Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ilyas
"[ABSTRAK
Tujuan dari tesis ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh faktor-faktor identitas
dan identifikasi politik masyarakat terhadap rendahnya perolehan suara parpol Islam. Selain
itu juga untuk mengidentifikasi faktor-faktor perilaku apa saja dan interaksi politik parpol
Islam seperti apa yang berpengaruh terhadap menurunnya elektabilitas, serta apakah
perubahan landscape politik nasional dalam sejarah politik Indonesia berpengaruh terhadap
strategi parpol Islam untuk mengantisipasi penurunan elektabilitas tersebut.
Pemilu 2014 menjadi potret terbaru bagaimana partai Islam kembali mengulangi sejarah yang
sama, yakni tidak mampu mendobrak dominasi partai-partai nasionalis dalam perolehan suara
pemilu di Indonesia. Kekalahan ini menghidupkan lagi wacana sekaligus perdebatan
mengenai berakhirnya politik aliran di Indonesia. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa
politik aliran itu tidak betul-betul berakhir. Meskipun pengaruhnya terhadap pemilih tidak
sekuat Pemilu 1955, namun politik aliran tetap bereksistensi. Tentu saja saat ini trikotomi
Geertz, yang membagi umat Islam atas santri, priyayi, dan abangan, tidak terlalu relevan.
Sebab, umat Islam sudah semakin rasional dalam memilih, tak terkecuali kaum santri. Di sisi
lain, partai politik sendiri cenderung bergeser ke tengah. Partai-partai nasionalis saat ini tidak
“anti” Islam. Bahkan partai seperti PDIP, Gerindra, dan Golkar sudah punya sayap organisasi
Islam. Sebaliknya, partai Islam seperti PPP dan PKS sudah sering menyatakan diri sebagai
partai terbuka, sebagai respon dari asumsi bahwa politik aliran sudah mencair dan bahkan
berakhir. Selain persoalan tersebut, dalam tesis ini juga dikemukakan mengenai prospek
partai Islam, yang di antaranya dengan mengacu pada hasil suara partai Islam dalam Pemilu
2014 dan posisinya ketika dikonfrontir dengan berbagai hasil survei yang menyebutkan
bahwa partai Islam pasca Pemilu 2014 akan suram.
Tesis ini menggunakan teori partai politik dan teori ideologi, bagaimana teori tersebut
melihat partai Islam di Indonesia. Konsep-konsep, baik dari Geertz yang membagi umat
Islam di Jawa yang terdiri dari santri, abangan, dan priyayi, maupun dari Herbert Faith juga
menjadi salah satu pembanding, apakah konsep-konsep tersebut masih relevan dalam melihat
politik aliran dalam Pemilu 2014.

ABSTRACT
The purpose of this thesis is to determine the extent of the influence of factors of identity and
political identification of society to the low number of votes of Islamic political parties. In
addition, to identify the factors and interaction behavior any Islamic political parties as to
what effect on decreasing elektabilitas, and whether changes in the national political
landscape in Indonesia's political history affect the strategy of Islamic political parties to
anticipate the decline elektabilitas.
Election of 2014 became the latest portrait how Islamic parties reiterated the same history,
which is not able to break the dominance of nationalist parties in the history of vote elections
in Indonesia. This defeat at the same discourse revive debate about the end of the flow in
Indonesian politics. In this study, it was found that the flow politics not really ended.
Although its influence on voters is not as strong as the 1955 election, but the political stream
remains to exist. Of course, this time the trichotomy of Geertz, which divides the muslim
students, gentry, and abangan, not too relevant. Therefore, the muslim students are
increasingly rational in choosing, not to mention the students. On the other hand, the political
parties themselves are likely to shift to the center. Nationalist parties today are not "anti"
Islam. Even parties like PDIP, Gerindra, and Golkar already have Islamic organization‟s
wings. In contrast, Islamist parties like PPP and PKS have often refers to himself as an open
party, with the assumption that the political stream has ended. In this thesis also expressed
about the prospects for Islamic parties, some of which with reference to the Islamic party‟s
vote in the 2014 election and its position when confronted with various results of many
survey say that the Islamist party after the 2014 election will be bleak.
This thesis uses the theory of political parties and the theory of ideology, how these theories
see Islamic parties in Indonesia. Concepts, both of Geertz that divides Muslims in Java,
which consists of students, abangan, and gentry, and of Herbert She also became one of the
comparison, whether these concepts are still relevant in view of the political streams in the
2014 election, The purpose of this thesis is to determine the extent of the influence of factors of identity and
political identification of society to the low number of votes of Islamic political parties. In
addition, to identify the factors and interaction behavior any Islamic political parties as to
what effect on decreasing elektabilitas, and whether changes in the national political
landscape in Indonesia's political history affect the strategy of Islamic political parties to
anticipate the decline elektabilitas.
Election of 2014 became the latest portrait how Islamic parties reiterated the same history,
which is not able to break the dominance of nationalist parties in the history of vote elections
in Indonesia. This defeat at the same discourse revive debate about the end of the flow in
Indonesian politics. In this study, it was found that the flow politics not really ended.
Although its influence on voters is not as strong as the 1955 election, but the political stream
remains to exist. Of course, this time the trichotomy of Geertz, which divides the muslim
students, gentry, and abangan, not too relevant. Therefore, the muslim students are
increasingly rational in choosing, not to mention the students. On the other hand, the political
parties themselves are likely to shift to the center. Nationalist parties today are not "anti"
Islam. Even parties like PDIP, Gerindra, and Golkar already have Islamic organization‟s
wings. In contrast, Islamist parties like PPP and PKS have often refers to himself as an open
party, with the assumption that the political stream has ended. In this thesis also expressed
about the prospects for Islamic parties, some of which with reference to the Islamic party‟s
vote in the 2014 election and its position when confronted with various results of many
survey say that the Islamist party after the 2014 election will be bleak.
This thesis uses the theory of political parties and the theory of ideology, how these theories
see Islamic parties in Indonesia. Concepts, both of Geertz that divides Muslims in Java,
which consists of students, abangan, and gentry, and of Herbert She also became one of the
comparison, whether these concepts are still relevant in view of the political streams in the
2014 election]"
Lengkap +
2015
T44378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Darlis Ilyas
Jakarta: Lembaga Pengkajian Manajemen Pemerintahan , 2002
322.44 ILY d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nelly Olifa Ilyas
"Kemajuan yang dicapai di bidang kesehatan berdampak terhadap peningkatan usia harapan hidup wanita Indonesia. Pada tahun 1980 usia harapan hidup wanita Indonesia 50,9 tahun dan pada 1995 meningkat menjadi 62,7 tahun. Diperkirakan tahun 2010 menjadi 70 tahun. Peningkatan usia harapan hidup sangat sering tidak selalu diikuti oleh keseimbangan zat gizi yang dikonsumsi. Akibatnya terjadi penyakit degeneratif dan kelebihan berat badan pada usia menjelang menopause. Keadaan ini mempercepat menopause dan membebani wanita dengan syndrom pasca menopause. Hal ini menarik untuk diteliti, apakah menopause dini (early menopause) dan syndrom pasca menopause dapat dihindari/ dikurangi dengan mengkonsumsi makanan sumber phytoestrogen dan protein hewani dalam jumlah yang cukup.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi hubungan konsumsi Phytoestrogen dan protein hewani terhadap usia menopause di kelurahan Cibabat, setelah dikontrol oleh faktor-faktor yang diduga berpengaruh yaitu BBLR, olah raga, frekuensi kehamilan, jenis kontrasepsi, tingkat pendidikan dan daerah asal. Penelitian ini menggunakan rancangan kasus-kontrol dengan jumlah sampel 365 orang. Data frekuensi konsumsi makanan sumber protein hewani dan phytoestrogen, serta faktor modifikasi seperti BBLR, olahraga, frekuensi kehamilan, kontrasepsi hormonal, serta faktor konfonding seperti pendidikan, daerah asal diolah dengan menggunakan SPSS for Windows Versi 7.5. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan frekuensi dan jumlah konsumsi sumber phytostrogen, protein hewani dengan usia menopause. Perbedaan hasil uji bermakna bila nilai p < O,O5. Analisis multivariat dilakukan dengan memakai regresi logistik.
Diperoleh hasil, ibu menopause dari kelompok menopause cepat (kasus) tidak cukup mengkonsumsi kacang-kacangan dan protein hewani dibandingkan dengan ibu menopause lambat. Hasil analisis bivariat, menunjukkan hampir semua bahan makanan yang diteliti, kecuali ikan kering mempunyai hubungan yang bermakna dengan usia menopause. Ibu yang kurang mengkonsumsi ikan kering kemungkinan lebih cepat menopause 1,23 kali dibandingkan dengan ibu yang mengkonsumsi ikan kering cukup. Kripik tempe merupakan sumber phytoestrogen yang paling besar Odds Ratio yaitu 2,7. Ibu yang mengkonsumsi kripik tempe cukup menopause lebih lambat 2,7 kali dibandingkan dengan ibu yang frekuensi konsumsi kripik tempe kurang. BBLR, frekuensi kehamilan, daerah asal, dan pendidikan tidak mempengaruhi usia menopause. Olah raga dan kelompok umur ibu, serta konsumsi kripik tempe berkaitan erat dengan usia menopause setelah dikontrol oleh variabel lain. Ibu berolahraga secara rutin dan jenis olahraga yang dipilih cocok dengan umur ibu dapat memperlambat usia menopause sebesar 5 kali dibandingkan dengan ibu yang berolahraga kurang. Penyuluhan gizi kepada ibu menopause sebaiknya diarahkan kepada makanan seimbang seusai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Dengan cara mengkonsumsi jenis bahan makanan yang beranekaragam.
Direkomendasikan perlunya dipromosikan kembali makanan yang berasal dari kacang-kacangan seperti kedele (terutama tempe), kacang merah, dan kacang hijau. Semua kacang-kacangan merupakan sumber phytoestrogen dan harganya dapat terjangkau oleh masyarakat.

Life expectancy among women in Indonesia increases steadily, it was 50.0 years in 1980 and was 62.3 years in 1995. It was assumed that better living condition was the main factor. In addition, it has been predicted that in the year 2010 Indonesian women life expectancy will be 70.0 years. It should be taken seriously that higher life expectancy without a balanced diet will have a negative at old women health status. Studies have shown that generative diseases and over weight among this age group are inclining. These conditions can cause the women having early menopause and the post menopause syndrome and consumption of phytoestrogen and animal protein food sources.
The goals of this study is to get the information about correlation between phytoestrogen and animal protein consumption and age of menopause at Kelurahan Cibabat after controlling for confounding variables such as, low birth weight, exercise, frequency of pregnancy, contraceptive of hormone used, level of education, ethnic group and age group. The design of this study is case control with 365 subjects. The data of food frequency consumption phytoestrogen and animal protein food sources including other confounding variables were analyzed using SPSS for Windows version 7.5. Bivariate analysis with 95% confidence interval (p<0,05) was employed for testing correlation between frequency consumption phytoestrogen and animal protein food sources, and at menopause. Furthermore, logistic regression was employed to estimate the associate between early menopause and consumption phytoestrogen and animal protein food sources.
The main finding of this study is early menopause related to the level of tempe chips consumption. Women who were experiencing early menopause tended to consume lower amount of tempe chip. Tempe Chips which is source of phytoestrogen has high dose response for age menopause, women who consume enough tempe chips are significantly have age of menopause later 2.7 times higher compare to women with low tempe chips consumption. This study found that early menopause was not related to Iow birth weight, frequency of pregnancy, ethic group and education. After adjusting some confounding variables, exercise, age and tempeh chips has a good relationship to incidence of menopause age. Women who regularly do appropriate exercise according to their age is likely experiencing late menopause 5 times higher compared to women who didn't exercise in appropriate manner.
Based on the results on this study it is recommended during premenopause even earlier, women should consume phytoestrogen and animal protein food sources. The dietary guidelines should be translated in appropriate manner to educated premenopause women to consume phytoestrogen food sources. One of phytoestrogen sources is tempe made of soybeans. It is recommended that promotion of soybean is increased since this kind of phytoestrogen source is relatively in expensive and is well known in the community.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasnimar Ilyas
"Dalam kondisi krisis ekonomi saat ini, usaha jasa konstruksi merupakan suatu bidang usaha yang paling terkena imbasnya, sehingga kurang lebih 50 % pengusaha jasa konstruksi menutup sementara usahanya demikian juga jutaan buruh yang selama ini menggantungkan hidupnya pada sektor ini praktis menganggur. Kondisi tersebut disebabkan para pengusaha menghadapi depresiasi nilai rupiah terhadap dolar, harga material naik, bunga bank melambung dan kebijakan pemerintah untuk menunda pelaksanaan proyek.
PT SAEKA UTAMA PERKASA adalah perusahan jasa konstruksi yang bergerak dalam bidang pelaksana konstruksi. PT SAEKA UTAMA PERKASA merupakan perusahaan yang sehat dan masih dapat bertahan dalam kondisi saat ini, meskipun mengalami penurunan jumlah penjualan. Masalah yang dihadapi PT SAEKA UTAMA PERKASA adalah bagaimana perusahaan ini mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal dalam hal ini dampak krisis ekonomi serta dapat berkompetisi dengan pesaingnya.
Untuk menjawab permasalah tersebut diperlukan suatu strategi pengembangan dengan model core competence. Masalah ini meliputi mengidentifi kasi kompetensi inti dengan melihat sumberdaya, kemampuan ketrampilan dan pengetahuan serta koordinasi internal dalam PT Saeka Utama Perkasa, dan selanjumya menetapkan strategi pengembangan berdasarkan kompetensi inti yang dimiliki dan peluang eksternal yang ada.
Dari hasil analisis, kompetensi inti PT Saeka Utama Perkasa pada sumberdaya manusia yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan, proses produksi, perencanaan kerja, sehingga dapat menciptakan produk jasa kontruksi yang berkualitas dan dapat diandalkan.
Untuk menetapkan strategi pengembangan yang berdasarkan core competence dalam penelitian ini menggunakan analisis skema routing. Dari hasil analisis tersebut direkomendasikan perusahaan dapat membuka usaha jasa konsultan teknik yang dapat dilakukan, jika kondisi perekonomian sudah stabil. Untuk jangka panjang, perusahaan dapat menetapkan membuka usaha baru dalam bidang jasa pendidikan teknik. Sedangkan usaha rancang bangun sarana agribisnis dalam jangka pendek dapat dikembangkan demikian juga untuk mengantisipasi kekosongan kegiatan usaha maka perusahaan dapat membuka usaha agribisnis dengan strategi aliansi."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafruddin Ilyas
"Huang Lingkup dan Cara Penelitian : Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian teh hijau dan teh hitam terhadap kualitas spermatozoa yang berasal dari semen astenozoospermia. Penelitian ini dilakukan di bagian Biologi Fakultas Kedokteran Indonesia. Seluruh sampel semen diperoleh dari 30 pasangan infertil. Tiap sampel semen dibagi dalam 4 kelompok, yakni kontrol tanpa perlakuan, kontrol dengan perlakuan (penambahan 50 μL aquabides), dan 2 kelompok perlakuan masing-masing yaitu 500 μL semen ditambahkan 50 μL larutan teh hitam dan larutan teh hijau. Motilitas, kecepatan gerak, penetrasi ke dalam getah serviks sapi, dan integritas membran spermatozoa diteliti satu jam setelah inkubasi.
Hasil dan Kesimpulan : Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan, bahwa motilitas spermatozoa diberi perlakuan dengan larutan teh hitam memperlihatkan peningkatan yang bermakna (p<0,01) dibandingkan dengan kelompok teh hijau dan kelompok - kelompok kontrol. Sebaliknya antara kelompok teh hijau dan semua kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan motilitas yang bermakna. Kecepatan gerak kelompok kontrol tidak dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan. Dengan analisis variansi jelas terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna (P<0,05) pada kecepatan gerak antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Persentase uji HOS positif antara kedua kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak bermakna. Jarak yang terjauh (5 cm) dari penetrasi sperma ke dalam getah serviks sapi terdapat pada kelompok kontrol tanpa perlakuan dan kelompok perlakuan teh hitam, dibandingkan dengan teh hijau (4 cm).

Materials and methods : The effects of black tea and green tea invitro on the quality of spermatozoal from asthenozoospermia semen was investigated. This study was carried out in the Department of Biology, Faculty of Medicine University of Indonesia. All semen were obtained from 30 infertile couples. Each sample of semen was devided into 4 groups, that were untreated control, treated control (added 50 μL aquabidest), and 2 treated groups namely 50μL of semen added to 50 µL black tea solution and green tea solution, respectively. The motility, velocity, penetration into the bovine cervical mucus, and the integrity of spermatozoal membrane were studied one hour after incubation.
Result and conclusion : The results of this investigation showed that motility of spermatozoa which treated with black tea solution were significantly increased (P<0.01) as compared to green tea group and to the control groups. However, no significant differences were found between the green tea compared to all control groups. The velocity in the treated groups were unaffected by the different treatments. With an analysis of variance, it was clear that there was no significant difference (P>0.05) in the velocity between experimental groups and the control groups. The percentage of positive HOS test between both treated groups and the control groups were not significant as well. Highly distance (5 cm) of sperm penetration into the bovine. cervical mucus were noted from that found in the untreated control group and from black tea group of treatment, compared to green tea (4 cm).
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T3165
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidarta Ilyas
Jakarta: Sagung Seto, 2004
617.771 SID i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Burmalis Ilyas
"On January 1, 1999, The Euro was officially launched. The euro's mounting on european and world arena arena has been the most significan event in international monetary sistem as well as inetrnational relkatoions, since the collepa of the bretton wood sistem. certainly the euro will have a far- reaching influence on the us dollar and inetrnational monetary sistem european and wolrd ecnomic political and financial framework and on europe us relations (trnas-atlanticrelation) in particular from a mebium and long term point point of view the introduvction of euro will pose a grave chllenged to the us dollar and have significant impact on europe-usa relations mainlty as follow firstly euro will undermine the supermacy of the us dollar in the financial fileld and take over the mantle of one of the leading internationla reserve currince,revaling the us dollar. secondly, euro ushers in a breakthrough in the world trade framework which is being monopolized by us dollar the euro will come to be new world trade transaction unit thirdly euro will break the monopoly of the us dollar on international bon market. fourthly euro will nible at us vested interest derived from the us dollar and thus affect us economy directly hence,the us will by no mens sit by and watch the us dollar losing its supremacy and give up the position of the us dollar to the euro."
Lengkap +
2006
JKWE-II-2-2006-101
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farchan Ilyas
"Perjanjian penetapan harga dilarang karena dapat mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat dan merugikan konsumen. Ada beberapa cara yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk mendapatkan keuntungan yang cepat, menghindari persaingan harga yang tajam yang akan merugikan pelaku usaha dan menghilangkan pesaing (di luar kelompoknya), yaitu antara lain dengan melakukan perjanjian penetapan harga. Pelaku usaha di Indonesia ada yang belum menyadari bahwa perjanjian penetapan harga dapat menyebabkan konsumen dirugikan karena mereka tidak mempunyai pilihan kecuali harus membeli barang dan atau jasa yang tersedia di pasar dengan satu harga. Perjanjian penetapan harga merupakan salah satu perjanjian yang dilarang dan diatur dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 8 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak sehat.
Dalam penelitian ini akan dikaji bagaimana KPPU dalam membuktikan adanya perjanjian penetapan harga serta pendekatan hukum apa yang digunakan dalam memutus perkara perjanjian penetapan harga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian normatif yang bersifat deskriptif.
Obyek penelitian ini adalah putusan KPPU tentang perjanjian penetapan harga tahun 2003 dan 2005. Dalam perkara-perkara perjanjian penetapan harga yang telah diputuskan KPPU, ada perjanjian yang berbentuk tertulis dan tidak tertulis, serta perjanjian penetapan harga yang bersifat horisontal dan vertikal. Selain itu pelaku usaha pada umumnya menggunakan asosiasi di bidang usaha sejenis untuk melakukan perjanjian penetapan harga, agar hasil yang dicapai lebih maksimal. Dalam beberapa perkara perjanjian penetapan harga ada peran pemerintah dalam menetapkan harga yang dilakukan oleh pelaku usaha. Oleh karena itu dalam membuat kebijakan, agar tidak bertentangan dengan hukum persaingan maka pemerintah harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, sehingga tujuan yang hendak dicapai dari undang-undang tersebut dapat tercapai secara maksimal."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T17051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaslis Ilyas
"Artikel ini bertujuan memberikan informasi tentang pengetahuan dasar mengenai aplikasi metode skala dalam penelitian kesehatan maupun sosial. Tentunya tulisan ini jauh dari cukup untuk memenuhi pemahaman metode skala. Penulis berharap artikel ini dapat digunakan sebagai bacaan awal oleh mahasiswa dan pihak lain yang bermaksud untuk meneliti dengan menggunakan metode skala sebagai instrumen pengukuran. Selanjutnya seyogyanya perlu dibaca referensi lebih luas untuk mendalami substansi metode skala ini."
1999
JMAR-1-2-Jun1999-74
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yaslis Ilyas
"ABSTRAK
1. Pendahuluan
Pada saat ini organisasi pelayanan kesehatan menghadapi dua tekanan secara simultan. Pertama, tekanan atau tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan harga terjangkau. Kedua, sulitnya mendapatkan sumber daya yang semakin terbatas untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu tersebut. Tekanan-tekanan tersebut membuat pimpinan organisasi terpecah konsentrasinya kepada dua pilihan yang secara bersamaan hares dikerjakan. Pada kondisi seperti ini kualitas pemimpin organisasi kesehatan sangat menentukan terhadap tingkat kinerja organisasi pelayanan kesehatan itu sendiri.
Pada negara maju, umumnya dokter tidak pemah secara formal menjadi bagian organisasi kesehatan. Sebagai profesional, mereka memandang organisasi hanya sebagai tempat kerja atau laboratorium untuk menampilkan keahlian mereka. Organisasi kesehatan lebih merupakan media atau sarana untuk praktik profesi ilmu kedokteran mereka. Mayoritas dokter tidak merasa bertanggung jawab terhadap kinerja organisasi kesehatan.
Pada negara berkembang fungsi dokter berbeda, terutama yang bekerja di pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Mereka mempunyai fungsi ganda yaitu fungsi administratif dan teknis medis. Mereka diharapkan mempunyai kinerja yang baik dalam kedua fungsi tesebut untuk mencapai tujuan organisasi kesehatan dengan sumber daya yang. terbatas. Tentu ini bukan.tugas dan kewajiban yang mudah untuk dicapai sekaligus.
2. Permasalahan
Penempatan dokter sebagai pegawai tidak tetap (PTT) diharapkan dapat berperan sebagai agen pembangunan kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Masalahnya apakah dokter PTT dapat memenuhi harapan pemerintah dan masyarakat untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dapat dipenuhi. Melihat besarnya beban yang dipikul oleh dokter PTT, sedangkan imbalan relatif kecil, dengan status pegawai tidak tetap, banyak yang menyangsikan dan mempertanyakan tentang kinerja mereka di puskesmas.
Pentingnya kajian tentang kinerja profesional kesehatan sebagai pemimpin puskesmas sangatlah dirasakan. Adanya kebijakan dokter PTT yang diperkerjakan di puskesmas merupakan kasus yang menarik untuk dikaji lebih dalam. Berdasarkan pertimbangan pentingnya pecan dokter di puskesmas sebagai pemimpin pembangunan kesehatan rakyat maka penelitian dengan tajuk, Determinan Kinerja Dokter Puskesmas Kasus : Dokter Pegawai Tidak Tetap ini dilaksanakan.
3. Metodologi
Rancangan penelitian ini adalah studi penampang. Lokasi penelitian mencakup 12 provinsi, 20 kabupaten, dan 405 kecamatan. Pada kelompok 6 provinsi pertama pengambilan data dilakukan melalui surat. Akan halnya, pada kelompok 6 provinsi kedua pengambilan data dilakukan dengan tatap muka. Pada kedua kelompok provinsi digunakan instrumen kuesioner yang diisi sendiri oleh responden (self administered questionaire).
Pengelompokan provinsi dan terbatasnya sumber daya membawa konsekuensi berbedanya Cara pengambilan sampel. Pada provinsi kelompok pertama dilakukan total sampling. Adapun kelompok provinsi kedua dilakukan cluster sampling dan pengambilan data dilakukan secara tatap muka Penelitian ini mendapatkan jumlah sampel 405 responden. Penggunaan teknik cluster sampling maka pada analisis data dilakukan pembobotan (Ma) agar titik estimasi sampel penelitian tidal bias. Pengukuran kinerja pada penelitian ini dilakukan dengan teknik penilaian sendiri (self assesment) dengan menggunakan skala Likert.
Analisis data dilakukan secara bertahap. Pertama, dilakukan penggabungan kedua berkas data mailing dan non-mailing. Tahap kedua, dilakukan pemeriksaan konsistensi internal dari vaniabel kinerja. Tahap ketiga, dilakukan analisis faktor untuk setiap variabel komposit. Dengan diketahuinya faktor muatan, dapat dihitung skor setiap variabel komposit dengan formula nilai observasi dikalikan dengan faktor muatan setiap sub-variabel. Berdasarkan formula ini didapatkan skor variabel komposit yang standardized.
Tahap keempat, dilakukan analisis univariat dan bivariat. Tahap akhir, dilakukan analisis multivariat. Sabelum dilakukan analisis multivariat dilakukan beberapa pemeriksaan terhadap data penelitian yaitu 1) pemeriksaan konsistensi penilaian kinerja, 2) pemeriksaan multi-kolinieritas dan 3) pemeriksaan interaksi diantara variabel bebas.

ABSTRACT
1. Introduction
Concern toward better management of human resources has increased since last decade. Presently, almost all leaders realize that personnel are the most important component of organization. The effectiveness of the other resources is relied on how effective the organization manages the human resources.
The performance of health personnel is one of the important aspects that should be analyzed to maintain and to increase the health development. The literature review leads us to understand determinants of the personnel performance, which can be categorized into 3 groups. Those are individual characteristic, psychological, and organizational variables.
The individual characteristic variables consist of competency, skill, and demographic variables. The psychological variables contain of perceptions, attitudes, personality, learning, and motivation. The organizational variables include resources, leadership, reward, structure, and work design.
2. Problem
The policy for contracted doctors was set by the Ministry of Health, with a high expectation that they could take a role as an agent of the health sector development in a sub-district area. With relatively low rewards and' temporary personnel status, many people believe that the expectation seems remain as a dream. Issues are raised whether programs and services offered meet the performance standard. Such issues were never been sufficiently answered Therefore it is imperative to conduct analysis on the performance of contracted doctors who work in health centers.
3. Objectives
The objectives of this study were to explore the doctor performance in health centers and to establish whether this performance was associated to individual characteristics, sociodemography, and organizational factors.
4. Methodology
Mail surveys followed by interviews were conducted to 405 contracted doctors in twelve provinces. Those provinces were divided into two categories based on the geographic area. In West Kalimantan, East Timor, Southeast Sulawesi, Maluku, Bali, and Irian Jaya provinces, all eligible doctors were included in the survey. In the remaining provinces (East Java, Jambi, South Kalimantan, East Nusa Tenggara, South Sulawesi, and Aceh) a cluster sampling was applied.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
D152
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>