Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indang Dewata
Abstrak :
Kegiatan pembangunan yang paling banyak menimbulkan pencemaran adalah limbah industri, limbah permukiman dan kota, limbah kendaraan bermotor, limbah pertanian dan pariwisita. Akibatnya lingkungan hidup yang tercemar adalah adalah perairan, sungai, danau, pesisir, udara dan tanah. Untuk mengurangi tingkat pencemaran, maka yang harus dilakukan adalah meningkatkan efisiensi pengolahan bahan dalam setiap kegiatan pembangunan, dan pengembangan teknologi daur ulang limbah dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Selain dari pada itu perlu pula dikembangkan industri hilir yang menggunakan limbah dari industri hulu sebagai bahan bakunya, serta dikembangkan pengaturan nilai ambang batas limbah maksimum yang masih dibolehkan dibuang ke dalam lingkungan hidup, yaitu limbah yang tidak melebihi kemampuan lingkungan alam untuk mencernanya. Sehubungan dengan hal tersebut maka jelaslah bahwa pengolahan dan daur ulang limbah wajib dilakukan oleh setiap industri. Dari kajian yang telah dilakukan mengenai sampai seberapa jauh pihak industri telah melaksanakan kewajiban tentang pengolahan limbah, diketahui bahwa ada industri yang telah melaksanakan sistem pengolahan daur ulang limbah, tetapi masih banyak yang belum melaksanakan. Berdasarkan hal tersebut diatas permasalahan yang perlu diperhatikan antara lain pemanfaatan limbah untuk pengolahan limbah terhadap dua industri, yaitu industri pulp dan kertas serta industri lapis listrik yang melakukan proses pelapisan logam. Industri pulp dan kertas telah melakukan proses daur ulang dan pengolahan limbah cair, tetapi pada akhir proses masih ada limbah padat berupa serat yang perlu dicari pemanfaatanya. Industri lapis listrik melakukan daur ulang hanya pada sebagian kecil limbah padatnya, sedangkan limbah cairnya yang sangat berpotensi mencemari lingkungan karena mengandung B3 yaitu logam berat dan sianida masih banyak yang belum diolah. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Masri (1974), kemudian Larsen (1981), ternyata bahwa bahan-bahan alamiah seperti limbah padat proses lumpur aktif, limbah dari kulit kayu, merang, padi-padian. dapat mengikat kation logam berat di dalam larutan. Kemampuan ini teriadi karena bahanbahan tersebut mempuyai gugus aktif seperti polifenolik dalam tannin atau amida dalam chitin. Limbah pulp dan kertas antara lain mengandung lignin, selulosa dan hemiselulosa yang juga mengandung gugus aktif polihidroksil dan polifenolik. Di samping itu limbah beberapa kulit kayu mengandung tannin yang juga mampu mengikat logam berat karena juga mengandung gugus polifenolik. Berdasarkan pertimbangan tersebut dilakukan penelitian untuk menyelidiki pemanfaatan limbah serat dari unit pengelolaan limbah (UPL) limbah padat industri pulp dan kertas untuk menurunkan kadar logam berat dalam air limbah industri lapis listrik. Untuk itu telah diselidiki kemampuan penyerapan limbah dari UPL pulp dan kertas untuk menyerap limbah krom, nikel dan seng dari limbah industri lapis listrik (electroplating). Kondisi optimum percobaan didapatkan dengan memvariasikan pH, kadar awal limbah cair dan waktupenyerapan limbah serat terhadap limbah cair industri lapis listrik.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T1593
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indang Dewata
Abstrak :
Sumber daya alam terbagi atas tidak terbarukan (non renewable) dan terbarukan (renewable). Salah satu sunnber daya alam terbarukan adalah kelapa sawit yang digunakan untuk bahan baku proses produksi minyak kelapa sawit berupa Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO). Proses produksi minyak kelapa sawit menghasilkan volume dan konsentrasi limbah cair yang tinggi dan dapat merusak lingkungan perairan, hal ini disebabkan oleh rata-rata kebutuhan air untuk proses pengolahan minyak kelapa sawit yang kurang efisien. Selain itu pengendalian limbah cair kelapa sawit, belum mengintegrasikan 3 butir ciri pembangunan berwawasan lingkungan yaitu layak ekonomi, sosial dan lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di propinsi Sumatera Barat, populasi penelitian adalah 13 pabrik minyak kelapa sawit dan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lokasi pabrik. Tahapan penelitian dimulai dengan identifikasi proses produksi pabrik minyak kelapa sawit, karakteristik limbah cair yang dihasilkan, beban pencemaran limbah cair, dan metode penanganannya. Tahap selanjutnya adalah mencari peluang penerapan minimisasi, pemanfaatan limbah cair, dan valuasi atas upaya pengendalian pencemaran melalui penerapan kaidahkaidah minimisasi limbah dan pemanfaatanya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, pengendalian pencemaran limbah cair kelapa sawit berdasarkan analisis biaya dan manfaat yang layak secara ekonomi, sosial, dan lingkungan adalah minimisasi limbah cair dengan metoda reduce, reuse, recycle serta memisahkannya berdasarkan limbah cair konsentrasi tinggi atau High Polluted Effluent (HPE) dan limbah cair konsentrasi rendah atau Low Polluted Effluent (LPE) kemudian dimanfaatkan untuk aplikasi lahan.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
D1545
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library