Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irfan Pratama
"Dalam penggunaan kandungan esensial mikroalga Chlorella vulgaris sebagai sumber energi terbarukan dan suplemen makanan, terdapat kendala dalam hal pemanenan (harvesting) mikroalga itu sendiri. Ukuran dan densitas yang kecil menyebabkan mikroalga sulit untuk dipanen. Pada penelitian ini, mikroalga dipanen menggunakan dua metode pemanenan, yaitu flokulasi dan filtrasi semi¬kontinu dalam reaktor 18 L selama 204 jam. Penggunaan filtrasi semi-kontinu meningkatkan biomassa sebesar 100% dibandingkan flokulasi. Metode flokulasi yang dilakukan diakhir masa kultivasi tidak menaikkan jumlah biomassa, namun dapat mempercepat waktu pengendapan biomassa. Adanya NaOH sebagai flokulan pada pH 11 tidak menyebabkan terjadi perubahan nutrisi mikroalga secara signifikan dibandingkan dengan metode filtrasi semi-kontinu dan preculture. Secara keseluruhan kandungan esensial yang dihasilkan oleh metode flokulasi, filtrasi semi-kontinu, dan preculture secara berurutan adalah: lipid 36,72; 35,84; 37,69 % berat kering, protein 37,79; 38,50; 36,63 % berat kering, beta karoten 0,2517; 0,2486; 0,1246 % berat kering, dan klorofil 0,8422; 0,6253; 0,4636 % berat kering.

In the use of essential content of Chlorella vulgaris microalgae as renewable energy sources and food supplements, there are constraints in terms of harvesting microalgae itself. Its small size and density cause it difficult to be harvested. In this study, microalgae are harvested using two methods of harvesting, i.e flocculation and semi-continuous filtration in a 18 L reactor for 204 hours. Semi-continuous filtration can increase biomass by 100%. Flocculation method by the end of the period of cultivation did not increase the amount of biomass, but it can accelerate settling time of biomass. The presence of NaOH as a flocculant at pH 11 does not cause nutritional changes of microalgae significantly compared with filtration method and preculture. Overall, the essential content produced by the method of flocculation, semi-continuous filtration, and preculture in sequence are: lipids 36.72; 35.84; 37.69 % dry weight, protein 37.79; 38.50; 36.63 % dry weight, beta carotene 0.2517; 0.2486; 0.1246 % dry weight, and chlorophyll 0.8422; 0.6253; 0.4636% dry weight."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S863
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Irfan Pratama
"ABSTRAK
Salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting dan harus dipenuhi adalah pendidikan. Dana Alokasi Khusus Pendidikan pada bidang pendidikan diberikan pemerintah pusat kepada daerah, salah satunya oleh kabupaten Bandung Barat. Pada tahun 2016 sedikitnya 800 ruang kelas di Kabupaten Bandung Barat dalam kondisi rusak ringan hingga berat. Oleh karena itu yang menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas peneliti adalah bagaimana implementasi kebijakan DAK bidang pendidikan menengah pada Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2011-2015. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi kebijakan DAK pendidikan menengah oleh Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivis, dengan dimensi waktu cross sectional,dan melalui wawancara kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, dan pihak sekolah terkait dalam Implementasi Kebijakan Dana Alokasi Khusus. Hasil dari penelitian ini adalah implementasi kebijakan dana alokasi khusus bidang pendidikan pada kabupaten Bandung Barat berjalan dengan baik, meskipun pada tahun 2011 implementasi terhambat. Penyebabnya adalah Standar Operating Procedure merupakan hal yang harus diperhatikan dalam implementasi kebijakan dana alokasi khusus bidang pendidikan. Pada Kabupaten Bandung Barat tahun 2011 Standar Operating Procedure yang ada pada petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan datang terlambat, sehingga menghambat implementasi.

ABSTRAK
One of the most important human needs and must be met is education. Special Allocation Fund for education sector was given by the central government to the local government, one of the local government is Bandung Barat District In 2016 at least eight hundred classrooms in West Bandung Regency in the condition of minor heavily damaged. The subject matter is how the implementation of DAK policy in the field of secondary education in West Bandung regency in 2011 2015. This research use post positivis approach through intervews with the several actor that involved with the implementation. The result of this research the implementation of special allocation funds for education sector already good, eventhough the implementation get major problem on 2011. The problems was caused by Standar Operating Procedure in the implementation of special allocation funds.In West Bandung regency on 2011 Standard Operating Procedure in the technical guidance and implementation guidance came late, thus hindering the implementation."
2017
S69158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Pratama
"Dalam penggunaan kandungan esensial mikroalga Chlorella vulgaris sebagai sumber energi terbarukan dan suplemen makanan, terdapat kendala dalam hal pemanenan (harvesling) mikroalga itu sendiri. Ukuran dan densitas yang kecil menyebabkan mikroalga sulit untuk dipanen. Pada penelitian ini, mikroalga dipanen menggunakan tiga metode pemanenan, yaitu flokulasi, filtrasi kontinu, dan filtrasi semi-kontinu dalam reaktor 18 L selama 204 jam. Penggunaan filtrasi secara kontinu dapat meningkatkan perolehan biomassa sebesar 20%, sedangkan penggunaan filtrasi semi-kontinu meningkatkan biomassa sebesar 100% dibandingkan flokulasi. Metode flokulasi yang dilakukan diakhir masa kultivasi tidak menaikkan jumlah biomassa, namun dapat mempercepat waktu pengendapan biomassa. Adanya NaOH sebagai flokulan pada pH 11 tidak menyebabkan teijadi perubahan nutrisi mikroalga secara signifikan dibandingkan dengan metode filtrasi dan preculture. Secara keseluruhan kandungan lipid yang dihasilkan oleh metode flokulasi, filtrasi, dan preculture secara berurutan adalah 36,72; 35,84; 37,69 % berat kering."
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Luqmanul Irfan Pratama
"Sistem penghijauan vertikal dapat menjadi bagian dari strategi berkelanjutan rehabilitasi bangunan tetapi, beberapa masalah terkait sistem penghijauan vertikal muncul karena sistemnya yang merupakan penerapan teknologi baru green building, seperti kurangnya data teknis, ketersediaan desainer, pengalaman dan pengetahuan. Kondisi ini membutuhkan penambahan informasi baru untuk meningkatkan proses pemasangan dan pemeliharaan struktur sistem penghijauan secara vertikal. Beberapa negara sudah mengadaptasi konsep sistem penghijauan vertikal seperti Australia, Inggris, dan Singapura. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui rekomendasi metode pelaksanaan dan pemeliharaan sistem penghijauan vertikal untuk dinding bangunan di Indonesia. Strategi penelitian adalah analisis arsip serta survei dengan wawancara dan kuesioner, untuk kemudian dianalisis secara deskriptif dan statistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan penerapan di Australia, Inggris, dan Singapura yang diakibatkan oleh perbedaan panduan yang ada. Sementara sistem penghijauan vertikal di Indonesia mayoritas menerapkan tipe desain dinding hijau menerus dengan 5 jenis pemeliharaan yaitu pemeliharaan pembangunan, rutin, bersiklus, reaktif dan preventif, dan renovasi. Berdasarkan hasil kuesioner, metode pelaksanaan dan pemeliharaan sistem penghijauan vertikal di ketiga negara juga dapat direkomendasikan seluruhnya untuk diterapkan pada dinding bangunan di Indonesia.

The vertical greening system can be part of a sustainable strategy for building rehabilitation, however, several problems related to the vertical greening system arise because the system is the application of new green building technologies, such as lack of technical data, availability of designers, experience and knowledge. This condition requires the addition of new information to improve the process of installing and maintaining the vertical greening system structure. Several countries have adopted the concept of a vertical greening system, such as Australia, the UK, and Singapore. This study is intended to determine the recommended methods of implementing and maintaining vertical greening systems for building walls in Indonesia. The research strategy was archival analysis and surveys with interviews and questionnaires, which were then analyzed descriptively and statistically. The results of the study show that there are differences in implementation in Australia, England, and Singapore due to 2 Universitas Indonesia differences in existing guidelines. While the vertical greening system in Indonesia mostly applies continuous green wall design with 5 types of maintenance, namely construction, routine, cyclical, reactive and preventive, and renovation maintenance. Based on the results of the questionnaire, the method of implementing and maintaining vertical greening systems in the three countries can also be recommended entirely to be applied to building walls in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library