Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kahar
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu tujuan implementasi program kependudukan dan Keluarga Berencana adalah menurunkan tingkat fertilitas sebagai upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk. Selama kurun waktu 20 tahu pelaksanaan program KB, sejak dimulai secara resmi tahun 1970 telah membawa berbagai kebehasilan. Antara lain dapat dilihat dari cakupan pemakaian kontrasepsi hingga tahun 1989/1990 tercatat jumlah peserta KB aktif {68,6 %) dari seluruh Pasangan Usia Subur di tanah air. Demikian pula terjadi penurunan fertilitas sebesar 37,91 % selama 20 tahun terakhir dari TFR 5,61 {1970) menjadi 3,40 (1989). Tingkat penurunan tersebut akhir-akhir ini semakin tajam seiring meningkatnya penggunaan kontrasepsi.

Pada tingkat regional Propinsi Bengkulu keberhasilan pelaksanaan program KB cukup tinggi, terutama dilihat dari cakupan kontrasepsi 'sampai tahun 1989/1990 tercatat (72,9 %) dari seluruh PUS melebihi pencapaian secara nasional. Namun belum diikuti dengan penurunan fertilitas yang sepadan, yakni TFR pada tahun 1989 sebesar (4,200) jauh lebih tinggi dibanding TFR secara nasional. Disamping itu meskipun. perencanaan program diatur dan ditetapkan secara nasional serta ditangani melalui susunan organisasi dalam pola yang sama, namun tingkat keberhasilannya di lapangan (tingkat desa) menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan yang cukup menyolok.

Penelitian ini bertujuan mengkaji herhagai faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan pelaksanaan: program KB di lapangan, baik kesertaan ber KB maupun dampak.program (penggunaan kontrasepsi) terhadap penurunan fertilitas. Faktorfaktor tersebut mencakup (1) faktor program yakni kegiatan motivasi KIE dan pelayanan kontrasepsi, (2) faktor. lingkungan setempat yakni keberadaan tokoh masyarakat, institusi dan kelompok sebaya, dan (3) faktor individu yakni tingkat sosial ekonomi.

Untuk maksud tersebut penelitian ini menggunakan metode survei terhadap responden (PUS) dan wawancara mendalam terhadap informan. Disamping dalam bentuk participant observation, serta dukungan data sekunder. Analisa data betsifat kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan ketiga faktor (variabel) di atas berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan pelaksanaan program KB di lapangan. Faktor program yakni motivasi KIE dan pelayanan kontrasepsi sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan program KB. Sementara faktor lingkungan setempat, yakni institusi, tokoh masyarakat dan kelompok sebayla sangat menentukan tingkat kesertaan ber KB. Meskipun hubungan tersebut tidak begitu nyata terhadap pilihan untuk ,memakai metode efektif yang digunakan oleh akseptor. Demikian 'pula faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkat kesertaan ber KB dan penurunan fertilitas.

Semetara perbedaan keberhasilan yang cukup menyolok menurut lokasi (desa) lebih banyak ditentukan oleh faktor lingkungan setempat dan faktor sosial ekonomi responden. Baik tingkat kesertaan ber KB (penggunaan kontrasepsi) maupun dampak program terhadap penurunan fertilitas.

Keberhasilan implementasi program KB tidakterlepas dari kemajuan dalam sektor-sektor lain terutama kemajuan tingkat sosial ekonomi yang dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan, dapat mempercepat terwujudnya norma keluarga kecil bahagia dan sejahatera.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi S. Kahar
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pandangan karyawan dan masyarakat tentang kebijakan perubahan organisasi Direktorat Management Production Sharing (MPS) Pertamina. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis perbedaan pandangan antara karyawan dan masyarakat terkait dengan perubahan tersebut serta menganalisis strategi pengembangan yang tepat bagi organisasi Direktorat Management Production Sharing (MPS) Pertamina. Untuk menganalisis permasalahan tersebut metodologi yang digunakan adalah dengan teknik deskriptif dan uji statistik. Metode deskriptif dilakukan dengan Cara mendeskripsikan item-item pernyataan dalam kuesioner berdasarkan tanggapan responden. Sedangkan untuk uji statistik dilakukan dengan menghitung nilai t, yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pandangan karyawan tentang kebijakan perubahan organisasi. Sampel penelitian yang digunakan yaitu sebanyak 43 orang karyawan dan 43 orang masyarakat yang diambil dengan teknik simple random sampling. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa secara umum perubahan organisasi dari direktorat MPS menjadi BP Migas menghasilkan tanggapan yang cukup baik, terutama menyangkut adanya inovasi, efektivitas dan ef isiensi, produktivitas, daya tanggap terhadap situasi eksternal, kreativitas karyawan, penerapan strategi, perbaikan proses bisnis, pengembangan sistem organisasi dan tingkat pelayanan. Namun, mengenai masalah margin keuntungan, antisipasi terhadap situasi bisnis yang tidak pasti dan kerjasama antarkaryawan dinilai belum berjalan secara optimal. Sedangkan dari hasil pengujian hipotesa diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi antara karyawan dengan masyarakat mengenai perubahan kebijakan di Direktorat MPS Pertamina. Sementara itu mengenai strategi perngembangan yang dilakukan oleh Direktorat MPS Pertamina adalah dengan proses konsultasi pembentukan tim kerja yang solid. Terkait dengan hasil penelitian tersebut sebaiknya BP Migas mulai menyusun perencanaan organisasi dengan perencanaan yang matang dan menipertimbangkan aspek kemampuan pegawai, mendesain proses bisnis dengan mempertimbangkan aspek eksternal yang mengacu kepada kompetensi intinya di bidang perminyakan, mcminta bantuan konsultan agar pelaksanaan proses konsultasi lebih terarah dan perlunya dibentuk tim kerja yang didasari kebutuhan di organisasi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novriantoni Kahar
Abstrak :
MQ Corporation is one of phenomenal business institutions led by a prominent Muslim preacher KH Abdullah Gymnastiar, familiarly called Aa Gym. However, many have neglected the existence of MQ Corporation as an outstanding business institution and paid more attention on Aa Gym's religious preaching. There is no specific academic research on the phenomenon of MQ Corporation in sociological perspective. This thesis, therefore, constitutes an attempt to highlight MQ Corporation into the analysis of symbolic capital, a theoretical framework developed by French sociologist, Pierre Bourdieu. Throughout this theory, the research assumes that development of MQ Corporation is high-correlated with symbolic capital, namely mass recognition. At first, this wide mass recognition obtained by Aa Gym as the central figure and it afterward affects on his business units. Additionally, this research attempts to explore how that symbolic capital obtained, how it benefits the owner, and how it maintained. This research furthermore predicts the future of MQ Corporation in case the deflation of symbolic capital as regards the rise and fall of Aa Gym's popularity whose personal brand is much greater than MQ corporation's corporate brand. This research concludes that development of MQ Corporation is very much correlated with the symbolic capital of Aa Gym. Therefore, the development of MQ Corporation correlated highly with the maintenance of symbolic capital as well as the invention of qualified products as any other commercial activity. This research finds that deterioration of Aa Gym's popularity would influence MC business units. Those units which depends much on the figure of Aa Gyim would be hard to develop whenever his popularity declines. While those which do not depend on his figure and able to invent their products well and innovatively would continue to exist.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Kahar
Abstrak :
[Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan Amicus Curiae dalam pembuktian tindak pidana dan untuk mengetahui apakah pendapat Amicus Curiae dijadikan pertimbangan oleh hakim dalam menjatuhkan putusan. Adapun masalah yang dibahas adalah bagaimanakah kedudukan Amicus Curiae dalam pembuktian tindak pidana dan apakah pendapat Amicus Curiae dijadikan pertimbangan oleh hakim dalam menjatuhkan putusan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi lapangan, yakni melakukan wawancara langsung dengan sejumlah hakim, dan studi kepustakaan dengan membaca dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk mencari konsep-konsep, teori-teori, pendapat ataupun penemuan-penemuan yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Kesimpulannya terdapat pengaturan yang jelas tentang amicus curiae dalam sistem Common Law sedangkan di negara Civil Law seperti Indonesia, tidak terdapat pengaturan yang jelas mengenai amicus curiae. Namun pada kenyataannya beberapa kasus di Indonesia, amicus curiae cukup diperhatikan oleh hakim seperti pada kasus pidana atas nama Prita Mulyasari.;This study aims to determine the position of Amicus Curiae in the proof of criminal acts and to determine whether Amicus Curiae opinion taken into consideration by the judge in the verdict. The problem discussed is how the position of Amicus Curiae in proving criminal acts and whether Amicus Curiae opinion taken into consideration by the judge in the verdict.This study was done using data collection through field studies by direct interviews with a number of judges, and the study of literature by reading documents related to the problems examined to find the concepts, theories, opinions or findings related to the subject problems. The conclusion is that in common law the regulation about amicus curiae is clear. But in civil law country like Indonesia the regulation is not clear. However, we can find some cases related with amicus curiae in Indonesia. The judge also paid attention to the amicus curiae, such as in Prita case.;This study aims to determine the position of Amicus Curiae in the proof of criminal acts and to determine whether Amicus Curiae opinion taken into consideration by the judge in the verdict. The problem discussed is how the position of Amicus Curiae in proving criminal acts and whether Amicus Curiae opinion taken into consideration by the judge in the verdict.This study was done using data collection through field studies by direct interviews with a number of judges, and the study of literature by reading documents related to the problems examined to find the concepts, theories, opinions or findings related to the subject problems. The conclusion is that in common law the regulation about amicus curiae is clear. But in civil law country like Indonesia the regulation is not clear. However, we can find some cases related with amicus curiae in Indonesia. The judge also paid attention to the amicus curiae, such as in Prita case., This study aims to determine the position of Amicus Curiae in the proof of criminal acts and to determine whether Amicus Curiae opinion taken into consideration by the judge in the verdict. The problem discussed is how the position of Amicus Curiae in proving criminal acts and whether Amicus Curiae opinion taken into consideration by the judge in the verdict.This study was done using data collection through field studies by direct interviews with a number of judges, and the study of literature by reading documents related to the problems examined to find the concepts, theories, opinions or findings related to the subject problems. The conclusion is that in common law the regulation about amicus curiae is clear. But in civil law country like Indonesia the regulation is not clear. However, we can find some cases related with amicus curiae in Indonesia. The judge also paid attention to the amicus curiae, such as in Prita case.]
2015
S60056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Aisyah Kahar
Abstrak :
Skripsi ini dilatar belakangi oleh perkembangan bidang seni rupa Art . Dengan definisi awal bahwa seni haruslah lsquo;indah rsquo; dan enak dipandang, berubah menjadi bagaimana karya seni tersebut menganut konsep yang mendalam. Sama halnya dengan arsitektur, dahulu manusia berlomba-lomba untuk membuat bangunan yang mewah dilengkapi dengan dekorasi-dekorasi yang megah. Kemudian pada masa kini pemikiran manusia berubah, untuk membuat bangunan yang sederhana namun tetap dapat mewadahi berbagai macam kebutuhannya. Skripsi ini bertujuan untuk menelusuri perkembangan pemikiran konsep pada lukisan dan arsitektur yang saling mempengaruhi, dengan metode studi kasus pada gerakan Suprematisme dan De Stijl menurut konsep Noumena Immanuel Kant.
This paper is based on the development of the faculty of fine arts Art . With the previous definition that art should be 39 beautiful 39 and pleasing to the eye, turns into how the Art embraces the profound concept. Same with architecture. In the past, human contend to create a spacious building equipped with magnificent decorations. And now. human thought is changed to make a simple building that can accommodate various programs and needs. This paper aims is to trace the development of conceptual thinking on painting and architecture that affect each other, with case study method on Suprematism and De Stijl according to Noumena rsquo s concept by Immanuel Kant.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thabran Kahar
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1985
398.9 THA u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suleman Hi. Abdul Kahar
Abstrak :
Propinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu propinsi yang memiliki perkembangan pesat di kawasan Timur Indonesia. Dengan perkembangan pembangunan ekonomi yang pesat tersebut, maka propinsi ini memiliki daya tarik bagi penduduk sekitarnya sebagai tempat memperbaiki taraf hidup. Namun demikian, meski dengan kecenderungan yang makin menurun, Propinsi Sulawesi Selatan masih tetap dikenal sebagai salah satu propinsi yang memiliki angka migrasi keluar cukup besar. Data SUPAS 1995 memperlihatkan bahwa sejumlah 149.148 orang pergi meninggalkan Sulawesi Selatan selama kurun waktu 5 tahun (1990-1995). Sementara itu jumlah migran masuk ke Sulawesi Selatan 137.341 orang. Hal ini berarti bahwa migrasi veto Sulawesi Selatan menunjukkan angka yang negatif. Arah tujuan migrasi keluar dan Sulawesi Selatan terutama menuju ke propinsi-propinsi lain yang relatif masih berdekatan dengan Sulawesi Selatan, seperti Maluku dan propinsi-propinsi lain yang terletak di Pulau Sulawesi. Tujuan utama lain dari arah keluarnya migrasi penduduk Sulawesi Selatan adalah propinsi-propinsi di Jawa, terutama DI Yogyakarta dan DKI Jakarta. Tujuan dan penelitian ini adalah mempelajari pola tujuan migrasi keluar dari Sulawesi Selatan, selain itu penelitian ini juga bertujuan mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan arah migrasi keluar dari Sulawesi Selatan. Data yang digunakan adalah data hasil SUPAS 1995. Faktor-faktor yang dimaksud adalah faktor-faktor individu migran (karakterisitik sosial, ekonomi dan demografi) seperti kelompok umur, jenis kelamin, status perkawinan dan tingkat pendidikan migran; dan faktor-faktor kontekstual, baik di daerah asal maupun daerah tujuan. Faktor kontekstual yang dijadikan sebagai variabel bebas adalah selisih PDRB, selisih industrialisasi dan selisih tingkat urbanisasi antara daerah tujuan dan daerah asal. Pengolahan data dengan analisis regresi logistik multinomial memperlihatkan bahwa perbandingan antara tujuan migrasi ke Jawa-Bali terhadap propinsi lain dipengaruhi oleh perbedaan kelompok umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan status perkawinan migran yang setelah dikontrol terhadap ketiga variabel kontekstual semuanya signifikan. Untuk daerah tujuan Sumatera-Kalimantan terhadap propinsi lain dipengaruhi oleh perbedaan kelompok umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan status perkawinan migran dan semua signifikan pada a = 5 persen. Sedangkan perbandingan tujuan ke propinsi lain Sulawesi terhadap propinsi lain dipengaruhi oleh kelompok umur, tingkat pendidikan dan status perkawinan. Jika variabel kontekstual dimasukkan ke dalam model, maka terlihat bahwa besarnya selisih PDRB, industrialisasi dan tingkat urbanisasi antara daerah tujuan dan daeah asal mempengaruhi besarnya perbandingan tujuan migrasi ke Jawa terhadap propinsi lainnya. Hal yang sama juga diperlihatkan pada tujuan migrasi ke Sumatera-Kalimantan. Sedangkan untuk tujuan migrasi ke propinsi lain Sulawesi relatif terhadap propinsi lain, pengaruh selisih terhadap industrialisasi juga positif. Sedangkan pengaruh selisih PDRB yang memperlihatkan angka negatif.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T3515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library