Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Johannes Anwar
Abstrak :
Pemilihan lokasi diantara beberapa pilihan lokasi industri merupakan hal paling mendasar dan awal yang dilakukan oleh pengusaha atau produsen setelah menentukan jenis industri. Sebelum kemudian mengambil keputusan-keputusan lain maka pengusaha/produsen akan terlebih dahulu mempertimbangkan lokasi yang akan memberikan keuntungan yang paling maksimal atau memberikan biaya yang paling minimal. Sementara itu pemerintah sebagai regulator dari kebijakan spasial memiliki kepentingan tersendiri yang belum tentu sesuai/sinkron dengan kepentingan pengusaha.
Restriksi dalam bentuk rencana tata guna lahan merupakan salah satu kebijakan penting dari pemerintah dalam upaya mereduksi atau bahkan menghilang berbagai ekstemalitas yang ditimbulkan oleh industri terhadap perkembangan wilayah. Salah satu upaya yang kemudian dapat dilakukan adalah mengembangkan kebijakan yang memberikan hasil yang paling optimal bagi perkembangan/pertumbuhan wilayah atau dengan kata lain ada sinkronisasi antara pengembangan sektor industri dengan pertumbuhan ekonomi wilayah.
Berdasarkan kenyataan diatas maka kemudian dikembangkan suatu model dinamik dari pemilihan lokasi industri yang selain mengadopsi kepentingan pengusaha juga tetap memperhatikan berbagai restriksi yang ditetapkan oleh pemerintah (dalam penetapan tata guna lahan digunakan RTRW ataupun RUTR). Dipilihnya model dinamik dalam penelitian ini karena perilaku dari produsen dalam pemilihan lokasi industri tidaklah bersifat statis tetapi selalu mempertimbangkan berbagai perubahan yang terjadi baik dari sisi biaya maupun pendapatan dari setiap lokasi yang akan dipilih.
Berdasarkan hasil pengembangan model maka diperoleh hasil bahwa faktor utama yang mempengaruhi pemilihan lokasi industri adalah keuntungan yang diperoleh, dimana besamya sangat ditentukan oleh komposisi variabel biaya dari masing-masing jenis industri yang ada pada setiap lokasi. Disamping itu pengembangan alternatif kebijakan tata guna lahan untuk sektor industri tidak dapat dilakukan secara parsial yaitu per wilayah, namun harus secara integral karena sangat berkait erat dengan upaya menekan/mereduksi high cost economy.
Indikator yang digunakan dalam pengembangan kebijakan adalah nilai ekonomi yang diwakili oleh total agregat output dan kinerja jaringan jalan. Kebijakan terbaik yang dapat dilakukan di Jabodetabek berkaitan dengan pemilihan lokasi industri adalah dengan melokalisir industri pada wilayah-wilayah yang belum tinggi tingkat kegiatannya (belum tinggi volume lalu lintasnya).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20450
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Johannes Anwar
Abstrak :
Transportasi daerah perkotaan tidak pernah terlepas dari pengelolaan sistem angkutan umumnya. Didalam sistem angkutan umum dikenal adanya lima tahapan perencanaan ysng terdiri dari perencanaan rute (jaringan), perencanaan frekuensi kendaraan , perencanaan time tabling (jadwal angkutan umum) yang dipergunakan oleh (user), perencanaan Jadwal pemberangkatan armada dan perencanaan jadwal bagi pengemudi armada. Untuk mempermudah pemecahan masalah transportasi maka pada perencanaannya dibuat dalam bentuk model. Model untuk perencanaan transportasi sendiri dapat dibuat secara dinamik atau statik, dimana model statikjauh lebih sederhana dibandingkan model dinamik. Skripsi ini bertujuan untuk membuat model perencanaan rule untuk angkutan umum dengan simulasi dinamika sistem. Dengan model penetapan rute ini dapat diketahui rute mana yang paling layak untuk dioperasikan. Pada tahapan selanjutnya model ini disimulasikan dengan metode dinamika sistem, sehingga dapat diprediksi kelayakan rute untuk tahun-tahun mendatang. Pembuatan model perencanaan rute untuk angkutan umum didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan rute, yaitu profit yang dihasilkan oleh tiap pilihan rute. Profit merupakan fungsi dari revenue yang dihasilkan dan total cost yang harus dikeluarkan untuk pembiayaan rule. Revenue sendiri sangat dipengaruhi oleh jumlah demand dan travel time sedangkan total cost dipengaruhi jarak tempuh dan teknologi yang dipergunakan. Salah satu kelebihan dari dinamika sistem adalah dapat memberikan feedback yang diperlukan dalam pembuatan suatu model. Feedback pada model penetapan rute terletak pada optimasi jumlah demand terhadap headway yang terjadi. Dari hasil simulasi didapatkan jumlah demand akan naik turun hingga mencapai suatu kondisi dimana jumlahnya konstan. Model perencanaan rute ini sendiri dibuat dengan memilih salah satu rute yang dioperasikan oleh operator sebagai bahan kajian akan layak atau tidaknya rute yang telah dioperasikan serta memberikan pertimbangan terhadap alternatif-alternatif pertimbangan terhadap rute-rute lain yang memiliki tujuan sama. Rute yang dipergunakan sebagai bahan kajian dan sumber data-data yang dipergunakan didalam simulasi ini adalah P-43 (trayek Depok - Lapangan Banteng). Dalam tahapan perancangan hasil pemodelan harus mendekati sistem yang sebenarnya, sehingga dari pemodelan ini tujuan utama penulisan berupa penggunaan pendekstan dinamika sistem dalam proses penetapan rute untuk angkutan umum dapat tercapai.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34857
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library