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
"Setelah melihat perjalanan sejarah kedudukan serta peran wanita di Jepang, kelihatan bahwa kedudukan dan peran wanita Jepang tidak selalu rendah seperti yang dikatakan oleh pandapat umum selama ini. Kalau kita melihat sejak awal sejarah Jepang, wanita Jepang mempunyai derajat yang tinggi dibandingkan dengan kaum pria. Mereka tidak hanya sebagai seorang yang mengendalikan rumah tangga serta pembuat keputusan dalam keluarga, memegang aktifitas ekonomi diluar rumah, mempunyai kebebasan dalam gerak dan tidak dapat dianggap sebagai mahluk yang tidak berdaya dan tidak diacuhkan dalam pandangan pria, malahan mereka pada zaman kuno Jepang dianggap sebagai dewa.Wanita berada pada urutan atas, dapat kita lihat dalam peran dan kedudukan wanita dizaman Heian. lerutama wa_nita golognan bangsawan mempunyai kebebasan dalam gerak dan ikut serta berpartisipasi diluar rumah tangga.Secara tidak langsung mereka turut campur didalam hal ke_kuasaan pemerintahan. Kedudukan mereka kuat. Wanita-wanita sengaja diberi pendidikan yang baik oleh guru-guru wanita kenamaan.Partisipasi mereka berhasil menempatkan Jepang ketengah-tengah dunia didalam bidang sastra."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S14038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2004
299.56 IKE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
"Tulisan ini adalah mengenai jinja sebagai pusat shaen. Shaen, sebuah pedoman yang merupakan keyakinan pimpinan, staf, dan buruh sebuah perusahaan untuk setia dalam pekerjaan bagi kekuatan dan kebesaran perusahaan tersebut. Melalui matsuri (upacara) posisi leluhur pendiri dan pelindung perusahaan dihidupkan kembali dalam simbol-simbol bagi seluruh anggota, pimpinan dan buruh perusahaan; upacara selalu diulang dari waktu ke waktu pada waktu pendirian perusahaan. Tulisan ini juga ingin menunjukkan bahwa pusat dari shaen adalah jinja yang berfungsi mengingatkan adanya shaen yang menjadi pedoman bagi perusahaan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
"Disertasi ini mendiskusikan proses sosial yang berlangsung dalam suatu organisasi menanggapi perubahan mendadak dijelaskan dengan interaksionisme simbolik. Interaksi sosial yang merupakan seperangkat aksi simbolik disebut resistensi dan akomodasi. Resistensi secara sembunyi-sembunyi sebagai transkripsi tersembunyi dan akomodasi dilakukan sebagai transkripsi publik oleh kelompok yang inferior dengan mengambil peran kelompok yang dominan. yang menyatakan dirinya modern. Gejala lain muncul di antara keduanya. Keberagaman refleksi resistensi dan akomodasi untuk meraih status terhormat, sumber daya dan melupakan asal mereka. Pernyataan tesis disertasi adalah interaksionisme simbolik yang berfokus pada simbol. Pendapat saya pembangunan bukanlah sekedar proses terencana yang direalisasikan menjadi seperangkat kegiatan untuk siapa saja dengan syarat-syarat tertentu. Pembangunan memerlukan sinergi antara program dan proyek yang belum bersinerg.

This thesis is to show that symbolic interactionism explains about resistance and accommodation by actors in social interaction focusing on symbols. Its methodology is focused on social action by actors and on groups and passes back and forth between two as unit of analysis within their social setting. Actor behavior including their reflection of organization is a positioning of actors as the product of interpretation by each of them about themselves and symbols within their social settings. By focusing on actor symbolic action in its interplay with social settings, which includes past and present, this thesis shows that resistance and accommodation is reflected variedly from one actor to another, and from one group and social organization to another. The case presented is that of librarians and library staff in Nagari Library. The librarians and library staff is variedly resistant but remain accommodative live side by side. In my opinion program of development is not merely well-planned process to be a set of activities applied generally to everyone. Development requires necessarily a synergy between program and project."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D2283
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>